Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BUDAYA GENDANG BELEQ DI PULAU LOMBOK


Dosen Pengampu : M. Triyanto, M.Pd

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Nasional
Semester Ganjil

Kelompok 8:
1. Ahmad Zaini (180102037)
2. M. Irfandi (180102188)
3. Mohammad Junaidi (180102055)
4. Lalu Samsul Satria Jaya (180102151)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN (FIP)
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2022

i
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Budaya
Gendang Beleq di Pulau Lombok” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa
pula kita haturkan sholawat serta salam kepada junjungan alam nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah
membimbing umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Terimakasih kepada dosen pengampu M. Triyanto, M.Pd yang telah
memberikan arahan dan bimbingan, selama proses pembuatan makalah. Penulis
sadar bahwa sebagai manusia biasa terdapat kekurangan dan kelemahan pada diri
penulis, namun dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu, sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan di dalam penulisan
makalah ini yang perlu diperbaiki, maka kritik dan saran sangat diharapkan dalam
upaya penyempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyusunan makalah
ini.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selong, 5 Januari 2022

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian Gendang Beleq...............................................................3
B. Asal Mula Gendang Beleq...............................................................4
C. Alat yang Digunakan Pertunjukan Gendang Beleq.........................5
1. Terompong..................................................................................5
2. Petuk............................................................................................7
3. Oncer...........................................................................................8
4. Gong............................................................................................9
5. Suling...........................................................................................10
6. Getep Tujuh.................................................................................10
7. Getep Enam.................................................................................11
8. Getep Lima..................................................................................11
D. Fungsi Gendang Beleq.....................................................................11
E. Pertunjukan Gendang Beleq.............................................................12
F. Pengiring Gendang Beleq................................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................13
B. Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap daerah  memiliki budaya yang khas dan berbeda di setiap
daerahnya, hal inilah yang mendukung semboyan dari Negara kita yaitu
Bhineka Tungga Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan.
Dengan adanya keberagaman budaya di setiap daerah Indonesia membuat
Indonesia menjadi Negara dengan berjuta pesona. Namun dalam banyak
kasus, budaya asli Indonesia yang begitu kaya dan estetik  tersebut mulai
diklaim oleh Negara lain.
Disini kita membutuhkan peranan masyarakat lebih khususnya
peranan dari generasi muda untuk melakukan upaya pelestarian dan
perlindungan terhadap kesenian bangsa. Karena, kita tidak bisa memungkiri
bahwa  generasi muda adalah calon pemimpin bangsa, harapan nusantara.
oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan.
Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan
semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan
keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu tumbuh baik dan besar.
Namun, pada era globalisasi saat ini, apresiasi para pemuda terhadap
budaya semakin menipis. Ini dikarenakan adanya pengaruh weternisasi, yang
mengakibatkan gaya hidup mereka berkiblat pada dunia barat dan dengan
adanya hal itu mereka lupa dengan jati dirinya. Mereka pun mengganggap
bahwa budaya tradisional yang mereka miliki adalah sesuatu yang kolot dan
tidak relevan lagi dengan zaman saat ini, hal ini mendorong kemunduran
terhadap lestarinya budaya kita.
Oleh karena itu, disini kami mulai mengambil sikap untuk memulai
pergerakan dalam rangka melestarikan budaya Indonesia lebih khusunya
budaya suku Sasak, Lombok,  Nusa Tenggara Barat, dan  berfokus pada
bidang kesenian yaitu Kesenian Gendang Beleq. Selain sebagai bentuk
pelestarian, ini juga upaya para generasi muda untuk menyebarluaskan
kesenian gendang beleq agar tersiar di setiap sudut nusantara bahkan hingga
dunia internasional. Dan, ini adalah bentuk kepedulian terhadap generasi

1
muda yang mulai bobrok karakternya  termakan zaman,  tergerus budaya
barat yang mengajarkan mereka tentang libralisme, pergaulan bebas dan sikap
menyimpang dari norma masyarakat. Sebelum itu, kita perlu tahu, paparan
singkat mengenai apa itu gendang beleq. Gendang beleq adalah alat musik
tradisional yang dimainkan secara berkelompok yang berasal dari Suku
Sasak, Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari gendang beleq yang ada di pulau lombok?
2. Jelaskan tujuan dari gendang beleq yang ada di pulau lombok?
3. Sebutkan alat-alat yang digunakan gendang beleq?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari gendang beleq yang ada di pulau
lombok.
2. Untuk mengetahui tujuan dari gendang beleq yang ada di pulau lombok.
3. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan gendang beleq.
D. Manfaat
1. Menumbuhkan cinta terhadap budaya yang dimiliki indonesia khususnya
budaya yang ada dipulau lombok.
2. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang budaya gendang beleq
yang ada di pulau lombok.
3. Sebagai pengutan terhadap referensi yang kita baca dari isi makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gendang Beleq


Gendang Beleq adalah sebuah kesenian musik tradisional yang
dimainkan dengan cara berkelompok memakai beberapa macam alat musik
dan gendang yang berukuran besar sebagai alat musik utamanya.
Berdasarkan pemilihan kata secara personal suka kata, Gendang Belek
merupakan sebuah alat tabuh besar yang diringi oleh tarian para pemainnya,
secara suka kata Lombok berarti:
Gendang: Alat Tabuh Besar
Beleq: Artinya Besar
Sehingga diartikan sebagai alat tabuh atau gendang besar yang saat ini
sering kita temukan sebagai alat kesenian daerah Gumi Sasak yang digunakan
saat perayaan Pernikahan, Sunatan hingga acara special event lainnya. Alat
musik gendang yang dipakai sedikit berbeda dengan alat musik gendang pada
umumnya, dikarenakan gedang tersebut memiliki ukuran yang lebih besar.
Kesenian Gendang Beleq ini merupakan kesenian tradisional yang berasal
dari Suku Sasak di Pulau Lombok, Provinsi NTB.
Alat musik ini memiliki peranan yang sangat penting dalam beberapa
aspek kehidupan masyarkat lombok terutama dalam penyelenggaraan acara
sakral, peran gendang belek selalu menjadi pusat perhatian masyarakat
setempat.
Kesenian gendang beleq menggunakan dua jenis gendang yaitu
gendang nina dan gendang mama, gendang dimaikan dengan posisi pemain
berdiri tegak dengan posisi kaki sebelah kiri menjinjit kemudian gendang
digendong. Posisi badan gendang sebelah kanan diletakkan lebih rendah dari
pada lingkaran sebelah kiri, gendang dibunyikan menggunakan tabuh dan
ditepak/keplak. Palgunadi (2014:10) menyebutkan bahwa tepak merupakan
cara membunyikan alat musik gamelan yang memiliki selaput atau memberan
menggunakan telapak tangan atau jari.

3
Instrumen gendang pada kesenian gendang beleq adalah instumen
yang berselaput, hal ini membuktikan bahwa cara memainkan gendang
dengan ditepak sesui dengan yang dikatakan Palgunadi. Instrumen gendang
pada kesenian Gendang beleq dapat dimainkan dengan cara berdiri dan
berjalan dengan posisi tangan kanan memegang tabuh dan dikeplak
menggunakan tangan kiri. Gendang digendong dengan posisi gendang bagian
kanan lebih rendah dengan bagian gendang sebelah kiri, membran gendang
sebelah kanan ditabuh menggunakan tabuh (pemantok) dan membran sebelah
kiri ditepak menggunakan telapak tangan.  Gendang nina menghasilkan bunyi
dak pada membran sebelah kanan dan kep pada membran sebelah kiri.
Sedangkan gendang mama menghasilkan bunyi duk pada membran
sebelah kanan dan pek pada membran sebelah kiri. Instrumen gendang beleq
terbuat dari kayu dengan ditutupi membran pada kedua ujung yang terbuat
dari kulit binatang dan sapi. Yudoyono (1984: 94) alat gamelan Jawa yang
disebut kendang berbentuk seperti tabung, terbuat dari kayu dengan tutup
tabung dari kulit binatang yang telah dimasak dikedua ujung luarnya.
Yudoyono memperjelas bawa gendang atau kendang Jawa dan gendang
Lombok terbuat dari bahan yang sama namun dimainkan dengan cara yang
berbeda, hal ini dapat dilihat dari segi bentuk, ukuran dan tata cara
menabuhnya. Gendang beleq berukuran lebih besar dan dimainkan dengan
cara berdiri, sedangkan gendang Jawa dimainkan  dengan posisi duduk.
Gendang Belek sudah sering diperkenalkan sebagai sebuah karya seni
yang patut dan layak dipertahankan sebagai warisan budaya indonesia, perlu
adanya sebuah wadah bagi masyarakat lombok yang memberikan support dan
layanan untuk mempertahankan sisa-sisa peninggalan sejarah agar jauh dari
kepunahan tergerus oleh modernisasi zaman.
B. Asal Mula Gendang Beleq
Kesenian Gendang Beleq ini merupakan salah satu kesenian
tradisional yang berasal dari Suku Sasak di Lombok, Provinsi NTB. Awalnya
Gendang Beleq ini merupakan alat musik pengiring dan juga penyemangat
bagi para prajurit pada saat akan berjuang ke medan perang. Suara yang

4
dihasilkan pada Gendang Beleq ini dipercaya dapat membuat para prajurit
lebih percaya diri dan juga lebih berani dalam bertempur membela kerajaan
mereka.
Seperti halnya anda temukan dalam beberapa film kolosal zaman
dahulu yang memanfaatkan musik sebagai salah satu pengiring peperangan
sebagai sebuah seni yang menyatukan antara hentakan pedang dengan tabuh
genderang.
Ciri khas yang dimainkan adalah adanya tarian yang diiringi suara
seruling hingga gemerincing suara kepingan kuningan (rencek) mengiringi
suara gendang beleq yang berpacu dengan bunyi, tarian khas Lombok
memacu adrenalin dan semangat para penari dalam memberikan karya seni
tari dengan penuh emosi dan penjiwaan.
Namun dengan seiring berjalannya waktu Gendang Beleq ini
digunakan sebagai musik pengiring disebuah acara adat, kesenian, budaya
ataupun hiburan rakyat. Dengan menambahkan beberapa alat musik
tradisional dalam musik tambahannya. Nama Gendang Beleq ini sendiri
diambil dari kata gendang dan beleq. Didalam bahasa Suku Sasak kata beleq
ini memiliki arti besar, sedangkan gendang merupakan alat musik yang
digunakan. Sehingga bisa diartikan bahwa Gendang Beleq ini merupakan
gendang yang ukurannya besar.
C. Alat yang Digunakan Pertunjukan Gendang Beleq
1. Terompong
Terompong adalah salah satu alat musik yang berbentuk pencon
atau potok pada kesenian gendang beleq berskala pentatonis berjumlah 9
buah bernada 1=F 2=G 3=A# 5=C 6=E 1=F 2=G 3=A# 5=C. Dua buah
terompong dimainkan oleh satu orang, hal ini mirip dengan teknik
permainan reong pada gamelan Bali. Posisi memainkan alat musik
Terompong adalah duduk bersila, berdiri dan berjalan. Terompong
dimainkan dengan menggunakan tabuh yang masing-masing digenggam
oleh tangan kanan dan kiri. Cara memainkan terompong adalah ditaruh di
depan pemain kemudian pencon atau potok (Bahasa sasak) terompong

5
dipukul menggunakan tabuh yang dipegang oleh tangan kiri dan kanan.
Terompong adalah alat musik yang memiliki skala nada atau laras
berfungsi sebagai pembawa melodi yang nada-nadanya tersusun rapi
secara alfabetis dan harmonis. Pendapat di atas sesuai dengan Mutaqqin
(2018: 90) menyatakan bahwa rangkaian nada dalam melodi terdiri dari
kombinasi berbagai susunan interval (jarak dua buah nada atau lebih).
Sesuai juga dengan pendapat Prier (2012: 212) yang mengatakan bahwa
skala nada adalah urutan nada melalui oktaf yang mengikuti pola tertentu.
Terompong adalah alat musik berpencon yang sumber bunyinya
berasal dari tubuh terompong itu sendiri dan dipukul menggunakan tabuh
yang lunak. Suherman dkk (2006:59) menyebutkan bahwa idiopon yaitu
alat musik yang sumber bunyinya berasal dari tubuh alat musik itu sendiri.
Sesuai dengan pendapat di atas maka terompong digolongkan menjadi
instrumen ideophone karena terompong mirip dengan reong Bali dan
bonang pada kesenian gamelan Jawa yang telah diklasifikasikan menjadi
alat musik ideophone karena sumber bunyinya berasal dari tubuh alat
musik tersebut. Terompong dalam teknik memainkanya tergolong dalam
kategori alat musik idiophone berpencon yang ditabuh menggunakan
bahan yang lunak. Pernyataaan tersebut didukung oleh Palgunadi
(2014:10) memperkuat pendapat di atas dengan menyebutkan Gada
merupakan cara membunyikan gamelan yang berbentuk pencon
menggunakan pemukul dengan ujung yang lunak”. Pendapat diatas
memberikan kesimpulan bahwa alat musik terompong adalah alat musik
menyerupai bonang yang ditabuh menggunakan alat tabuh yang lunak
namun dimainkan dengan cara yang berbeda, alat musik bonang gamelan
Jawa dimainkan oleh satu orang yang memegang tabuh pada masing-
masing lengannya, sedangkan terompong dimainkan oleh lima orang yang
masing-masing memegang tabuh disetiap lengannya.

6
2. Petuk
Petuk adalah atat musik yang dimainkan dengan posisi berjalan,
berdiri dan duduk persila. Alat musik ini  dibunyikan menggunakan tabuh
yang lunak, tabuh tersebut digenggam oleh salah satu lengan lalu
diarahkan pada bagian yang menonjol pada instrumen (pencon). Alat
musik petuk menyerupai alat musik ketuk pada kesenian gamelan Jaawa.
Alat musik sama-sama alat musik pencon yang dimainkan oleh satu orang
dan dibunyikan menggunakan menggunakan tabuh yang lunak. Palgunadi
(2014:10) menyebutkan Gada merupakan cara membunyikan gamelan
yang berbentuk pencon menggunakan pemukul dengan ujung yang lunak.
Pendapat diatas memberikan kesimpulan bahwa alat musik petuk dapat
dikelasipikasikan kedalam golongan alat musik Gada sesuai dengan yang
dikatakan Palgunadi.
Petuk adalah alat musik yang terbuat dari perunggu berbentuk bulat
dan memiliki benjolan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan
pemukul lunak yang sumber bunyinya berasal dari tubuh petuk itu sendiri.
Suherman dkk (2006: 59) menyebutkan Idiopon yaitu alat musik yang
sumber bunyinya berasal dari tubuh alat musik itu sendiri. Palgunadi
(2014: 10) menyebutkan Gada merupakan cara membunyikan gamelan
yang berbentuk pencon menggunakan pemukul dengan ujung yang lunak.
Sesuai dengan pendapat di atas maka dapat disimpukan bahwa petuk
adalah alat musik yang termasuk dalam klasifikasi alat musik Gada. 
Petuk adalah salah satu alat musik dalam kesenian gendang beleq
yang berperan sebagai pembawa ritme atau irama dengan pola yang
dimainkan secara berulang-ulang, Mutaqqin (2008: 101) menjelaskan
bahwa ritme atau irama adalah susunan diantara durasi nada-nada yang
pendek dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan yang tak bertekanan,
menurut pola tertentu yang berulang-ulang.  Sesuai dengan yang
disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa petuk adalat alat yang
memegang ritme atau irama.

7
3. Oncer
Oncer dimainkan dengan posisi berdiri, berjalan dan duduk bersila.
Memainkann oncer dengan berdiri dan berjalan adalah oncer dimainkan
dengan cara digendong menggunakan tali yang dilingkarkan pada lengan
sebelah kiri. Tangan kiri memegang bagian depan oncer, sedangkan tangan
kanan menggenggam tabuh lunak yang diarahkan ke pencon/potok oncer.
Suara yang dihasilkan oncer adalah pung. atat musik yang bentuknya mirip
dengan kempul pada gamelan Jawa ini hanya berjumlah satu buah. Oncer
dan kempul sama-sama dimainkan dengan tabuh yang lunak, namun
kempul tidak dapat dimainkan dengan berjalan. Palgunadi (2014:10)
menyebutkan Gada merupakan cara membunyikan gamelan yang
berbentuk pencon menggunakan pemukul dengan ujung yang lunak.
Sesuai dengan yang dikatakan palgunadi, oncer dan kempul dapat
diklasipikasikan kedalam teknik Gada dan berbeda pada jumlah instrument
dengan cara memainkannya.
Oncer terbuat dari perunggu berbentuk bulat dan memiliki benjolan
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul/tabuh yang lunak,
sumber bunyi alat musik ini berasal dari tubuhnya sendiri. Suherman dkk
(2006:59) menyebutkan Idiopon yaitu alat musik yang sumber bunyinya
berasal dari tubuh alat musik itu sendiri. Palgunadi (2014:10)
menyebutkan Gada merupakan cara membunyikan gamelan yang
berbentuk pencon menggunakan pemukul dengan ujung yang lunak.
Sesuai dengan pendapat di atas maka dapat disimpukan bahwa Oncer
adalah alat musik yang termasuk dalam klasifikasi alat musik Gada.
Oncer adalah salah satu alat musik dalam kesenian gendang beleq
yang berperan sebagai pembawa ritme atau irama dengan pola tetap dan
dimainkan secara berulang-ulang, Mutaqqin (2008: 101) menjelaskan
bahwa ritme atau irama adalah susunan diantara durasi nada-nada yang
pendek dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan yang tak bertekanan,
menurut pola tertentu yang berulang-ulang.  Sesuai dengan pernyataan di

8
atas maka dapat disimpulkan bahwa petuk adalat alat yang memegang
ritme atau irama.
4. Gong
Gong dapat dimainkan dengan berdiri berjalan dan duduk bersila.
Memainkan gong posisi berjalan adalah gong dipikul oleh dua orang
pemain. Pemain atau pemikul gong yang berada di belakang bertugas
sebagai penabuh gong. Sedangkan memainkan gong dengan posisi berdiri
dan duduk dapat dimainkan oleh satu orang saja karena gong dapat
diletakkan pada penyangga/gayor gong (onjek-onjek gong). Gong ditabuh
menggunakan pemantok/stik lunak yang digenggam oleh tangan kanan
kemudian diarahkan ke pencon/potok instrumen gong. Suara yang
dihasilkan ketika menabuh gong adalah bung dan bengr. Gong adalah atat
musik yang bentuknya mirip dengan kempul dan gong pada gamelan
Jawa.  Gong kempul dapa gamelan jawa dimainkan oleh satu orang dengan
posisi duduk. Palgunadi (2014:10) menyebutkan Gada merupakan cara
membunyikan gamelan yang berbentuk pencon menggunakan pemukul
dengan ujung yang lunak. Pendapat di atas memberikan kesimpulan bahwa
gong dan gong kempul dapat di kelasipikasikan kedalam teknik Gada
sesuai dengan yang disebutkan Palgunadi, namun berbeda pada jumlah
instumen posisi, dan cara memainkannya.
Gong adalah salah satu alat musik dalam kesenian gendang beleq
yang berperan sebagai pembawa ritme atau irama dengan pola tetap dan
dimainkan secara berulang-ulang, Mutaqqin (2008: 101) menjelaskan
bahwa ritme atau irama adalah susunan diantara durasi nada-nada yang
pendek dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan yang tak bertekanan,
menurut pola tertentu yang berulang-ulang. Sesuai dengan yang
disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa petuk adalat alat yang
memegang ritme atau irama.

9
Gong terbuat dari perunggu berbentuk bulat dan memiliki benjolan,
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul/tabuh yang lunak,
sumber bunyinya alat musik ini berasal dari tubuhnya sendiri. Yudoyono
(1984:107) menyebutkan bahwa Gong adalah alat musik pukul pada
gamelan Jawa yang terbuat dari perunggu dan mempunyai ukuran terbesar
diantara alat-alat lainnya. Alat pemukulnya bertangkai kayu dan dibagian
ujung yang dipukulkan berbentuk bulat seperti bola berisi sabut kelapa.
Suherman dkk (2006: 59) menyebutkan Idiopon yaitu alat musik yang
sumber bunyinya berasal dari tubuh alat musik itu sendiri. Palgunadi
(2014: 10) menyebutkan Gada merupakan cara membunyikan gamelan
yang berbentuk pencon menggunakan pemukul dengan ujung yang lunak.
Sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh para ahli di atas maka
dapat disimpukan bahwa gong adalah alat musik yang termasuk dalam
klasifikasi alat musik Gada.
5. Suling
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan suling adalah alat
musik yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup yang
sumber suaranya berasal dari udara yang bergetar. Pendapat di atas
didukung oleh Suherman dkk (2006:59) menyebutkan aerophone yaitu alat
musik yang sumber bunyinya berasal dari udara yang bergetar.
Memainkan suling pada kesenian gendang beleq dapat dilakukan dengan
teknik penjarian (getep) tertentu sesuai dengan suling yang digunakan. 
6. Getep tujuh
Teknik getep tujuh adalah teknik memainkan suling berlubang
tujuh dengan nada 1 menutup semua lubang, nada 2 membuka lubang
kedua, nada 3 m3mbuka lubang ketiga dan empat, nada 5 membuka
lubang kelima dan nada 6 membuka lubang keenam dan menuup kembali
lubang kelima, dan nada 1 tinggi menutup semua lupang dengan tiupan
yang lebih keras.

10
7. Getep enam
Teknik memainkan suling getep enam adalah teknik teknik untuk
suling lubang enam dimana untuktuk memperoleh nada 1 kondiri suling
lubang emam tertutup rapat, nada 2 membuka lubang paling bawah, nada 3
membuka lubang kedua, nada 5 membuka lupang ketiga dank e empat,
nada 6 membuka lubang kelima dan menutup lubang ke empat, dan nada 1
tinggi menutup semua lupang dengan tiupan yang lebih keras.
8. Getep lima
Teknik memainkan suling getep lima adalah memainkan suling
berlubang enam namun hanya menggunakan lima lubang. Nada 1 pada
permainan suling getep lima membuka lubang pertama, nada 2 membuka
lubang kedua, nada 3 mmbuka lubang ketiga, nada 5 membuk lubang
kelima sambil meutup lubang kempat dan keenam, dan nada 6 membuka
lubang keenam dan sambil menutup lubang keembat dan kelima, dan nada
1 tinggi menutup semua lupang dengan tiupan yang lebih keras.
D. Fungsi Gendang Beleq
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Gendang Beleq ini pada awalnya
digunakan sebagai penyemangat bagi para prajurit menuju medan perang, dan
saat ini menjadi pengiring pada sebuah acara adat ataupun acara hiburan.
Walaupun begitu, bagi masyarakat Suku Sasak, alat musik Gendang Beleq ini
memiliki nilai filosofis dan juga disakralkan. Selain memiliki keindahan
didalam wujud seni, juga menyangkut dari jati diri dan jiwa kepahlawanan
masyarakat Suku Sasak.
Saat ini Gendang Belek sudah berubah fungsi, datanglah ke Lombok
dan anda akan menyaksikan keindahan keseniaan ini saat acara pernikahan
yaitu saat Pihak Mempleai laki-laki melakukan adat Nyongkolan  dimana
peran Gendang Belek menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
Gendang Belek memiliki peran aktif dalam perayaan ini sebagai
musik pengiring menuju Rumah Mempelai Perempuan dengan pakaian khas
adat Lombok "Godek Nungkik" yang tentunya semua masyarakat sudah
lumrah dengan julukan tersebut.

11
Saat musim pernikahan atau Merarik, orderan untuk alat kesenian ini
terbilang sangat banyak yang tentunya kebanyakan pada saat musim panen
tiba, saat dimana para lelaki dan perempuan mengikatkan janji suci untuk
hidup bersama.
E. Pertunjukan Gendang Beleq
Dalam pertunjukan Gendang Beleq ini biasanya ditampilkan secara
berjalan berkeliling dan juga berkelompok. Setiap kelompok biasanya akan
terdiri dari 13 sampai 17 orang dengan membawa alat musik gendang ataupun
alat musik tambahan. Selain itu juga dalam pertunjukannya, selain
memainkan musik mereka juga akan menari dengan gerakan-gerakan yang
bervariatif. Sehingga dapat menyuguhkan pertunjukan yang atraktif dan juga
menghibur.
F. Pengiring Gendang Beleq
Dalam pertunjukan kesenian ini tidak hanya terdiri dari gendang saja
tetapi juga beberapa alat musik lain sebagai tambahannya. Alat musik yang
dipakai pada pertunjukan Gendang Beleq ini diantaranya, 2 (dua) Gendang
Beleq (gendang mama dan gendang nine), reong, gendang kodeq (gendang
kecil), prembak baleq, prembak kodeq, gong besar, gong penyelak, gong
oncer, petuk, dan lelontek. Dalam pertunjukannya alat musik ini dimainkan
secara kompak dan padu sehingga dapat menghasilkan suara yang indah dan
juga enak untuk didengar.
Jika anda ingin berkunjung dan menyaksikan acara adat ini, anda
bisa Menyewa Mobil di Lombok sebagai alat transportasi anda untuk
mengeksplore budaya dan kesenian khas lombok yang siap menarik minat
wisata anda.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gendang Beleq adalah sebuah kesenian musik tradisional yang
dimainkan dengan cara berkelompok memakai beberapa macam alat musik
dan gendang yang berukuran besar sebagai alat musik utamanya. Kesenian
gendang beleq menggunakan dua jenis gendang yaitu gendang nina dan
gendang mama, gendang dimaikan dengan posisi pemain berdiri tegak
dengan posisi kaki sebelah kiri menjinjit kemudian gendang digendong.
Posisi badan gendang sebelah kanan diletakkan lebih rendah dari pada
lingkaran sebelah kiri, gendang dibunyikan menggunakan tabuh dan
ditepak/keplak.
Alat musik ini memiliki peranan yang sangat penting dalam beberapa
aspek kehidupan masyarkat lombok terutama dalam penyelenggaraan acara
sakral, peran gendang belek selalu menjadi pusat perhatian masyarakat
setempat. Gendang Belek sudah sering diperkenalkan sebagai sebuah karya
seni yang patut dan layak dipertahankan sebagai warisan budaya indonesia,
perlu adanya sebuah wadah bagi masyarakat lombok yang memberikan
support dan layanan untuk mempertahankan sisa-sisa peninggalan sejarah
agar jauh dari kepunahan tergerus oleh modernisasi zaman.
B. Saran
Para pemuda khususnya pemuda yang ada di sekitar pulau lombok
harus terus melestarikan budaya tarian gendang beleq dari generasi ke
generasi, supaya budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita tidak
hilang begitu saja oleh pengaruh budaya asing.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.lomboksociety.web.id/2018/01/asal-mula-gendang-belek.html?m=1
http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/gendang-beleq-seni-musik?lang=id
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/gendang-beleq-alat-musik-
kebanggaan-suku-sasak/
https://osc.medcom.id/community/mengenal-gendang-beleq-suku-sasak-pulau-
lombok-1064

14

Anda mungkin juga menyukai