Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH WAWASAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

HAKIKAT, PENGERTIAN DAN SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

Cecilia Trisakti A1L022016

Diah Nopiana Dewi A1L022028

Serli Ramayanti A1L022052

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Syahriman, M.Pd.

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini, shalawat serta salam kami senandungkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang dengan perjuangan beliaulah kita dapat
hidup di alam yang berilmu pengetahuan ini.

Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah yang berjudul “HAKIKAT, PENGERTIAN DAN SEJARAH
BIMBINGAN DAN KONSELING” dan juga kepada teman-teman yang membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu masukan, kritik,serta saran yang membangun, sangat kami
harapkan dari para pembaca.

Selanjutnya, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran bagi kita dalam mencapai pendidikan di masa yang akan datang. Sekian
terimakasih.

Bengkulu, Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

BAB I.........................................................................................................................

PENDAHULUAN..................................................................................................

a. Latar Belakang Masalah..............................................................................

b. Rumusan Masalah.......................................................................................

c. Tujuan Masalah...........................................................................................

BAB II........................................................................................................................

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling..................................................................

B. Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................................................

C. Sejarah Bimbingan dan Koenseling.................................................................

BAB III.......................................................................................................................

PENUTUP..............................................................................................................

A. KESIMPULAN...........................................................................................

B. KRITIK DAN SARAN...............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang
sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseling (siswa) melalui pertemuan
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah
konseling sehingga mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri
sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang
dihadapinya.

b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa itu Hakikat dari Bimbingan dan Konseling?
2. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
3. Bagaimana sejarah Bimbingan dan Konseling?

c. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui hakikat Bimbingan dan Konseling
2. Untuk mengetahui pengertian Bimbingan dan Konseling
3. Untuk mengetahui sejarah Bimbingan dan Konseling
BAB II

A. HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance yang
berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti membimbing ataupun membantu.
Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu
bantuan atau tuntunan.

Adapun bimbingan menurut Widjaja mengatakan bahwa: Bimbingan adalah suatu


proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia mampu mengarahkan dirinya, dan
dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan pada umumnya. Sehingga dengan demikian
individu dapat memperoleh kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang
berarti dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai
perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Dalam pengertian itu, pemikiran yang dapat diambil adalah, bahwa pembimbingan
dalam konteks pendidikan adalah upaya memberikan bantuan atau pelayanan khusus kepada
siswa terhadap permasalahan pendidikan yang dihadapinya. Proses ini dilakukan secara
sistematis dan mengarahkan kepada siswa untuk secara mandiri mencoba menyelesaikan
masalah yang dihadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Bimbingan pada umumnya beorientasi pada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau
masalah-masalah dalam pendidikannya. Namun demikian tidak semua bantuan atau tuntunan
dapat dikatakan bimbingan. “Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”.

Dalam pengertian di atas, bimbingan berwujud bantuan kepada seseorang secara


pribadi dan memberikan dampak terhadap kehidupan sosial atau perubahan dalam
masyarakat. Suatu proses pembimbingan dalam konteks ini tidak identik dengan pemberian
sumbangan dalam bentuk material, tetapi lebih berorientasi pada pelayanan psikologi
seseorang. Sebagaimana Winkel menyatakan bahwa bimbingan adalah merupakan
“pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada kelompok orang untuk membuat pilihan-
pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian hidup dan tuntunan-tuntunan
hidup.”
Bimbingan merupakan upaya yang dilakukan untuk menemukan pribadi maksudnya
adalah agar siswa mengenal kelebihan, kekurangan, dan kelemahan yang ada pada diri siswa.
Agar mempermudah siswa dalam mengembangkan diri lebih lanjut.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan maksudnya adalah agar siswa


mengenal lingkungan secara obyektif, baik lingkungan sosial, dan menerima lingkungan itu
secara positif. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan maksudnya
adalah agar siswa tersebut mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang
masa depan dirinya, baik yang menyangkut tentang bimbingan dibidang pendidikan maupun
yang menyangkut tentang bidang karier.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah pemberian
bantuan dari pembimbing kepada yang dibimbing secara terus-menerus dan sistematis agar
individu tersebut menjadi individu yang mandiri, dapat menyesuaikan dirinya dan lingkungan
tempat tinggalnya.

Selanjutnya istilah konseling juga berasal dari terjemahan bahasa Inggris


“counseling,” merupakan bagian dari bimbingan ataupun layanan. Konseling adalah “bantuan
yang diberikan kepada individu dalam menyelesaikan masalah kehidupannya melalui
konselor dengan cara wawancara atau cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu untuk
mencapai kesejahteraan hidup.”

Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan


untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. Konseling berhubungan
dengan get a way (memberi jalan), leading (memimpin), conduction (menuntun), Intruduction
(petunjuk) regulation (mengatur), governing (mengarahkan) dan advice (menasehati).

Dalam hal ini konseling merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
bimbingan. Bimbingan dapat diberikan melalui konseling, dengan kata lain konseling
merupakan saluran bagi pemberian bimbingan mengenai hal itu. Sebagaimana Partowisastro
juga mendefinisikan konseling sebagai suatu “hubungan yang sengaja diadakan dengan
manusia lain dengan maksud agar dengan berbagai cara psikologis, kita dapat mempengaruhi
kepribadiannya sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh suatu efek tertentu”.

Definisi di atas memberikan pengertian bahwa Konseling dalam hal ini merupakan
suatu upaya memberikan dorongan, jalan keluar secara khusus (disengaja) kepada seseorang
yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pikiran dan perilakunya menuju
ke arah yang positif. Bimbingan dan konseling termasuk apa yang disebut personel work,
yakni pelayanan khusus terhadap pribadi. Personel work ini meliputi penyediaan kebutuhan
termasuk tawaran bantuan oleh tenaga ahli dalam menghadapi masalah pribadi serta
penyesuaian dengan lingkungan.

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah suatu
hubungan timbal balik antara dua orang individu, yakni seorang konselor berusaha membantu
kliennya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh kliennya dengan cara
wawancara dan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu agar menjadi
individu yang mandiri dan mencapai kesejahteraan hidupnya. Selanjutnya berdasarkan dari
berbagai pengertian bimbingan dan konseling di atas, Tohirin dapat merumuskan makna
bimbingan dan konseling secara integrasi, yaitu:

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang sistematis
dari pembimbing (konselor) kepada konseling (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseling sehingga
mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya,
dan mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

B. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Secara umum, Bimbingan konseling adalah bentuk pelayanan pada siswa atau peserta
didik baik itu secara perorangan maupun kelompok dengan tujuan membantu permasalahan
dalam belajar, atau mengembangkan pribadi secara optimal dan mandiri dalam hal belajar dan
berbagai jenis kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan norma yang berlaku. Bimbingan
konseling merupakan upaya yang dilakukan oleh guru atau pembimbing secara proaktif dan
sistematik.

Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Para Ahli

1. Tohirin

Bimbingan dan Konseling yaitu sebuah proses bantuan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor kepada individu (konseling) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan
masalahnya sendiri.
2. Azzett

Bimbingan dan Konseling ialah segala upaya pemberian bantuan kepada anak didik
agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertindak dengan baik
sesuai dengan perkembangan jiwanya. Usaha ini dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah No. 111 tahun 2014

Bimbingan dan Konseling yakni suatu upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.

4. Hikmawati

Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

C. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING

Awal Mula Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling ini lahir pada tahun 1908 di Amerika dengan berdirinya
vocational bureau pada tahun 1908 oleh Frank Parsons. Frank Parson dikenal juga sebagai
Father of The Guedance Movement in America Education. Frank menekankan bahwa penting
bagi setiap individu untuk diberikan pertolongan dari orang lain untuk lebih memahami
kekurangan dan kelemahan diri sehingga dapat digunakan untuk proses pengembangan diri
lebih baik dan menentukan pekerjaan yang cocok bagi dirinya.

Pertama kali istilah bimbingan dikenal pada abad ke- 19 hingga awal abad ke 20 di
Boston. Pada awalnya istilah ini dikenal dengan berdirinya biro di bidang profesi dan
ketenagakerjaan. Tujuannya yaitu untuk membantu pemuda dalam memilih karir atau
pekerjaan sesuai dengan keahlian mereka dan juga melatih para guru untuk memberikan
layanan bimbingan di sekolah.
Pada masa yang hampir sama, Jasse B Davis juga memulai memberikan layanan
konseling di SMA pada tahun 1898. Pada tahun 1907 dia mencoba memasukkan program
bimbingan ke dalam pensisikan siswa SMA di Detroit. Eli Weaver pada tahun 1905
mendirikan Students Aid Committee of High School di New York dan dalam
mengembangkan komitenya, dia berada pada suatu kesimpulan. Kesimpulan yang
dikemukakannya yaitu bahwa siswa membutuhkan saran dan konsultasi sebelum mereka
masuk ke dunia kerja.

Pada tahun 1920 para konselor sekolah di Boston dan New York diharapkan mampu
membantu siswa dalam memilihkan pekerjaan yang tepat sesuai dengan keahlian masing-
masing individunya. Selama itu pula, pada tahun 1920 an sertifikasi untuk konselor sekolah
mulai diterapkan.

Pada perkembangannya, mula mula bimbingan konseling dikenal sebagai bimbingan


untuk pekerjaan atau karir, namun pada perkembangan lebih lanjut merambah pada bidang
pendidikan atau Education Guidance yang dirintid Jasse B. Davis. Dimana bimbingan ini
dikenal dengan adanya bimbingan dalam segi kepribadian atau Personal Guidance.
Bimbingan konseling juga berkembang di bidang- bidang yang lain seperti pengertian, dan
praktek bimbingan konseling terhadap ilmu sosial, budaya, kewarganegaraan, keagamaan, dan
lain sebagainya.

Sejarah Bimbingan Konseling Di Indonesia

Pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa


perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP),
kemudian pada kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK)
sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun
1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum
1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan
karir di dalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

Berikut ini adalah fase-fase perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia :

1. Fase sebelum kemerdekaan

Pada fase ini bertepatan dengan masa penjajahan, dimana Indonesia dijajah oleh
Belanda dan Jepang.  Pada fase ini juga siswa di didik untuk mengabdi demi kepentingan
penjajah. Dalam kondisi seperti ini para siswa dikerahkan untuk mengabdi pada negara demi
memperjuangkan bangsa Indonesia. Para siswa dikerahkan untuk memperjuangkan bangsa
Indonesia melalui jalur pendidikan. Pada fase ini, wadah untuk mengembangkan potensi
siswa salah satunya adalah " Taman Siswa " yang dipelopori oleh K.H.Dewantara.

Dalam K.H. Dewantara berusaha keras untuk menanamkan jiwa nasionalisme di


kalangan para siswanya . Pada fase ini terdapat beberapa dekade dalam perkembangan
bimbingan dan konseling di Indonesia.

1. Dekade 40-an

Pada dekade ini, bimbingan dan konseling lebih banyak ditandai dengan perjuangan
perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Pada dekade ini juga
diupayakan secara bertahap memecahkan masalah besar seperti pemberantasan buta huruf.

2. Dekade 50-an

Pada dekade ini, bidang pendidikan menghadapi tantangan besar yakni, memecahkan
masalah kebodohan dan keterbelakangnya masyarakat Indonesia pada masa itu. Kegiatan
bimbingan pada masa itu lebih dikerahkan agar membuat para siswa agar berprestasi.

3. Dekade 60-an

Berbeda dengan dekade ini, pada dekade ini terdapat beberapa peristiwa penting
seperti :

a. Lahirnya jurusan Bimbingan Dan Konseling pada IKIP (1963),

b. Lahirnya kurikulum gaya baru pada tingkat Sekolah Menengah Atas (1964)

c.  Ketetapan MPRS tahun 1996 tentang pendidikan nasional.

Pada fase ini, dengan lahirnya jurusan bimbingan dan konseling maka dibukalah
jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Jurusan ini pertama kali diterapkan pada perguruan
tingkat tinggi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Akan tetapi sesuai dengan
perkembangannya zaman maka digantilah dengan nama yang lebih spesifik yakni, Psikologi
seperti yang kita ketahui pada saat ini. Dengan keadaan seperti ini dapat memberikan
tantangan besar bagi keperluan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Dekade 70-an
Dalam dekade ini, bimbingan diupayakan aktualisasinya melalui penataan legalitas
sistem dan pelaksanaannya.  Dekade ini lebih dikerahkan penuh dalam pemerataan
kesempatan belajar. Pada dekade ini bimbingan dilakukan secara konseptual maupun secara
operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah merasakan apa, bagaimana, dan dimana
bimbingan konseling.

5. Dekade 80-an

Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama diusahakan
untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang profesional.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance
yang berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti membimbing ataupun
membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan
sebagai suatu bantuan atau tuntunan. istilah konseling juga berasal dari terjemahan
bahasa Inggris “counseling,” merupakan bagian dari bimbingan ataupun layanan.
Bimbingan dan konseling adalah bentuk pelayanan pada siswa atau peserta
didik baik itu secara perorangan maupun kelompok dengan tujuan membantu
permasalahan dalam belajar, atau mengembangkan pribadi secara optimal dan
mandiri.

B. KRITIK DAN SARAN


Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka
dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan
penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam
mempelajari Wasasan Dasar Bimbingan dan Konseling.

Anda mungkin juga menyukai