Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Bismillah alhamdulillah, nakhmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu,
wa na’uudzu billaahi minsyuruuri anfusinaa, wa min sayyi aati a’maalinaa. Man
yahdihi llaahu falaa mudhli lalah, wa man yudhlil lahu falaa haadiyalah.
Asyhadu an laa ilaha illa Allah, wakhdahu laa syarika lah, wa asyhadu
anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh. Allahumma sholli ‘alaa sayyidiina wa
maulana Muhammadin wa ‘alaa aalihi ajma’iina.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
kasih sayang-Nya kepada kita sekalian. Alhamdulillah saya bisa menyelesikan
makalah ini, walau penuh dengan kekurangan. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi kita, Nabi agung Muhammad SAW, yang telah
menghantarkan kita kepada agama yang Haq, kepada keluarga, sahabat dan
ummat beliau sekalian. Aamin.
Terima kasih kepada bapak Dosen yang telah memberikan mata kuliah
perbandingan madzhab ini, walaupun hanya beberapa pertemuan, semoga apa
yang disampaikan dapat bermanfaat bagi kami semua.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi yang
membacanya, dan menjadi amal ibadah yang dapat diterima disisi Allah SWT.
Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Akhirnya, atas segala kekurangan, penulis memohon ampun kepada Allah
SWT dan pada pembaca sekalian.
“Jazza kumullah akhsanal jazza”
Wassalaamu ‘alaikum Wr.Wb.
Wawan Seftiawan
1
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB 1 ........................................................................................................... 3
PENDAHULUAN
BAB 2 ........................................................................................................... 4
A. WAHYU TUHAN............................................................................ 4
B. AL-QURAN..................................................................................... 6
C. AS-SUNNAH................................................................................... 6
D. IJTIHAD.......................................................................................... 8
E. DALIL AQLI (RASIO).................................................................. 8
F. ASPEK USHUL DAN FURU’....................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, kita dituntut untuk dapat bertoleransi dalam setiap
perbedaan yang ada, sehingga perbedaan-perbedaan tersebut tidak menjadi bahan
untuk perdebatan yang dapat menimbulkan keretakkan dalam masyarakat yang
telah lama dibangun oleh persatuan dan ke Bhinekaan, dan demi menjaga
keutuhan bangsa dari berbagai ancaman yang ada.
Hal ini bukan berarti kita tidak boleh berbeda pendapat, tapi lebih jauh
bagaimana sikap kita dari perbedaan-perbedaan tersebut. Tenggang rasa, saling
menghargai dan saling pengertian adalah sikap yang harus kita miliki dalam hidup
bermasyarakat, sehingga kita dapat hidup dalam kerukunan walau dalam berbagai
perbedaan.
BAB 2
1
Departemen Agama RI, AL-QURAN DAN TERJEMAHNYA, ( Jakarta, Indonesia: CV Darus
Sunnah, 2002 ), hlm. 88.
3
WAHYU TUHAN ( AL-QURAN ), TEKS DAN IJTIHAD AKAL
MANUSIA ; ASPEK USHUL DAN FURU’ DALAM ISLAM
A. WAHYU TUHAN
2
Fauz Noor, Berpikir seperti Nabi: Perjalanan menuju kepasrahan (Yogyakarta: Pustaka
Sastra LkiS, 2009), hlm. 127
4
engkau takut dan jangan ( pula ) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang Rasul”.
“Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan
diwahyukan ( kepadamu ). Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku,
maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku”. ( Q.S
Thaha : 13-14 ).
B. AL-QUR AN
3
Ibid., hlm. 128
5
Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw.
sebagai mukjizat terbesar bagi beliau dan dapat dijadikan hujjah (argumentasi)
untuk memperkuat kebenaran beliau sebagai Rasul Allah.4
C. AS-SUNNAH
As-Sunnah adalah kata tunggal. Jama’nya adalah As-Sunan, artinya :
“Jalan yang dilalui, terpuji atau tidak”, atau berarti “Perjalanan”.5
As-sunnah secara etimologi berarti :
“Jalan yang lurus dan berkesinambungan, yang baik atau yang buruk
( Hamadah, t.th.: 13 )”.6
Para ulama hadis menjelaskan bahwa sunnah berarti setiap apa yang
ditinggalkan ( diterima ) dari Rasul SAW berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat
4
M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 9
5
Muhammad Ma’shum Zein, Ulumul Hadits & Musthalah Hadits (Jlopo Tebel Bareng
Jombang Jatim: Darul-Hikmah, 2008), hlm. 14
6
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ilmiah (P3I) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Brebes, Jurnal Ilmiah Insan Madani Edisi ke-10 (Brebes: STAI Brebes Press, 2013), hlm. 90
6
fisik atau akhlak atau perikeAhidupan, baik sebelum beliau diangkat menjadi rasul
atau sesudah kerasulannya ( Al-Khatib, 1993 : 14 ).
1. Sunnah Qauliyah
Sunnah qauliyah adalah hadis-hadis yang diucapkan langsung oleh Nabi
SAW dalam berbagai kesempatan terhadap berbagai masalah, yang
kemudian dinukil oleh para sahabat dalam bentuknya yang utuh
sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi SAW ( Al-Zuhaily, 1986 : 450 ).
1. Sunnah Fi’liyah
Sunnah fi’liyah yaitu hadis-hadis yang berkaitan dengan perbuatan yang
dilakukan Nabi SAW yang dilihat atau diketahui oleh para sahabat,
kemudian disampaikan kepada orang lain ( Khalaf, 1968 : 36 ).
2. Sunnah taqririyyah
Sunnah taqririyyah yaitu hadis yang berupa ketetapan Nabi SAW terhadap
apa yang datang atau yang dilakukan oleh para sahabat, tanpa memberikan
penegasan, apakah beliau membenarkan atau mempersalahkannya
( Sya’ban, 1965 : 54 ).
D. IJTIHAD
Ijtihad menurut lughot mempunyai arti :
7
“mengerahkan kemampuan untuk sesuatu yang sulit”.7
7
M. Ridwan Qoyyum Sa’id, Terjemah Tashil-Ath-Thuruqot: Ushul FIQH (Lirboyo, Kediri :
Mitra Gayatri ), hlm. 125
8
Ibid., hlm. 126
9
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 97
10
M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 33
8
yang telah memberi taufiq (Kecocokan) pada utusan Rasulullah
SAW ( Mu’adz )”.
9
Seperti contoh : “ Al Ashlu fii hadzihi al mas alati al kitabu wa as
sunnatu” ( Dalil untuk masalah ini adalah al-Quran dan as-Sunnah ).
2. Unggul (Ar-Rujkhan)
Seperti contoh : “Al-Ashlu fii al-kalaami al-khaqiiqotu” ( Yang
dianggap unggul dalam kalam adalah ma’na hakekat ).
3. Kaidah yang berlaku (Al-Qoo’idatu Al-Mustamirrotu)
Seperti contoh : “Ibaakhatu al-maytati lilmudlthori ‘alaa chilaafi al-
ashli” (Diperbolehkan memakan bangkai bagi orang yang dalam
keadaan terpaksa, berarti melanggar kaidah yang berlaku).
4. Sesuatu yang menjadi asal pengqiyasan (Al-maqis “alaih)
Seperti contoh : Beras disamakan dengan gandum dalam hal ribawi.
Beras adalah sesuatu yang diqiyaskan (disebut ; al-far’u / al-maqis).
Sedangkan gandum adalah sesuatu yang menjadi asal pengqiyasan
(disebut ; al-ashlu / al-maqis ‘alaih).11
DAFTAR PUSTAKA
11
M. Ridwan Qoyyum Sa’id, Terjemah Tashil-Ath-Thuruqot: Ushul FIQH (Lirboyo, Kediri :
Mitra Gayatri ), hlm. 4-5
10
Departemen Agama RI. AL-QURAN DAN TERJEMAHNYA. Jakarta: CV Darus
Sunnah, 2002.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ilmiah (P3I) Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Brebes. Jurnal Ilmiah Insan Madani Edisi ke-10. Brebes: STAI
Brebes Press, 2013.
Abd. Hakim, Atang dan Mubarok, Jaih. Metodologi Studi Iswlam. Bandung: PT
Ma’shum Zein, Muhammad. Ulumul Hadits & Musthalah Hadits. Jlopo Tebel
11