Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

AL-QUR’AN DAN HADIST ADALAH PEDOMAN HIDUP KU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA:
ARYA DIBANGGA
FEBRIANSYAH
EGA
ZIDAN
GUNAWAN
UMAR
IRWANDI

SMAN TANAH PUTIH TANJUNG MELAWAN


KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji syukur kepada Allah SWT atas pertolongan Allah SWT, penulis selesai menulis makalah
berjudul ” Al-Quran dan Hadis adalah Pedoman Hidupku” dapat diselesaikan tepat waktu.

Makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas dari ibu Hasnah S.AG, guru PAI SMAN Tanah Putih
Tanjung Melawan. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas semua bimbingannya untuk
menyelesaikannya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menghadapi banyak kendala, namun dengan bantuan banyak orang,
semua masalah tersebut dapat dilalui. Semoga Allah SWT memberkati mereka. Walaupun makalah ini memiliki
banyak kekurangan dalam penyusunan dan penjelasannya, namun penulis berharap dapat dijadikan referensi
bagi pembaca untuk memahami tentang Al-Qur'an, Ijtihad, dan Hadis.
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Al-Quran dan Hadis merupakan pedoman dan landasan bagi kaum muslimin dalam menjalankan kehidupan,
karena di dalamnya terdapat berbagai aturan, baik yang berhubungan dengan aturan dunia maupun akhirat.
Ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an, membimbing manusia ke jalan yang benar dan tidak tersesat
sehingga manusia memiliki kepercayaan dan akidah yang benar dan lurus, peraturan dan hukum yang baik,
serta akhlak mulia dan terpuji dalam mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat

Pemahaman terhadap al-Qur’an dan hadis wajib dimiliki oleh seluruh umat yang mengimaninya terlebih sejak
dini agar lebih membekas dan bermakna. Dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang al-Qur’an dan Hadis
sebagai pedoman hidup.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang tersebut maka rumusan makalah ini yaitu:


1. Bagaimana memahami Alquran, hadist, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui cara memahami ijtihad. Serta alquran
dan hadis sebagai pedoman hidup.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Al-Quran, Hadits, Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam

sumber hukum Islam merupakan suatu rujukan, landasan, atau dasar yang utama dalam pengambilan hukum
Islam. Oleh karena itu, sebagai sumber yang baik dan sempurna, hendaklah ia memiliki sifat dinamis, benar,
dan mutlak. Dinamis maksudnya adalah Al-Qur'an dapat berlaku dimana saja. benar artinya Al-Qur'an
mengandung kebenaran yang dibuktikan dengan fakta dan kejadian yang sebenarnya. Mutlak artinya Al-
Qur'an Tidak diragukan lagi kebenarannya serta tidak akan terbantahkan.Adapun yang menjadi sumber hukum
Islam yaitu Al-Qur'an, Hadis, dan Ijtihad.

𝗔𝗹-𝗤𝘂𝗿'𝗮𝗻𝘂𝗹 𝗞𝗮𝗿𝗶𝗺

1. Pengertian Al-Qur'an

Dari segi bahasa, Al-Qur'an berasal dari kata qara'a - yaqra'u - qira'atan - qur'anam, yang berarti sesuatu yang
dibaca atau bacaan. Dari segi istilah, Al-Qur'an adalah 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘮𝘶𝘭𝘭𝘢𝘩 yang diturunkan kepada nabi Muhammad
saw. Dalam bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawatir, ditulis dalam mushaf, dimulai dengan
surah al-fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas, membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat
nabi Muhammad saw. dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia. Allah SWT. berfirman :

‫ت اَنَّ لَ ُه ْم اَجْ رً ا َك ِبيْرً ۙا‬ ّ ٰ ‫ِي اَ ْق َو ُم َو ُي َب ِّش ُر ْالمُْؤ ِم ِني َْن الَّ ِذي َْن َيعْ َملُ ْو َن ال‬
ِ ‫صل ِٰح‬ َ ‫اِنَّ ٰه َذا ْالقُرْ ٰا َن َي ْهدِيْ لِلَّتِيْ ه‬

Artinya : "Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira
kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar." (Q.S.
al-Isra/17:9)

2. Kedudukan Al-Qur'an Sebagai Sumber Hukum Islam


Sebagai sumber hukum Islam, Al-Qur'an memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Al-Qur'an merupakan sumber
utama dan pertama persoalan harus merujuk dan berpedoman kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT. dalam Al-Qur'an :

‫ازعْ ُت ْم فِيْ َشيْ ٍء َف ُرد ُّْوهُ ِالَى هّٰللا ِ َوالرَّ س ُْو ِل اِنْ ُك ْن ُت ْم ُتْؤ ِم ُن ْو َن ِباهّٰلل ِ َو ْال َي ْو ِم ااْل ٰ خ ۗ ِِر ٰذل َِك‬
َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا اَطِ ْيعُوا هّٰللا َ َواَطِ ْيعُوا الرَّ س ُْو َل َواُولِى ااْل َمْ ِر ِم ْن ُك ۚ ْم َفاِنْ َت َن‬
‫َخ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ َتْأ ِو ْياًل‬

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (Q.S. an-Nisa'/4:59)

3. Kandungan Hukum dalam Al-Qur'an

Para ulama yang mengelompokkan hukum yang terdapat dalam Al-Qur'an ke dalam tiga bagian, yaitu sebagai
berikut.

a. Aqidah atau keimanan

b. Syariah atau ibadah

c. Akhlak atau budi pekerti

𝗛𝗮𝗱𝗶𝘀 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵

1. Pengertian Hadis atau Sunnah

Secara bahasa, hadis berarti perkataan atau ucapan. Menurut istilah, hadis adalah segala perkataan,
perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh nabi Muhammad saw.

2. Kedudukan Hadis atau Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam

Sebagai sumber hukum Islam, hadis berada satu tingkat dibawah Al-Qur'an. Artinya, jika sebuah perkara
hukumnya tidak terdapat di dalam Al-Qur'an, yang harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis tersebut.
Hal ini sebagai firman Allah SWT:

ِ ۘ ‫َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم الرَّ س ُْو ُل َف ُخ ُذ ْوهُ َو َما َن ٰهى ُك ْم َع ْن ُه َفا ْن َته ُْو ۚا َوا َّتقُوا هّٰللا َ ۗاِنَّ هّٰللا َ َش ِد ْي ُد ْال ِع َقا‬
....‫ب‬

Artinya : "dan apahala yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa-apa yang dilarangnya,
maka tinggalkanlah." (Q.S. al-Hasyr/59:7)

3. Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur'an

Fungsi hadis terhadap Alquran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut.

a. Menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum

b. Memperkuat pernyataan yang ada dalam Al-Qur'an

c. Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam Al-Qur'an

d. Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an.

4. Macam-Macam Hadis

Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi kedalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Haditls mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi.


b. Hadis masyhur, adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak mencapai
derajat mutawatir.

c. Hadis Ahad, adalah hadits yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang perawi, sehingga tidak
mencapai derajat mutawatir.

𝗜𝗷𝘁𝗶𝗵𝗮𝗱

1. Pengertian Ijtihad

Kata ijtihad berasal dari bahasa Arab ijtihada - yajtahidu - ijtihada yang berarti mengerahkan segala
kemampuan, bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, ada bekerja secara optimal. Secara istilah,ijtihad
adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh dalam menetapkan suatu hukum.
Orang yang melakukan ijtihad dinamakan Mujtahid.

2. Syarat-Syarat Berijtihad

berikut beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan ijtihad.

a. Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.

b. Memiliki pemahaman mendalam tentang bahasa Arab, ilmu tafsir, usul fiqih, dan tarikh (sejarah).

c. Memahami cara merumuskan hukum (istinbat).

d. Memiliki keluhuran akhlak mulia.

3. Kedudukan Ijtihad

Ijtihad memiliki kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur'an dan hadis. ijtihad dilakukan jika
suatu persoalan tidak ditemukan hukumnya dalam Al-Qur'an dan hadis. Namun demikian, hukum yang
dihasilkan dari ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur'an maupun hadis.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.

Artnya: “Dari Mu’az, bahwasanya Nabi Muhammad saw. ketka mengutusnya ke Yaman, ia bersabda,
“Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara yang dibawa orang kepadamu?” Muaz berkata, “Saya
akan memutuskan menurut Kitabullah (al-Qur’an).” Lalu Nabi berkata, “Dan jika di dalam Kitabullah engkau
tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?” Muaz menjawab, “Jika begitu saya akan memutuskan menurut
Sunnah Rasulullah saw.” Kemudian, Nabi bertanya lagi, “Dan jika engkau tidak menemukan sesuatu hal itu di
dalam sunnah?” Muaz menjawab, “Saya akan mempergunakan pertmbangan akal pikiran sendiri (ijthadu bi
ra’yi) tanpa bimbang sedikitpun.” Kemudian, Nabi bersabda, “Maha suci Allah Swt. yang memberikan
bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan suatu sikap yang disetujui Rasul-Nya.” (H.R. Darami)
BAB III

PENUTUP

Al-Qur'an dan hadis merupakan 2 peninggalan terbesar nabi Muhammad Saw. Jika mau berpegang berpegang
pada keduanya, kita tidak akan tersesat selama-lamanya. Al-Qur'an dan hadis merupakan dua hal yang
diwariskan nabi Muhammad Saw. Kepada umatnya. Tentu saja warisan itu mempunyai fungsi khusus bagi
umat Islam dalam kehidupannya. Al-Qur'an dan hadis harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara sebagai bukti kecintaan kita
sebagai umat Islam terhadap Al-Qur'an.

B. Saran

Setiap muslim harus mencintai Al-Qur'an dan hadis. Mencintai keduanya bukan berarti harus memilikinya yang
besar dan mahal untuk dipajang di lemari. Akan tetapi, mencintai keduanya dapat diwujudkan dengan selalu
berusaha mempelajari dan mengamalkan isi ajaran yang terkandung di dalamnya dan orang-orang yang
mencintai Al-Quran dan Hadis akan akan menempatkan keduanya di atas segala-galanya

Anda mungkin juga menyukai