Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH AIK

SUMBER HUKUM ISLAM AL-QUR’AN ,


AS-SUNNAH/HADIST DAN IJTIHAD SERTA
GARIS BESAR AJARAN ISLAM AQIDAH, IBADAH,
AKHLAK DAN MUAMALAH

Dosen Pengajar : Dr. Ani Aryati, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun oleh : Muchtar Arifin, S.T.


Nirm : 94221002)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI MEGISTER TEKNIK KIMIA
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
PALEMBANG
Macam-macam sumber ajaran Islam
 Dalam pembahasan disini akan diuraikan
macam-macam sumber ajaran Islam yang
diantaranya meliputi :
 Al-Quran
 Sunnah
 Ijtihad
Pengertian Al- Qu’ran
Al-Qur’an dan Quran dalam bentuk baku Ejaan bahasa Indonesia,
adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat
Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, yakni
Allah, SWT) kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini terbagi
kedalam beberapa surah (bab) dan setiap surahnya terbagi ke
dalam beberapa ayat.
Umat Muslim percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung
oleh Allah, SWT kepada Nabi Muhammad, SAW melalui Malaikat
Jibril, berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau
rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan, saat
Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun hingga wafat pada
tahun 632.
Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar
Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu tanda dari kenabian, dan
merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh
Allah SWT sejak Nabi Adam dan diakhiri dengan Nabi Muhammad SAW.
Kata "Quran"disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.
Struktur Al-Qur'an
 Al-Qur’an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan
6236 ayat menurut riwayat Hafsh, 6262 ayat
menurut riwayat Ad-Dur, atau 6214 ayat
menurut riwayat Warsy. Secara umum, Al-
Qur'an terbagi menjadi 30 bagian yang dikenal
dengan nama Juz. Pembagian Juz memudahkan
mereka yang ingin menuntaskan pembacaan
Al-Qur'an dalam kurun waktu 30 hari.
Terdapat pembagian lain yang disebut manzil,
yang membagi Al-Qur'an menjadi 7 bagian.
CARA NABI MUHAMMAD MENERIMA
WAHYU AL-QUR’AN
1. Malaikat memasukkan wahyu dalam hati
nabi
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada
Nabi berupa seorang laki-laki yang
mengucapkan kata-kata itu.
3. Wahyu datang kepada Nabi seperti
gemerincing lonceng
4. Malaikat menampakkan dirinya dalam
wujud aslinya
PEMBAGIAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN

1. Makkiyah
Turun ketika Nabi Muhammad di Mekkah
Ayatnya Pendek-pendek
Umumnya diawali dengan kata yaa-aayyuhannas
Berisi masalah keimanan ancaman dan pahala kisah
umat terdahulu, dan budi pekerti
2. Madaniyah
Turun ketika Nabi Muhammad sudah hijrah ke Madinah
Ayatnya panjang-panjang
Umumnhya di awali dengan kata yaa-
ayyuhalladzinaamanu
Berisi tentang hukum-hukum syariat
ISI-ISI/POKOK KANDUNGAN AL-QUR’AN
 Masalah kepercayaan (I’tiqadiyah), yang berhubungan
dengan rukun iman kepada Allah, malaikat, kitabullah,
rasulullah, hari kebangkitan dan taqdir.
 Masalah etika (khuluqiyah) berkaitan dengan hal-hal yang
dijadikan perhisan bagi seseorang untuk berbuat
keutamaan dan meninggalkan kehinaan.
 Masalah perbuatan dan ucapan (‘amaliyah) yang terbagi
dalam dua macam yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah
berkaitan dengan rukun Islam, nazar, sumpah dan
ibadah-ibadah yanglain yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah SWT. Mu’amalah berkaitan dengan
akad, pembelanjaan, hukuman, jual-beli dan lainnnya
yang mengatur hubungan manusia dengan sesama.
FUNGSI AL-QUR’AN
 Al-Huda (petunjuk). Dalam Al-Qur’an terdapat 3 kategori
tentang posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk. Pertama,
petunjuk bagi manusia secaraumum. Kedua, Al-Qur’an
adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Ketiga,
petunjuk bagi orang-orang beriman.
 Al-Furqan (pemisah). Dalam al-quran dikatakan bahwa ia
adalah ugeran untuk membedakan dan bahkan
memisahkan antara yang hak dan batil.
 Asy-Syifa (obat). Al-Qur’an dikatakan berfungsi sebagai
obat bagi penyakit- penyakit dalam dada. Yang dimaksud
penyakit dalam dada adalah penyakit-penyakit psikologis.
 Al-Mauizhah (nasihat). Al-Qur’an berfungsi sebagai
nasihat orang-orang yang bertakwa.
Kedudukan Al-Qur’an Sebagai Sumber
Hukum Islam
 Sebagai sumber hukum Islam, al-Qur’ān memiliki kedudukan
yang sangat tinggi. Al-Qur’ān merupakan sumber utama dan
pertama sehingga semua persoalan harus merujuk dan
berpedoman kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT. dalam Al-Qur’ān :
Artinya:
 “Wahai orang-orang yang beriman! Ta’atilah Allah SWT dan
Ta’atilah Rasul-Nya (Muhammad SAW), dan Ulil Amri
(pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah SWT. (Al-Qur’ān) dan Rasu-Nyal (sunnah), jika
kamu beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian.
 Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”(Q.S.An-Nisā’/4:59)
AL- HADIST
 Pengertian Hadist secara etimologis memiliki
arti kabar, kejadian, sesuatu yang baru,
perkataan, hikayat dan cerita. (Mardani)
 Pengertian Hadist secara terminologis adalah
sesuatu yang diriwayatkan dari Rosulullah ,
SAW, baik berupa perkataa, perbuatan dan
ketetapannya setelah beliau diangkat menjadi
Nabi
AS-SUNNAH
 Pengertian Sunnah secara etimologis yaitu
perjalanan hidup, jalan/cara, tabiat, syariah,
yang jamaknya adalah al-sunnah. (mardani)
 Dalam Al-Qur’an terdapat kata “sunnah”
dalam 16 tempat yang tersebar dalam beberapa
surah dengan arti “kebiasaan yang
berlaku”dan” jalan yang diikuti.
 Misalnya dalam surat Ali Imran 137
 artinya “sesungguhnya telah berlalu sebelum
kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul)
KATEGORISASI HADIS (SUNNAH)
Dilihat dari materi dan isinya, sunnah terbagi kepada :
1. Sunnah Qauliyah (ucapan) yaitu ucapan nabi yang
didengar oleh sahabat beliau dan di sampaikan
kepada orang lain.
2. Sunnah Fi’liyah (perbuatan) yaitu perbuatan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad, SAW yang dilihat
atau diketahui oleh sahabat, kemudian disampaikan
kepada orang lain dengan ucapannya.
3. Sunnah Taqririyah yaitu perbuatan seorang sahabat
atau ucapannya yang dilakukan dihadapan atau
sepengetahuan Nabi, tetapi tidak ditanggapi atau
dicegah oleh Nabi. Diamnya Nabi itu disampaikan
oleh sahabat yang mnyaksikan kepada orang lain
dengan ucapannya.
Tingkatan As-Sunnah
1) Sunnah Mu’akkad.
Yaitu ibadah yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihiwa sallam
secara rutin dan kontinyu, dan diiringi dengan adanya motivasi
langsung dari lisan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Misalnya,
shalat sunnah dua raka’at qabliyah subuh. Diriwayatkan dari ibunda
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,“Tidak ada shalat sunnah
yang lebih Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam tekuni dari pada dua
raka’at fajar (shalat sunnahqabliyah subuh).” (HR. Bukhari no. 1163
dan Muslim no. 724)
2) Sunnah Ghairu Mu’akkad.
Yaitu ibadah sunnah yang tidak dirutinkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,misalnya shalat empat raka’at sebelum shalat ashar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memotivasi untuk
mengerjakannya, namun beliau tidak merutinkannya.
Termasuk dalam ibadah sunnah ghairu mu’akkad adalah semua
ibadah yang terdapat motivasi secara lisan dari Nabishallallahu
‘alaihi wa sallam, namun tidak dinukil dari beliau hallallahu ‘alaihi
Kedudukan Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam

 Umat Islam telah sepakat bahwa hadits merupakan


sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Dan tidak
boleh seorang muslim hanya mencukupkan diri
dengan salah satu dari kedua sumber Islam tersebut.
Al-Qur’an dan hadits merupakan dua sumber
hukum Islam yang tetap. Umat Islam tidak mungkin
dapat memahami tentang syari’at Islam dengan
benar sesuai dengan tanpa Al Qur’an dan Hadits.
Banyak dari ayat Al-Qur’an yang menerangkan
bahwa hadits merupakan sumber hukum Islam
selain Al-Qur’an yang wajib diikuti.
PEMBAGIAN HADIST
Pembagian berdasarkan jumlah Perawi
1. Hadist Mutawatir, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh
sejumlah banyak perawi yang secara kebiasaan tidak
mungkin mereka bersepakat untuk berdusta sejak tingkat
awal sanad sampai akhir sanad . Contoh Nabi SAW
bersabda : “barang siapa berdusta kepadaku, maka silakan
ia menempati tempat di neraka hadist ini diriwayatkan
oleh lebih dari 60 sahabat”.
Hadist Mutawatir terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Mutawatir Lafdzi yaitu hadist yang disepakati oleh para
perawi, bahwa ia mutawatir dari segi lafal dan makna.
b. Mutawatir Maknawi yaitu hadist yang disepakati para
perawi dari segi maknanya tidak lafalnya, sehingga
maknanya, menjadi terputus, meskipun lafalnya tidak
sampai ke derajat putus. Contohnya hadist tentang
mengusap sepatu (khuf)
SYARAT MUTAWATIR
 Perawinya banyak secara adat tidak mungkin
berbohong
 Menyandarkan kepada perasaan bukan kepada
akan karena akal terkadang salah
 Perawi menyaksikan periwatannya, mereka
orang terpercaya, tidak dusta dan bersambung
sampai kita
LANJUTAN PEMBAGIAN HADIST

2. Hadist Masyhur yaitu hadist yang diriwayatkan


oleh banyak sahabat, tetapi tidak sebanyak orang
yang meriwayatkan hadist mutawatir, kemudian
menyamai tingkatan mutawatir pada masa-masa
sahabat dan pada masa-masa sesudahnya.
Hadist Masyhur terbagi kepada dua bagian,
pertama Hadist Masyhur yang shahih, hasan, dan
dha’if. Kedua Hadist Masyhur yang hanya dikenal
di kalangan terbatas seperti di populerkan
dikalangan ahli hadist yang telah cukup populer di
kalangan masyarakat.
LANJUTAN PEMBAGIAN HADIST

3. Hadist Ahad yaitu hadist yang diriwayatkan


oleh satu orang atau dua orang atau lebih, yang
tidak terpenuhinya syarat masyhur dan
mutawatir. Contoh : Dari Abu Hurairah
Radliyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa sallam bersabda “ Sucinya tempat air
seseorang diantara kamu jika dijilat anjing ialah
dengan dicuci tujuh kali, yang pertama dicampur
dengan debu tanah.
Syarat diterimanya hadist Ahad
1. Perawinya seorang yang adil (tidak berbohong dan
menjalankan seluruh ajaran agama, serta
meninggalkan seluruh larangannya)
2. Perawinya adalah seorang yang dhabit (yang kuat
daya ingatnya)
3. Perawinya mendengarkan hadist dari orang yang
meriwayatkannya misalnya keduanya bertemu secara
langsung.
4. Matan hadist tidak mengandung syadz, misalnya
bertentangan dengan sesuatu yang telah menjadi
ketentuan ahli hadist, atau bertentangan dengan dalil
Qath’I Al-Qur’an.
Hadist Berdasarkan Penerimaan dan
Penolakan
 Hadist Shahih yaitu hadist yang sanadnya muttasshil
(bersambung) sampai kepada Nabi Muhammad, SAW
melalui rawi-rawi dengan karakteristik moral yang baik
(‘adl) dan tingkat kapasitas intelektual yang mumpuni, tanpa
ada kejanggalan dan cacat, baik dalam matan maupun
sanadnya.
Kreteria hadist shahih yaitu :
1. Kandungan isi tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
2. Harus bersambung sanadnya
3. Diriwayatkan oleh perawi yang adil
4. Diriwayatkan oleh orang yang dhabit (kuat ingatannya)
5. Tidak Syadz (bertentangan dengan hadist lain yang lebih
shahih)
IJTIHAD
 Pengertian kata Ijtihad (secara
etimologis) itu berasal dari bahasa Arab
yang artinya penumpahan segala upaya
kemampuan
 Secara terminologis, ulama ushul
mendefinisikan ijtihad sebagai
mencurahkan kesanggupan dalam
hukum syara yang bersifat amaliyah.
Orang yang melakukan ijtihad disebut
mujtahid
Persyaratan Melakukan Ijtihad
1. Menguasai “ilmu alat”
2. Menguasai Al-Qur’an yang merupakan sumber
pokok hukum islam
3. Menguasai Sunnah atau Hadist Nabi sebagai
sumber hukum islam kedua
4. Mengetahui ijma’ulama
5. Mengetahui qiyas
6. Mengetahui maqasyid al-syari’ah
7. Mengetahui ushul fiqih
8. Mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi
Lapangan Ijtihad
1. Masalah yang ditunjukkan oleh nash yang
zhanniy (tidak pasti), baik dari segi
keberadaannya (wurud) maupun dari segi
Menunjukan terhadap hukum (dalalah).
2. Masalah baru yang belum ditegaskan
hukumnya oleh nash.
3. Masalah baru yang belum di-ijma’-kan.
4. Masalah yang diketahui illat hukumnya,
seperti muamalah.
Metode-metode Ijtihad
1. Ijma
2. Qiyas
3. Istihasan
4. Mashlahah mursalah
5. Istishhab
6. Madzhab shahabi
Garis Besar Ajaran Islam
Aqidah
 Pengertian Aqidah secara etimologi; Aqidah berasal
dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan.
 Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang.
 Aqidah merupakan perbuatan hati seseorang yaitu
kepercayaan hati dan pembenarannya.
 Jadi Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang
dimiliki oleh manusia. Keyakinan hidup ini diperlukan
manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan
tujuan hidupnya sebagai mahluk alam.
 Aqidah secara syara’ yaitu iman kepada Allah, para
MalaikatNya, Kitab-kitabNya, Para RasulNya dan
kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik mupun
yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.
Allah SWT Berfirman dalam surat Yunus
Ayat 3, yang artinya :
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah
Yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas `Arsy untuk mengatur segala urusan.
Tiada seorangpun yang akan memberi
syafa`at kecuali sesudah ada izin-Nya.
(Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan
kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah
kamu tidak mengambil pelajaran?
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah :

 Ilahiah, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang


berhubungan dengan ilah (Tuhan) seperti wujud Allah
SWT., nama-nama Allah SWT., dan sifat-sifat Allah SWT.,
dan lain-lain.
 Nubuwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan nabi dan rasul termasuk pembicaraan
mengenai kitab-kitab Allah SWT., mukjizat dan sebagainya.
 Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik, seperti malaikat, jin,
iblis, setan dan roh.
 Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
hanya bisa diketahui melalui sam’i yakni dalil naqli berupa
alquran dan as-Sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab
kubur, dan sebagainya.
Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri
serta tunduk.
Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai
banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.
Definisi itu antara lain adalah :
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa
Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai
dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang
dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa
ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan
manusia. Allah berfirman

Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan


manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki
sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan
kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha
Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58].
  
Akhlak
 Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan
etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’
dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
 Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila
membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak .
 Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar
akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan
semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya.
 Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka
dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara
hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Allah SWT berfirman Surah Al-Maidah, ayat 8 :

Artinya“Hai orang-orang yang beriman hendaklah


kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlakutidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”

Muamalah
 Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata
aamala, yuamilu, muamalat yang berarti perlakuan
atau tindakan terhadap orang lain, hubungan
kepentingan.
 Kata-kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang
harus mempunyai dua buah pelaku, yang satu
terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan
secara aktif, sehingga kedua pelaku tersebut saling
menderita dari satu terhadap yang lainnya.
 Pengertian Muamalah dari segi istilah dapat
diartikan dengan arti yang luas dan dapat pula
dengan arti yang sempit.
 Menurut Louis Ma’luf, pengertian muamalah
adalah hukum-hukum syara yang berkaitan dengan
urusan dunia, dan kehidupan manusia, seperti jual
beli, perdagangan, dan lain sebagainya.
 Sedangkan menurut Ahmad Ibrahim Bek,
menyatakan muamalah adalah peraturan-peraturan
mengenai tiap yang berhubungan dengan urusan
dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai
kebendaan, perkawinan, thalak, sanksi-sanksi,
peradilan dan yang berhubungan dengan
manajemen perkantoran, baik umum ataupun
khusus, yang telah ditetapkan dasar-dasarnya
secara umum atau global dan terperinci untuk
dijadikan petunjuk bagi manusia dalam bertukar
manfaat di antara mereka.
 Sedangkan dalam arti yang sempit adalah pengertian
muamalah yaitu muamalah adalah semua transaksi atau
perjanjian yang dilakukan oleh manusia dalam hal tukar
menukar maupun dalam hal utang piutang.
 Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah Ayat 280

yang artinya :
Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.

Dari berbagai pengertian muamalah tersebut, dipahami


bahwa muamalah adalah segala peraturan yang mengatur
hubungan antara sesama manusia, baik yang seagama
maupun tidak seagama, antara manusia dengan
kehidupannya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber ajaran islam ada
tiga macam, yaitu Al-Qur’an, hadits dan ijtihad. Al-Qur’an sebagai sumber
hukum Islam yang pertama yaitu Al-Qur’an berisi tentang semua kehidupan
yang ada di alam, perintah, agidah , ibadah, muamalah dan kepercayaan, akhlak
yang murni, mengenai syari’at dan hukum dan sebagai petunjuk umat Islam.
Sedangkan Hadits itu sebagai sumber ajaran islam karena dalam Dalil Al-Qur’an
mengajarkan kita untuk mempercayai dan menerima apa yang telah disampaikan
oleh Rasul untuk dijadikan sebagai pedoman hidup.

Saran
Begitu lengkap dan jelasnya sumber hukum islam serta ajaran islam.
Sungguh luar biasa mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad
saw, dimana dengan mukjizat tersebut terdapat segala solusi dari setiap
permasalahan didunia ini. Oleh karena itu, umat islam diharapkan dan
diharuskan menjadikan ketiganya sebagai pedoman hidup.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai