DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
EKONOMI PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan Al-Hadis yang
memuat sunnah-sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur utama
ajaran agama Islam (aqidah, syariah, dan akhlak) dikembangkan dengan Rakyu atau akal
pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
Pada umumnya para ulama berpendapat bahwa sumber utama hukum Islam adalah Al-
Quran dan Hadist. Dalam sabdanya Rasulullah SAW bersabda “Aku tinggalkan pada
kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian
berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.” Disamping itu para ulama
fiqih menjadikan ijtihad sebagai salah satu dasar hukum islam, setelah Al-Quran dan
Hadist.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari Al Quran dan As Sunnah?
2. Bagaimana hubungan antara Al-Qur’an dan As sunnah?
3. Bagaimana metode pemahaman Al-Qur’an dan As Sunnah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai konsep dasar dari Al Quran dan As Sunnah
2. Untuk mengetahui hubungan antara Al-Qur’an dan As sunnah
3. Untuk mengetahui metode pemahaman Al-Qur’an dan As Sunnah
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber hukum islam adalah asal ( tempat pengambilan ) hukum islam. Hukum islam
terkadang disebut dalil hukum islam atau asas hukum islam atau dasar hukum islam.
Adapun sumber hukum islam adalah Al-Quran, Al-Hadis, dan Ar-Ra’yu ( penalaran ).
Perkataan Al-Quran berasal dari kata kerja qaraa yang artinya dia telah membaca. Kata
kerja ini berubah menjadi kata benda Qur’an yang secara harfiah berarti bacaan atau
sesuatu yang harus dibaca atau dipelajari.
a) Al-quran
Al-quran adalah kitab suci yang berisi wahyu Ilahi yang menjadi pedoman hidup
kepada manusia yang tidak ada keragu-raguan di dalamnya. Al-Quran menjadi petunjuk
yang dapat menciptakan manusia menjadi bertakwa kepada Allah SWT. Oleh karena
itu, Al-Quran banyak mengemukakan prinsip-prinsip umum yang mengatur kehidupan
manusia dalam beribadah kepada Allah SWT. Al-Quran sebagai pedoman abadi bagi
kehidupan manusia mempunyai tiga jenis petunjuk yaitu:
1. Hukum I’tiqadiyah, yaitu hukum yang berkaitan dengan kewajiban pada subjek
hukum untuk mempercayai Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya, dan hari
pembalasan.
2. Hukum akhlak, yaitu hukum Allah yang berkaitan dengan kewajiban seorang
subjek hukum untuk “menghiasi” dirinya dengan sifat-sifat keutamaan dan
menjauhkan diri dari sifat yang tercela.
3. Hukum Amaliyah, yaitu hukum yang bersangkutan dengan perkataan, perbuatan,
perjanjian, dan hubungan kerja sama antar sesama manusia.
Ketiga jenis hukum diatas dapat dibagi dalam dua jenis yaitu:
1. Hukum Ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan antar manusia dengan
Allah dalam mendirikan sholat, melaksanakan ibadah puasa, mengeluarkan zakat,
dan melakukan ibadah haji.
2. Hukum Muamalat, yaitu semua hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia, baik hubungan antar pribadi maupun hubungan antar orang perorangan
dengan masyarakat.
Apabila kita membandingkan antara hukum yang ada di dalam Al-Quran dengan
hukum yang dibuat oleh manusia dalam segala seginya maka ditemukan bahwa hukum
Al-Quran lebih mencakup dan lebih sempurna serta serasi bagi keseluruhan aspek
manusia dan kehidupannya. Sebagai contoh dapat diungkapkan bahwa dalam ajaran
islam ditemukan pembagian kategori hukum itu kepada lima bagian yaitu, wajib,
sunah, haram, makruh, dan mubah yang sesuai dengan tindakan manusia di dalam hidup
bermasyarakat. Islam mendahulukan kewajiban daripada hak, sebab apabila kewajiban
telah dipenuhi berarti hak orang telah diberikan, dengan demikian tidak akan menuntut
haknya lagi.
1. Al-Kitab,
QS (Al-Baqarah : 2)
َْب فِي ِه هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِين َ ِٰ َذل
َ ك ْال ِكتَابُ اَل َري
Artinya :“ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa”.
QS (Ad Dukhan : 2)
QS (Al Furqan : 1)
ك الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَ ٰى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا
َ تَبَا َر
Artinya : “ Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”.
QS (Al Hijr : 9)
QS (Yunus : 57)
5. Al-Hukm (peraturan/hukum)
َ َو َك ٰ َذلِكَ أَن َز ْلنَاهُ ُح ْك ًما َع َربِيًّا ۚ َولَئِ ِن اتَّبَعْتَ أَ ْه َوا َءهُم بَ ْع َد َما َجا َء
ٍ ك ِمنَ ْال ِع ْل ِم َما لَكَ ِمنَ هَّللا ِ ِمن َولِ ٍّي َواَل َوا
ق
Artinya : ”Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan
(yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu
mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung
dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah”.
6. Al-Hikmah (kebijaksanaan)
ك ِم َّما أَوْ َح ٰى إِلَ ْيكَ َربُّكَ ِمنَ ْال ِح ْك َم ِة ۗ َواَل تَجْ َعلْ َم َع هَّللا ِ إِ ٰلَهًا آ َخ َر فَتُ ْلقَ ٰى فِي َجهَنَّ َم َملُو ًما َّم ْدحُورًا
َ ِٰ َذل
7. Asy-Syifa’ (obat/penyembuh)
QS (Yunus : 57)
َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ آ ِن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ إِاَّل خَ َسارًا
Artinya : “ Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian “.
8. Al-Huda (petunjuk)
َوأَنَّا لَ َّما َس ِم ْعنَا ْالهُد َٰى آ َمنَّا بِ ِه ۖ فَ َمن ي ُْؤ ِمن بِ َربِّ ِه فَاَل يَخَافُ بَ ْخسًا َواَل َرهَقًا
Artinya : “ Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami
beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut
akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan
kesalahan “.
ْ ق لِي
َُظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكون ِّ هُ َو الَّ ِذي أَرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُد َٰى َو ِدي ِن ْال َح
Artinya : “ Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-
Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrikin tidak menyukai “.
Kedua, Aspek Balaghah (Keindahan Bahasa), Qadi Abu Bakar Muhammad Ibnu
Tayyib Al-Baqalani, dalam kitabnya Ijazul Qur’an dan at- Taqrib wal Irsyad,
berpandangan bahwa bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Qur’an dipandang sebagai
bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya bahasanya, susunan kata-katanya, maupun
ketelitian redaksi yang digunakannya. Keindahan bahasa al-Qur’an jauh melebihi
keindahan bahasa yang disusun oleh para sastrawan Arab.
Ketiga, Aspek Kandungan Isinya. Perihal aspek kandungan isi al-Qur’an secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu berita tentang hal-hal yang ghaib dan
isyarat-isyarat ilmiah. Perihal berita ghaib, isi kandungan al-Qur’an banyak
mnginformasikan tentang berita ghaib yang terjadi sebelumnya, yaitu berita tentang
orang-orang terdahulu. Juga berita ghaib yang akan terjadi (sesudah turunnya wahyu),
seperti kemenangan yang akan diperoleh tentara Romawi dalam menghadapi bangsa
Persia dalam QS. Ar-Rum : 1-6, kemurnian Al-Qur’an yang akan tetap terpelihara
dalam QS. Al-Hijr: 9, serta berbagai masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Al-
Quran, baik secara eksplisit maupun implisit. Selain itu, berita ghaib yang sedang terjadi
di tempat lain, seperti maksud jahat orang-orang munafik dengan membangun masjid
Dhirar dalam QS. At-Taubah: 107. Adapun perihal isyarat-isyarat ilmiah, isi kandungan
Al-Qur’an banyak menginformasikan tentang permasalahan ilmiah yang mungkin hanya
diketahui oleh para ilmuwan. Ayat-ayat al-Qur’an yang sudah dibuktikan kebenarannya
melalui penemuan di bidang ilmu pengetahuan alam. Hukum Toricelly yang ditemukan
pada abad XVII M misalnya, menyatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka
semakin rendah tekanan udara yang ada di tempat itu. Sebagaimana dalam QS. Al-
An’am: 125. Selain itu, hukum siang dan malam yang tidak selalu sama lama waktunya.
Terkadang malam lebih panjang daripada siang, dan terkadang terjadi sebaliknya.
Sebagaimana dalam QS. Yunus: 6.
b) As Sunnah ( Al - Hadis )
As-Sunnah dalam bahasa arab berarti tradisi, kebiasaan, adat istiadat. Dalam
terminologi islam berarti perbuatan, perkataan,dan keizinan Nabi Muhammad SAW.
As-Sunnah dalam pengertian istilah ialah segala yang dipindahkan dari Nabi
Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan ataupun taqrir yang mempunyai kaitan
dengan hukum. Sunnah dan hadis dapat dibagi berdasarkan kriteria dan klasifikasi
sebagai berikut:
b) Hadist
Sangat penting mengetahui cara memahami hadits nabi yang baik dan benar. Karena
banyak orang-orang yang membaca Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud,
Nasa’i, imam Tirmidzi dan seterusnya. yang itu semua meruapakan kitab yang haq, kitabnya
para ulama, kitabnya salafus sholeh, tapi hasilnya apa? mereka mengatakan “siapa pun yang
tidak sependapat dengan kami kafir, siapa pun yang tidak berbait kafir, najis, haram bagi kita
shalat di masjid-masjid mereka dan jika mereka shalat di masjid-masjid kita harus segera
dibersihkan” . padahal bacaan meraka itu Kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu
Daud, Nasa’i, imam Tirmidzi dan setersunya.
Hal ini bisa terjadi karena mereka Memaknai qola Allah Dan qola Rosul yang
terdapat pada Al-Quran dan Sunnah hanya sebatas itu saja (sebatas artinya saja) padahal
seharusnya adalah memahami qola Allah Dan qola Rosul yang terdapat pada Al-Quran dan
Sunnah harus sesuai dengan pemahan para Sahabat. inilah yang tidak mereka lakukan, inilah
kesalahan terbearnya, jika memaknai firaman Allah dan Sabda Rosul saja sudah salah Insya
Allah kesananya Pasti salah. kalo saja mereka mau memahami Al-Quran Dan Sunnah sesuai
dengan pemahaman para sahabat pasti jika terjadi sebuah permasalahan atau perselisihan
mudah menyelesaikannya tinggal kembali lagi kepada Al-quran dan Sunnah, mudah bukan
dan dijamin tidak akan ada perselisihan, syaratnya cuma satu mereka harus mau rujuk kepada
Al-Quran dan Sunnah yang sesuai dengan pemahaman para sahabat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Al-quran adalah kitab suci yang berisi wahyu Ilahi yang menjadi pedoman hidup
kepada manusia yang tidak ada keragu-raguan di dalamnya. Al-Quran menjadi
petunjuk yang dapat menciptakan manusia menjadi bertakwa kepada Allah SWT.
2. As-Sunnah dalam bahasa arab berarti tradisi, kebiasaan, adat istiadat. Dalam
terminologi islam berarti perbuatan, perkataan,dan keizinan Nabi Muhammad SAW.
As-Sunnah dalam pengertian istilah ialah segala yang dipindahkan dari Nabi
Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan ataupun taqrir yang mempunyai kaitan
dengan hukum.
3. Hubungan assunnah dengan Al-Qur’an yaitu Menguatkan hukum suatu peristiwa yang
letah di tetapkan hukumnya di dalam alqur’an,dan Memberikn keterangan (bayan)
ayat-ayat alqur’an,
Daftar Pustaka
http://ahsinunniam.blogspot.com/2016/04/makalah-sunnah-sebagai-sumber-hukum.html
http://sensorku.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-as-sunnah.html