Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING

Dosen Pengampu : Ahmad Yanizon, M.Pd., Kons.


Disusun Oleh : 1.Dinda Shobiyyah
2.Ika Octaviana Sari
3.Miftahul
4. Nadia Dwi Putri (211170007)
5. Pirli Putri Pertiwi (21117001)
6. Putri Cahya Mega Miftahul Jannah (211170021)
Kelompok 1 Semester 1

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN


BATAM, 2021/2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................5
C.Tujuan.......................................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................6
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling...................................................................................6
2. Ragam Bimbingan Menurut Masalah......................................................................................8
3. Tujuan...................................................................................................................................9
4. Fungsi.....................................................................................................................................11
5. Prinsip.....................................................................................................................................12
6. Jenis Layanan Bimbingan.......................................................................................................13
BAB III.............................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah “Konsep Dasar BK” sebagai pemenuhan tugas
dalam mengikuti perkuliahan dalam mata kuliah dasar-dasar bimbingan dan konseling.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ahmad Yanizon , M.Pd., Kons. selaku dosen
pengampu Dasar-Dasar BK yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman - teman kami yang selalu setia membantu dalam
hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dalam kesempurnaan
dan tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas-tugas selanjutnya. Kami berharap semoga
Makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca dan bisa di praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Batam, Oktober 2021

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada
individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut Sertzer dan Stone,
bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan
lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang
berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat dirumuskan
sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada bimbingan dan konseling di Indonesia,
pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama.
Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada
Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan
sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru
diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.

Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir


didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001 dan sampai saat ini terus
berkembang Pada bimbingan dan konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad ke-20
belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh
para guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi
industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeriTerlepas
dari predikat guru bimbingan dan konseling, pada dasarnya guru adalah jabatan profesional yang
harus dipertanggungjawabkan secara profesional pula. Guru adalah jabatan yang memerlukan
keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang guru harus tercermin dalam
idealismenya. Oleh karena itu, pemahaman atas jabatan guru penting artinya dalam rangka
mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan negara. Jenis pekerjaan ini seharusnya tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar lingkup pendidikan.

Demikian pula halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan konseling yang
sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh mereka yang memang memiliki
latar belakang kependidikan seperti itu. Jika suatu jabatan fungsional dilakukan oleh orang yang
tidak memiliki latar belakang pendidikan dan keprofesian yang benar, maka sangat besar
kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan kegiatan, dan penyimpangan
penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah yang terjadi dalam ruang lingkup
bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar pada dewasa ini.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa saja ragam Bimbingan Konseling?
3. Apa tujuan Bimbingan Konseling?
4. Apa saja Fungsi Bimbingan Konseling?
5. Apa saja prinsip Bimbingan Konseling?
6. Apa saja jenis layanan Bimbingan Konseling?

C.Tujuan
1.Memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling.
2.Untuk memahami pengertian Bimbingan dan Konseling, ragam bimbingan, tujuan, fungsi,
prinsip, serta jenis-jenis layanan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh factor filosofis, psikologi
social budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratis dalam pendidikan serta perluasan
program pendidikan. Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan tergantung dan jenis sumbernya yang merumuskan pengertian tersebut.
Untuk itulah agar dapat secara luas dan komprehensif mengetahui definisi bimbingan, penulis
mengemukakan beberapa definisi dari para ahli sebagai berikut :
Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” yang berasal dari bahasa Inggris. Secara
harfiah, istilah “Guidance” dan akar kata “Guide” berarti (1) mengarahkan (to direct), (2)
memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage) dan (4) menyetir (to steer). [1]
Menurut Crov dan Crow bimbingan adalah “bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki
atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai dan terlatih
dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri dan menanggung bebannya sendiri.” [2]
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bahwa “bimbingan adalah merupakan proses pemberian
bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematik oleh guru
pembimbing agar individu atau kelompok orang secara terus menerus dan sistematik oleh guru
pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pendiri yang mandiri.” [3]
Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa “bimbingan adalah proses yang terus menerus
dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum
dalam mengarahkan manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakat.” [4]
Dari definisi yang telah di kemukakan para ahli di atas, mempunyai cara pandang yang
berbeda-beda dan variasi yang mencolok satu dengan yang lain. Walaupun demikian tetap
terdapat unsur dan tujuan yang menunjukkan kesamaan, di antaranya sebagai berikut :
a.Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika
atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b.Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan, makna bantuan dalam hal ini
menunjukkan bahwa pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi hanya berperan
sebagai fasilitator di mana yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau
mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
c.Individu yang dibantu adalah orang-orang dan berbagai usia baik pria ataupun wanita dalam
perseorangan maupun kelompok atau individu dalam hal ini yaitu individu yang sedang
berkembang. Tetapi bantuan yang berlaku umum bagi setiap individu disesuaikan dengan
pengalaman, kebutuhan, dan masalah individu yang komprehensif.
Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yang bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang

6
dibimbing agar berkembang sesuai dengan potensi dan si system nilai tentang kehidupan yang
baik dan benar, yang ditandai dengan perkembangan optimal dalam kondisi yang dinamik. [5]

Adapun pengertian konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis
“to give advice” artinya memberi saran dan nasihat. [6]
James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antar dua
orang individu dimana seorang counselor membantu counsele supaya ia lebih baik memahami
dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang
akan datang. [7]
ASCA (American School Counse;or Association) mengemukakan bahwa “Konseling adalah
hubungan tatap muka yang bersifat, rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada klien.” Konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya. [8]
Menurut Tohirin, konseling merupakan proses pertemuan tatap muka atau relasi timbal balik
antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dalam proses pertemuan atau hubungan timbal
balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang disebut dengan wawancara konseling. [9]
Menurut Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa “konseling adalah bantuan yang diberikan
kepda klien dalam memvahkan masalah kehidupan, dengan wawancara yang dilakukan secara
face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien yang dihadapi untuk
mencapai kesejahteraan hidup.” [10]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dicermati antara lain :
a. Konselor adalah seorang yang cukup terlatih (professional) atau punya keterampilan khusus
dalam bidang konseling.
b. Interaksi terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara face to face.
c. Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk menerima keadaannya, menemukan
jalan keluar atas masalah-masalahnya dan mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan satu saluran bagi
pemberian bimbingan, di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah
konseling, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang
integral, konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan. Dengan pandangan
ini bimbingan memliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian konseling,
dan konseling merupakan bagian dari bimbingan.

7
2. Ragam Bimbingan Menurut Masalah
Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut masalahnya,
yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir, dan Bimbingan
Keluarga. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan satu persatu mengenai ke empat bimbingan
diatsa.
a. Bimbingan Akademik

Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun yang termasuk masalah-
masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan, dan lain sebagainya.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi
kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses
dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program atau pendidikan.
Dalam bimbingan akademik, para pembimbingberupayya memfasilitasi individu dalam
mencapai tujuan akademik yang diharapkan.

b. Bimbingan Sosial Pribadi

Bimbingan social pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
menyelesaikan masalah-masalah social pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah social
pribadi dalam masalah hubungan dengan sesame teman, dosen, serta staf. Pemahaman sifat dan
kemampuan diri, penyesuian diri dengan lingkungan pendidikan dan msayarakat tempat mereka
tinggal, serta penyelesaian konflik.
Bimbingan social pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan individu dalam mengenai masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan
layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dalam memperhatikan
keuunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalah yang dialami oleh individu.
Bimbingan social pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,
interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan siikap-sikap
yang positif, serta keterampilan-keterampilan social pribadi yang tetap.

c. Bimbingan Karir

Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,


pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan
dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi
lingkungan, perencanaan dan penegembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian
masalah-masalah karir yang dihadapi.

8
Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu
sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan
kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri
yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan dalam
budaya yang terus-menerus berubah. Bimbingan karir membantu indiviidu mempersiapkan
pekerjaan atau jabatan, membantu individu pada saat bekerja, dan membantu indiividu setelah
pension dari pekerjaan. Dengan kata lain, bimbingan karir membantu individu mengembangkan
karirnya sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karir merupakan upaya
bantuan terhadap individu agar adapat mengenal dan memahami dirinyya, mengennal duunia
kerjanya, dan mengembangkan masa deppannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang
diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir, individu dapat mengambil keputusan
secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu
mewujudkan dirinya secara bermakna.

d. Bimbingan Keluarga

Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebangai
pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan
harmonis, memberdayakan diri dengan norma keluarga, serta berperann atau berpartisipasi aktif
dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan
tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap menghadapi kehidupan
berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan
teknik berkeluarga yang sukses, harmonis, dan bahagia. Agar kebutuhan-kebutuhan keluarga
seperti keamanan dan keselamatan, kesejahteraan ekonomi dan materi, kesejahteraan psikologi,
fisik, dan emosional, serta kebutuhan-kebutuhan spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.

3. Tujuan
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat
pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati
dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

9
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama
manusia.
i. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
j. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah:
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri
menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai
hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-
ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
10
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang
konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan
dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
h.Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.

4. Fungsi
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.

b. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada
konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.

c. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah
lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat
(brain storming),home room, dan karyawisata.

d. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah konseling, dan remedial teaching.

e. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun
di luar lembaga pendidikan.

11
f. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan
pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

g. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

5. Prinsip
A. Bimbingan dan konseling di peruntukkan bagi semua konseli.

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli. Dalam hal ini pendekatan
yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada
penyembuhan (kuratif) dan lebih di utamakan teknik kelompok dari pada perseorangan.

B. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi.

Setiap konseli bersifat unik. Dan melalui bimbingan konseli di bantu untuk memaksimallan
perkembangan keunikan nya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran
bantuan adalah konseli.

C. Bimbingan menekankan hal positif.

Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan.
Padahal bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri
sendiri dan,memberikan dorongan dan peluang untuk berkembang.

D. Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama.

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggup jawab konselor. Tetapi juga tugas guru-guru dan
Kepala sekolah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai
teamwork.

E. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial

12
Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasehat kepada konseli.
Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahlan
masalahnya dan mengambil keputusan.

F. Bimbingan dan konseli berlangsung dalam berbagai setting (adegan kehidupan)

Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan
keluarga maupun di instansi/ industri dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan
bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu melalui aspek pribadi,sosial,pendidikan dan pekerjaan.

6. Jenis Layanan Bimbingan


Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan
bimbingan di antaranya :

A. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungan

Pelayanan ini berusaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya beserta latar
belakang lingkungannya. Untuk mengumpulkan data siswa dapat menggunakan teknis tes dan
non teknis. Teknik tes meliputi psikotes dan tes prestasi belajar. Sedangkan yang non tes
meliputi observasi,angket dan wawancara.

B. Konseling

Konseling merupakan layanan yang terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini
memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung baik secara face to face
maupun melalui media ( telepon atau internet )

C. Penyajian informasi dan penempatan

Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan informasi tentang berbagai aspek
kehidupan yang di perlukan individu seperti menyangkut askep :

1. Karakteristik dan tugas -tugas perkembangan pribadinya


2. Sekolah-sekolah lanjutan
3. Bahaya minuman keras, dan obat2tan terlarang
4. Pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang
di junjung tinggi masyarakat

D. Penilaian dan penelitian

13
Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang
dilaksanakan dapat di capai. Penelitian di maksudkan untuk mengembangkan program
bimbingan dalam arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaanya dan tentang kebutuhan
bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangan nya.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa
Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1) mengarahkan
(to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage) dan (4) menyetir (to steer).
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang laki-
laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai
dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung
bebannya sendiri.
2. Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut
masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir,
dan Bimbingan Keluarga.
3. Tujuan pemberian pelayanan bimbingan ialah agar individu dapat: merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh potensi yang di milikinya
seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, menghadapi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
4. Fungsi bimbingan antaraa lain ialah: pemahaman, preventif, pengembangan,
perbaikan, penyaluran, adaptasi, serta penyesuaian.
5. Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai pondasi bagi layanan
bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan
yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
6. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai
kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bimbingan, antara lain, (1) pelayanan
pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya, (2) konseling, (3) penyajian
informasi dan pelayanan, (4) penilaian dan penilitian.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://muiesmakalah.blogspot.com/2015/09/makalah-konsep-dasar-bimbingan-
dan.html?m=1

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_2TAR.319031
8.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai