Anda di halaman 1dari 9

Makalah Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran Matematika SD dengan Strategi Pemecahan masalah


a. Hakikat strategi pembelajaran
Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di sekolah
adalah memilih atau menetapkan strategi pembelajaran yang resmi dengan
kondisi yang diprediksi dapat mempengaruhi hasil pembelajaran yang akan
dicapai oleh siswa. Agar hal ini tercapai, guru harus memiliki kemauan dan
kemampuan yang memadai untuk mengembangkan atau menetapkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pengajaran, seperti karakteristik siswa
yang diajar.
Kata strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau Strategus. Strategos
berarti jenderal atai berarti pula perwira Negara (state officer). Jenderal inilah
yang bertanggungjawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan
pasukannya untuk mencapai kemenangan (Dedikbud; 1999: 40)
Strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of actifities designed
to achieves a particular educational goal (J.R. David, 1976) Pengertian Strategi
pembelajaran cukup beragam walaupun pada dasarnya sama. Joni (1983)
berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Secara spesifik Sherly (1987) merumuskan pengertian
strategi sebagai keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan
keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan (Dekdkbud, 1999;40) Dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Wina Sanjaya, 2008;126)
Dari pengertian diatas, ada dua hal yang perlu dicermati. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemamfaatan sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
arah tujuan dari penyusunan langkah-langkah strategi adalah pencapaian tujuan.
Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas
yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah roh dari implementasi
strategi (Wina Sanjaya, 2008;126)
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegitan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey (1985)
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasi
belajar pada siswa.

Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk


menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang
meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely). Strategi belajar-mengajar tidak hanya
terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi
atau paket pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar-mengajar terdiri atas
semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi
belajar-mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok
dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper). Tiap tingkah laku yang harus
dipelajari perlu dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pengajaran berbeda
satu sama lain, maka jenis kegiatan yang harus dipraktekkan oleh siswa
memerlukan persyaratan yang berbeda pula.
Menurut Gropper sesuai dengan Ely bahwa perlu adanya kaitan antara
strategi belajar mengajar dengan tujuan pengajaran, agar diperoleh langkahlangkah kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Ia mengatakan bahwa
strategi belajar-mengajar ialah suatu rencana untuk pencapaian tujuan. Strategi
belajar-mengajar terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin
siswa betul-betul akan mencapai tujuan, strategi lebih luas daripada metode atau
teknik pengajaran.
Titik tolak untuk penentuan strategi belajar-mengajar tersebut adalah
perumusan tujuan pengajaran secara jelas. Agar siswa dapat melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar secara optimal, selanjutnya guru harus memikirkan
pertanyaan berikut: Strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk
membantu tiap siswa dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan?
Pertanyaan ini sangat sederhana namun sukar untuk dijawab, karena tiap siswa
mempunyai kemampuan yang berbeda. Tetapi strategi memang harus dipilih
untuk membantu siswa mencapai tujuan secara efektif dan produktif.
b. Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampan baru. Ketika kita berfikir informasi dan kemampuan yang akan di
miliki siswa, maka secara otomatis akan berfikir strategi apa yang akan diberikan
kepada siswa, agar dapat tercapai sesuai dengan tujuan belajar secara efektif dan
efisien.
Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat
digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu;
pertimbangan dengan tujuan yang ingin dicapai, pertimbangan yang berhubungan
dengan bahan atau materi pembelajaran, pertimbangan dari sudut siswa, dan
pertimbangan lain yang dapat dipertimbangankan (Wina Sanjaya, 2008;130)
c. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran

Prinsip umum dalam penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa


tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan
dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan tersendiri yang berbeda
antara strategi satu dengan yang lain. Hal ini seperti dikemukakan oleh Klien
(1998); no teaching strategy is better thanother In allircumtanse, so you have to
be able use a variety of teaching strategies, and make rational decisions about
when each of the teaching strategies is likely to most effective.
Bahawa seorang guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok
dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru harus memahami prinsip-prinsip
pembelajaran sebgai berikut; berorientasi pada tujuan, integritas, interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan motivasi (Wina Sanjaya, 2008;131135)
d. Strategi pembelajaran pemecahan masalah
Menurut petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah,
bahwa penerapan strategi yang dipilih dalam pengajaran matematika haruslah
bertumpu pada dua hal, yaitu optimalisasi semua unsur pembelajaran, serta
optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa(Tim MKBM:2001;60)
Pemecahan masalah adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi
masalah baginya. Suatu model yang dapat dijadikan dasar untuk proses
pemecahan masalah adalah model empat tahap yang diusulkan oleh George Polya
dalam Hudoyo (1988), yaitu; memahami masalah, membuat rencana untuk
menyelesaikan masalah, maksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua,
dan memeriksa ulang jawaban yang diperoleh.
1) Konsep dasar dan karakteristik Strategi Pembelajaran Masalah
Diartikan sebagai rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan
pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga
ciri utama yaitu; pertama, merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
siswa, kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah,
yang menempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran, ketiga,
pemecahan masalah menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Strategi
pemecahan masalah dapat diterapkan:
a. Manakalah guru mengharapkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat
mengingat materi pelajaran, tetapi menguasai dan memahami secara
penuh.
b. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir
rasional siswa.

c. Manakalah guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan


masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
d. Jika guru menginginkan mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab
dalam belajarnya.
e. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari
dengan kenyataan dalam kehidupanya (hubungan antara teori dengan
kenyataan)
2) Hakikat masalah dalam strategi pembelajaran masalah
Menurut Wina Sanjaya (2008), Hakikat masalah dalam strategi
pembelajaran pemecahan masalah adalah gap atau kesenjangan antara situasi
nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan
apa yang diharapkan. Oleh karena itu, materi atau topik tidak terbatas pada
materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi dapat pla
bersumbe dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
3) Kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam strategi pembelajaran masalah;
a. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik
b. Bahan yang dipilih adalah bahan yang familiar dengn siswa, sehingga siswa
dapat mengikutinya dengan baik
c. Bahan ysng dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan
kepentingan orang banyak, sehingga terasa bermanfaat.
d. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kirikulum
e. Bahan yang dipilih sesuai dengan miniat siswa sehinggga setiap siswa
merasa perlu mempelajarinya.
4) Macam-macam strategi pemecahan masalah matematika
Menurut Reys (1978) dan buku pengembangan pembelajaran
matematika SD, disebutkan beberapa macam strategi pemecahan masalah
yaitu:
a. Beraksi (Act It Out)
Strategi ini menuntut untuk melihat apa yang ada dalam masalah
dan membuat hubungan antar komponen dalam masalah menjadi jelas

melalui serangkaian saksi fisik atau manipulasi objek. Penggunaan


manipulasi objek agar hubungan antar komponen dalam permasalahan
menjadi jelas.
b. Membuat gambar atau diagram
Strategi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah dan
memperjelas hubungan yang ada. Untuk membuat gambar atau diagram
ini, tidak perlu membuatnya detail tetapi cukup yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada.
c. Mencari pola
Pada prinsipnya, strategi mencari pola ini sudah dikenal sejak di
Sekolah Dasar. Untuk memudahkan memahami permasalahan, siswa
sering kali diminta untuk membuat tabel dan kemudian menggunakannya
untuk menemukan pola yang relevan dengan permasalahan yang ada.
d. Membuat tabel
Strategi ini ini membantu mempermudah siswa untuk melihat pola
dan memperjelas informasi yang hilang. Dengan kata lain strategi ini
sangat membantu dalam mengklasifikasikan dan menyusun informasi atau
data dalam jumlah besar.
e. Menghitung semua kemungkinan secara sistematis
Strategi ini sering digunakan bersama-sama dengan strategi
mencari pola dan membuat tabel, karena kadang kala tidak mungkin untuk
mengidentifikasi seluruh kemungkinan himpunan penyelesaian. Dalam
kondisi demikian, dapat menyederhakan dengan mengkategorikan semua
kemungkinan kedalam beberapa bagian. Namun, jika memungkinkan
kadang-kadang perlu mengecek atau menghitung semua kemungkinan
jawaban.
f. Menebak dan menguji
Strategi menebak yang terdidik ini didasarkan pada aspek-aspek
yang relevan dengan permasalahan yang ada, ditambah pengetahuan dari
pengalaman sebelumnya. Hasil tebakan tentu saja harus diuji kebenaranya
serta diikuti oleh sejumlah alasan yang logis.
g. Bekerja mundur

Strategi ini sangat cocok untuk menjawab permasalahan yang


menyajikan kondisi atau hasil akhir dan menayakan sesuatu yang terjadi
sebelumnya.
h. Mengidentifikasi informasi yang didinginkan, diberikan, dan diperlukan.
Strategi ini membentu menyortir informasi dan memberi
pengalaman dalam merumuskan pengalaman. Dalam hal ini perlu
menentukan permasalahan yang akan dijawab, menyortir informasiinformasi penting untuk menjawabnya, dan memilih langkah-langkah
penyelesaian yang sesuai dengan soal.
i. Menulis kalimat terbuka
Strategi ini dapat melihat hubungan antara informasi yang
diberikan dan yang dicari. Untuk menyederhanakan permasalahan, dapat
menggunkan variabel-veriabel sebagai pengganti kalimat dalam soal.
j. Menyelesaikan masalah yang lebih sederhana atau serupa
Suatu masalah yang rumit dapat diselesaikan dengan cara
menyelesaikan masalah yang serupa tetapi lebih sederhana.
k. Mengubah pandangan
Strategi ini dapat digunakan setelah beberapa strategi lain telah
dicoba tanpa ada hasilnya.
Jika diperhatikan secara seksama antara strategi satu dengan yang lainya
adalah selalu berkaitan dan berhubungan dalam menyelesaikan pemecahan
masalah matematika. Bahkan dalam satu soal pemecahan masalah matematika
dapa menggunakan lebih dari satu strategi. Untuk memilih strategi manakah
yang paling tepat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan,
diperlukan suatu keterampilan dan langkah-langkah secara rinci.
5) Langkah-langkah strategi pemecahan masalah
Di dalam pembelajaran matematika, terutama tentang pembelajaran
pemecahan masalah, ada seorang tokoh yang sangat dikenal, yakni Georg
Polya. Polya menyarankan model 4 langkah pemecahan masalah sebagai
strategi umum yang perlu dilakukan dalam pembelajaran melalui pemecahan
masalah. Keempat langkah itu adalah:
a. Memahami masalahnya
b. Menyusun rencana yang bisa dipakai untuk memecahkan masalah

c. Menjalankan rencana
d. Melihat kembali atau melakukan refleksi terhadap selesaian yang diperoleh.
Di kelas, empat langkah ini dikenal nama macam-macam, antara lain:
kenali susun rencana lakukan periksa kembali. Kemampuan
pemecahan masalah ini akan terbantu perkembangannya kalau dalam diri
siswa dipenuhi dengan berbagai macam strategi pemecahan masalah.
Secara garis besar langkah-langkah stratrgi pemecahan masalah
masalah mengacu pada empat tahap pemecahan masalah yang diusulkan oleh
Geoege Polya, yaitu:
a. Memahami masalah
Pada langkah ini, kegiatan pemecahan masalah diarahkan untuk
membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pada permasalah dan apa
yang ditanyakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dimunculkan kepada siswa
untuk membantunya dalam memahami masalah. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut, antara lain;
1. Apakah yang diketahui dari soal?
2. Apakah yang ditanyakan soal?
3. Apa saja informasi yang diperlukan?
4. Bagaimana akan menyelesaikan soal?
b. Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah
Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi
strategi-strategi pemecahan masalah yang sesuai untuk memecahkan masalah.
Dalam mengidentifikasi strategi-pemecahan masalah ini, hal yang paling
penting untuk diperhatikan adalah apakah strategi tersebut berkaitan dengan
masalah yang akan dipecahkan.
c. Melaksanakan penyelesaian soal
Siswa diarahkan menyelesaikan soal sesuai dengan yang telah
direncanakan. Pada langkah ini kemampuan siswa dalam memahami substansi

dan keterampilan siswa dalam melakukan perhitungan matematika akan


sangat membantu siswa dalam melaksanakan langkah kedua ini.
d. Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh
Pada langkah ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil
yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi
kontradiksi dengan yang ditanya. Pada tahap ini ada empat langkah
penting yang dapat dijadikan pedoman untuk melaksanakan langkah ini;
1. Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanya
2. Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh
3. Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian
masalah
4. Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang memenuhi
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan amerika yang
dikutip Wina Sanjaya (2006:217) menjelaskan 6 langkah strategi
pembelajaran bebasis masalah yang kemudian dinamakan metode
pemecahan masalah (Problem Solving), yaitu;
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa dalam menentukan masalah
yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara
kritis dari berbagai sudut pandang
3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan bebagai
kemungkinan pemecahan yang sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengembil atau merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang
diajukan
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan
hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan
Daftar Pustaka

Depdikbud, (1999), Strategi Belajar Mengajar, Departemen pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
_________, (2006), Panduan Pembalajaran untuk SD/SM, SMP/MTs/SMA/MA,
Jakarta
Heruman, (2007), Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Pt. Rosda
Karya Bandung
Inisiasi Pengembangan Matematika SD, Teori Belajar Bruner, www.depdiknas.go.id
Nana Sudjana, 1986, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar baru Algasindo,
Bandung
Tim MKPBM Jurusan Matematika, (2001), Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA-UPI: Bandung
Wina Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan,
Kencana, Predana Media Group Jakarta
Zaenurie, Artikel Cara Sesorang Mendapat Pengetahuan Dan Implikasinya Terhadap
Pembeklajaran Matematika, 26 Oktober 2007, /Www.Depdiknas.Go.Id

Anda mungkin juga menyukai