Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu
siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program
pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak
topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang
dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang pas dalam
membimbing pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasar atas latar belakang di atas, maka penyusun dapat menentukan rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Apa sajakah keunggulan dari pembelajaran terpadu?
b. Apa sajakah hal-hal yang menjadi kelemahan dari pembelajaran terpadu?
c. Bagaimanakah model-model pembelajaran terpadu?
d. Apa sajakah yang menjadi kelemahan dan kelebihan dari tiap-tiap model
pembelajaran terpadu?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
a. Mengetahui apa saja keunggulan dari pembelajaran terpadu.
b. Mengetahui apa saja hal-hal yang menjadi kelemahan dari pembelajaran terpadu.
c. Mengetahui model-model pembelajaran terpadu.
d. Mengetahui apa saja yang menjadi kelemahan dan kelebihan dari tiap-tiap model
pembelajaran terpadu.
D. Metode Penulisan
Adapun pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode :
1. Metode kepustakaan : yaitu dengan mempelajari beberapa buku yang berkaitan
dengan pembelajaran terpadu.
2. Metode research : yaitu dengan mencari literature dari internet tentang materi
pembelajaran terpadu.
BAB II
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

A. Kekuatan Pembelajaran Terpadu

Standar kompetensi dan kompetensi dasar dikembangkan dalam bidang kajian,


namun pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam membelajarkan
peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang
dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat mengidentifikasi standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu tema dan
disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan
kegiatan dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan
masih dalam lingkup.

Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara


lain sebagai berikut.

1. Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu,


karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi
juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.
3. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan
pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi
situasi pembelajaran.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan
kepemilikan kompetensi IPA.
5. Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
6. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat
menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar
yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan
memudahkan memahami hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
7. Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan
narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan
dalam konteks yang lebih bermakna.

B. Kelemahan Pembelajaran Terpadu

Di samping kekuatan yang dikemukakan itu, model pembelajaran terpadu juga


memiliki kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran
yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran harus disesuaikan
dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut ini.

1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian
tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif
dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka
penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga
fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah
pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru
perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian
keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi
pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah
satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau
mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan
latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain


keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-
kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian terkait dengan sikap
terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
pembelajaran .

C. Model–Model Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai
suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) berpusat pada siswa (student centered),
(2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan (3)
pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh


Fogarty, R (1991: 61-65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu.
Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah:

1. The Fragmented Model (model fragmen) Yaitu model pembelajaran konvensional


yang terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara
diskrit masing-masing mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus tercapai ketika
satu satuan waktu telah ditempuh, misalnya pada satu catur wulan. Contoh: dalam
satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill),
dan peta konsep (organizing skill). Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran
Terpadu melalui Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa
pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang
guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun
waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Keuntungan
pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan
tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu.
Sedangkan kekurangannya adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar
dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
2. The Connected Model (Model Terhubung), yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi
konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam
satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi
inter bidang studi itu sendiri. Fogarti (1991) menyatakan bahwa di dalam mata
pelajaran terdapat isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik,
konsep dengan konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara
spontan atau direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan efektif. Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan
kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa-siswa
yang akan memahami hubungan secara otomatis.
Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan
antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih
jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk
melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara
bertahap. Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang
menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata
pelajaran lain.

3. The Nested Model ( Model Tersarang) yaitu model pembelajaran terpadu yang
merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan
memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru
kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran
(content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial
(social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus
dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai
bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan
guru dapat memadukan kurikulum secara luas. Kekrangannya adalah apabila taanpa
perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget
dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran
menjadi kabur.
4. The Sequenced Model (Model Terurut) yaitu model pembelajaran dimana saat guru
mengajarkan suatu mata pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata
pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru
dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang
dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran
dengan lebih kuat dan bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan
kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content
area dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.
5. The Shared Model (Model Terbagi) yaitu suatu model pembelajaran terpadu dimana
pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Misalnya
Matematika dan IPA disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kelebihannya yaitu
lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh
menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan
disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari
konsep yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua
disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal,
untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan
dialog dan percakapan yang mendalam.
6. The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba) yaitu merupakan salah satu model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono
dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan
tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-
labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema
untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan
tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya
“transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
Contoh dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan
tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke
dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air
dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan
Bahasa.
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah
faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling
besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema
yang didasarkan pada minat siswa. Sedangkan kelemahan model ini adalah banyak
guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal
sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan
sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
7. The Threaded Model (Model Pasang Benang) yaitu model pembelajaran yamg
menfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan
inti materi subjrk. Misalnya untuk melatih keterampilan berpikir (problem solving)
dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem
solving. Seperti pada komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang
berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan dan sebagainya.
Keuntungan dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap
murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan
datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Sedangkan kelemahannya
yaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara
eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu
dengan yang lainnya.
8. The Integrated Model ( Model Integrasi) yaitu pembelajaran yang menggabungkan
bidang studi denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
berhubungan di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan antar bidang studi. Padmono dalam bukunya Pembelajaran
Terpadumengatakan bahwa model integrated kurikulum menyajikan satu pendekatan
penyebrangan mata pelajaran mirip dengan model “Shared”. Model integrated
memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada tiap penemuan
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih
mata pelajaran tersebut.
Keuntungan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan
diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses
diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari
terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus
internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid. Sedangkan
kelemahannya yaitu model ini sulit dilaksanakan secara penuh; membutuhkan
keterampilan tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang
menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada
bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
9. The Immersed Model ( Model Terbenam) yaitu model pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang
memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, Ia juga harus
mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini
merupakan satu dari model yang memungkinkan pelajar menyeberang dan atau tetap
di dalam mata pelajaran tenggelam dalam minat dan kemaunnya untuk belajar.
Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran
yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa
lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu
dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah siswa yang tidak
senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga
siswa menjadi kehilangan minat belajar.
10. The Networked Model ( Model Jaringan) yaitu model pembelajaran yang berupa
kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber
dapat berupa buku bacaan, internet, TV, atau teman, kakak, orang tua dan sebagainya
yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya
siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu
atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkan
kelemahannya adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah kedalaman materi
pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam
mencari sumber.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected),
Jaring Laba-Laba (Webbed), Dan Keterpaduan (Integrated)

a. Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)


Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang
menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan
konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan
hari lainnya, dalam satu mata pelajaran. Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran
terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep
matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan
bunga.

 Kelebihan
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator
yang digabungkan;

2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada
indikator;

3. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga


transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok
dikembangkan terus-menerus;

4. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang
dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman,
tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

 Kekurangan
1. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;

2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah
dilaksanakan secara mandiri;

3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep
yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau
karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.

b. Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-Laba (Webbed)

Tahapan atau Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu


dengan model jaring laba-laba, yaitu:

1. mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang


pengembangan untuk masing-masing kelompok usia;

2. mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;

3. mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui


tema dan subtema;

4. menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada


indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih;

5. menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;

6. menyusun Rencana Kegiatan Harian.

Contoh dari penggunaan pembelajaran terpadu model jarring laba-


laba(webbed) ini adalah : siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-
guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya
siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung
dalam mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.

 Kelebihan

1. Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan


dari ilmu-ilmu yang berbeda;
2. faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan
pada minat siswa;

3. siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide
yang berbeda dapat saling berhubungan.

 Kekurangan
1. kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang
bermanfaat bagi siswa;

2. seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi
terabaikan.

3. memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi


pelajaran.

c. Pembelajaran Terpadu Model Integrated (Terpadu)

Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang


menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan,
konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated
Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan
lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh
pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-
bidang pengembangan. Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan
adalah : pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap
yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya:
matematika, IPS, IPA dan Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang
tindih di antara beberapa mata pelajaran.

 Kelebihan
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang
dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;

2. memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk
mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;

3. siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik
antar berbagai disiplin ilmu;

4. memperluas wawasan dan apresiasi guru.

 Kekurangan
1. Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan
tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di
setiap bidang pengembangan;

2. kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;

3. sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya,
juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait; dibutuhkan banyak
waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari
keterkaitan dan mencari tema.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara
lain dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu,
karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus, tumpang tindih materi juga
dapat dikurangi bahkan dihilangkan, peserta didik dapat melihat hubungan yang
bermakna antarkonsep.

Kelemahan dari pembelajaran terpadu secara umum adalah pembelajaran terpadu


berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang
kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru
berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai
dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

Model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh


Fogarty, R (1991: 61-65) yaitu model fragmen, model terhubung, model tersarang, model
terurut, model terbagi, model jaring laba-laba, model pasang benang, model integrasi,
model terbenam, model jaringan.

Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain


keunggulannya, sebagai sebuah bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-
kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian terkait dengan sikap
terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
pembelajaran .

B. Saran
Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan
dalam proses pembelajaran serta harus menerima suatu hal yang baru konseptual
teknik, metode dan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Andayani dkk.2008.Pembelajaran Terpadu Di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.

Ayni, Nurul. 2011. Model Pembelajaran Terpadu.


(http://nurul071644249.wordpress.com/model-pembelajaran-terpadu/, diakses 4 Maret 2012,
07:39 WIB).

Istanti. 2010. Model-Model Pembelajaran Terpadu.


(http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu/, diakses 4
Maret 2012, 08:20 WIB)
Xzsas. 2011. Pengertian Model Connected. (http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2189088-pengertian-model-connected/, diakses 4 Maret 2012, 08:12 WIB)
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan
makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman
belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang
disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru,
harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
Model-model pembelajaran terpadu seperti apa yang digunakan pada kurikulum PGSD?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami model-model pembelajaran terpadu yang digunakan pada kurikulum
PGSD.
2. Sebagai bekal menjadi seorang guru yang professional dengan memahami dan menguasai
pembelajaran terpadu yang sesuai digunakan di SD.

BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam model
pembelajaran terpadu, seperti :
1. The connected model (model terhubung)

2. The webbed model (model jaring laba-laba)

3. The integrated model (model integrasi)

4. The nested model (model tersarang)

5. The fragmented model (model fragmen)

6. The sequenced model (model terurut)

7. The shared model (model terbagi)

8. The threaded model (model pasang benang)

9. The immersed model (model terbenam)

10. The networked model (model jaringan)

Menurut Prabowo (2000:3), dari kesepuluh model tersebut, ada 3 model yang dipandang
layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar).
Ketiga model itu adalah the connected model (model terhubung), the webbed model (model
jaring laba-laba), dan the integrated model (model integrasi). Selain itu juga, hanya 3 model
tersebut yang digunakan pada kurikulum PGSD.
Model yang sesuai untuk pembelajaran SD adalah model yang disesuaikan oleh kondisi
dan situasi saat itu. Semua model akan berjalan dengan baik dan mulus asalkan cocok dengan
kondisi saat itu. Semua model itu adalah baik untuk pembelajaran.

A. Model Keterhubungan (Connected)


The Connected Model (Model Terhubung) yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi
konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata
pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu
sendiri. Isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan konsep,
dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih
dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif. Dalam model connected ini
secara sengaja menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang
diasumsi siswa-siswa yang akan memahami hubungan secara otomatis.

2
3
1
Skema pembelajaran terpadu model keterhubungan (the connected model) adalah sebagai
berikut.
pemahaman konsep 1 dapat
digunakan untuk menjelaskan
konsep 2, juga untuk mendesain konsep 3.

Penerapan model keterhubungan dalam pembelajaran misalnya, bidang studi IPA kelas
IV SD dengan tema Air dan Pengangkutannya. Dengan konsep antara lain: (1) air merambat
melalui celah-celah kecil (gejala fisika); (2) air yang diserap akan diangkut melalui pembuluh
kayu ke daun-daun (gejala biologis); dan (3) air dari suatu wadah dialirkan melalui suhu kompor
dapat mengairi beberapa pot bunga (teknologi).
Keuntungan yang diperoleh dalam model connected antara lain sebagai berikut:
(1) Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran
yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk
melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki, dan mengasimilasi gagasan secara bertahap dan
memudahkan proses transfer ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah.
(2) Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa terus-menerus sehingga terjadi internalisasi.

Adapun kekurangan dalam model ini antara lain sebagi berikut:


(1) Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
(2) Guru tidak didorong untuk kerja secara bersama-sama di dalam model ini sehingga pelajaran
tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antar bidang studi.

B. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)


The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba) merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya
Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk
mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi
kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian
konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum
dimulai dengan satu tema misalnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
Skema model pembelajaran Jaring Laba-laba sebagai berikut:

TEMA

Contoh dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan
tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-
sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang
tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba antara lain:
(1) Untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema
yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena
adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.
(2) Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan bagi guru-guru yang belum berpengalaman
(3) Model ini mempermudah perencanaan kerja tim sebagai tim antar bidang studi yang bekerja
untuk mengembangkan suatu tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
(4) Pendekatan tematik memberikan suatu payung yang jelas yang dapat memotivasi siswa
(5) Memudahkan sisiwa untuk melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
Kelemahan model ini antara lain:
(1) Banyak guru sulit memilih tema.
(2) Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa.
(3) Guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi kurang
berkembang.

C. The Integrated Model (Model Integrasi)


The Integrated Model (Model Integrasi) yaitu pembelajaran yang menggabungkan bidang
studi dengan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling berhubungan di
dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antar bidang studi.
Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu mengatakan bahwa model integrated
kurikulum menyajikan satu pendekatan penyebrangan mata pelajaran mirip dengan model
“Shared”. Model integrated memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada
tiap penemuan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih
mata pelajaran tersebut.
Skema model pembelajaran Jaring Laba-laba sebagai berikut:

Contoh dari model keterpaduan/ integrasi yaitu: guru menentukan konsep-konsep,


keterampilan dan sikap yang akan diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi
Bahasa Indonesia, PKn, IPA, dan IPS.
 Konsep dari Bahasa Indonesia:
(1) Mendiskusikan rencana kegiatan,
(2) Membahas maslah yang dihadapi
 Konsep dari PKn:
(1) Tenggang rasa,
(2) Percaya diri,
(3) Ketertiban, dan
(4) Kerajinan
 Konsep dari IPA:
(1) Siswa memahami pengertian, sifat-sifat gaya, serta mampu menerapkan dalam rancang dan
membuat karya berupa benda yang dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan sehari-sehari.
 Konsep dari IPS
(1) Siswa mengenal jenis sumber daya manusia dan ciri khas kebudayaan Indonesia
Keuntungan dari model ini yaitu:
(1) Siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata
pelajaran.
(2) Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid.
(3) Memungkinkan pemahaman antar bidang studi serta memberikan penghargaan terhadap
pengetahuan dan keahlian.
Kelemahannya yaitu:
(1) Model ini sulit dilaksanakan secara penuh;
(2) Membutuhkan keterampilan tinggi, percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap
yang menembus secara urut dari mata pelajaran,
(3) Membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.

D. The Nested Model (Model Tersarang)


Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah
materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi.
Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan
proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada
kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. model ini dapat digunakan bila guru
mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan
lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-
kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-
konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur. Berikut merupakan skema model
pembelajaran nested :

Skema model pembelajaran nested

Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis,
berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan
ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena
selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap
mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa
mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa
dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat
mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada
materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.

E. The Fragmented Model ( Model Fragmen)


Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya)
yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata
pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata
pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap
mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda
dari setiap guru. Berikut ini merupakan skema model pembelajaran fragmented:

Skema model pembelajaran fragmented


Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi
(thinking skill), dan peta konsep (organizing skill). Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk
penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.
Kelemahan model ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama,
keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan
bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan
dalam setiap pengajaran.

F. The Sequenced Model ( Model Terurut)


Model Pengurutan (Sequenced) adalah model pembelajaran yang topic atau unit yang
disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya.
Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari
keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan,
tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung. Berikut
merupakan skema model pembelajaran sequenced:

Skema model pembelajaran sequenced

Contoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA=
suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan data. Dengan
cara penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru memiliki keleluasaan
untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum
dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari
disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru
bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang satu
dengan konsep yang lainnya.
G. The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan
atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan
atau pengajarannya menciptakan satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap.
Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang,
dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi
kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu
pelajaran saja. Berikut merupakan skema model pembelajaran shared:

Skema model pembelajaran shared.

Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.


Keunggulan model ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih
dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk
menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran
ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra
untuk mendiskusikannya.

H. The Threaded Model (Model Pasang Benang)


Model Bergalur (Threaded) adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada
metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya
untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi
yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan
kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan
sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan.
Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia
siswa sehingga tidak tumpang tindih. Berikut merupakan skema model pembelajaran threaded:
Contoh: di suatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan masalah dari mata pelajaran
lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana
seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.
Niali lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa
yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan
hidup.
Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu
ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten
antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi
yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

I. The Immersed Model (Model Terbenam)


Model Terbenam (Immersed) adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran
maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran
tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMU
dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang
berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka
terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata
pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi
pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas
berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini
dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang
seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat
kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru
perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang
tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.

J. The Networked Model (Model Jaringan)


Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara
siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan
mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung
mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio,
TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas
wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang
besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua
mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak
sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.
Kelemahan model ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan
dalam mencari sumber.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Belajar merupakan sebuah keharusan bagi manusia pada umumnya. Minimal untuk
pembelajaran diri sendiri, ketika sebuah proses pembelajaran dimulai. Ada beberapa hal terkait
yang harus senantiasa terpadu keberadaannya. Sebagaimana pembelajaran yang dilakukan siswa
didik. Keterpaduan beberapa aspek senantiasa menjadi permulaan untuk memulai.
Model pembelajaran terpadu yang dipandang layak untuk dikembangkan dan mudah
dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar) adalah the connected model (model
terhubung), the webbed model (model jaring laba-laba), dan the integrated model (model
integrasi). Selain itu, ada pula jenis model pembelajaran terpadu yang dapat dilaksanakan antara
lain: (1) The nested model (model tersarang); (2) The fragmented model (model fragmen); (3)
The sequenced model (model terurut); (4) The shared model (model terbagi); (5) The threaded
model (model pasang benang); (6) The immersed model (model terbenam); dan (7) The
networked model (model jaringan). Semua model tersebut di atas baik apabila digunakan sesuai
dengan situasi dan kebutuhan serta disertai dengan keprofesionalan guru dalam
mengembangkannya.

B. SARAN
Guru yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai model-model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak membosankan
dan pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik serta bermakna bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai