Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


Dosen Pengampu : Dra. Hj. Norhayati

Disusun Oleh Kelompok 2

1. Dia Safitri (NIM : 2022862088282)


2. Diah Mustika (NIM : 2022862088283)
3. Febry Kurniawan (NIM : 2022862088285)
4. Halimatus Sa’diah (NIM : 2022862088293)
5. Mirna (NIM : 2022862088314)

Lokal / Semester: B5 Reguler / III

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) KUALA KAPUAS
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan
karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang penulis rasakan, karena berkat
Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah Bimbingan dan Penyuluhan tentang
Layanan Bimbingan dan konseling di Sekolah.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan
dan Penyuluhan
Dalam penyusunan makalah ini dilatar belakangi betapa pentingnya program
Bimbingan dan konseling di sekolah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
membahasnya selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, sudah selayaknya penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada
semua teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga amal baik
yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh dan mendapat imbalan
yang berlipat dari Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan, baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penyusun
harapkan sebagai proses perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga menjadi lebih
baik dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Kuala Kapuas, September 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. 1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………... 3
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 4
C. Tujuan ………………………………………………………………................ 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling ……………………………………….. 5
B. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah ………………………………. 7
C. Fungsi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah ………………………………. 9
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Di Sekolah ………………………. 11
E. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah ………………… 13
F. Landasan Bimbingan dan Konseling ………………………………………… 17
G. Jenis-Jenis Masalah Siswa Di Sekolah.............................................................. 18

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ……………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 21

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan itu, murid harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk
berkreasi, mandiri, bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi. Pendidikan harus membantu bukan hanya mengembangkan kemampuan
intelektualnya, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah yang ditemuinya dalam
interaksinya dengan lingkungan.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak.
Oleh karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar
yang efektif. Untuk itu sebagai calon guru kita perlu mengetahui wawasan dan
pemahaman tentang layanan dan konseling di sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti. Manusia tidak sama satu dengan yang lain,
baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi
persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu
mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah
bimbingan dan konseling diperlukan.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki peranan
yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi
tentang keadaan siswa. di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja sama
konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh
ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan
konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik. Meskipun keberadaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah lebih diakui sebagai profesi, namun
masih ada persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling terutama keberadaannya
di sekolah dari para guru, sebagian pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang tua
3
siswa bahkan dari guru BK sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering
muncul tudingan miring terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Munculnya persepsi negatif tentang BK adalah tidak diketahuinya fungsi, arah
dan tujuan bimbingan di sekolah atau tidak disusunnya program BK secara terencana.
Dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi, dan tanggung
jawab guru BK itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari bimbingan dan konseling?
2. Apa tujuan dari bimbingan konseling disekolah dan di masyarakat?
3. Apa fungsi bimbingan dan konseling di sekolah?
4. Apa saja prinsip-prinsip program bimbingan dan konseling di sekolah?
5. Bagaimana hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah?
6. Bagaimana landasan bimbingan dan konseling?
7. Apa saja jenis-jenis masalah yang ada di sekolah?

C. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui asas-asas dari bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Untuk mengetahui Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip program bimbingan dan konseling di sekolah.
5. Untuk mengetahui landasan bimbingan dan konseling.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis masalah di sekolah.
7. Untuk menambah pemahaman tentang hakikat layanan bimbingan dan konseling
di sekolah.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
a) Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering
dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan
bimbingan kadang- kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Adapula
yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan
bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di
dalamnya kegiatan konseling.
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian bimbingan:
1. Jones (1963)
“Guidance is the help given by one person to another in making
choice and adjustments and in solving problems”. Dalam pengertian
tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah
membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya
sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang
dibimbing (klien). (Soetjipto &Raflis ,2007:61)
2. Rochman Natawidjaja (1978)
“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinnya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengucap kebahagiaan hidupnya
serta dapat memberikan sumbangan yang berarti”.
3. Bimo Walgito (1982)
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan- kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya”.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
banyak ahli itu, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan :
1) Suatu proses yang berkesinambungan
5
2) Suatu proses yang membantu individu
3) Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar individu yang bersangkutan
dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai
dengan potensinya
4) Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat
memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan
lingkungannya
(Soetjipto &Raflis ,2007:62)
b) Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
“Consilium” yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan
menerima atau memahami sedangkan dalam dalam bahasa Anglo-saxon,
istilah konseling berasal dari “Sellan” yang berarti “menyerahkan” atau
“menyampaikan”.
Hallen, mengatakan bahwa istilah konseling berasal dari bahasa inggris
“to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” yang artinya
memberi saran atau nasihat.
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian konseling :
1. James P. Adam
“Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseling)
supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dalam
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang
akan datang”.
2. Bimo Walgito (1982)
“Konseling adalah bantuan yang diberika kepada individu dalam
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-
cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai
kesejahteraan hidupnya”.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
banyak ahli itu, dapat dikemukakan bahwa konseling memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a) Pada umumnya dilakukan secara individual
b) Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
6
c) Dibutuhkan orang yang ahli untuk melakukan konseling
d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi klien
e) Klien yang menerima pelayanan akhirnya mampu memecahkan
masalahnya dengan kemampuannya sendiri. (Soetjipto & Raflis,
2007:63)

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Layanan BK sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah
dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Tujuan pelaksanaan BK
disekolah adalah untuk membantu siswa:
1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar
yang tinggi.
2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya
pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-
emosional disekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan
terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan
lingkungan yang lebih luas.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, diuraikan
oleh H. M. Umar, dan kawan-kawan (1998) sebagai berikut;
1. Tujuan bimbingan bagi siswa;
a. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri
sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta
kesempatan yang ada.
b. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam
belajar,sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti
Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan
masalah,pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses
pendidikan.
7
c. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam
penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
d. Membantu siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang
dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.
2. Tujuan bimbingan bagi guru adalah sebagai berikut;
a. Membantu guru dalam berhubungan dengan siswa-siswa
b. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan individual dengan
tuntutan umum sekolah dan masyarakat
c. Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam
keseluruhan program pendidikan
d. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan
kebutuhan-kebutuhan seluruh siswa.
3. Tujuan bimbingan bagi sekolah;
a. Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang bermacam-
macam
b. Mengadakan penelitian tentang siswa dari latar belakangnya.
c. Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan
personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan.
d. Mengadakan peneltian lanjutan terhadap siswa-siswa yang telah
meninggalkan sekolah.
4. Tujuan bimbingan dan konseling dalam islam secara rinci dapat
disebutkan sebagai berikut;
a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan jiwa dan mental, jiwa menjadi tenang, jinak dan damai
(mutmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan
pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyah)
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial
dan alam sekitarnya.
c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa emosi pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong
menolong dan rasa kasih sayang.

8
d. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
tuhannya,ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan
menerima ujian-Nya.
e. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan
benar, ia dapatdengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,
dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
Bimbingan dan konseling atau BK tidak hanya ada di sekolah
saja, namun juga di masyarakat. Tujuan BK di masyarakat tersebut
antara lain:
1) Membantu masyarakat mengembangkan diri
2) Membantu masyarakat mencapai kebahagiaan hidup pribadi sebagai
makhluk Tuhan
3) Membantu masyarakat mencapai kehidupan yang produktif dan
efektif
4) Membantu masyarakat mencapai hidup dengan individu lain
5) Membantu masyarakat mencapai harmoni antara cita-cita mereka
dengan kemampuan yang dimilikinya.

C. Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah


Bimbingan dan konseling disekolah berfungsi sebagai upaya untuk
membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan
kesejahteraan sekolah. Uman suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum,
fungsi bimbingan dan konseling dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseling klien agar memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya dan
lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan norma agama. Konseling diharapkan
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan.
b) Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseling. Melalui
9
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseling tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi
dan bimbingan kelompok.
c) Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif konselor berupaya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman
dan kondusif. Konselor dan guru atau staf sekolah bekerja sama membentuk
tim kerja merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
berkesinambungan membantu konseling mencapai tugas perkembangannya.
d) Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi,
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat brain storming, home room,dan
karyawisata.
e) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseling yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling
dan remedial teaching.
f) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseling memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
g) Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
sekolah madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
konseling. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseling, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseling secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi sekolah/madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
konseling.

10
h) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseling untuk menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
i) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseling sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir,
berperasaan, bertindak berkehendak. Konselor melakukan intervensi
memberikan perlakuan terhadap konseling supaya memiliki pola berpikir yang
sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
menghantarkan mereka pada tindakan atau kehendak yang produktif dan
normatif.
j) Fungsi fasilitas, memberikan kemudahan kepada konseling dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang
dalam seluruh aspek dalam diri konseling.
k) Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseling agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di
sekolah,menurut H. M. Umar, dkk. adalah sebagai berikut :
a. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
b. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan
anak-anak
c. Memberikan nasihat kepada anak yang akan berhenti sekolahnya
d. Memberi petunjuk kepada anak-anak melanjutkan belajarnya, dan
sebagainya.

D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Di Sekolah


prinsip-prinsip program bimbingan dan konseling di sekolah Pelayanan Bk
secara resmi memang ada di sekolah tetapi optimal. Dalam hal ini, (Belkin
Prayitno 1994) seperti terungkap dalam tulisan wawan junaidi (2009) menegaskan
bahwa untuk menumbuhkembangkan pelayanan BK di sekolah, ada prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
11
1. Sasaran layanan
a. Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama
dan status sosial.
b. Memerhatikan tahapan perkembangan.
c. Memerhatikan adanya perbedaan individu dalam layanan
2. Berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu
a. Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap
penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat
sekitar.
b. Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan sosial,
ekonomi, dan budaya.
3. Program pelayanan bimbingan dan konseling
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan
pengambangan individu, sehingga program bimbingan konseling
diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta
didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan.
c. Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan
adanya tahap perkembangan individu.
d. Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diberikan penilaian
hasil layanan
4. Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
a. Pelayanan diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
secara mandiri membimbing diri sendiri.
b. Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas diri
sendiri.
c. Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan
dengan permasalahan individu.
d. Perlu ada kerja sama dengan personal sekolah dan orang tua dan bila perlu
dengan pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu.
e. Proses pelayanan bimbingan konseling melibatkan individu yang telah
memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan

12
E. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan,
yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :
1. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
pesertadidik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang
besarterhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini. Materi
kegiatan layanan orientasi menyangkut :
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan
sosial siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis
masalah dan kesulitan siswa.
Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu :
a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan
sosial.
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisi, situasi
dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang
diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya.
2. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada pesertadidik
(terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi
pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakansebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-harisebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat. Materi layanan informasi menyangkut :
13
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan
perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-
bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai sosial, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan berkembang di
masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus,
dan program tambahan.
f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN/UNAS.
g. Fasilitas penunjang/sumber belajar
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta
prospeknya.
Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk
mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui
layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalammeningkatkan kegiatan
dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan
sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya
penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program
studi, program pilihan, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat,
dan minat serta kondisi pribadinya. Materi kegiatan layanan penempatandan
penyaluran meliputi;
a. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan ekstra kurikuler
yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan,
bakat, dan minat.
b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar,
dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa.
14
d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas
pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok
latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang
diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
4. Layanan Bimbingan Belajar
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan
perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. Materi kegiatan layanan
bimbingan belajar meliputi;
a. Mengembangkan pemahaman diri, terutama pemahaman sikap, sifat,
kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya,
kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha-usaha
pencapaian cita-cita/perencanaan masa depan.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam
hubungan sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas
c. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih
secara efektif dan efisien.
d. Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan
kesenian
e. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan
melalui orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang
sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan
f. Orientasi belajaar di perguruan tinggi
g. Orientasi hidup berkeluarga.
5. Layanan Bimbingan dan Konseling Perseorangan
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik mendaptkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru
pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahannya. Materi layanan konseling perorangan meliputi;
a. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan
minat, serta penyalurannya.
b. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
15
c. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan
menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah,
dan masyarakat.
d. Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin, dan berlatih
pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan kebiasaan, dan potensi diri
e. Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.
f. Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan
lanjutan yang sesuai dengan rencana karier.
g. Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier.
Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu
(terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang
kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Materi layanan bimbingan kelompok:
a. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita-cita serta
penyalurannya.
b. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan
pengembangannya.
c. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan
pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial baik di rumah, sekolah,
maupun di masyarakat, teman sebaya di sekolah dan luar sekolah dan
kondisi/peraturan sekolah.
d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan luar
sekolah dan kondisi/peraturan sekolah.
e. Pengembangan teknik-teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,dan
kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial, dan budaya.
f. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh
penghasilan.
g. Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak
dikembangkan. Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
7. Layanan Konseling Kelompok
16
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permaslahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok
adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang,
yang ditandai dengan adanya interaksi antarsesama anggota kelompok.
Pelayanan konseling kelompok merupakan pelayanan konseling yang
diselenggarakan dalam suasana kelompok. Materi layanan konseling kelompok
mencakup:
a. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan
penyalurannya.
b. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan
diri dan pengembangannya.
c. Perencanaan dan perwujudan diri.
d. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan
pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat.
e. Mengembangkan hubungan teman sebaya baik di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.
f. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih,
serta teknik-teknik penguasaan materi pelajaran.
g. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan
orientasi belajar di perguruan tinggi. Mengembangkan kecenderungan
karier yang menjadi pilihan siswa.
h. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.
i. Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang akan
dikembangkan.
j. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.

F. Landasan Bimbingan dan Konseling


Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya selalu
didasarkan atas landasan-landasan utama atau prinsip-prinsip dasar. Menurut
Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:
Bimbingan selalu memperhatikan pekerjaan siswa sebagai individu yang
mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang Bimbingan berkisar pada dunia
17
subjektif masing-masing individu. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar
kesepakatan antara pembimbing dengan yang dibimbing. Bimbingan berlandaskan
pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia
yang memiliki hak-hak asasi. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat
ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan
pemberian bantuan psikologis Pelayanan ditunjukkan kepada semua siswa, tidak
hanya untuk individu yang bermasalah saja. Bimbingan merupakan suatu proses,
yaitu berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan, berurutan, dan
mengikuti tahap-tahap perkembangan anak. Prinsip-prinsip dasar atau landasan
tersebutmerupakan dasar filosofis dalam layanan bimbingan dan konseling.
Sebagai suatu kegiatan professional. (Soetjipto & Raflis, 2007:69-70)

G. Jenis-Jenis Masalah Siswa Di Sekolah


Disekolah siswa akan menemukan permasalahan-permasalahan yang ada di
sekolah, menurut Heru Mugiarso, dkk terbagi dalam beberapa hal, yaitu:
1. Masalah emosi
Akibat adanya perubahan fisik dan kelenjar, emosi sangat kuat dan
susah terkendali dan kadang-kadang tidak irasional. Contohnya mudah marah,
mudah dirangsang, emosinya seiring tidak terkontrol. Keadaan tersebut
menimbulkan permasalahan pada siswa.
2. Masalah Penyesuaian diri
Dalam hal ini perilaku teman sangat berpengaruh terhadap individu
seperti sikap, minat dan gaya hidup. Yang menjadi masalah adalah bergaul
dengan lingkungan atau teman-teman yang kurang baik, karena jika mereka
tidan menyesuaikan diri dengan baik maka mereka akan terperangkap
pergaulan bebas. Dan kebanyakan siswa tidak terlalu memperdulikan akibat
dari apabyang menjadi pilihannya, karena kebutuhan akan penerimaan dirinya
dalam kelompoknya jauh lebih penting.
3. Masalah Perilaku seksual
Pada masa ini siswa menengah mulai tertarik pada lawan jenis dan
dikuti oleh keinginan kuat untuk memperoleh keinginan dan perhatian dari
lawan jenis akibatnya nafsu seksnya tinggi. Seharusnya mereka mendapatkan
pendidikan seksdari orang tua, tapi kenyataanya mereka mendapatkan
informasi dari sumber-sumber yang kurang baik. Misalnya adalah perilaku
18
seks bercumbu, masturbasi, bersenggama. Dimana jika hal ini mereka lakukan
dengan tidak menggunakan alat pengaman maka akan menimbulkan
kehamilan.
4. Masalah perilaku sosial
Adanya latar belakang ras, agama, status sosial, tingkat ekonomi dapat
melahirkan kelompok-kelompok yang pembentukannya sesuai kesamaan
yangmereka miliki. Hal ini dapat memicu terjadinya permusuhan dan
persaingan dalamhal yang kurang sehat.
5. Masalah moral
Siswa-siswa yang berada pada tahap remaja masil labil, dan pada
umumnya belum bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk untuk
dirinya. Hal ini diakibatkan karena tidak menemukan konsep yang benar
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Masalah keluarga
Hurlock (1980) mengemukakan sebab-sebab umum pertentangan
keluarga pada masa remaja; standar perilaku, metode disiplin, hubungan
dengan saudara kandung, sikap yang kritis pada remaja dan masalah palang
pintu. Masalah palang pintu adalah peraturan keluarga tentang penetapan
waktu pulang, teman bergaul, teman lawan jenis yang ada kriteria menurut
keluarga.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling di sekolah sebagai layanan profesional yang
bertujuan untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang
seringkali dihadapi siswa. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan bersama,
semua personel sekolah (guru, konselor, dan lain-lain) mempunyai peran masing-
masing dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Sedangkan, mengingat
bahwa sumber permasalahan anak-anak, remaja dan pemuda sebagian besar berada di
luar sekolah, dan mengingat pula bahwa permasalahan yang dialami manusia tidak
hanya terdapat di sekolah, maka pelayanan bimbingan dan konseling anak, remaja dan
pemuda,bahkan orang dewasa perlu diadakan di lingkup masyarakat yang lebih
luas/umum.

B. Saran
Demikianlah makalah layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang telah
kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
kesempurnaan hanya milik Allah Swt. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan, dan semoga dalam penulisan makalah ini dapat menjadi bermanfaat bagi
yang membacanya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Anas Salahudin, M.Pd. Bimbingan & Konseling, Bandung: Pustaka Setia, 2010

Drs. Dewa Ketut Sukardi, M.BA. M.M, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Drs. Heru Mugiarso, M.Pd., dkk, Bimbingan dan Konseling, Semarang: Universitas Negeri

Semarang Press, 2006

Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Bimbingan dan Konseling Islam, PT. AMZAH, Jakarta: Cet.

Ke-1

Drs. Tohirin, M.Pd. Bimbingan Konseling Di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja

Grafindo persada, 2007

http://hany-umaroh.blogspot.com/2012/05/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah.html.

http://nopi-nurpatimah.blogspot.com/2011/12/makalah-bimbingan-dan-konseling-di.html

http://www.kosmaext2010,com/makalah-bimbingan-konseling-peran-guru-dalam-

pelaksanaan-bimbingan-konseling-di-sekolah-dasar.php

Prayitno; Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Prof. 1r. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), Yogyakarta: CV. Andi

Offset. Cet. Ke V

Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc., Ed. Drs. Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,

Jakarta: Rineka Cipta. Cet. Ke 2

Soetjipto; Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

21

Anda mungkin juga menyukai