Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Tentang

Al-Qur’an DAN HADIST

OLEH:

NAMA : 1. AMIRULMU’MININ
KELAS : 8B
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an
B. As-Sunnah(Al-Hadits)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad
melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur’an berarti bacaan. Namun walau
terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur’an sendiri lebih pada
kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan. Umat
Islam percaya bahwa Al-Qur’an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril.
Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau
632 M. Walau Al-Qur’an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan
banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan
dedaunan. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini persis sama dengan yang
disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang
kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur’an tersebut. Secara umum para ulama
menyepakati bahwa versi Al-Qur’an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa
kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M.
Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru
kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan
untuk keseragaman.
Al-Qur’an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan
tergantung cara menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian
dari keseluruhan Al-Qur’an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur’an dikenal sebagai
hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini
terdapat jutaan penghapal Al-Qur’an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah
Tilawatil Qur’an yaitu lomba membaca Al-Qur’an dengan tartil atau baik dan benar. Yang
membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita). Muslim juga percaya bahwa Al-Qur’an
hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur’an ke berbagai bahasa tidak merupakan
Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai
komentar terhadap Al-Qur’an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur’an, tetapi bukan Al-
Qur’an itu sendiri.
Hadits (bahasa Arab: ‫الحديث‬, ejaan KBBI: Hadis) adalah perkataan dan perbuatan dari
Nabi Muhammad. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan
kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an. Hadits secara harfiah berarti
perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/
mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini
kata hadits mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa
berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi
Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah
bukan kata infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Makalah diatas penulis mengambil Rumusan Masalah
yang membahas tentang Al – Qur’an dan Hadist

C.Pemikiran
Berdasarkan pemikiran saya, saya berpikir kita sebagai umat muslim setidaknya harus
mengetahui “Apa itu Alqur’an” “Kenapa Alqur’an diturunkan” dan “ Pengertian tentang Hadits “
Dengan alasan itu saya membuat makalah ini agar mengetahui apa itu Alqur’an dan Hadits.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum Islam,
maka Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam. a. Secara
Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-‘a yang bermakna Talaa
keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
b. Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para NabiNya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Naas. ‫تَْنِز يال اْلقُْر آَن َع لَْيَك نََّز ْلنَا نَْح ُن إِنَّا‬
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an
kepadamu
(hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insaan:23)

‫ًا قُْر آنًا أَْنَز ْلنَاُه إِنَّا‬cb ‫تَْع قِلُوَن لََعلَُّكْم َع َر بِي‬

Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan


berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)

Allah ta’ala telah menjaga Al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya, ‫لََح افِظ ُوَن لَُه َو إِنَّاِّ الذْك َر نََّز ْلنَا ُن نَْح إِنَّا‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami
benrbenar memeliharanya.” (Al-Hijr:9)

Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan
pergantian . Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas
kebenaran dan kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-Qur’an itu benar-benar
datang dari Allah. Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam AlQur’an
merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Banyak
ayat-ayat yang menerangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan
kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”. Surah
An Nahl ayat 89, “Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab
AlQur’an untuk menjelaskan segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta
pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. Dan masih banyak lagi
ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari
Allah.
2. Al-Qur’an turun di dua tempat yaitu:
a. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya,
ayatayatnya pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3
seluruh ayat-ayat Al-Qur’an.
b. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan
peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan,
anjuran, hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga,
masyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan,
tumbuhtumbuhan, udara, air dan sebagainya.
3. Mu’jizat Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar datang
dari Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil Qur’an
menyebutkan bahwa Al-Qur’an memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:
a. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat itu
maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis,
sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat satu
surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra ayat
88, Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
b. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki mu’jizat pada
artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
c. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal yang
zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
d. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari kesalahan
karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.
4. Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an
Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali turun
surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat, 324.345
huruf . Al-Qur’an berfungsi sebagai:
a. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal ini
dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
b. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta kemaslahatan dan
keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.
c. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat
kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai ilmu
pengetahuan.
5. Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Qur’an
a. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap
muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk
diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini
dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah
laku sebagai seorang yang beriman.
b. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut
AlQur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada
Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56) Manusia selain sebagai
makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan
dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum
minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan
manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan
kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara
bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
c. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti
hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum
musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
d. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping
memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil
menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan
memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu
dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4.
e. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian
penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu
surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam AlQur’an
memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam
Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
f. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Qur’an banyak menghimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.
Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang bermanfaat
bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.
g. Fungsi Al-Qur'an
Sumber ajaran taiap agama adalah kitab suci, begiitu pula agama islam, Al-Qur’an
adalah sember ajaran agama islam, sumber norma, dan hukum Islam yang pertama
dan utama.inilah fungsi utama Al-Qur’an. Itulah sebabnya Nabi Muhammad Saw.
Bersabda didalam Hadist Riwayat Malik, ‘’sesungguhnya telah kutinggalkan untukmu
dua perkara, yang kamu tidak akan sesat selama kamu masih berpegang kepada
keduanya, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. (HR. Malik). Al-Qur’an sebaga sumber
pertama norma dan hukum islam dapat dijabarkan kedalam fungsi-fungsi yang lebih
rinci;
- Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat manusia, secara keseluruhan. Yakni
petunjuk jalan yang lurus, petunjuk kebenaran yang mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya yang terang.
- Al-Qur’an adalah pembeda antar yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan
yang salah atau yang baik dan yang buruk. Fungsi ini sesuai dengan name lain dari
Al-Qur’an Al-furqon (pembeda). ‘’Maha besar allah yang menurunkan Al-furqon
kepada kepada hamba-Nya, agar menjadi juru pengingat bagi seluruh alam” (Qs.
Al-furqon: 1). Dan juga seperti surat Ali imran: 3-4, dan Al-baqarah: 185).
- Al-Qur’an berfungsi sebagai peringatan bagi seluruhummat manusia. Fngsi ini
juga sesuai dengan nama lain yang dipakai oleh Al-Qur’an yaitu Adz-Dzikr. “Dan
sesungguhnya Al-Qur’an itubenar-benar menjadi peringatan bagi orang yang
bertaqwa” (Qs.Haqqah: 48) dan juga seperti surah Al-Hijr: 9, surah Shad: 1-29,
surah Yaasin: 69, dan surah Al-An’am: 90.
- Al-Qur’an sebagai obat (penyembuh) bagi penyakit kejiwaan. “Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran dari tuhanmu dan obat bagi apa
yang ada didalam hatimu dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (Qs. Yunus: 57). Dan juga seperti surat Al-isra: 82, Qs. Fush-shilat: 44,
dan sabda Nabi yang berbunyi “hendaklah kamu mengambil dua macam obat,
yaitu madu dan Al-Qur’an (HR. Ibnu Majjah Dan Al-Hakim, dari Ibnu Mas’ud,
ra.)
- Al-Qur’an merupakan pengajaran atau nasihat (mau’idhah) bagi manusia.
“(AlQur’an ) ini adalah keterangan yang jelas bagi manusia dan petunjuk serta
pengajaran (mau’idhah) bagi orang-orng yang bertaqwa” (Qs.Ali-imran: 183).
Dan juga seperti surah yunus :57
- Al-Qur’an adalah korektor bagi kitab-kitab suci yang sebelumnya atau korektor
bagi pengakuan yang dilakukan oleh manusia dalam agama mereka.
- Al-Qur’an merupakan bahan renungan atau pemikiran bagi orang-orang yang mau
berpikir untuk mendapatkan pelajaran yang berharga. (ini adalah) ketik yang kami
turunkan kepada engkau yang penuh berkah agar mereka suka merenungkan
ayatayatnya, dan agar orang-orang yang berakal mendapat pelajaran (Qs. Shad:
29) dan juga seperti surat An-nisa: 82, dan Al-mu’minun: 68)
- Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk dikaji dan
dipelajari sepanjang masa.
- Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw, yaitu mukjizat
yang paling besar dari sekalian mukjizat lain yang pernah ada. Al-Qur’an
diturunkan supaya menjadi mukjizat mengembangkan risalah dan menyampaikan
apa-apa yang diterimanya dari tuhan. Untuk itu, Allah menurunkan Al-Qur’an
yang susunan arti hukum-hukum dan pengetahuan yang dibawakannya
mengandung unsur-unsur mukjizat.
B. As-Sunnah(Al-Hadits)
1. Pengertian Hadist
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal
ini sejalan dengan firman Allah SWT:
Artinya: ” … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad
SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila
seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut
dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits
sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:

‫َر ُسْو لِِه ُسنَُّة َو ِهللا ِكتَاَب اَبًَد ا ِض ُّلْو ا تَلَْن بِِهَم ا َم َّس ْك تُْم تََم ا اَْم َر ْيِن فِْيُك ْم تََر ْكُت‬
Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama
kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah Rasul-Nya”. (HR.
Imam Malik)

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai
berikut. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, sehingga
kedunya (Al-Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama.
Misalnya Allah SWT didalam Al-Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta,
sebagaimana ditetapkan dalam firmannya :
Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)

Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.
1) Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat
umum. Misalnya, ayat Al-Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan
jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai
wajib zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah
dijelaskan oleh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-Qur’an Allah
SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut:
Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah :
3)

Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai
mana yang boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada
bangkai yang boleh dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah
:SAW
‫ْيتَتَا لَنَا اُِح لَّْت‬
‫ َد َم اِن َو َم ِن‬,‫ اْلَم ْيتَتَاِن فَاَّم ا‬: ‫ َو اْلَجَر اُد اْلُحْو ُت‬,‫ الَّد َم اِن َو اََّم ا‬: ‫َو الِّطَح اِل فَاْلَك بُِد‬
Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun
dua macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua macam darah adalah
hati dan limpa…” (HR Ibnu Majjah)
2) Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an.
Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh
kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫ِبالُّت َر اِب اَْو لَِه َّن َمَّر اٍت َس ْب َع ُُيْغ ِس َل اَْن اْلَك ُْلُب ِفْيِه َو لَِغ ِاَذ ا اََح ِد ُك ْم ِاَن اِء ُُط ُهُْو ُر‬
Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad, Abu
Daud, dan Baihaqi)
2. Macam-Macam Hadits
a. Hadist Qudsiy
Hadist qudsiy ialah hadist yang disampaikan oleh rasullullah saw kepada para sahabat
dalam bentuk wahyu, akan tetapi wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat
AlQur’an.
Ciri-ciri hadist qudsiy:
- Ada redaksi hadist qala-yaqulu allahu
- Ada redaksi fi ma rawa/ yarwihi ‘anillahi fabaraku wata’ala
- Redaksi lain yang semakna dengan redaksi diatas, setelah selesai menyebut
rawi yang menjadi sumber pertamanya, yakni sahabat. Contoh hadist qudsiy.
“Dari Abi Dzar, dari Nabi saw, Allah swt berfirman :”wahai hamba-hamba-Ku,
sungguh Aku mengharamkan kedzaliman pada diri-Ku, (lebih kerena itu) Aku
menjadikannya diantara kamu sekalian hal-hal yang diharamkan, maka dari itu
janganlah kalian berbuat dzalim” (HR. Muslim).
b. Hadist Qauli
Hadist qauli adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw,
baik berupa perkataan atau pun ucapan yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa,
dan keadaan yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak, atau lainnya. c. Hadist Fi’li
Yang dimaksud dengan fi’li ialah segala yang disandarkan kepada Nabi saw berupa
perbuatannya yang sampai kepada kita. Seperti hadist tentang shalat atau haji. d. Hadist
Taqriri
Hadist taqriri adalah segala yang berupa ketetapan Nabi saw terhadap apa yang datang
dari sahabatnya. Nabi saw membiarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para
sahabat, setelah memenuhi beberapa syarat baik megenai pelakunya maupun
perbuatannya.
e. Hadist Hammi
Hadist hammi adalah hadist yang berupa keinginan Nabi saw yang belum
terealisasikan, seperti halnya keinginan untuk berpuasa 9 Asyura, didalam riwayat
Ibnu Abbas, disebutkan;
“Ketika Nabi Saw berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan para sahabat untuk
berpuasa, mereka berkata ,: Ya Rasullullah hari ini adalah hari yang diagungkan
oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, Nabi Bersabda, “tahun yang akan datang
insya’allah aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan”. (HR. Muslim dan Abu
Daud).
Nabi Muhammad Saw belum sempat merealisasikan keinginannya, kerena beliau
wafat sebelum bulan Asyura. menurut imam Syafi’i dan para pengikutnya,
menjalankan hadst ini disunnahkan sebagaimana sunah-sunah lainnya.
f. Hadist Ahwali
Yang dimaksud hadist ahwali adalah hadist yang berupa hal ihwal Nabi Saw yang
menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya. tentang keadaan fisik Nabi
Muhammad Saw dalam beberapa hadist disebutkan bahwa tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. sebagaimana yang dikatakan oleh Al-bara dalam sebuah hadist
riwayat bukhari sebagai berikut : “Rasullullah saw adalah manusia yang sebaik-baik
rupa dan tubuh, keadaan fisiknya tidak terlalu tinggi dan pendek.” (HR. Bukhari).
3. Unsur-unsur Hadist
a. Sanad
Sanad menurut bahasa adalah sesuatu yang dijadikan sandaran. sedangkan menurut
istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru Bin Jama’ah dan Al-thiby
menyatakan bahwa sanad adalah berita tentang jalan matan. dan ada juga yang
menyatakan silsilah para perawi yang memikulkan hadist dari sumbernya yang
pertama.
b. Matan
Matan menurut bahasa mairtafa’amin al-ardhi (tanah yang ditinggalkan), sedangkan
menurut istilah adalah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad. Ada juga yang
menyebutkan bahwa matan adalah lafadz-lafadz yang didalamnya mengandung
makna-makna tertentu. Dari semua pengertian tersebut menunjukan bahwa yang
dimaksud dengan matan adalah materi atau lafadz hadist itu sediri.
c. Rawi
Rawi berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadist.
4. Fungsi Hadist Terhadap Al-Quran
Dalam kitab suci al-Quran terdapat ayat-ayat yang tidak jelas maksudnya. ayat-ayat yang
sepert ini memerlukan penjelasan. Penjelasan diberikan oleh Rasullullah saw, melalui
hadist /sunnah-sunnahnya. Oleh kerena itu fungsi hadist terhadap al-Quran ialah lil bayan
atau untuk memeberikan penjelasan. meurut pendapat sy-syafi’i, ada lima macam bayan
atau penjelasan yang diberikan oleh hadist kepada al-Quran, yaitu:
- Bayan tafshil : penjelasan untuk menjelaskan ayat-ayat mujmal atau ayat-ayat yang
sangat ringkas petunjuknya.
- Bayan takhshish : penjelasan untuk menentukan suatu dari ayat yang sangat umu
sifatnya.
- Bayan ta’yin : penjelasan untuk menentukan mana yang sesungguhnya dimaksud dari
dua atau tiga erkara yang mungkin dimaksudkan.
- Bayan tasyri’ : penjelasan yang bersifat menetapkan suatu hukum yang tidak terdapat
dalam al-Quran.
- Bayan nasakh : penjelasan untuk menentukan mana yang mengganti dan yang mana
yang diganti dari ayat-ayat yang terlihat seperti berlawanan.
5. Beberapa petunjuk dan ketentuan umum dalam memahami hadist
a. Memahami hadist sesuai petunjuk Al-Qur’an
b. Menghimpun hadist-hadist yang terjalin dalam tema yang sama
c. Menggabungkan antara hadist-hadist yang tampaknya bertentangan
d. Memahami hadist dengan mempertimbangkan latar belakangnya, situasi dan
kondisinya serta tujuannya ketika di ucapkan
e. Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan sasaran yang tetap.
f. Membedakan antara ucapan yang bermakna sebenarnya dan yang bersifat majas
(kiasan) dalam memahami hadist.
g. Memastikan makna dan konotasi kata-kata dalam hadis
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Quran dan al-hadist adalah sebagai sumber ajaran agama islam yang telah
ditinggalkan oleh rasullullah saw, yang merupakan segala macam cara untuk memecahkan
semua permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.
Pengertian alqur’an adalah kallam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir zaman nanti. Selain
sebagai sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat manusia,
juga sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.
Sedangkan Al-hadist adalah segala sesuatuyg mengenai perbuatan maupun perkataan
Rasullullah saw dan yang menyangkut hal ihwalnya. Hadis terdiri dari beberapa unsur
diantaranya; sanad, matan dan rawi. Adapun kegunaan dari hadist itu sendiri adalah: untuk
menjelaskan ayat-ayat al-Quran yang penjelasannya bersifat umum.
B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan
dan saran yang bersifat membangun. mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan khususnya bagi kami sebagai penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Amirul Mu’minin, Alqur’an dan Hadits,

Anda mungkin juga menyukai