Anda di halaman 1dari 12

Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Quran

1. Fungsi Al-Quran

A. Petunjuk Bagi Manusia.


Allah menurunkan Al-Quran sebagai petujuk bagi umat manusia, seperti yang dijelaskan
dalam surat Al-Baqarah ayat 185 dan surat Al-Fusilat ayat 44.

B. Sumber Pokok Ajaran Islam.


Fungsi Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh
segenap hukum Islam. Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum
seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, ilmu pengethuan dan
seni.

C. Peringatan Dan Pelajaran Bagi Manusia.


Dalam Al-Quran banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat
yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan
mengingkari ajaranNya. Bagi kita, umat yang akan datang kemudian, tentu harus pandai
mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Quran.

D. Sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW.


Turunnya Al-Quran merupakan salah satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad
SAW.

2. Tujuan Pokok Al-Quran

1. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut manusia yang tersimpul dalam
keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari
pembalasan.
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma
keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara
individual atau kolektif.
3. Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum
yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.
Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih
manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.”

3. Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Quran

A. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah Islam adalah keyakinan atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim. Dalam
Islam akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang
muslim akan tetapi, akidah yang diyakini dalam hati seorang muslim harus diwujudkan
dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.

B. Ibadah dan Muamalah


Kandungan penting dalam Al-Quran adalah ibadah dan uamallah. Menurut Al-Quran tujuan
diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah. Seperti yang
dijelaskan dalam surat Az-Zariyat 56.

Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial yang memerlukan
berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi. Komonikasi dengan Allah atau hablum
minallah seperti shalat, zakat dan lainnya. Hubungan manusia dengan manusia atau hablum
minanas seperti silahturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan.
Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah.

C. Hukum
Secara garis besar Al-Quran mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum
perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum pidana, hukum musyawarah, hukum
perang, dan hukum antar bangsa.

D. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral. Akhlak, disamping memiliki
kedudukan penting bagi kehidupan manusia, juga menjadi barometer kesuksesan seseorang
dalam melaksanakan tugasnya. Nabi Muhammad SAW berhasil menjalankan tugasnya
menyampaikan risalah Islamiyah antara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap akhlak. Ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Quran surat Al-
Qalam ayat 4.

E. Kisah-Kisah Umat Terdahulu


Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Quran. Al-Quran menaruh perhatian penting
terhadap keberadaan kisah di dalamnya. Bahkan, di dalamnya terdapat satu surat yang di
namaksn Al-Qasas. Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Quran memuat tentang
kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Quran antara lain di
jelaskan dalam surat Al-Furqan ayat 37-39.

F. Isyarat Pengemban Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Al-Quran banyak mengimbau manusia untuk menggali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti dalam surat Ar-Rad ayat 19 dan Az-Zumar ayat 9. Selain
kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti
dalam kedokteran, farmasi, pertanian, dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan
kesejahteraan umat manusia.

4. Keistimewaan Dan Keutamaan Al-Quran

1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk


kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa dimanapun serta dan
kapanpun.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci Al-Quran dapat
dipengaruhi jiwanya.
3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu
pengetahuan.
4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk
memahami hukum dunia manusia.
5. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya.
Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
6. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap
makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
 

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad
melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur’an berarti bacaan. Namun walau
terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur’an sendiri lebih pada
kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.

Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat
Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya
beliau 632 M. Walau Al-Qur’an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai
tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu
dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini persis sama dengan yang
disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang
kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur’an tersebut. Secara umum para ulama
menyepakati bahwa versi Al-Qur’an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa
kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M.
Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh
penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu
dimusnahkan untuk keseragaman.

Al-Qur’an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara
menghitung). Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan
Al-Qur’an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur’an dikenal sebagai hafiz
(jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini
terdapat jutaan penghapal Al-Qur’an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah
Tilawatil Qur’an yaitu lomba membaca Al-Qur’an dengan tartil atau baik dan benar. Yang
membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).

Muslim juga percaya bahwa Al-Qur’an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-
Qur’an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur’an itu sendiri. Oleh karena itu
terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur’an ataupun hasil
usaha mencari makna Al-Qur’an, tetapi bukan Al-Qur’an itu sendiri. 
Hadits (bahasa Arab: ‫الحديث‬, ejaan KBBI: Hadis) adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi
Muhammad. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua
pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an. Hadits secara harfiah berarti perkataan
atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah
pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini kata hadits
mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa berarti segala
perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW
yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif,
maka kata tersebut adalah kata benda.

 
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Al-QUR’AN

Pengertian Al-Qur’an
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum Islam, maka
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.
Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a yang bermakna Talaa keduanya
berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).

Secara Syari’at (Terminologi)


Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.

‫ك نَ َّز ْلنَا نَحْ ُن إِنَّا‬ َ ْ‫تَ ْن ِزيال ْالقُر‬


َ ‫آن َعلَ ْي‬

Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (Al-Insaan:23)

‫ًّا قُرْ آنًا أَ ْن َز ْلنَاهُ إِنَّا‬cd‫ون لَ َعلَّ ُك ْم َع َربًِي‬


َ ُ‫تَ ْعقِل‬
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa
Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)
Allah ta’ala telah menjaga Al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah,
mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya
sebagaimana dalam firman-Nya,

‫ون لَهُ َوإِنَّا ال ِّذ ْك َر نَ َّز ْلنَا ُن نَحْ إِنَّا‬


َ ُ‫لَ َحافِظ‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-benar
memeliharanya.” (Al-Hijr:9)

Al-Qur’an disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Dan terpelihara dari perubahan dan pergantian .
Sebagaimana telah disebutkan bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan
kepastian isi Al-Qur’an itu, dengan kata lain Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.
Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-
aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.

Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya telah kami turunkan kepada
engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an dengan membawa kebenaran”. Surah An Nahl ayat 89,
“Dan telah kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Qur’an untuk menjelaskan
segala sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta pembawa kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri”. Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu benar-benar datang dari Allah.

Al-Qur’an turun di dua tempat yaitu:

1. Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-
ayatnya pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh
ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan
peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan,
anjuran, hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga,
masyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, air dan sebagainya.

Mu’jizat Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar datang dari
Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil Qur’an menyebutkan
bahwa Al-Qur’an memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:

1. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat itu
maka Al-Qur’an turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis,
sehingga Al-Qur’an memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat satu
surah sekalipun semisal Al-Qur’an. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra ayat
88, Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
2. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Qur’an juga memiliki mu’jizat pada
artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
3. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal yang
zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
4. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Qur’an bebas dari kesalahan
karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.
Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an

Al-Qur’an pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali turun
surah al Maidah ayat 3. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat, 324.345 huruf .
Al-Qur’an berfungsi sebagai:

1. Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Hal ini
dilandasi oleh ayat Al-Qur’an di dalam surah An Nisa ayat 5.
2. Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta kemaslahatan dan
keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-Qur’an.
3. Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat
kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai ilmu
pengetahuan.
Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Qur’an

1. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap
muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk
diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini
dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah
laku sebagai seorang yang beriman.
2. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-
Qur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada
Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia
memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan
Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan
manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi
dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan
Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti
hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum
musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping
memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil
menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan
memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu
dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4.
5. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian
penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu
surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-
Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan
dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
6. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Qur’an banyak menghimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.

Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang bermanfaat
bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.

Keistimewaan Dan Keutamaan Al-qur’an :

1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk


kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta
segala zaman / periode waktu.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-qur’an dapat
dipengaruhi jiwanya.
3. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai
ilmu.
4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk
memahami hukum dunia manusia.
5. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya.
Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
6. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap
makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.

Kehujjahan Al-Qur’an

Al-Qur’an dari segi penjelasannya ada 2 macam:

Pertama, muhkam yaitu ayat-ayat yang teran artinya, jelas maksudnya dan tidak mengandung
keraguan atau pemahaman lain selain pemahaman yang terdapat pada lafaznya.

Kedua, mutasyabih yaitu ayat yang tidak jelas artinya sehingga terbuka kemungkinan adanya
berbagai penafsiran dan pemahaman yang disebabkan oleh adanya kata yang memiliki dua
arti/maksud, atau karena penggunaan nama-nama dan kiasan-kiasan.
Ibarat Al-Qur’an dalam menetapkan dan menjelaskan hukum yang berupa perintah dan
larangan ada beberapa model yaitu :

1. Suruhan, yang berarti keharusan untuk mengerjakan atau meninggalkan. Keharusan


seperti perintah shalat, Allah berfirman yang artinya,”Dan dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat”. Larangan contohnya firman Allah dalam surah Al An’am ayat 151
yang artinya,”Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah
membunuhnya kecuali dengan hak”.
2. Janji baik dan buruk, pahala dan dosa serta pujian dan celaan.
3. Ibarat, contohnya seprti istri yang ditalak harus menjalankan masa iddah.

B. AS-SUNNAH (HADITS)

Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT: 
Artinya: ” … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)

Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad
SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila
seseorang bisa meneladaninya maka akan mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut
dikarenakan Rasulullah SAW memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits
sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:

ُ ‫ضلُّ ْوا تَلَ ْن بِ ِه َما َم َّس ْكتُ ْم تَ َما اَ ْم َري ِْن فِ ْي ُك ْم تَ َر ْك‬
‫ت‬ َ َ‫َرس ُْولِ ِه ُسنَّةُ َو هللاِ ِكت‬
ِ ‫اب اَبَدًا‬
Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian tidak akan sesat selama
kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah Rasulnya”. (HR. Imam
Malik)

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai berikut.
Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, sehingga kedunya (Al-
Qur’an dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT
didalam Al-Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta, sebagaimana ditetapkan
dalam firmannya :
Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)
Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.

1. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat
umum. Misalnya, ayat Al-Qur’an yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan
menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan
jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai
wajib zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah
dijelaskan oleh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-Qur’an Allah
SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut: 
Artinya: “Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi…” (QS Al Maidah : 3)
Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak dikecualikan bangkai
mana yang boleh dimakan. Kemudian datanglah hadits menjelaskan bahwa ada
bangkai yang boleh dimakan, yakni bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah
SAW:

‫ان لَنَا‬ ِ َ‫ ْال َم ْيتَت‬c:‫ت‬


ِ ‫ َد َم‬,‫ان فَا َّما‬
ِ َ‫ان َو َم ْيتَت‬ ُ ‫د ْالح ُْو‬cُ ‫ َو ْال َج َرا‬,‫ ال َّد َما ِن َواَ َّما‬: ‫ال فَ ْال َكبِ ُد‬
ِ ‫َوالطِّ َح‬
‫ت‬ْ َّ‫اُ ِحل‬
Artinya: “Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun
dua macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua macam darah adalah
hati dan limpa…” (HR Ibnu Majjah)

2. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an.


Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh
kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫ت َس ْب َع يُ ْغ ِس َل اَ ْن ْال َك ْلبُ فِ ْي ِه َولِ َغ اِ َذا اَ َح ِد ُك ْم اِنَا ِء طُه ُْو ُر‬ ِ ‫ِبالتُّ َرا‬
ٍ ‫ب اَ ْولَ ِه َّن َمرَّا‬
Artinya: “Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh
sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah” (HR Muslim, Ahmad,
Abu Daud, dan Baihaqi)

Hadits menurut sifatnya mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, sempurna
ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat, dan tidak janggal. Illat hadits yang
dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohehan
suatu hadits
2. Hadits Makbul, adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima
sebagai Hujjah. Yang termasuk Hadits Makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits
Hasan
3. Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi tidak begitu
kuat ingatannya (hafalannya), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat dan
kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang makbul biasanya
dibuat hujjah untuk sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau tidak terlalu penting
4. Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih syarat-syarat
hadits shohih atau hadits hasan. Hadits dhoif banyak macam ragamnya dan
mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya
syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhi

Adapun syarat-syarat suatu hadits dikatakan hadits yang shohih, yaitu:

1. Rawinya bersifat adil


2. Sempurna ingatan
3. Sanadnya tidak terputus
4. Hadits itu tidak berilat, dan
5. Hadits itu tidak janggal
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dalil secara etimologis dengan “sesuatu yang dapat memberi petunjuk kepada apa yang
dikehendaki”. Secara terminologis dalil hukum ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan
alasan atau pijakan yang dapat dipergunakan dalam usaha menemukan dan meneapkan
hukum syara atas dasar pertimbangan yang benar dan tepat. Akan tetapi, dalam
perkembangan perkembangan pemikiran ushul fikih yang terlihat dalam kitab-kitab ushul
fikih kontemporer, istilah sumber hukum dan dalil hukum tidak dibedakan. Mereka
menyatakan bahwa apa yang disebut denagan dalil hukum adalah mencakup dalil-dalil lain
yang dipergunakan dalam istinbat hukum selain Al-Qur’an dan As-Sunnah
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam. Al-Qur’an yang berasal
dari kata qara’a yang dapat diartikan dengan membaca, namun yang dimaksud dengan Al-
Qur’an dalam uraian ini ialah,”kalamullah yang diturunkan berperantakan ruhul amin kepada
Nabi Muhammad saw dalam bahasa arab, agar menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah
utusan Allah dan agar menjadi pelajaran bagi orang yang mengikuti petunjuknya. Menjadi
ibadah bagi siapa yang membacanya, ia ditulis di atas lembaran mushaf, dimulai dengan
surah Al Fatihah dan di akhiri dengan surah An Naas. Yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, baik melalui tulisan atau bacaan dari satu generai ke generasi berikutnya. Dan
terpelihara dari perubahan danpergantian.
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan
perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan krtik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

 
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, sulaiman. 1995. Sumber Hukum Islam. Jambi : Sinar Grafika.


Abdurachman, Asmuni. 1985. Filsafat Hukum Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Karim, Syafi’i. 2001. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung : Pustaka setia.
Qattan, Manna’. 1973 . Mabahits Fi Ulumil Qur’an. Riyadh : Mansyuratul ‘Asril Hadits.
http://www.scribd.com/doc/21104231/Sumber-Hukum-Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam
http://one.indoskripsi.com/node/2563
http://www.gsfaceh.com/buku/sumber_sumber_hukum_islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai