Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Bimbingan konseling di sekolah

Makalah
diajukan dalam rangka Penyelesaian tugas Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Santa lusia marpaung 2001070046

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANGSIANTAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Tahun ajaran 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan
karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang penulis rasakan, karena
berkat Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bimbingan
dan konseling di Sekolah. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling.
Penyusunan makalah ini dilatar belakangi betapa pentingnya program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Oleh, karena itu penulis tertarik untuk
membahasnya.
Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, sudah selayaknya penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus – tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga
amal baik yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh dan
mendapat imbalan yang berlipat dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan sebagai proses
perbaikan untuk karya tulis selanjutnya hingga menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..…...


DAFTAR ISI …………………………………………………………….………..
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………….……………
1.2 Rumusan Masalah …………………………………….……………..
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………….…………

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………..


Pengertian bimbingan dan konseling ……………………...…….…
2.1.1 Pengertian bimbingan ………………………….……..……..
2.1.2 Pengertian konseling ……………………………………..….
Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ……………………....
Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah ……………………....
Prinsip-prinsip program bimbingan dan konseling di sekolah........................
BAB III PENUTUP ………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.. Manusia tidak
sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia
yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit
manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain.
Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki
perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai
informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerja
sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak
boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan
dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik.
Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah
lebih diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan
dan konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian
pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang tua siswa bahkan dari guru BK sendiri.
Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering muncul tudingan miring terhadap
guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Munculnya persepsi negatif tentang BK adalah tidak diketahuinya fungsi,
arah dan tujuan bimbingan di sekolah atau tidak disusunnya program BK secara
terencana. Dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi, dan
tanggung jawab guru BK itu sendiri.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari bimbingan dan konseling?
2. Apa tujuan dari bimbingan konseling disekolah?
3. Apa fungsi bimbingan dan konseling di sekolah?
4. Apa saja prinsip-prinsip program bimbingan dan konseling di sekolah?
5. Apa saja jenis – jenis masalah yang ada di sekolah?
6. Bagaimana langkah – langkah bimbingan dan konseling di sekolah?

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui asas – asas dari bimbingan di sekolah
3. Untuk mengetahui fungsi bimbingan di sekolah
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip program bimbingan dan konseling di
sekolah
5. Untuk mengetahui jenis – jenis masalah di sekolah
6. Untuk mengetahui langkah-langkah bimbingan dan konseling di sekola
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian bimbingan dan konseling
Pengertian Bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan
bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan
kadangkadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Para ahli menyatakan bahwa
konseling merupakan inti atau jantung, hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang
menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan.
Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan
konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan di atas menyatakan bahwa
terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan
bimbingan saja.
Untuk memperjelas pengertian kedua istilah tersebut, berikut ini
dikemukakan pengertian bimbingan dan pengertian konseling.
Para ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Dalam
merumuskan kedua istilah tersebut, mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu
dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa
rumusan tentang istilah bimbingan.
Menurut Rochman Natawidjaja sebagaimana dikutip oleh Soetjopto, bimbingan adalah
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan
diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat
memberikan sumbangan yang berarti.
Selanjutnya Bimo Walgito menyarikan beberapa rumusan bimbingan yang
dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu
atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitankesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli itu
dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:
a. Suatu proses yang berkesinambungan
b. Suatu proses membantu individu,
c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan
dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai
dengan kemampuan/potensinya, dan
d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat
memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan
lingkungannya.
Untuk melaksanakan bimbingan tersebut diperlukan petugas yang telah
memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.

Pengertian konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu

“Consilium”yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan


“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam dalam bahasa Anglo-saxon, istilah
konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”
Hallen, mengatakan bahwa istilah konseling berasal dari bahasa Inggeris “to
counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” yang artinya memberi saran
atau nasihat.

Lebih lanjut lagi, Rogers, dikutip dari Hallen mengemukakan pengertian


Konseling, adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan
untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
Selanjutnya ada beberapa rumusan pengertian Konseling berdasarkan
perkembangan sejumlah rumusan konseling menurut Jones, yang dikutip dari dasar
– dasar bimbingan dan konseling sebagai berikut:
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua
pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan
masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus
ditunjukkan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan
masalah-masalah sendiri tanpa bantuan.
Maclean, dikutip dari dasar–dasar bimbingan dan konseling, memberikan
defenisi konseling sebagai suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka
antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah – masalah yang tidak
dapat diatasi sendiri dan seorang pekerja yang professional, yaitu orang yang terlatih
dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap
berbagai jenis kesulitan pribadi.
Sedangkan H. Kestur Partowisastro menyebutkan defenisi konseling dalam
dua hal pengertian yaitu :
a. Dalam arti luas
Konseling adalah segala ikhtiar pengaruh psikologis terhadap sesama
manusia.
b. Dalam arti sempit
Konseling merupakan suatu hubungan yang sengaja diadakan dengan
manusia lain, dengan maksud agar dengan berbagai cara psikologis, kita dapat
mempengaruhi beberapa facet kepribadiannya sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh sesuatu efek tertentu.
Dengan demikian, berdasarkan uraian defenisi di atas dapatlah disimpulkan,
defenisi konseling secara sederhana yaitu :
“Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada anak (counselee) dalam
memecahkan masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang
dilakukan secaraface to fece, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan
keadaan klien (counselee) yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya”.
Sebagai kesimpulan dari beberapa defenisi konseling diatas yakni, konseling
adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang, dalam
mana konselor melalui hubungan itu dan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar dalam mana konseling dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaan masa depan,
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya, demi
untuk kesejahteraan baik pribadi maupun masyarakat, dan lebih jauh lagi dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan–
kebutuhan yang akan datang.
Hal - hal pokok yang terkandung dalam masing-masing defenisi di atas
mengandung masing-masing rumusan konseling. Menurut pendapat Jones rumusan
– rumusan defenisi konseling sebagai berikut :
a. Konseling terdiri atas kegiatan : Pengungkapan fakta atau data tentang siswa,
serta pengarahan kepada siswa, untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya.
b. Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa.
c. Tujuan Konseling agar siswa dapat mencapai perkembangan yang semakin
baik, semakin maju.
Selanjutnya rumusan dari defenisi konseling dari Maclean, yakni :
a. Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan.
b. Dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka.
c. Individu yang di konseling adalah adalah individu yang sedang mengalami
gangguan atau masalah.
d. Terlatih baik dan telah memiliki pengalaman.
e. Bertujuan untuk mengatasi suatu masalah / gangguan.
Selanjutnya rumusan dari defenisi konseling menurut Pepeinsky & Pepeinsky,
adalah:
a. Konseling merupakan proses interaksi antara dua orang individu.
b. Dilakukan dalam suasana professional
c. Berfungsi dan bertujuan sebagai alat (wadah) untuk memudahkan perubahan
tingkah laku klien.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya se-optimal mungkin secara mandiri.

Tujuan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah


Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah agar tercapai
perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, dengan perkataan lain
agar individu (siswa) dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan
potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai
lingkungannya.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, diuraikan H.M.
Umar, dan kawan-kawan (1998:21-21) sebagai berikut:
a. Tujuan bimbingan bagi siswa:
1. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai
dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada
2. Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar,
sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti
3. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan
4. Membantu siswa-siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam
penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat
5. Membantu siswa untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang dalam
berbagai aspek fisik, mental dan sosial.
b. Tujuan bimbingan bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Membantu guru dalam berhubungan dengan siswa-siswa
2. Membantu guru dalam menyesuaikan keunikan individual dengan tuntutan
umum sekolah dan masyarakat
3. Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam
keseluruhan program pendidikan
4. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan
kebutuhankebutuhan seluruh siswa
c. Tujuan bimbingan bagi sekolah:
1. Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang bermacam-macam
2. Mengadakan penelitian tentang siswa dari latar belakangnya
3. Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan
personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan
4. Mengadakan peneltian lanjutan terhadap siswa-siswa yang telah
meninggalkan sekolah.
d. Tujuan bimbingan dan konseling dalam Islam secara rinci dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan
jiwa dan mental, jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (mutmainnah),
bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik dan
hidayah Tuhannya (mardhiyah).
2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku
yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul
dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa
kasih sayang.

4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul


dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannnya,
ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-
Nya.
5. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu
dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, ia dapat
dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan
kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek
kehidupan.
Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling disekolah berfungsi sebagai upaya untuk
membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan
sekolah.
Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan
dan konseling dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
(klien) agar memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya dan lingkungan
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan.
2. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan
diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi,
dan bimbingan kelompok.
3. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif . konselor berupaya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman
dan kondusif. Konselor dan guru atau staf sekolah bekerja sama membentuk tim
kerja merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
berkesinambungan membantu konseli mencapai tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan informasi,
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
4. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan
remedial teaching.
5. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar
lembaga pendidikan.
6. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
sekolah/ madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan
konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
sekolah/madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran maupun menyusun bahan
pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli untuk menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis
dan konstruktif.
8. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konsli supaya memiliki pola berpikir yang sehat, rasional
dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat menghantarkan mereka pada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9. Fungsi fasilitas, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang
dalam seluruh aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif, dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah,


menurut H.M. Umar, dkk., (21-22) adalah sebagai berikut :
1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya.
Sekolah-sekolah kita pada umumnya masih kurang memperhatikan individual
anak-anak. Banyaknya jumlah mata pelajaran dan luasnya bahan pelajaran,
menyebabkan guru pada umumnya hanya memompakan bahan pelajaran itu kepada
otak anak-anak. fungsi pokok dari bimbingan dan konseling adalah
menolong individu-individu yang mencari dan membutuhkan bantuan. Jenis
bantuan yang dibutuhkan oleh individu berbeda-beda meskipun ada kemungkinan
kesukaran yang dihadapi sama.
2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan
anak-anak.
Melaksanakan bimbingan dengan sebaik-baiknya diperlukan pengetahuan
yang lengkap tentang individu yang bersangkutan, seperti bakat, kecerdasan,
minat, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, dan sebagainya, yang
berhubungan dengan bantuan yang akan diberikan.
3. Memberikan nasihat kepada anak yang akan berhenti sekolahnya.
4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan
sebagainya.

Prinsip-prinsip Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Pelayanan BK secara resmi memang ada di sekolah tetapi keberadaannya
belum optimal. Dalam hal ini, Belkin (dalam Prayitno 1994) seperti terungkap dalam
tulisan Wawan Junaidi (2009), menegaskan bahwa untuk menumbuhkembangkan
pelayanan BK di sekolah, ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu sebagai
berikut.
1. Sasaran layanan:
a. Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama
dan status sosial.
b. Memerhatikan tahapan perkembangan.
c. Memerhatikan adanya perbedaan individu dalam layanan.
2. Berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:
a. Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap
penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat
sekitar.
b. Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan sosial,
ekonomi, dan budaya.
3. Program pelayanan bimbingan dan konseling:
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan
pengambangan individu, sehingga program bimbingan konseling diselaraskan
dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan.
c. Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan
adanya tahap perkembangan individu.
d. Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diberikan penilaian hasil
layanan.
4. Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
a. Pelayanan diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya
mampusecara mandiri membimbing diri sendiri.
b. Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan
diri sendiri.
c. Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan
dengan permasalahan individu.
d. Perlu ada kerja sama dengan personal sekolah dan orangtuan dan bila perlu
dengan pihak lai yang berwenang dalam permasalahan individu.
e. Proses pelayanan bimbingan konseling melibatkan individu yang telah
memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
Dengan demikian, prinsip bimbingan dan konseling di sekolah adalah
membantu dan melayani dengan sepenuhnya para perserta didik agar tidak
tertinggal dari aspek belajar dari teman-teman sekelasnya, dan juga agar bergaul
sejajar dengan mereka dengan tidak dikecualikan sama sekali.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri,
bertanggung jawab dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab yang besar
dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman potensi pribadi sangat penting
untuk perkembangan siswa sebagai manusia yang utuh. Di samping itu, dalam
perkembangannya siswa sering kali menghadapi masalah yang tidak mampu
dipecahkan sendiri, sehingga menganggu keberhasilan belajarnya.
Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang di
hadapi sering kali siswa memerlukan bantuan profesional. Sekolah harus dapat
menyediakan layanan profesional yang di maksud berupa layanan bimbingan dan
konseling, karena sekolah merupakan lingkungan akan yang penting sesudah keluarga.

Anda mungkin juga menyukai