PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belakangan ini ada beberapa kasus mengenai sekolah atau lembaga pendidikan yang
berjalan tanpa adanya sistem yang baik. Semua komponen tidak terkoordinasi dengan baik.
Akibatnya banyak dari komponen-komponen itu tidak berjalan secara efektif dan efisien.
Padahal pengajaran berkaitan dengan hal bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa
belajar.
Proses pembelajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan.
Kegiatan yang disadari dan direncanakan mencakup tiga hal antara lain: perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pengajaran dilakukan dalam waktu yang berkala, baik untuk waktu
jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar pendekatan system pembelajaran?
2. Apa saja manfaat pendekatan system dalam pembelajaran?
3. Apa saja komponen-komponen dalam sistem pembelajaran?
4. Apa saja kriteria dan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi system
pembelajaran ?
5. Bagaimana cara mengaplikasikan pendekatan sistem dalam pembelajaran?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami konsep dasar pendekatan sistem pembelajaran.
2. Mengetahui manfaat pendekatan sistem dalam pembelajaran.
3. Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam sistem pembelajaran.
4. Memahami kriteria dan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi sistem
pembelajaran.
5. Dapat mengaplikasikan pendekatan sistem dalam pembelajaran.
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani “systema” yang artinya adalah himpunan
bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terpadu dan berproses
untuk mencapai tujuan (Gordon, 1990; Puxty, 1990). Bagian suatu sistem yang melaksanakan
suatu fungsi untuk menunjang usaha pencapaian tujuan disebut komponen.
1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi
sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan secara efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah suatu rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan
mempengaruhi keseluruhan.
6. Harjanto
Menurutnya sistem merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja
sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan.
Sistem pada hakikatnya adalah seperangkat komponen, elemen, yang satu sama lain saling
berkaitan, saling mempengaruhi dan saling tergantung, sehingga keseluruhannya
merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan
atau tujuan tertentu.
8. Tatng M. Amirin
Menurutnya sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,
suatu himpunan atau perpaduan bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari sini dapat diambil sebuah pengertian bahwasanya sistem secara umum diartikan
sebagai satu kesatuan komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperatif
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam usaha mencapai tujuan tertentu.
Dari konsep tersebut, ada tiga ciri utama suatu system. Pertama, suatu system memiliki
tujuan tertentu; kedua, untuk mencapai tujuan, sebuah system memiliki fungsi-fungsi
tertentu; ketiga, untuk menggerakan fungsi, suatu system harus ditunjang oleh berbagai
komponen.
Setiap system pasti memiliki tujuan. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar
dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian,
setiap system mesti memiliki tujuan yang pasti. Tujuan itulah yang menggerakkan system.
Untuk mencapai tujuan, setiap system memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar proses
pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanan,
fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dll. Fungsi inilah yang terus menerus
berproses hingga tercapainya tujuan.
Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan
saling ketergantungan.
Fungsi dari setiap komponen merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi
sistem.
1. Dilihat dari fungsinya, ada komponen yang bersifat integral dan non-integral. Komponen
integral adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri.
Misalnya, komponen siswa dan guru dari system lembaga pendidikan. Keberadaan dan
eksistensi sekolah sangat ditentukan oleh keberadaan komponen siswa dan guru.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa semuanya merupakan bagian yang saling
terintegrasi sebagai satu kesatuan (totalitas) yang satu sama lain tidak bisa berdiri sendiri, saling
mengisi dan menguatkan dalam mencapai tujuan.
Pendekatan sistem pada mulanya digunakan di bidang teknik mesin (engineering) untuk
merancang sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Kemudian pendekatan sistem
melibatkan sistem manusia, mesin, dan selanjutnya dilaksanakan dalam bidang keorganisasian
dan manajemen. Pada akhir tahun 1950 dan awal 1960-an mulai diterapkan dalam bidang
pendidikan dan pelatihan.
Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan
dalam psikologi belajar sistematik. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran, meliputi
aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si
perancang, sistem yang terarah pada kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan
suatu perangkat alat konseptual.
Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama, yakni
Pendekatan sistem pada pembelajaran bertujuan agar kita dapat mengerti masalah
pengajaran sebagai keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami pula apa bagian-
bagiannya. Selain itu diharapkan kita dapat memahami pula cara bagaimana masing-masing
bagian itu saling berinteraksi, saling berfungsi dan saling bergantung di dalam sebuah sistem
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sebagai suatu sistem, seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling
ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan system
pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Maka dengan demikian,
tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, untuk mencapai pembelajaran efektif dan
efisien dibutuhkan pengelolaan komponen pembelajaran dengan baik. Dalam pendekatan
sistem, bahwasanya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung
dengan komponen pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media,
sarana, lingkungan pembelajaran dan evaluasi.
1. Melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan
jelas. Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
2. Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala
potensi dan sumber daya yang tersedia.
3. Pendekatam sistem dapat memberikan umpan baik. Melalui proses umpan balik dalam
pendekatan sistem dapat diketahui apakah tujuan itu telah berhasil dicapai atau belum.
Untuk dapat mencapai proses pembelajaran yang berkualitas secara efektif dan efisien,
maka diperlukan manajemen. Artinya bahwa tanpa adanya manajemen yang baik bisa
dipastikan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal. Karena di dalam
manajemen tercakup aspek planning, organizing, leading dan controling yang semuanya
mengarah kepada pencapain tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
1. Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehingga dalam proses pengembangan desain dan
perencanaan, siswa harus dijadikan pusat pertimbangan. Artinya, keputusan-keputusan yang
diambil harus disesuaikan dengan kondisi siswa, baik kemampuan dasar, minat, bakat, motivasi
belajar, maupun gaya belajar siswa itu sendiri.
2. Tujuan
Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa. Tujuan
sebenarnya merupakan arah yang harus dijadikan rujukan dalam pembuatan desain dan
perencanaan serta pembelajaran di kelas. Adapun tujuan khusus yang direncakan oleh guru
adalah: pengetahuan, informasi serta pemahaman sebagai bidang kognitif, sikap dan apresiasi
sebagai tujuan dari bidang afektif.
3. Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang diharapkan akan ada pada diri siswa, agar
siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman ini
harus dapat membuat siswa aktif belajar, baik secara fisik maupun non-fisik. Merencakan
belajar salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai
kecenderungan gaya belajarnya. Demikian juga desain pembelajaran, ia harus dapat membuat
siswa belajar dengan penuh motivasi dan gairah.
5. Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan
tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru adalah merancang
instrument yang dapat menghasilkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
1. Siswa
Siswa yang semula dipandang sebagai objek pendidikan bergeser sebagai subjek pendidikan.
Sebagai subjek, siswa adalah kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. Tidak ada pendidikan
tanpa anak didik. Untuk itu, siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya sebagai siswa.
Siswa adalah individu yang unik, mereka merupakan kesatuan psiko-fisis yang secara
sosiologis berinteraksi dengan teman sebaya, guru, pengelola sekolah, pegawai administrasi,
dan masyarakat pada umumnya. Mereka datang ke sekolah telah membawa potensi psikologis
dan latar belakang kehidupan sosial. Masing-masing memiliki potensi dan kemampuan yang
berbeda. Potensi dan kemampuan inilah yang harus dikembangkan oleh guru. (Sardiman, 2001:
109).
2. Guru
Guru adalah sebuah profesi, oleh karena itu, pelaksanaan tugas guru harus profesional.
Untuk itu, guru harus menguasai seperangkat kemampuan yang disebut dengan kompetensi
guru yang mencakup kemampuan menguasai siswa, tujuan, metode pembelajaran, materi, cara
mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar. (Soetopo,
2005: 144).
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mangajar. Menurut Usman
(1990:7) ada empat peran guru dalam pembelajaran, yaitu: (1) sebagai demonstrator, lecturer
(pengajar), (2) sebagai pengelola kelas, (3) sebagai mediator dan fasilitator, dan (4) sebagai
motivator.
3. Tujuan
Tujuan yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang mulai dari tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran sampai
tujuan khusus pembelajaran. Tujuan pendidikan dan pembelajaran secara keseluruhan harus
dikuasai oleh guru. Tujuan disusun berdasarkan ciri karakteristik anak dan arah yang ingin
dicapai.
Tujuan belajar adalah sejumah hasil belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa (Hamalik, 2003: 73)
4. Materi
Materi pembelajaran dalam arti yang luas tidak hanya yang tertuang dalam buku paket yang
diwajibkan, akan tetapi mencakup keseluruhan materi pembelajaran. Setiap aktivitas belajar-
mengajar harus ada materinya.
5. Metode
Metode mengajar merupakan cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang
harus dikuasai oleh guru. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi
pembelajaran, serta karakteristik anak.
6. Sarana/Alat/Media
Alat pembelajaran dapat berupa benda yang sesungguhnya, imitasi, gambar, bagan, grafik,
dan sebagainya, yang dituangkan dalam media. Media itu dapat berupa alat elektronik, alat
cetak, dan tiruan. Menggunakan sarana atau alat pembelajaran harus disesuaian dengan tujuan,
anak, materi, dan metode pembelajaran.
8. Lingkungan
Lingkungan pembelajaran merupakan komponen PBM yang sangat penting demi suksesnya
belajar siswa. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan alam, dan
lingkungan psikologis pada waktu PBM berlangsung. Semua komponen pembelajaran harus
dikelola sedemikian rupa, sehingga belajar anak dapat maksimal untuk mencapai hasil yang
maksimal pula.
Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1990: 216), ia berpendapat bahwa unsur-unsur atau
komponen-komponen pembelajaran terdiri atas 6 komponen, yaitu: guru, siswa, kurikulum,
konteks, metode, dan sarana.
Unsur minimal yang harus ada dalam sistem pengajaran adalah suatu tujuan, siswa, serta
prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam konteks ini, guru tidak termasuk sebagai unsur
sistem dan hanya merupakan salah satu sumber belajar. Dalam keadaan lain fungsinya dapat
digantikan dengan sumber belajar lain yang mempunyai fungsi yang sama, seperti; buku, film,
slide show, teks yang telah diprogram, dan sebagainya.
Fungsi guru dalam sistem pengajaran adalah sebagai desainer, sekaligus sebagai pelaksana
pengajaran. Sebagai seorang perancang, guru berfungsi menyusun suatu sistem pengajaran.
Sedangkan sebagai pelaksana sistem pengajaran, guru berfungsi dalam tranformasi ilmu yang
dilakukanya di kelas. Dalam hal ini guru harus memiliki kompetensi mengajar, sikap professional,
penguasan materi pelajaran, prinsip-prinsip dan teknik pengajaran, serta keterampilan-
keterampilan dasar mengajar lainnya. Dan yang terpenting adalah seorang guru harus memiliki
keteladanan yang bisa ditiru oleh murid-muridnya. Dalam hal ini guru harus menjadi sosok
desain hasil pembelajaran yang diharapkan muncul pada diri masing-masing siswa.
Adapun fungsi yang ketiga, adalah guru sebagai evaluator. Setelah kegiatan pengajaran
dijalankan, kemudian diadakan evaluasi. Hasil evaluasi yang di dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai dengan menggunakan
pedoman perencanaan. Dari sini, akan ditemukan titik-titik mana saja yang harus diperbaiki.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks, yang keberhasilannya dapat dilihat
dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil
yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat
dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriterianya, akan tapi hal ini dapat
mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai
pendidikan.
2. Faktor siswa
Siswa adalah individu yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya.
Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo
dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.
4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua factor yang dapat memengaruhi proses
pembelajaran yaitu factor organisasi kelas dan factor iklim social-psikologis.
Gagne dan Atwi Suparman mengatakan bahwa sistem pengajaran adalah suatu set peristiwa
yang mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Oemar Hamalik, mengatakan;
“sistem pengajaran merupakan suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Ada tiga ciri khas yang ada dalam sistem pembelajaran yaitu:
1. Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur
sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
2. Kesalingtergantungan (interdependent), sehingga satu sama lain saling memeberikan
sumbangan tertentu.
3. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu.
Semua materi harus direncanakan secara sistematik sesuai dengan kelas, semester, alokasi
waktu, sumber belajar, media dan karakteristik siswa yang akan menerima materi pelajaran.
Pendidik dan siswa merupakan subyek utama yang sangat berperan dan saling
membutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena itu, guru harus mampu
membangun kerjasama yang sinergis dengan siswa sehingga siswa dapat mencapai berbagi
kompetensi pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum.
Strategi ini merupakan tehnik mengelola kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dan
siswa dalam interkasi pembelajaran. Menentukan strategi ini mencakup pendekatan dan
metode pembelajaran yang akan digunakan agar sesuai dengan sumber daya sekolah dan
keadaan peserta didik. Di dalam pembelajaran, banyak pendekatan dan metode yang dapat
diterapkan, tetapi metode yang sering digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab,
demonstrasi dan diskusi.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang
telah diberikan oleh guru. Penilaian pembelajaran harus direncanakan dengan tepat, agar
instrument penilaiannya reabel dan valid untuk mengukur kemampuan siswa dengan mengacu
pada penilaian yang berbasis kelas, yakni penilaian proses dan hasil ujian siswa.
Perencanaan terhadap fasilitas, media, dan lingkungan pembelajaran yang tepat akan
mampu memberikan pengalaman belajar dan mempermudah peserta didik untuk menerima
pelajaran yang disampaikan guru.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana atau program yang disusun oleh
guru untuk satu atau dua kali pertemuan untuk mencapai target satu kompetensi dasar. RPP
diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Secara sistematik,
sebuah RPP memiliki komponen-komponen sebagai berikut: identitas mata pelajaran, standar
kompetensi mata pelajaran, kompetensi dasar setiap topik materi, dan indikator yang hendak
dicapai setiap materi, pokok materi, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, sumber
belajar, dan evaluasi. Semua komponen ini harus dirancang oleh guru dalam bentuk RPP yang
akan dijadikan pedoman selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada setiap semester.
Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, menyiapkan
kondisi kelas dan siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
materi pertemuan yang berjalan.
Pada kegiataan inti, guru harus mampu mengelola aksi belajar siswa, sehingga berperan
peran aktif mengikuti pembelajaran. Karena itu, guru senantiasa memulai materi pelajaran
dengan memberikan penjelasan singkat, memperkenalkan dan mencontohkan cara
menggunakan media peraga, membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar, berdiskusi,
memberikan tugas latihan, membuka sesi tanya jawab, meminta siswa memperagakan media
melalui praktik kelas.
Pada kegiatan akhir, guru melaksanakan prosedur penutupan yang berorientasi pada
pemantapan pemahaman siswa dan tindak lanjut materi. Kegiatan akhir ini mencakup;
penyimpulan materi yang sudah dipelajari, memberikan tindak lanjut berupa tugas
praktik/latihan dan PR serta mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.
Guru menilai kemampuan siswa dengan mengacu pada konsep penilaian berbasis kelas yang
terfokus pada dua aspek penilaian yakni proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Perencanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tentu akan menilai pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilai tidak hanya dilakukan
oleh guru, tetapi dapat juga dilakukan oleh teman atau orang lain.
Dari semua penjelasan diatas, sebenarnya aplikasi pendekatan sistem pembelajaran terdiri
dari tiga bagian, yaitu perencanaan, kesalingtergantungan, dan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam perencanaan itu terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan
bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem pembelajaran,
semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya, pencapaian tujuan
itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
1. Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling
berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
2. Pendekatan sistem pembelajaran adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang
saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling.
3. Dalam perencanaan terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi, dan
bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sehingga dalam pendekatan sistem
pembelajaran, semua komponen memiliki makna dalam pencapaian sebuah tujuan. Artinya,
pencapaian tujuan itu akan terhambat manakala ada beberapa komponen yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Kriteria dan factor-faktor yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran terdiri dari
hasil belajar, faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana dan faktor lingkungan.
5. Aplikasi pendekatan sistem pembelajaran terdiri tiga bagian, memiliki ciri-ciri adanya
perencanaan, kesalingtergantungan dan tujuan yang hendak dicapai.
10. Supli Efendi Rahim, Atwi Suparman, Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar universitas
untuk peningkatan dan pengembangan aktivitas intruksional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
11. Syah Darwyn, dkk. Perencanaan Sistem Pengajaran PAI. Jakarta: Gaung Persada Press. 2007.
12. Yusuf Enoch. Dasar-dasar Rencana Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.1995.
13. Tatang M Amirin. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta : Rajawali Press.tt.