Disusun Oleh
kelompok 4 :
1. Khalidah (21010114)
2. Tajul Fudari (21010113)
3. Nurlaila (21010130)
Puji dan syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas kelompok ini, yang
membahas tentang team and team work. Dalam makalah ini, penulis mencantumkan
pengertian dari team and team work, jenis dan peranan tim kerja, serta tahap perkembangan
dan dimensi tim kerja.
Penulis menyadari, dalam makalah ini banyak sekali kelemahan dan kekurangan,
baik dari segi pengetikan, bahasa, maupun kelemahan yang lain, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai teman-teman terutama dosen pendamping
mata kuliah.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
KAJIAN PUSTAKA
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama
tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim,
bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-
tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya.
Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan
dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun
terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya
terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam
satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang
menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa
kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama
lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan
merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan
antara sesama anggota team.
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari
struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari
tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan
sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang
annggota terpilih.
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
Sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam
upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah
mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan
masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya
berasal dari satu departemen yang beranggotidakan kurang lebih sepuluh orang yang
melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
Kata tim mulai populer sejak 1980-an. Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain.
Mereka umumnya terdiri atas empat hingga dua belas pekerja yang dibayar per jam
dari departemen yang sama dan saling bertemu beberapa jam setiap minggu untuk
membahas peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim seperti ini
disebut Tim Problem Solving. Dalam tim jenis ini, para anggota saling berbagi
gagasan dan menawarkan saran seputar proses dan metode kerja seperti apa yang
perlu dilakukan agar produktivitas dapat ditingkatkan.
Tim ini jarang diberikan otoritas secara unilateral (sendiri) untuk menerapkan saran
mereka ke dalam tindakan. Satu hal yang dikenal sebagai bentuk tim problem solving
adalah lingkaran kualitas. Tim problem solving merupakan tim kerja yang terdiri atas
gabungan delapan hingga sepuluh pekerja dan supervisor. Mereka saling berbagi
gagasan wilayah kewenangan dan bertemu secara teratur untuk mendiskusikan
masalah kualitas pekerjaan mereka, menyelidiki sebab masalah, dan
merekomendasikan penyelesaian.
Tim Problem-Solving sudah ada di jalur yang benar, tetetapi mereka tidak beranjak
jauh dalam hal pelibatan pekerja dalam proses pembuatan keputusan (apalagi
implementasi) yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Kekurangan ini mendorong
eksperimen dari tim yang benar-benar otonom yang tidak hanya bercorak problem-
solving melainkan juga menerapkan penyelesaian dan punya kewenangan penuh atas
hasilnya.
Tim Self-Managed Work umumnya terdiri atas sepuluh hingga lima belas
orang yang mengambil alih tanggung jawab dari para supervisor. Tanggung jawab ini
termasuk kendali menyeluruh atas kecelakaan kerja, penentuan penilaian pekerjaan,
pemecahan masalah organisasi, dan pilihan prosedur-prosedur pemeriksaan yang
dilakukan secara kolektif. Tim ini bahkan memilih sendiri anggotanya. Robbins
mencontohkan Xerox, General Motors, Coors Brewing, PepsiCO, Hewlett-Packard,
Honeywell, M&M/Mars, dan Aetna Life sebagai contoh sejumlah nama perusahaan
populer yang telah mengimplementasikan konsep tim self-managed work. Perkiraan
menyebutkan sekitar 30% pekerja Amerika Serikat menggunakan bentuk tim, dan
diantara firma-firma besar, jumlah tersebut mendekati angka 50%.
3. Tim Cross-Functional,
Sebagai contoh, masih menurut Robbins, antara tahun 1999 hingga Juni 2000
manajemen senior IBM menarik 21 pekerja dari sekitar 100 ribu staf teknologi
informasinya guna meminta saran bagaimana perusahaan bisa cepat menyelesaikan
proyek dan memasarkan produk secara cepat ke pasar. Ke-21 anggota dipilih karena
mereka punya karakteristik yang serupa dimana mereka pernah berhasil memimpin
proyek-proyek berjangka cepat. “Speed Team”, demikian julukan tim tersebut, bekerja
selama 8 bulan saling berbagi informasi, menguji perbedaan antara proyek-proyek
berjangka cepat dan lambat, dan mereka mampu melahirkan rekomendasi-
rekomendasi seputar bagaimana IBM bisa mempercepat produksinya
4. Tim Virtual
Tim yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face. Tim Virtual menggunakan
teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang yang terpisah secara fisik guna
mencapai sasaran bersama. Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama
lewat metode online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.
Tim Virtual dapat melakukan lebih banyak hal daripada tim lainnya terutama
dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan.
Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota
organ dengan para pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner
perusahaan.
Terdapat tiga faktor utama yang membedakan tim virtual dengan tim lain yang face-
to-face, yaitu :
Tim kerja formal biasanya merupakan bagian yang melekat dari struktur organisasi,
dan relative permanen.
Tim kerja informal biasanya berada di luar struktur organisasi formal, yang di
bentuk untuk memecahkan masalah atau bekerja untuk suatu kegiatan organisasi yang
spesifik. Tipe tim ini mempunyai dua bentuk yakni tim pemecah masalah dan tim
pembagian tugas ( task force ).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Teamwork
Tim butuh tujuan untuk memusatkan untuk memusatkan tujuan mereka dan
mengevaluasi kinerja mereka.
Tugas harus kompleks, penting, dan menantang sehingga anggota tim memerlukan
usaha dan tidak sanggup bekerja individu.
Sumber penghasilan bahwa tim butuh memasukkan kedua sumber alat dan
pelatihan dan sumber penghasilan personil.
Organisasi harus cukup bertenaga dan berwibawa untuk mengizinkan anggota tim
untuk membuat dan melaksanakan keputusan mereka.
Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja
dengan efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misisnya.
Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang. Tim dapat berjalan
dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota
diperlakukan secara adil.
Setiap anggota tim harus saling dapat saling membantu dalam beradaptasi
terhadap perubahan secara positif. Berdasarkan teori diatas maka, maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa tidak semua kumpulan dapat dikatakan tim.
Kesepakatan terhadap visi dan misi, menaati peraturan yang belaku, pembagian tugas
dan wewenang yang adil serta beradaptasi terhadap perubahan merupakan
karakteristik dari sebuah tim, sehingga team dapat dikatakan ideal.
Huszczo (1990 dalam Stott dan Walker, 1995:49), memberikan daftar karakteristik
yang lebih luas dan memiliki penjelasan yang lebih kritis yang dapat membentuk
dasar dari penilaian team yang sistematis, yaitu :
a. Tujuan.
Arah harus jelas dan berhubungan dengan organisasi paling luas. Hal ini juga harus
menjadi komitmen dari para anggota.
b. Bakat.
Team harus memiliki bakat dan keterampilan yang melengkapi untuk tugas. Hal ini
harus menjadi dorongan anggota untuk perkembangan selanjutnya.
c. Tugas.
d. Pelaksanaan.
Menjalankan pelaksanaan yang efektif dan berguna harus ada di dalam team.
Pertemuan dan perencanaan harus efektif, dan para anggota harus mengetahu
bagaimana membuat keputusan, mengatasi masalah, dan membagi serta menerima
informasi sebagai sebuah team.
e. Hubungan Interpersonal.
Para anggota team perlu untuk berhubungan baik dengan satu dengan yang
lain, komunikasi dan memecahkan konflik. Mereka harus saling mendukung satu
sama lain. Mereka harus menunjukkan perhatian sehingga level keterampilan semakin
tinggi.
f. Penguatan.
g. Hubungan external.
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu
organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang sibuk
dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua keputusan.
Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur dari atasannya.
Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif menunjukkan ciri-ciri di
atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki kearifan, energi dan waktu untuk
membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama kelompok yang benar, karena dengan
cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat
pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Pada tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi
untuk menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif yang
menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating
Bukti nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya
kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran, pengumpulan
informasi yang dibutuhkan, adanya kemauan memikirkan kemungkinan yang ada pada
tim, adanya perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan, kemauan meninjau
kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk memperbaiki cara kerja
di masa yang akan datang. Hubungan antar pribadi yang lebih baik pada tahap 2 ini
tetap dipertahankan, tetetapi mereka membangun aturan dasar dan cara kerja yang
akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur
kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi
mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur,
terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun review
berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu bersedia untuk
membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum sampai ke tahap
mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan dan
membawa hasil.
Seperti telah dijelaskan, sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Orang-
orang dalam satu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerja sama. Seringkali tim
tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan (Tjiptono dan Diana, 2000: 167-
168). Beberapa aspek diantaranya adalah:
Suatu tim tidak dapat berjalan efektif bila anggotanya belum merasa cocok dengan tim
tersebut.
Agar setiap anggota dapat bekerja sama, mereka harus saling mengenal dan
berhubungan.
Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama, kecocokan tim di dalam organisasi. Aspek
kedua adalah pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan
anggota di luar tim. Berdasarkan teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang membuat sebuah teamwork menjadi tidak ideal. Identitas pribadi
anggota, hubungan antar anggota team, identitas team dalam organisasi merupakan
beberapa faktor yang membuat team kerja menjadi tidak ideal dan menghambat
kinerja team.
G. Kunci Keberhasilan Teamwork
a. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan diperlukan antara para anggota tim dalam hal informasi,
sumber daya, pelaksanaan tugas, dan dukungan. Adanya saling ketergantungan dalam
memperkuat kebersamaan tim
b. Perluasan tugas
Setiap tim harus diberi tantangan, karena reaksi atau tanggapan terhadap tantangan
tersebut akan membentuk semangat persatuan, kebanggaan, dan kesatuan tim.
c. Penjajaran
Anggota tim harus siap menyisihkan sikap individualisnya dalam rangka mencapai
misi bersama.
Pemimpin tim harus mengusahakan penggunaan bahasa yang umum, karena biasanya
anggota tim berasal dari departemen yang berbeda.
e. Kepercayaan/ Respect
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk memebentuk kepercayaan dan respect agar setiap
anggota tim dapat bekerja sama.
Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Oleh karena itu pemimpin
yang baik harus mengetahui bakat tertentu setiap anggota tim.
g. Keterampilan pemecahan masalah
Dalam lingkungan kerja yang high preasure dan kompetitif, konflik merupakan hal
yang tak terelakkan. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Oleh karena itu
diperlukan keterampilan dalam menerima perbedaan pendapat dan menyampaikan
ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain.
i. Penilaian/ tindakan
Penilaian dilakukan dengan memantau dan membandingkan apa yang telah dilakukan
dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada. Rencana tindakan berisikan
tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penugasan, serta tanggung jawab setiap anggota.
j. Perayaan
Kesuksesan yang dicapai suatu tim yang efektif dapat diperkuat dengan jalan
merayakannya. Penghargaan dan pengakuan atas tugas yang terlaksana dengan baik
akan memotivasi anggota agar bekerja lebih giat dan tangkas untuk mencapai tujuan
berikutnya.
Berdasarkan teori diatas, maka kami menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang
menjadi kunci keberhasilan dalam sebuah tim. Saling ketergantungan, perluasan tugas,
penjajaran, bahasa yang umum, kepercayaan/respect, Kepemimpinan/ keanakbuahan
yang dibagi rata, Keterampilan pemecahan masalah, Keterampilan menangani
konfrontasi/ konflik, Penilaian/ tindakan serta perayaan merupakan beberapa kunci
keberhasilan dari kerjasama tim.
H. Dimensi Dalam Tim Kerja
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang
harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para
anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban tim
yaitu menjalankan seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan organisasi
yang baik, di mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim kerja.
Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial yang mempengaruhi kerja tim. Dengan
perkataan lain, di dalam tim terdapat interaksi sosial yang unik dan kompak.
Tim terdiri atas kumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial,
dan berbagai kebutuhan manusia, yang membuat tim secara keseluruhan dapat
membantu atau bahkan membuat frustrasi. Hal ini disebabkan tim bukan saja
berkumpul dan menjalankan tugas organisasi, tetetapi ada yang penting dan perlu
mendapatkan perhatian, yakni relasi sosial dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah
tim kerja. Relasi antarpribadi yang akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati,
satu pikiran dan satu kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan efektif.
1. Dimensi Personal
2. Dimensi Relational
3. Dimensi Strategis
a. Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju
bersama.
4. Dimensi Proses
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta dapat turut
serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat bekerja dalam tim yaitu untuk
pengambilan keputusan, merundingkan, dan bernegosiasi. Tujuan bekerja dalam tim agar
anggota memiliki visi dan misi yang sama dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
efesiensi dan efektif. Perbedaan antara kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak
menghasilkan sinergy positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih
tinggi dari jumlah masukan sedangkan tim kerja menghasilkan sinergy positif melalui usaha
yang terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual.
Tim yang efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila peningkatan kinerja
organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus memastikan bahwa tim-timnya
memiliki karakteristik-karakteristik. Dalam Tim kerja harus mempunyai Sembilan peranan
yaitu
1. Pencipta-pembaharu
2. Penjelajah-Promotor
3. Penilai-Pengembang
4. Pendorong-Pengorganisasi
5. Penyimpul-penghasil
6. Pengawas-Pemeriksa
7. Pemerkuat-Penasehat
8. Pelapor-Penasehat
9. Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban
oleh tim dan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan
tim sebagai sebuah unit sosial.
B. Saran
2. Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun
cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, perbedaan cara
kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi dengan positif.
DAFTAR PUSTAKA
Francis, D. and Young, D. 1979. Improving Work Group: a Practical Manual for
Teambuilding. California : university Associates.
Huszco, G. 1990. Training for Teambuilding. Training and Development Journal, 44 (2), hal
37-43.
Johnson, D. and Johnson, F. 1991. Joining Together : Group Theory and Group Skills. New
Jersey : Prentice Hall.
Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th Edition,
Prentice Hall, USA.