Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN
KOMPETENSI GURU DAN KETERAMPILAN DASAR
GURU DALAM KELAS

NAMA KELOMPOK : 2
NILA PUTRI (206172925)
NOVIA RIZKI (206172927)
RIO DEHANTARA (206172933)
RITA ANGGRAINI (206172935)

KELAS : FISIKA VB
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sukarno, M.Pd

PRODI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
A. KOMPETENSI GURU
1. Kompetensi pedagogik
Adalah kompetensi yang mengatur seluruh pembelajaran pada peserta didik .
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, lebih rinci dan menjelaskan
apa saja yang harus dikuasai oleh guru terkait dengan pembelajaran Kompeten
Pedagogik.
1. Mencoba memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2. Memahami teori pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu/diajarkan.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran peserta didik.
6. Memberi fasilitas kepada peserta didik, untuk mengembangkan
potensi minat bakat peserta didik yang dimiliki.
7. Melakukan penilaian kepada peserta didik dan mengevaluasikan
proses hasil belajar.
kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang dalam melakukan pengelolahan
peserta didik. Tugas guru yang paling penting ialah mengajar dan mendidik peserta didik
dikelas atau pun diluar kelas, karena peserta didik harus banyak mengetahui tentang
pengetahuan yang ada di dalam sekolah atau pu diluar sekolah. Ada beberapa pengetahuan
tentang peserta didik yaitu meliputi:
a. Memahami sebuah wawasan atau landasan pendidik.
b. pemahaman tentang peserta didik.
c. Mengembangkan kurikulum atau silabus peserta didik.
d. Merancang pembelajaran.
e. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Mevaluasi hasil belajar peserta didik.
g. Mengembangkan peserta didik untuk berbagai kompetensi yang dimiliki nya.
Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru dan mempunyai karakteristik baik dan sifat yang bagus di mata
peserta didik dari berbagai aspek seperti emosional, moral, dan intelektual. Aspek
yang harus dimiliki seorang guru berkenaan dengan kompetensi pedagogik
adalah:
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, social, moral,
emosional, kultural dan intelektual.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip belajar yang mendidik.
c) Mampu mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan bidang
pengem-bangan yang dianutnya.
d) Melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e) Memanfaatkan pasilitas yang telah disediakan.
f) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik agar peserta didik lebih bisa menghargai.
g) Melakukan tindakan reflektif atau yang baik untuk meningkatan
kualitas pembelajaran.

Kompetensi pedagogik adalah mengantar atau membimbing, dan memiliki


kemampuan untuk menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Dan memiliki kemampuan
guru yang selalu memahami dan mengerti peserta didik. Kompetensi yang mencakup
pemahaman terhadap peserta didik.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pembelajaran peserta didik untuk
pemahaman peserta didik. Dan pengembangan peserta didik berbagai potensi yang dimilikinya.
a. Memiliki wawasan yang cukup untuk peserta didik.
b. Memahami sifat peserta didik
c. Menguji tingkat kecerdasan siswa
d. Kreatif/ kreatifitas
e. Mengembangkan kurikulum dan silabus
f. Merencanakan pembelajararan (Rohmat,2013:79)
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang memahami peserta didik dalam
perancangan pembelajaran dan akan mengembangkan peserta didik untuk menunjukkan
potensi dan bakat yang ada pada diri peserta didik.
a. Merancang sebuah pembelajaran dan memahami pendidik untuk kepentingan
pembelajaran.
b. Menentukan peningkatan ketuntasan pembelajaran peserta didik.
c. Melakukan pembelajaran yang lebih kondusif agar mudah dipahami.

Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan seorang guru dalam


pengelolaan pembelajaran yang meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Guru seharusnya
memiliki latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibimbing. Dengan kata lain guru juga
harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam penyelenggaraan pembelajaran
di kelas. Pemahaman terhadap belajar, Guru harus memiliki pemahaman psikologi tentang
perkembangan anak, sehingga dapat mengetahui dengan baik, bagaimana cara pendekatan
yang tepat pada anak didiknya. Guru dapat mengajar anak-anak untuk melewati masa-masa
sulit dan dalam usia yang dibilang cukup muda dan masih tidak mengerti apapun, Karena
dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan
pendekatan yang tepat.
Kompetensi pedagogik yaitu sebuah proses yang harus dimiliki seorang guru ber-
kenaan dengan karakteristik siswa dan dapat dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional, dan intelektual. Pedagoging ini menjelaskan bahwa sebagai guru kita wajib
menguasai teori belajar dan prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interest
yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru wajib
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam tataran Sekolah Menengah atas
sederajat dan disesuaikan dengan kebutuhan local atau kebutuhan sang pengajar. Guru harus
berusaha mengoptimalkan potensi peserta didik untuk menentukan kemampuannya di kelas,
dan harus melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki. Komponennya adalah sebagai berikut :
a. Mampu memutuskan mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana suatu materi
mendukung tujuan pengajaran, dan bagaimana memilih jenisjenis materi yang sesuai
untuk keperluan belajar siswa.
b. Mampu mengembangkan potensi peserta didik.
c. Menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran.
d. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran.
e. Merancang pembelajaran yang mendidik.
f. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik.

Menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh
pendidikan.
Kompetensi pedagogic merupakan salah satu pembelajaran peserta didik
yang berasal dari yunani “paedos” jika anak laki-laki “agegos” artinya
membimbing atau menagantar . seorang ahli yang membimbing dan mendidik
anaknya kea rah tujuan tertentu bisa dikataakan pedagogic ( sadulloh, 2010:2)
pedagogic merupakan teori atau sebuah kajian yang meneliti secara kritis dan
objektif , serta mengembangkan dalam proses pendidikan . istilah pedagogic
dapat diuraikan dengan beberapa ahli dalam sadulloh dan menunjukkan suatu
usaha yang di tunjukkan kepada pengembangan budi pekerti.mendidik adalah
membantu anak agar kelak bisa menyelesaikan tugasnya semasa hidup dan
belajar bertanggung jawab atas segalanya, dan tercapainya masa kedewasaannya.
Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki pada zaman Yunani
Kuno atau pada zaman dahulu yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya
pergi ke sekolah, pedagogik ialah salah satu ilmu yang mempelajari masalah
bagaimana cara membimbing anak kearah tujuan tertentu atau kea rah yang baik,
yaitu supaya kelak ia bisa mandiri dalam menyelesaikan ujian hidupnya.
Kemampuan yang wajib dimiliki seorang guru berkenaan dengan aspek-
aspek pedagogik, yaitu:
 Menguasai karakteristik peserta didik dari sifat fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual.
 Memahami teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik untuk peserta didik.
 Sanggup dalam mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan
bidang pengembangan yang diampu oleh seorang guru tersebut.
 Melakukan kegiatan pengembangan peserta didik yang mendidik.
 Menggunakan fasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengetahui berbagai potensi yang dimiliki.
 Berkomunikasi secara baik, empatik, dan santun dengan peserta didik
maupun orang tua peserta didik.
 Melaksanakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar, dan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.

2. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi kepribadian adalah merupakan kemampuan peserta didik
yang mencerminkan kepribadian yang baik,dan memiliki keterampilan yang
wibawa, stabil serta menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia.
a) Melakukan sesuatu sesuai dengan hukum, norma agama, kebudayaan,
sosial dan nasional Indonesia.
b) Menunjukkan diri sebagai pribadi yang jujur, teladan bagi peserta
didik masyarakat dan berahlak mulia.
c) Menunjukkan diri sebagai pribadi yang dewasa,berwibawa dan
mantap.
d) Menunjukkan tanggung jawab yang tinggi ,rasa bangga menjadi
seorang guru,memiliki etos kerja, dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi keguruan.

Kompetensi kepribadian meliputi melaksanakan tugas sebagai seorang


guru yang harus dilakukan dan menggunakan hati karena perasaan bangga akan
tugas yang telah dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi
berkualitas masa depan bangsa.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan sebagai seorang yang
berwibawa dan teladan serta berakhlak mulia. Kepribadian guru sangat
berpengaruh bagi seorang peserta didik dan kewibawaan guru ada dalam diri atau
kepribadian guru tersebut.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang lengket pada diri
peserta didik secara dewasa, wibawa dan menjadi teladan bagi anak didik atau
diri sendiri serta berakhlak mulia. Kompetensi ini juga berkaitan dengan sifat dan
perilaku guru itu sendiri dan kelak ia harus memiliki nilai-nilai luhur dalam
perilaku sehari-hari.
Kompetensi kepribadian merupakan kemahiran seorang guru yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa dan berakhlak mulia.
Kompetensi ini Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang memiliki wibawa,
perilaku yang baik serta berakhlak mulia yang baik.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seorang guru itu harus
memiliki pribadian yang baik, bagus, dewasa, mantap dan berwibawa, serta
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Di mana pada setiap
perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan
kepribadian seorang guru. Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai
ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian seorang guru ialah suatu
membelajaran yang abstrak atau nyata dan dapat dilihat lewat penampilan, ucapan,
tindakan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian
adalah seluruhan individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik.
Kepribadian merupakan sosok seorang guru dia akan memberikan
contoh yang baik sebagaimana guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu
dan ditiru” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya). Kepribadian guru ialah faktor
paling penting bagi keberhasilan belajar peserta didik. Kepribadian mencakup
semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap
tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian
seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan,
tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian
seseorang. Sebagai seorang guru kita harus memiliki kompetensi yang berhubungan
dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya:
(1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama
sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya;
(2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama;
(3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat;
(4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya 32
sopan santun dan tata karma dan;
(5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang menjelaskan tingkah


laku seorang guru itu sendiri yang nantinya harus memiliki nilai-nilai luhur
sehingga terbawa kedalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan
kehidupan yang mengharapkan guru menjadi seorang pahlawan yang tanpa tanda
jasa nya yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai
oleh Pancasila yang rela berkorban demi kelestarian bangsa dan negaranya termasuk
dalam kompetensi kepribadian guru.
 Dengan kompetensi kepribadian seorang guru akan menjadi contoh
yang teladan bagi siswa yang diajarnya, sifat peserta didik akan baik
jika diajar dengan lebut. Oleh karena itu seorang guru dituntut
melakukan perbuatan yang menjadikan dirinya sebagai panutan
kepada peserta didik dan untuk orang yang akan dipimpinnya.
 Setiap guru mempunyai kepribadi masing-masing sesuai apa yang ia
punya pada dirinya sendiri.
 Kepribadian adalah seluruhan individu yang terdiri dari unsur psikis
dan fisik. Dalam makna tersebut seluruh sikap dan perbuatan
seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian seseorang
tersebut, asal dilakukan secara optimis atau sadar. Perbuatan baik
sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai akhlak yang baik
dan kepribadian yang baik.

Kepribadian guru yang berahlak mulia tampak dari tindakan guru yang
sesuai dengan norma religius. Guru mengawali dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdoa, menghargai keyakinan yang dianut warga sekolah
dengan tidak membedabedakan antara satu anak dengan anak lainnya,
mengajarkan sikap saling mengahargai kepada anak autis, mengajarkan
pendidikan agama sesuai dengan agama masing-masing anak autis, dan mengikuti
acara keagamaan yang diadakan sekolah, dan menghormati peringatan
keagamaan masing-masing warga sekolah. Kereligiusan ini mendorong guru
untuk selalu bertindak dan bersikap jujur dalam setiap tugas dan tanggung jawab
serta menghindari penyimpangan perilaku dalam pelaksanaan tanggung jawab
dalam mengajar maupun disekolah. Kepribadian yang dewasa tampak dari sikap
dan tindakan guru dalam mematuhi peraturan yang ada disekolah dan
menyelesaikan administrasi sekolah sesuai dengan standar dan aturan dari
sekolah. Meskipun dalam realitanya pelaksanaan pembelajaran tidak selalu sesuai
dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun baik dari
segi waktu, metode, materi, dan kegiatan pembelajaran.
RPP bukanlah menjadi patokan dan wajib diterapkan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, namun RPP hanyalah sebagai pedoman dan
pendukung agar pelaksanaan pembelajaran lebih terarah dan terprogram. Sikap
guru yang ramah, santun, dan humoris terhadap semua anak maupun warga
sekolah membuat guru disenangi oleh peserta didik bahkan ditunggu-tunggu
kehadirannya.
Hal ini tampak, ketika tiba disekolah anak-anak langsung berlari menemui
subjek dan memberi salam. Ketika bertemu dengan sesama guru maupun anak
didik guru memberikan sapaan dan salam. Sikap dan tindakan yang berdampak
positif terhadap anak autis dan ditiru oleh anak autis.

3. Kompetensi Professional Guru


1. Pengertian kompetensi professional guru

Pengertian yang sederhana guru adalah orang yang memberikan ilmu


pengetahuan kepada anak didiknya. Dimata masyarakat seorang guru menempati
kedudukan yang terhormat, karena seorang guru memiliki kewibawaan yang
menyebabkan mereka dihormati. Masyarakat meyakini bahwa gurulah yang dapat
mendidik anak mereka agar menjadi orang yang memiliki kepribadian mulia dan
cerdas. Maka dengan kepercayaan itulah seorang guru diberikan tugas dan tanggung
jawab yang berat. Dengan itu seorang guru harus memiliki kompetensi-kompetensi
yang baik dalam melaksanakan pembelajaran.
Kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajran secara luas dan mendalam, menurut Suyanto dan dijihad H. dalam
jurnal Nurdin. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 (pedoman
PPL UNNES, 2010), Mengemukaan bahwa kompetensi professional dapat diartikan
kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standard kompetensi
yang ditetapkan dalam standard nasional.
Adapun arti lain dari arti kompetensi professional guru yaitu kemampuan
yang harus dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu, kompetensi pribadi,
kompetensi sosial dan kompetensi professional.
2. Hakikat Profesi Guru

Guru merupakan suatu profesi, berarti yang memiliki suatu jabatan yang
memerlukan kea hlian atau keterampilan khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang dari pendidikan.
Menurut Uno (2008: 16) mengemukakan bahwa seorang guru perlu
mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar guru dapat
melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut:
a. Seorang guru harus bisa membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran
yang diberikan guru, serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar
yang berbrda-beda.
b. Guru harus membangkitkan kemauan peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta
mencari pengetahuan sendiri.
c. Guru harus dapat memberikan urutan dalam pemberian materi pembelajaran dan
menyesuaikan dengan usia dan tahan tugas perkembangan peserta didik.
d. Seorang guru harus menghubungkan pelajaran yang akan di berikan dengan
pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik agar peserta didik menjadi
mudah dalm memahami pelajaran yang diterimanya.
e. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, guru diharapkan bisa
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik
menjadi jelas.
f. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan kedekatan atau hubungan antara mata
pelajaran dan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati, dan
menyimpulkan pengetahuan yang telah di dapatnya.
h. Seorang guru harus bisa mengembangkan sikap peserta didik dalam membina
hubungan sosial, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
i. Guru harus mampu memahami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat
menanggapi siswa sesuai dengan perbedaanya tersebut.

3. Indikator Kompetensi Profesional Guru

Unsur pembentuk kompetensi professional guru adalah adanya tingkat


komitmen terhadap profesi. Menurut Ibid dalam Hamalik (2006) menyatakan bahwa
tingkat komitmen yang sebenarnya dapat digambarkan dalam satu garis kontinum,
yang bergerak dari tingkatan rendah sampai dengan tingkatan tinggi.
Ciri-ciri guru yang memiliki rendah tingkat komitmennya yaitu, sebagai berikut:
 Perhatian yang diberikan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.
 Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan tugasnya hanya sedikit.
 Guru hanya memerhatikan jabatannya.

Ciri-ciri guru yang memiliki tingkat komitmennya yang sangat tinggi yaitu, sebagai berikut:
 Perhatiannya terhadap siswa sangat tinggi.
 Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan tugasnya banyak.
 Tidak pernah hanya memerhatikan jabatannya.
 Banyak pekerjaan positif untuk orang lain.

Menurut prasetio (2007) ada beberapa unsur persyaratan dan unsur kompetensi yang harus
dimiliki guru yaitu, sebagai berikut:
a. Kepribadian
 Intra personal.
 Inter personal.
b. Keterampilan proses
 Perencanaan.
 Pelaksanaan.
 Evaluasi.
 Perbaikan dan Pengayaan.
 Bimbingan dan Konseling
c. Penguasaan pengetauhan.
 Pemahaman wawasan pendidikan
 Pengembangan diri dan profesi
 Pengembangan potensi peserta didik
 Penguasaan akademik

Kompetensi professional guru menjadi faktor yang sangat menunjang


peningkatan kualitas sekolah. Tugas guru adalah mengajar dan memberi arahan
yang baik untuk peserta didik. Setiap guru memiliki kompetensi baik dalam
mengajar, jika guru memiliki kompetensi pengetahuan yang luas dan baik guru bisa
memilih cara pengajaran dengan baik, maka pembelajaran akan berjalan dengan
baik dan bisa meningkatkan potensi siswa. Guru juga bisa berpengaruh terhadap
terbentuknya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Maka dari itu guru harus
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
bantuan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan
berkualitas(Mulyasa, 2005).

4. Karakteristik kompetensi Guru

Guru yang bermutu yaitu mereka yang memiliki potensi professional


dengan berbagai kapasitas sebagai pendidik. Guru yang professional dilihat dari
cara bekerjanya sehingga bisa menyajikan karya yang berguna untuk masyrakat.
Menurut Hamalik, indikator guru dapat dinilai kompeten secara
professional adalah sebagai berikut:
 Guru mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik.
 Guru mampu melakukan peran-perannya secara berhasil.
 Guru mampu bekerja dalam usaha penyampaian tujuan pendidikan
sekolah.
 Guru mampu melakukan perannya dalam proses belajar mengajar di
kelas.

B. Kompetensi Sosial Guru


1) Pengertian Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarkat


untuk berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat dengan menggunakan
komunikasi dan informasi secara berguna, serta bersosialisasi secara baik dengan
peserta didik, sesame pendidik, orang tua siswam dan masyarakat sekitar (SNP,
pasal 28 ayat 3 butir). Guru yang profesional memiliki kompetensi sosial yang
baik.
Menurut Permendiknas No.16 tahun 2007, tentang kemampuan standar
kompetensi sosial mencangkup empat kompetensi utama, yaitu:
a. Bersikap menyeluruh dan bertindak adil serta tidak membeda-
bedakan karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang, dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, peduli, dan sopan dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi dengan baik di tempat bertugas di seluruh wilayah
Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendi dan profesi lain
secara lisan, dan tulisan, dan bentuk lainnya.

Seorang guru harus mampu berinteraksi sosial dengan baik dilingkungan


sekitar. Karena peran guru sebagai contoh yang baik untuk peserta didiknya, jika
seorang guru menunjukan sikap sosial yang tidak baik maka peserta didik akan
melakukan hal tersebut juga.

2) Sikap sosial dan macam-macamnya


a. Pengertian sikap sosial

Sikap adalah suatu hal menentukan sifat sendiri, hakikat baik perbuatan
sekarang ataupun yang akan dating. Sedangkan sosial adalah segala sesuatu yang
mengenai masyarakat agar saling memperdulikan.
Jadi arti dari sikap sosial adalah pendirian, tindakan atau perbuatan yang
di lakukan seorang siswa dalam hidupnya, baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat, sehingga menjadi insan kamil serta sesuai dengan anjuran Allah
SWT.
b. Macam-macam sikap sosial
1. Sikap terhadap teman

Teman merupakan sosok yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan,


hendaknya di perlukan sebuah sikap sosial untuk menjaga hubungan pertemanan
agar selalu berjalan dengan baik, sikap sosial tersebut antara lain:
 Bersikap ramah pada teman.
 Selalu memaafkan.
 Suka menolong teman
 Tidak mencela atau berbuat jahat pada teman.

2. Sikap terhadap Guru


 Menghormati dan memuliakan guru.
 Tawadhu terhadap guru.
 Berupaya menyenangkan hati guru
 Jangan duduk di tempat duduk guru.
 Jangan membukakan rahasianya.

c. Pendekatan Guru dalam pengembangan sikap sosial

Guru perlu melakukan kegiatan pembelajaran melalui perencanaan,


strategi dalam pemilihan materi pembelajaran sampai pada saat penilaian.
Pendekatan adalah proses atau cara mendekati yang akan dilakukan seorang guru
kepada peserta didik untuk menciptakan proses pemebelajaran yang mudah untuk
di pahami peserta didik.
Ada beberapa macam pendekatan yaitu, pendekatan keterampilan proses,
pendekatan lingkungan, dan pendekatan kontekstual.

d. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru

Dalam kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan


dalam berkomunikasi dengan siswa. Musaheri mengemukakan, karakteristik guru
yang memiliki kompetensi sosial adalah guru berkomunikasi secara santun dan
bergaul secara efektif. Ada beberapa cara berkomunikasi secara santun yaitu,
sebagai berikut:
 Melalui pembicaraan dengan sopan seperti nada berbisik-bisik, halus,
tidak kasar atau keras-keras.
 Melalui mimik, seperti raut muka, dan pandangan sikap.
 Dengan cara bicara dengan menggunakan isyarat yang sopan, sperti
menggelengkan kepala, menganggukkan kepala, dan sebagainya.
 Dengan alat, seperti alat elektronika, radio, televisi, telpon dan
lainnya.

e. Manfaat kompetensi sosial Guru

Manfaat guru yang berkompetensi sosial dengan mengatakan bahwa jika


guru memiliki kompetensi, maka guru akan diteladani oleh peserta didiknya.
Rubin mengemukakan bahwa manfaat kompetensi sosial guru mengarahkan
siswa untuk memiliki kecerdasan sosial yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari di tengah lingkungan sosial.
Suwardi menulis bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru,
yaitu:
 Guru dan siswa harus saling terbuka dalam hal apapun.
 Baik guru maupun siswa harus merasa saling berguna.
 Guru dan siswa harus saling menghargai perbedaan.
 Guru dan siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhannya .

Mengembangkan kecerdasan sosial dalam proses pembelajaran antara lain


dengan cara memecahkan masalah, dan berdiskusi dan melakukan kunjungan
langsung ke masyarakat. Dengan demikian, siswa akan berfikir dan menanamkan
rasa peduli terhadap kepribadian siswa. Dengan itu, siswa juga dapat
memacahkan masalah yang berkenanan dengan hal yang mengganggu belajar
dirinya sendiri.

f. Indikator Kompetensi Sosial Guru

Menurut Crow dan Crow dalam Marno (2009), kompetensi guru dalam
melaksanakan pembelajaran meliputi:
1. Guru harus menguasai subjectmater yang akan di ajarkan.
2. Keadaan fisik harus sehat.
3. Harus bisa mengontrol emosi.
4. Memahami sifat hakikat dan perkembangan manusia.
5. Pengetahuan untuk menerapkan prinsip-prinsip belajar.
6. Minatnya terhadap perbaikan professional dan pengayaan kultural
yang terus menerus dilakukan.
7. Aspirasinya terhadap perbedaan kebudayaan, agama dan etnis.

B. KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM KELAS

Guru adalah profesi yang sangat penting dalam suatu bangsa, guru
dianggap sesorang yang telah kompeten keilmuannya,profesional serta menjadi
sosok yang di tiru perilakunya, Mereka diwajibkan untuk menguasai ilmu
pengetahuan, profesional dalam proses pembelajaran dan juga diberi amanah
untuk membentuk para pelajar untuk menguasai nilai-nilai sosial dalam
kehidupan bermasyarakat(Hassan 2008).

Oleh sebab itu guru pada zaman sekarang ini di harapkan agar memiliki
beberapa keterampilan mengajar didalam kelas, yaitu :

a. Keterampilan Bertanya
Bertanya ialah kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan
pertanyaan ke peserta didik dalam proses belajar mengajar, baik itu pertanyaan
mudah ataupun sulit. Dengan demikian kemampuan guru dalam memberikan
pertanyaan ke peserta didik dalam proses belajar mengajar disebut Keterampilan
bertanya. Keterampilan bertanya merupakan sesuatu yang sangat amat mutlak
yang harus dimiliki oleh guru.
Guru atau pengajar membutuhkan pemahaman dan latihan agar memiliki
ketrampilan bertanyaa yang baik. Guru atau pengajar diminta agar memberikan
pertanyaan pada waktu yang tepat , hal ini akan menciptakan perilaku yang baik
dari peserta didik. Peserta didik yang awalnya diam mendengarkan saja beralih
menjadi aktif seperti menjawab pertanyaan dan mengemukakan
pendapat(Suwarna et al. 2013).
Beberapa peran penting dari keteram pilan bertanya yang mutlak dimiliki
pengajar(Achdiani and Rusliyani 2018), yaitu :
 Menambahkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap apa yang di
ajarkan.
 Menumbuhkan sistem dan cara belajar aktif.
 Mendorong siswa berpikir kritis.
 Meningkatkan fokus siswa terhadap masalah apa yang dibahas.
 Menumbuhkan keberanian peserta didik untuk bertanya.

Evaluasi dan penilaian biasanya dilakukan dengan cara bertanya baik


secara lisan maupun tulisan. Karenanya dibutuhkan Dasar-Dasar pertanyaan yang
baik (Saragih 2008), yaitu
 Jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik.
 Pertanyaan yang diajukan bisa memicu keaktifan peserta didik.
 Adanya acuan yang diberikan.
 Difokuskan pada suatu masalah.
 Bagikan penjelasan yang sesuai untuk menjawab.
 Berikan waktu yang cukup untuk peserta didik berpikir
 Pastikan seluruh peserta didik mendapat pertanyaan.
 Buat respon yang baik dan menyenangkan.
 Bimbing jawaban peserta didik, sehingga bisa mendapatkan jawaban
yang benar.
 Pengaturan tingkat kesukaran pertanyaan.
 Mengurutkan pertanyaan dengan baik.

Keterampilan bertanya hendaknya digunakan sesuai beberapa prinsip-


prinsip berikut ini(Suwarna et al. 2013) :
 Serius namun tetap santai, buatlah kondisi suasana nyaman dan
hangat.
 Memperlihatkan sikap yang baik pada saat bertanya dan menerima
jawaban , seperti :
1. Suara.
2. Ekspresi wajah.
3. Gerakan.
4. Posisi badan.

 Langkah – langkah memberikan pertanyaan :


1. Memberitahu peserta didik.
2. Berikan pertanyaan.
3. Buat waktu jeda sejenak.
4. Tunjuk peserta didik untuk menjawab.
5. Bila tidak bisa menjawab, lempar pada peserta didik yanag lain.

 Hal-hal yang perlu dihindari :


1. Jangan mengulang jawaban peserta didik.
2. Jangan mengulang-ulang pertanyaan yang sama jika peserta didik
tidak bisa menjawabnya.
3. Kondsisikan agar peserta didik tidak tidak menjawab serempak.
4. Jangan memilih peserta didik yang harus menjawab , sebelum
mengajukan pertanyaan.
5. Jangan menjawab pertanyaan sendiri, bila tidak ada yang bisa
menjawab jadikan sebagai tugas.

b. Ketrampilan Memberikan Penguatan


Ketrampilan penguatan ialah salah satu keterampilan yang kemukakan
oleh (Terney:1973). Penguatan bisa didefinisikan “Sebuah respon yang
diutarakan terhadap suatu kebaikan, yang menjadi stimulun terjadi kembali
kebaikan tersebut” . Ada lagi pendapat lain mengatakan “Penguatan merupakan
semua respon dari perubahan prilaku atau sifat peserta didik, yang memiliki
tujuan untuk memberi informasi atas perbuatan siswa (wina Sanjaya)”. Oleh
sebab itu pemahaman keterampilan penguatan memiliki dampak yang baik bagi
peserta didik baik itu mempertahankan atau meningkatkan pretasinya(Rosyid
2015). Tujuan Ketrampilan memberikan Penguatan (Suwarna et al. 2013),
diantaranya :
 Meningkatkan perhatian peserta didik dalam prose belajar-mengajar.
 Menumbuhkan semangat peserta didik atas pencapaian kompetensi.
 Menumbuhkan perilaku positif dan produktif peserta didik.
 Menciptakan rasa percaya diri peserta didik.
 Menumbuhkan rasa persaingan untuk memperbaiki prestasinya.
 Mengendalikan perilaku peserta didik yang kurang tepat.
 Mengajarkan cara berpikir yang baik.
a) Jenis Penguatan
Secara garis besar penguatan dibedakan menjadi dua(H. Khoeriyah 2015),
Yaitu : penguatan verbal dan nonverbal. Pada saat proses belajar mengajar kedua
jenis penguatan tersebut sama-sama berperan sebagai instrumen respon dari
pengajar terhadap respon dari peserta didik. Sedangkan perbedaannya bergantung
pada pemahaman siswa itu sendiri , ada yang cocok verbal ada yang non verbal,
bahkan ada yang cocok dengan jenis penguatan kombinasi.
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah respon yang diberikan pengajar atau peserta didik
secara lisan (ucapan ). Kelebihan jenis penguatan ini ialah mudah dilaksanakan,
karena bersifat langsung untuk merespon peserta didik.
Contohnya :
1. Kata-kata yang bersifat positif (baik, bagus, tepat,keren dan lain-lain)
2. Kalimat yang bersifat positif : Tugas yang kamu buat rapi sekali,
kamu hebat dalam menyelesaikan tugas Fisika dan masih banyak
lainnya.

2. Penguatan Non verbal


Penguatan non verbal adalah respon yang diberikan oleh peserta didik
tidak dengan lisan, tetapi dilihat dari perbuatan yang dilakukan peserta
didik(Rosyid 2015). Beberapa jenis respon dari penguatan non verbal, yaitu :
 Ekspresi wajah dan tindakan badan.
Ekspresi yang diberikan oleh pengajar hendaknya selalu positif,
seperti : Memberikan tanda jempol, tersenyum, ramah dan mimik
muka ceria, tepuk tangan, dan tindakan gerakan badan positif lainnya.
Sehingga respon ini membuat peserta didik merasa senang dan akan
membuat motivasi peserta didik meningkat.
 Gerak mendekati Dalam hal ini, pengajar melakukan gerak
mengampiri siswa, baik itu berdiri ataupun duduk disamping peserta
didik, sembari berkata positif. Hal ini akan membuat peserta didik
merasa diperhatikan dan membuat semangat belajar peserta didik
bertambah.
 Sentuhan ialah sentuhan yang dilakukan pengajar bertujuan untuk
lebih memotivasi siswa dalam belajar. Misalnya : berjabat tangan,
menepuk dan sentuhan lainnya yang tidak melanggar kultur, norma
dan etika. Dan dilakukan pada saat waktu dan situasi yang tepat.
 Pemberian Hadiah (symbol atau benda) Pemberian simbol atau benda,
memiliki pengaruh yang cukup yang signifikan dalam penguatan
terhadap siswa. Pemberian symbol disini dimaksudkan seperti tanda
ceklis, paraf , bintang dan hal lainnya sebagai bentuk penghargaan.

C. Teknik penguatan
Dalam melakukan penguatan hendaknya menggunakan teknik yang tepat,
agar mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil yang baik
hendaknya melihat beberapa teknik berikut ini(Ambarawati 2016) :
 Penguatan pribadi ke peserta didik.

Dilakukan dengan langsung ke pribadi peserta didik, dengan


caramenyebutkan nama dan memerhatikan peserta didik tersebut.
 Usia dari peserta didik

Penguatan dari segi usia sangat penting dilakukan agar bisa mendapatkan
hasil yang maksimal. Contohnya : Penguatan terhadap peserta didik berusia 6-12
tahun berbeda dengan peserta didik yang berumur 13-15 tahun.

 Penguatan secara terpisah

D. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam keterampilan penguatan :


 Kenyamanan dan antusias

Pengajar atau guru sebaiknya dalam memberi penguatan selalu dalam


ekspresi wajah yang ceria dan dengan mimic gerakkan yang menyenangkan. Hal
ini berefek pada tumbuhnya semangat peserta didik dalam proses belajar-
mengajar.

 Menghindari atau jangan menggunakan kata negatif. Pada proses


penguatan terhadap peserta didik pengajar jangan menggunakan kata-
kata negative, karena ada type peserta didik yang tidaak terbiasa
dengan kata – kata negatif. Misalnya : Kata-kata kasar, tidak
mendidik, cercaan ataupun hinaan.
 Penguatan dilakukan kepada peserta didik tertentu.
 Jangan menunda penguatan, sebaiknya dilakukan dengan segera.
 Pemberian penguatan yang memiliki makna.

3. Keterampilan menyelenggarakan variasi


Keterampilan menyelenggarakan variasi ialah kemampuan seorang
pengajar dalam melakukan variasi atau macam-macam metode dalam proses
belajar mengajar. Sehingga dalam proses belajar mengajar peserta didik tidak
merasa bosan, jenuh, ngantuk, hal ini membuat peserta didik tetap focus dalam
mengikuti proses belajar mengajar (Usman : 2006).
Berikut ialah beberapa manfaat memiliki keterampilan menyelenggarakan
variasi, yang seharusnya dimiliki oleh pengajar (Usman :2006) :
 Menumbuhkan dan menambahkan focus pada peserta didik

Yang mana kita ketahui, perhatian peserta didik dalam proses belajar
mengajar semakin berkurang dari waktu ke waktu , sehingga keterampilan variasi
pembelajaran sangat diburuhkan untuk menambahkan focus pada peserta didik.
 Meningkatkan rasa keingintahuan peserta didik dalam hal-hal baru.

Dengan adanya variasi dalam proses belajar mengajar hal ini secara
signifikan meningkatkan rasa ingin tahu dari peserta didik. Yang mana rasa ingin
tahu ini sudah alamiah ada pada setiap manusia.
 Menciptakan proses belajar mengajar semakin menarik

Keterampilan variasi yang baik dari pengajar , membuat proses


pembelajaran akan semakin menarik. Misal : pengajar menggunakan media
seperti animasi atau gambar. Hal ini membuat pembelajaran akan terasa lebih
menarik.
 Mengurangi rasa kejenuhan dan kebosanan yang dialami peserta didik

Proses pembelajaran yang rutin dilakukan setiap hari, akan


mengakibatkan rasa jenuh dan bosan yang dirasakan oleh peserta didik. Dengan
adanya variasi pembelajaran oleh peserta didik membuat peserta didik tidak
terfocus pada satu jenis kegiatan saja. Sehingga rasa bosan dan jenuh bisa diatasi.
Komponen dan unsur-unsur dalam keterampilan menyelenggarakan
variasi(Yanuar : 2015), sebagai berikut :
 Variasi pada setiap pertemuan(tatap muka)
Proses belajar mengajar tatap muka yang kerap dilakukan di dalam
kelas akan menarik jika ada komponen-komponen ini didalamnya,
yaitu :
1. Variasi Suara , Pengajar mutlak harus bisa memvariasikan suara,
karena hal ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian dari peserta
didik. Seperti : Kecepatan berbicara, atau tinggi-rendah nya suara.
2. Pemusatan perhatian, kemampuan yang dimiliki pengajar untuk
memfokuskan peserta didik pada hal-hal yang penting disaat proses
pembelajaran.
3. Kesenyapan atau kebisuan pengajar, yaitu “diam sesaat” yang
dilakukan oleh pengajar, setelah berkomunikasi terus menerus dengan
peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
untuk peserta didik istirahat atau refleksi sebelum melanjutkan
pembelajaran kembali.
4. Kontak mata, pemusatan melalui kontak mata yang dilakukan
pengajar kepada peserta didik, hal ini membuat peserta didik lebih
focus pada proses pembelajaran. Dan meminimalisir perilaku yang
menyimpang dari peserta didik.
5. Variasi gerakan badan dan ekspresi wajah , perpindahan pergerakan
guru , seperti pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pengajar tau kapan waktu duduk atau berdiri yang tepat.

 Variasi penggunaan media belajar(Suwarna et al. 2013)

Media pembelajaran secara garis besar dibagikan menjadi tiga :


1. Media yang bisa dilihat (Visual)
2. Media dengar (audio)
3. Kombinasi antara Audio visual

 Variasi bentuk korelasi


Meningkatkan korelasi diantara pengajar, peserta didik ataupun media
pembelajaran.

 Variasi stimulasi
1. Meningkatkan partisipasi peserta didik dikelas.
2. Memberi waktu kepada peserta didik untuk secara menyeluruh aktif
pada proses pembelajaran.
3. Memahami berbagai karakter peserta didik.

Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan oleh pengajar, dalam


keterampilan menyelenggarakan variasi (Suwarna et al. 2013) :

 Efisien : media dan alat belajar mengajar sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan tepat pada yang diajarkan.
 Efektivitas : Media dan alat belajar mengajar bisa meningkatkan rasa
ingin tahu siswa pada saat proses belajar mengajar.
 Sesuai dengan kemampuaan yang harus dipahami peserta didik
menurut taksonomi bloom.
 Harus memperhatikan kemampuan sarana dan prasarana yang ada di
dalam kelas.

4. Ketrampilan Menjelaskan
Secara etimologis kata “menjelaskan” berarti membuat sesuatu yang
tidak jelas menjadi jelas. Bila kita kaitkan pada keterampilan menjelaskan berarti
pengajar mengulang kembali menjelaskan apa yang belum jelas, sehingga
menjadi jelas(Rosyid 2015). Atau ada pula yang berpendapat keterampilan
menjelaskan ialah penyampaian informasi dengan lisan secara sistematis untuk
membuktikan adanya kaitan yang satu dengan lainnya (Yanuar :2015).
Keterampilan menjelaskan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut
(Marno: 2010):
 Memandu peserta didik agar memahami apa yang diajarkan pada
proses pembelajaran.
 Menguatkan kognitif peserta didik yang berkaitan dengan apa yang
diajarkan.
 Mengajak peserta didik dalam proses penyelesaian masalah (Problem
Solving).
 Mengkoneksikan pendapat dan pandangan kepada peserta didik.

Komponen-komponen dari ketrampilan mejelaskan(Suwarna et al. 2013),


terdiri atas :
 Pengajar memiliki penguasaan bahan ajar dan kesiapan yang matang.
 Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
 Media dan alat pembelajaran yang sudah disiapkan.

Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penerapan ketrampilan


menjelaskan :
 Memiliki manfaat bagi peserta didik
 Sinkron dengan kemampuan pengajar.
 Dalam Menjelasan pengajar sebaiknya melakukan dengan singkat,
padat dan jelas agar mudah dipahami oleh peserta didik.
 Perbanyak variasi dalam menjelaskan.
 Dalam menjelaskan hendaknya berurutan dan sisitematis.

Pada pelaksanaannya, Penyusunan bahasa yang baik mutlak dimiliki


pengajar dalam ketrampilan mejelaskan karena ini merupakan aspek yang sangat
penting. Pengajar menggunakan bahasa yang mudah dipahami, jangan
menggunakan kalimat yang rancu, pengaplikasian ilustrasi yang benar, dan
mengalokasikan waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya bila
belum memahami apa yang diajarkan, atau bisa juga diartikan pengajar
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan pendapat
sendiri (J.J Hasibuan : 2006).

4. Keterampilan Membuka dan Menutup


Keterampilan dasar guru adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses
mengajar yang bertujuan untuk menarik minat dan perhatian siswa agar terpusat pada apa
yang sedang dipelajari.(Menurut Hasibuan).
Menurut Brown (1991:98) kegiatan membuka pelajaran diartikan sebagai proses atau
alat yang berfungsi untuk memasukkan peserta didik ke dalam keadaan penuh dalam
pembelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran diawali dengan siswa berdoa setelah itu guru
mengabsen murid serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran tidak
hanya dilakukan di awal jam pelajaran saja, tetapi dilakukan setiang inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran.
Keterampilan menutup pelajaran di kelas salah satunya memberikan instruksi kepada
muridnya untuk membuat rangkuman pokok-pokok pelajaran dan memberikan tes tertulis
agar guru mengetahui sampai di mana pengetahuan murid mengenai pelajaran yang
berlangsung tersebut. Setelah itu memberikan sedikit hiburan kepada siswa agar ia merasa
rileks setelah belajar khususnya pelajaran matematika.
Keterampilan dasar guru dalam membuka dan menutup pembelajaran di kelas
sesungguhnya hal yang harus dikuasai oleh seorang guru agar dapat menciptakan suasana
belajar yang efektif, efisien, dan menarik. Keberhasilan dalam pembelajaran di pengaruhi
oleh kemampuan gurunya dalam mengelola proses pembelajaran yang dilakukan, apabila
seorang pengajar tidak dapat menguasai keterampilan ini akan sulit untuk mencapai tujuan
sebab, setiap murid itu memiliki karakteristik yang berbeda dalam menyerap pelajaran.
keterampilan membuka pelajaran, terdiri dari 4 komponen pendukung di antaranya :
a. Membangkitkan Perhatian Siswa
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat siswa di
antaranya :
 Variasi gaya mengajar
 Menggunakan alat bantu untuk mengajar
 Menerapkan pola interaksi yang beragam.
b. Menimbulkan Motivasi
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa dalam belajar di
antaranya :
 Antusias dan bersemangat dalam belajar
 Menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi
 Mengemukakan ide yang tidak sama dengan pelajaran yang
disampaikan
 Memperhatikan dan memanfaatkan suatu hal yang menjadi perhatian
siswa.
c. Memberikan acuan atau struktur
Cara memberikan acuan kepada siswa dapat dilakukan dengan cara :
 Menjelaskan kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan batas tugas.
 Memberikan petunjuk pada siswa dalam kegiatan belajar
d. Menunjukkan kaitan
Hal yang perlu dilakukan dalam menunjukkan kaitan pembelajaran di
antaranya :
 Mengajukan pertanyaan mengenai materi
 Mengulang materi pelajaran yang lalu secara garis besar
 Mengaitkan materi dengan lingkungan sekitar
 Menghubungkan bahan pelajaran dengan pelajaran yang sama.

Keterampilan dasar menutup pelajaran juga terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a) Memberikan langkah selanjutnya mengenai penguasaan inti materi dilakukan
dengan cara merangkum inti materi.
b) Mengevaluasi dengan cara :
 Mempraktekkan keterampilan
 Mengaplikasikan ide baru
 Mengekspresikan pendapat siswa mengenai materi
 Memberikan tes soal lisan maupun tulisan
 Memberikan tugas mandiri atau terstruktur.
Dalam mengaplikasikan keterampilan membuka dan menutup harus melihat beberapa
prinsip berikut ini :
1. Bermakna
2. Berurutan dan saling berkaitan
3. Fleksibel
4. Antusias dan penuh kehangatan.

5. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KECIL


Menurut Brown (135) diskusi merupakan perbincangan yang dilakukan untuk tujuan
tertentu. Memimpin diskusi kelompok kecil melibatkan banyak orang terjadi secara tatap
muka atau secara langsung dengan pengalaman dan pengambilan kesimpulan.
Diskusi kelompok dalam kelas merupakan strategi agar siswa dapat berpikir,
berinteraksi sosial dengan siswa yang lain untuk memecahkan suatu permasalahan. Diskusi
kelompok ini diyakini dapat meningkatkan kreativitas siswa dan juga mampu meningkatkan
kemampuan berkomunikasi.
Tujuan dari keterampilan membimbing diskusi di antaranya :
1. Diskusi yang dilakukan diharapkan dapat mencapai kesepakatan yang efektif
2. Berbagi informasi, mengkonstruksikan konsep, menarik kesimpulan dengan
cara mencapai kesepakatan bersama.
Ada 6 kemampuan atau komponen yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam
menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelas, antara lain :
1. Memusatkan perhatian (fokus)
Selama diskusi berlangsung guru berkewajiban untuk memusatkan perhatian siswa
pada materi pelajaran agar tercapai tujuannya. Cara nya :
 Mengenalkan topik diskusi dan menjelaskan tujuan utama
 Menjelaskan masalah-masalah khusus
 Merangkum hasil pembicaraan sebelum masuk ke materi selanjutnya dengan
gagasan atau pendapat siswa.
2. Memperjelas masalah dengan urutan pendapat
 Merangkum urutan masalah agar jelas
 Meminta pendapat siswa mengenai topik belajar tujuannya agar siswa
mampu mengembangkan idenya
 Memperjelas pendapat siswa dengan memberikan informasi yang lebih jelas
agar siswa mendapatkan informasi yang lebih tepat
3. Menganalisis pendapat siswa
Dalam diskusi kelompok sering terjadi perbedaan pendapat di antara siswa, dalam hal
ini guru diharapkan mampu menganalisis perbedaan pendapat tersebut dilakukan
dengan cara :
 Melakukan penelitian apakah pendapat tersebut benar adanya dengan bukti
yang kuat
 Memperjelas hal yang telah disepakati
4. Meningkatkan ke ikut sertaan siswa
 Mengajukan pertanyaan inti yang sedikit sulit agar siswa mampu
meningkatkan ide dan kepercayaan diirnya
 Menghangatkan suasana dengan cara mengajukan pertanyaan yang
mengakibatkan perbedaan pendapat antar siswa
 Memberikan apresiasi kepada siswa atas pendapatnya dengan cara
mendengarkan dan memberikan komentar yang positif
5. Memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang aktif dalam diskusi
6. Menutup diskusi

Prinsip diskusi kelompok kecil


a) Prinsip yang harus diperhatikan
1) Diskusi dilakukan dengan terbuka
2) Membutuhkan persiapan yang matang, pemilihan topik yang sesuai,
3) Pembelajaran
b) Kelemahan diskusi kelompok
1) Membutuhkan waktu yang cukup panjang apabila diskusi berjalan tidak
efektif
2) Peserta didik dituntut untuk menguasai materi agar diskusi berjalan
dengan baik
c) Kelebihannya
1) Meningkatkan interaksi yang baik antara pengajar, peserta didik dan
antar peserta didik
2) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas Keputusan yang
disepakati
3) Pengajar dapat lebih mudah untuk menilai siswa dalam penguasaan
materi

5. KETERAMPILAN MENGELOLAH KELAS


Kelas merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran. Manajemen kelas
merupakan komponen utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru apabila
ingin melakukan proses pembelajaran di kelas dituntut untuk mengenal, memahami dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mampu mengembangkan potensi diri di dalam
kelas sehingga tidak terjadi pemaksaan dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, guru di di dalam kelas harus mampu mengatur dan mengelola kelas
secara efektif dan menyenangkan. Namun, tidak semua guru mampu melakukan manajemen
kelas dengan baik yang berdampak pada proses pelajaran dan pemahaman siswa,
keterampilan yang belum dikuasai dan disadari oleh seorang guru di antaranya mengatasi
gangguan belajar di kelas.
Jadi, keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta kemampuan seorang
guru untuk mengembalikan kondisi apabila terjadi gangguan dari luar maupun dari dalam.
Tujuan keterampilan mengelola kelas bagi seorang guru di antaranya :
1. Agar guru dapat mengembangkan keterampilan dalam proses pembelajaran
2. Timbulnya kesadaran atas kebutuhan siswa
3. Mampu memberi pengarahan kepada siswa secara jelas
4. Dapat memberikan tanggapan atas perilaku siswa yang menimbulkan
gangguan dalam belajar
Tujuan keterampilan kelas untuk siswa :
1. Siswa dapat mendorong tingkah lakunya sesuai tujuan pembelajaran
2. Dapat membantu siswa yang memiliki sikap yang menyimpang dari tujuan
pelajaran
3. Melibatkan siswa dalam suasana yang menyenangkan
4. Menimbulkan rasa kewajiban akan tugas yang diberikan dan menghilangkan
sikap yang menyimpang.
Secara garis besar keterampilan mengelola kelas dibagi atas 2, yaitu :
1) Keterampilan yang berhubungan dengan pemeliharaan situasi belajar yang
optimal. Hal ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengendalikan
kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu :
 Memusatkan perhatian siswa
 Menunjukkan sikap tanggap
 Memberikan perhatian yang sama ke seluruh siswa
 Bijaksana dalam memberikan teguran

2) Keterampilan yang berhubungan dengan kondisi belajar yang terkendali


 Merubah tingkah laku
 Melakukan pengolahan kelompok
 Memecahkan permasalahan tingkah laku yang menyebabkan masalah
Hal yang harus diperhatikan dalam mengelola kelas adalah :
1. Tidak terlalu memberikan komentar padu terhadap aktivitas siswa
2. Tidak tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri kegiatan
3. Melakukan penyimpangan dengan membahas materi yang bukan tujuan dari
pembelajaran
4. Terlalu menghabiskan waktu dengan memberikan teguran yang berkepanjangan dan
menyimpang.

6. MENGAJAR KELOMPOK KECIL ATAU PERSEORANGAN


Dalam kelompok kecil biasanya terdiri dari 3-8 orang, dalam melakukan pengajaran
ke kelompok kecil dan individu dapat meningkatkan keakraban antar murid dan guru serta
antar murid yang berada di dalam kelompok tersebut.
Dalam melakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini terdapat 4
komponen utama, yaitu :
1. Melakukan pendekatan pribadi
Dalam hal ini guru harus siap mendengarkan pendapat dari siswa serta
membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara :
 Menunjukkan empati kepada siswa
 Mendengarkan secara baik atas ide yang di kemukakan oleh siswa
 Memberikan penghargaan atas ide siswa
 Berusaha mengendalikan situasi
2. Berorganisasi
 Membentuk kelompok yang tepat
 Memberikan orientasi mengenai tugas, tujuan serta masalah yang ingin
dipecahkan
 Melakukan kegiatan yang tidak monoton
 Mengkoordinasikan kegiatan dengan tepat
 Memberikan perhatian yang sama
 Menutup kegiatan
3. Membimbing dan Memudahkan belajar
 Memberikan motivasi sesuai dengan kuantitas dan kualitas siswa
 Memunculkan sikap tanggap guru kepada kelompok atau individu
4. Merencanakan dan melakukan kegiatan belajar mengajar.
 Membantu siswa untuk mencari dan menetapkan tujuan belajar atau
menyediakan alat dan bahan untuk mempraktekkan pelajaran dalam
diskusi
 Merencanakan kegiatan pembelajaran dengan siswa dengan
memperhatikan keberhasilan belajar, langkah-langkah kerja serta
waktu
 Bertindak sebagai penasehat siswa bila terjadi perselisihan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E., (Enco), (2007). Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Shoimin, Aris. 2014. Guru Berkarakter untuk Implementasi Pendidikan Karakter. Yogyakarta.
Penerbit : Gava Media.
Satori, Djam’an, dkk.2010.Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka
Marselus R.Payon,Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Problematika Dan Implementasi,
(Jakarta:PT.Indeks.2011)
Mulyasa.2013. Uji Kompetensi dan Penilaian kinerja Guru, Bandung : PT Remaja Rosda
karya.
Djam’an, Satori, dkk, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Samsudin, Abin dan Nandang Budiman. 2006. Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas
Terbuka
Djam’an, Satori, dkk, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
J. P. Ekonomi, F. Ekonomi, and U. N. Semarang, KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI. 2012.
A. Pendidikan, P. Universitas, and S. Kuala, “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM
PENGELOLAAN,” pp. 88–95, 2017.“No Title,” 2007.
PENGARUH KOMPETENSI GURU , STATUS SOSIAL EKONOMI , SIKAP DAN MINAT TERHADAP
PERILAKU PROFESIONAL GURU DI SMA / MA SE- KABUPATEN DEMAK PROGRAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2008. 2008.
I. W. Jumadi, Zuhdan Kun Prasetyo, “KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU FISIKA SMA / MA DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ketua Penelitian :,” Penelit. Pengemb. Keilmuan Guru
Besar, 2013.
D. S. A. Saputra, “Инновационные подходы к обеспечению качества в
здравоохраненииNo Title,” Вестник Росздравнадзора, vol. 6, pp. 5–9, 2017.
A. . Fallis, “済無No Title No Title,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.
Achdiani, Yani, and Ayu Rusliyani. 2018. “Pengetahuan Keterampilan Dasar Mengajar
Dalam Menyiapkan Guru Sekolah Menengah Kejuruan.” Teknobuga 5(2): 34–43.
Ambarawati, Mika. 2016. “Analisis Keterampilan Mengajar Calon Guru Pendidikan
Matematika Pada MataKuliah Micro Teaching.” PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan.
H. Khoeriyah. 2015. “Penerapan Ketrampilan Memberi Penguatan Guru Dalam Pembelajaran
Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Karangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon
Progo Tahun Ajaran 2014/2015.” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Hassan, Dr Haji Kamarudin Haji Abu. 2008. “KUALITI GURU BIJAKSANA.” In Seminar
Penyelidikan Pendidikan, JPN Wilayah Persekutuan, Labuan 2008,.
Rosyid, Ainur. 2015. “Modul Ketrampilan Dasar Mengajar (PSD 328).” 1(1).
Saragih, A Hasan. 2008. “Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar.” Jurnal
Tabularasa.
Suwarna et al. 2013. “Modul Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional.”
Yanuar, A. 2015. “Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif”. Yogyakarta: Diva Press
Uzer Usman, Moh. 2006. “Menjadi Guru Profesional”. Bandung : Remaja Rosda Karya
Marno & Muhammad Idris. 2010. “ Strategi & Metode Pengajaran”. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
J.J Hasibuan & Moedjiono. 2006. “ Proses Belajar Mengajar”. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag. 2013. Micro Teaching. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai