Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

YANG ADA DI INDONESIA ( KELOMPOK, SUDUT, KLASIKAL)

Dosen Pengampu : Lidia Oktamarina, M.Pd

Kelas : PIAUD 3 2019

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Lasmini : 1930210041

2. Nisa Permata Sari : 1930210048

3. Anggi Sirka Rinta : 1930210061

4. Lisa pingky : 1930210137

5. Juairia : 1930210049

6. Dike febriana : 1930210075

7. Bunga septiani : 1930210073

8. Arum triwinanti : 1930210111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2020

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... II

KATA PENGANTAR...................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................................................ 2

D. Manfaat......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3

A. Model Pembelajaran Kelompok.................................................................................... 3

B. Model Pembelajaran Sudut........................................................................................... 5

C. Model Pembelajaran Klasikal ...................................................................................... 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan................................................................................................................... 10

B. Saran.............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11

II
Kata Pengantar

Puji syukur khadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Model Pembelajaran
AUD.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lidia Oktamarina,
M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum Anak Usia Dini atas
dedikasinya kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam penulisan makalah
ini kami berusaha dengan semaksimal mungkin mencari sumber yang ada.

Kami harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami terutama dan
juga pembaca sekalian untuk dapat mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat. Aamiin Allah
Humma Aamiin.

Palembang, 18 November 2020

Penulis

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu dimensi yang penting bagi dunia pendidikan.
Kurikulum merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan yang menjadi landasan dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini dilakukan sebagai upaya untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Perkembangan suatu kurikulum dari waktu ke
waktu juga disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Faktor ini dapat menyebabkan kurikulum dilakukan pengembangan yang nantinya
menghasilkan model-model pengembangan kurikulum.
Dengan berbagai faktor tersebut, kebutuhan akan suatu kurikulum di setiap negara
pun akan berbeda. Di indonesia sendiri telah mengalami pasang surut perubahan model
kurikulum. Dimulai dari model pengembangan kurikulum top-down sampai dengan model
pengembangan kurikulum down-top. Seringnya pergantian model kurikulum yang digunakan
bukanlah tanpa alasan. Mengikuti tren perkembangan teknologi, pergantian jabatan dalam
ruang lingkup pemerintah, kedua hal tersebut bisa dikatakan sebagai sekian dari penyebab
sering bergantinya kurikulum di Indonesia.
Model sebagai konsep dasar mengenai usaha pelaksaaan dan penilaiaan pembelajaran
dalam ruang lingkup pendidikan menjadi bahan acuan dalam pemilihan sekaligus penetapan
kurikulum yang digunakan. Model pengembangan kurikulum disini memuat ide atau gagasan,
tata cara pelaksanaan dan evaluasi hasil akhir.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang model pengembangan kurikulum
pada umumnya dan macam-macam model pengembangan kurikulum hasil dari pemikiran
para ahli. Selain itu, kami juga akan membahas beberapa model pengembangan kurikulum
yang pernah berlaku di indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, kami menarik beberapa rumusan
permasalahan yang terkait, adapun sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kelompok ?
2. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan sudut ?
3. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan klasikal ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pengembangan ?
C. TUJUAN
Dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, kami akan mengemukakan beberapa
tujuan dari mempelajari permasalah tersebut, diantaranya:
1. Untuk memahami apa saja yang dimaksud dengan model pengembangan kelompok ?
2. Untuk memahami apa saja yang dimaksud dengan model pengembangan sudut ?
3. Untuk memahami apa saja yang dimaksud dengan model pengembangan klasikal ?
4. Untuk memahami apa saja kelebihan dan kekurangan model pengembangan ?
D. MANFAAT
Dengan mempelajari, memahami dan mempraktikan model pengembangan kurikulum
yang terdiri atas kelompok, sudut, klasikal anak lebih bisa memprioritaskan minat dan
bakatnya lebih condong kearah mana. Anak juga bisa fokus menumbuhkan juga
mengembangkan passion nya nanti. Dalam model pengembangan kurilulum yang ada
diindonesia ini juga anak belajar lebih rileks dan santai karena tidak ada paksaan untuk
mempelajari sesuatu. Anak akan lebih memahami konsep yang sudah di buat dengan
mengembangkan model pembelajaran sudut saat alat-alat yang digunakan bervariasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Kelompok
1. Pengertian Model Pembelajaran kelompok
Model Pembelajaran kelompok (coopretive learning) merupakan model pembelajaran
dimana anak didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda dan
berupaya membantu anak didik berbagi keterampilan untuk mencapai sasaran serta tujuan
sosial dan hubungan dengan orang lain.1
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman adalah
pola pembelajaran dimana analk-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak
dibagai menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang
berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam
kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang
sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat
meneruskan kegiatan lain di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia
tempat maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah
disediakan guru yang disebuat dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman
sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan
tema atau sub tema.

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelompok


1. Kegiatan Awal
Guru memberikan pemanasan, misalnya mengadakan diskusi dan tanya jawab mengenai
yang akan dilaksankan pada hari itu kemudian melakukan sedikit gerakan menyanyi dan
menari untuk membuat siswa lebih relaks

1
Sujiono dan yuhani nurani, konsep dasar pendidikan anak usia dini (Jakarta: indeks, 2009), hlm. 213.
3
2. Kegiatan Inti
Guru lebih memusatkan pada kemampuan social den emosional anak. Pada kegiatan inti
terdapat berbagaimacam kegiatan bermain yang dipilih dan disukai anak agar mereka dapat
bereksplorasi, bereksperimen, mandiri, kreatif dan dapat berkerja sama dengan baik. Pada
kegiatan inti guru membagi anak dalam beberapa kelompok dengan memberi kegiatan yang
berbeda terhadap masing-masing kelompok. Sebelum melaksanakan kegiatan kelompok guru
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang akan dikerjakan oleh masing-masing
kelompok. Anak didik diberi kesempatan untuk memilih kegiatan yang diminati dan tempat
yang disediakan. Semua anak didik dapat secara bergantian mengikuti kegiatan yang telah
dierencanakan oleh guru dengan tertib, anak didik yang telah menyelesaikan tugasnya lebih
cepat dapat meneruskan kegiatannya.
3. Kegiatan istirahat
Guru mengingatkan kembali mengenai tata cara makan, jenis makanan bergizi, maupun
kerja sama yang dilakukan saat kegiatan berlangsungan. Setelah selesai melaksanakan
kegiatan makan, waktu yang tersisa digunakan untuk bermain.
4. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup lebih bersifat klasikal, misalnya guru membaca sebuah cerita,
menyanyi atau bermain music. Kemudian diakhiri dengan kegiatan tanya jawab mengenai
kegiatan yang telah dikerjakan pada hari itu supaya siswa dapat mengambil kesimpulan dari
kegiatan yang dilakukan.
3. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Kelompok
a. Kelebihan model pembelajaran kelompok
Kelebihan pada pembelajaran ini ialah anak tidak terlalu bergantung pada guru,
keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh
kelompok tersebut. Memperdayakan setiap anak untuk lebih bertanggung jawab keberhasilan
kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan
interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok
lain. Partisipasi dan komunikasi dapat melatih peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Kekurangan model pembelajaran kelompok
Kekurangan pada model pembelajaran ini, siswa yang memiliki kelebihan akan merasa
terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan kurang, akibatnya keadaan seperti ini dapat

4
menggungu kerjasama dalam kelompok. Pembelajaran sesama peserta didik tidak efektif bila
dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang
demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai oleh anak. Keberhasilan
pembelajaran kelompok dalam upaya mengembangakan kesadaran berkelompok memerlukan
periode waktu yang cukup panjang dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu
atau beberapa kali penerapan strategi. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan
kemampua yang sangat penting untuk anak, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan
yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.
B. Model Pembelajaran Sudut
1. Pengertian model pembelajaran sudut
Model pembelajaran sudut adalah salah satu contoh dari model pembelajaran yang mana
dalam hal pelaksanaan nya mengacu atau mengedepankan minat anak agar lebih dekat
dengan kehidupan sehari hari. Model pembelajaran satu ini bersumber pada teori pendidikan
dan perkembangan montensori.2

Ada pun sudut sudut yang ada pada model pembelajaran sudut ini yaitu sebagai berikut
1) Sudut Ketuhanan
Alat-alat yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatan ibadah, gambar-
gambar, dan alat lainnya yang sesuai dengan keagamaan.
2) Sudut Keluarga
Alat-alat pada sudut keluarga terdiri dari kursi tamu, meja makan, peralatan dapur,
peralatan ruang kamar tidur, boneka berbagai jenis, dan peralatan lain di ruang tamu.

2
Direktorat pembinaan pndidikan anak usia dini, pedoman pengelolaan kelas(Jakarta: Kemendikbud, 2018),
hlm. 2.
5
3) Sudut Pembangunan
Alat-alat yang ditempatkan pada sudut ini adallah alat-alat untuk permainan konstruksi,
seperti balok, keeping geometri, alat pertukangan, dan minatur/model berbagai jenis
kendaraan, plastisin, pledog, tanah liat.
4) Sudut Alam sekitar dan Pengetahuan
Alat-alat pada sudut alam sekitar dan pengetahhuan terdiri dari akuarium, meja/rak untuk
benda-benda obyek pengetahuan, kulit kerang, biji-bijian, batu-batuan, kaca pembesar,
timbangan, magnet dan alat-alat untuk menyelidiki alam sekitarnya dan gejala alam
5) Sudut Kebudayaan
Alat-alat yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah peralatan music/perkusi, rak-
rak buku, buku perpustakaan, alat untuk pengenalan bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-
simbol, alat untuk kreativitas, rumah adat, pakaian adat, tokoh-tokoh pewayangan.
2. Cara Menerapakan Model Pembelajaran Sudut
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran
berdasarkan sudut-sudut kegiatan adalah :
1. Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi dan luasnya ruangan,
disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada sudut-sudut kegiatan.
2. Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan atau di dinding ruangan.
Hasil karya anak dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai portofolio.
3. Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapiikan dan disimpan sedemikian
rupa sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian,
tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.
Berikut Langkah-langkah kegiatan pembelajaran sudut:
a. Kegiatan Awal (+30 menit)
Kegiatan yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdoa, mengucap salam, membicarakan
tema/sub tema, diskusi kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan kegiatan fisik/motorik.
b. Kegiatan Inti (+60 menit) secara individual di sudut-sudut kegiatan
Sebelum melakukan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan tugas-tugas
yang diprogramkan di sudut-sudut kegiatan. Setelah itu pendidik menjelaskan kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan di setiap sudut kegiatan yang diprogramkan. Sudut yang
dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangan dan sarana/alat
pembelajaran yang ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut kegiatan yang

6
disukai sesuai dengan minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan sesuai dengan
minatnya tanpa ditentukan oleh pendidik, pendidik memberi motivasi.
c. Istirahat/Makan (+30 Menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya berdoa tangan,
berdoa sebelum dan sesudah makan, berbagi bekal dengan teman, membereskan dan
merapikan alat-alat makan dan sebagainya. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang
tersedia dapat digunakan untuk bermain di dalam atau di luar kelas.
d. Kegiatan Akhir (+30 menit)
Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi,
gotong royong membersihkan kelas, diskusi kegiatan sehari yang telah dilakukan, informasi
kegiatan sehari-hari, berdoa, dan mengucapkan salam.
C. Model Pembelajaran Klasikal
1. Pengertian Model Pembelajaran Klasikal
Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama,
kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan saran
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
individu anak. seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran,
model pembelajaran klasikal ini sudah banyak ditinggalkan.3
Didalam kamus besar bahasa Indonesia arti klasikal dapat diartikan secara bersama-sama
dikelas. maksudnya adalah model pembelajaran klasikal ini adalah suatu model pembelajaran
yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dalam waktu yang sama atau satu waktu
bersama-sama melakukan kegiatan pembelajaran dengan berdiskusi ( Tanya jawab ) dalam
satu kelompok yang besar.
Pembelajaran klasikal menurut para ahli :
a. pembelajaran klasikal menurut Aunurrahman (2009: 147) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran klasikal lebih menitikberatkan pada peran guru dalam memberikan informasi
melalui materi pelajaran yang disajikan. model pembelajaran klasikal menggunakan
pembelajaran kelas dalam proses pembelajaran.

3
Syahrudin, Model pembelajaran pendidikan anak usia dini, ponorogo:2014/.html volume III.Nomor 1.januari-
juni 2017
7
b. menurut Dimyanti dan mujiono ( 2006:69) yang menyatakan bahwa pembelajaran kelas
yaitu melaksanakan dua kegiatan sekaligus. yaitu pengelolaan kelas dan pengelolaan
pembelajaran.
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran klasikal ini
suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang ada di lembaga PAUD yang dilaksanakan oleh
pendidik dan peserta didik dalam waktu yang bersamaan, dan dilakukan dalam suatu
kelompok yang besar dengan berdiskusi atau Tanya jawab antara pendidik dan tenaga
pendidik.
Group persentasion adalah kegiatan penyampaian pembelajaran kepada sejumlah peserta
didik, yang biasannya dilakukan oleh pendidik dengan metode berceramah dikelas.
pembelajaran klasikal ini mencerminkan kemampuan utama pendidik, karena pembelajaran
klasikal ini merupakan kegiatan pembelajaran yang tergolong efisien. pembelajaran klasikal
ini memberi arti bahwa seorang pendidik melakukan dua kegiatan sekaligus yaitu mengelola
kelas dan mengelola pembelajaran.4

2. langkah-langkah kegiatan model pembelajaran klasikal


1) kegiatan pembukaan
kegiatan pembukaan untuk menyiapkan anak secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. kegiatan ini berhubungan dengan pembahasan sub tema atau sub-sub
tema yang akan dilaksanakan secara klasikal. beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara
lain yaitu : berbaris, mengucapkan salam, berdoa, bercerita serta berbagi pengalaman.
2) kegiatan inti
upaya kegiatan bermain yang memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada anak
sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan, pengetahuan dan keterampila. kegiatan inti

4
syaiful sagala, konsep dan makna pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika belajar dan
mengajar .cet VIII;Bandung:Alfabeta,2010,hal 175
8
memberikan ruang yang cukup bagi anak untuk berinisiatif, kreatif dan mandiri sesuai
dengan bakat, minat, dan kebutuhan anak.
3) istirahat
kegiatan inti terkadang dapat juga digunakan untuk mengisi indicator/kemampuan yang
hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, misalnya tata tertib makan , jenis
makanan yang bergizi, dan rasa social.
4) kegiatan penutup
kegiatan penutup merupakan kegiatan yang bersifat penenagan, bebrapa hal yang dapat
dilakukan dalam kegiatan penutup diantaranya yaitu membuat kegiatan penenang seperti
bernyanyi, bercerita yang bisa menggembirakan.
3. kelebihan dan kekurangan pembelajaran klasikal
a) kelebihan model pembelajaran klasikal
kelebihan model pembelajaran klasikal ini adalah pendidik dapat dengan mudah
menguasai kelas, mudah mengatur dan mengorganisasikan tempat duduk./kelas. dan dapat
diikuti oleh jumlah siswa yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakannya, pendidik
dapat dengan mudah memberikan pembelajaran dengan baik, dapat menggunakan bahan
pelajaran yang luas. jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan
meningkatkan keiginanan belajar siswa dari beberapa sumber lain.
b) kekurangan model pembelajaran klasikal
kelemahan model pembelajaran ini adalah mudah menjadi verbalisme yang visual
menjadi rugi, dan yan auditif ( mendengarkan ) yang benar-benar menerimanya. bila selalu
digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan. keberhasilan metode ini sangat
bergantung pada siapa yang menggunakannya. dan cenderung membuat siswa pasif. model
pembelajaran ini sangat lama digunakan, tetapi model ini masih sangat efektif digunakan
untuk prses pembelajaran anak usia dini. walaupun model pembelajaran ini tidak aktif dan
hanya berpusat pada pendidik, tetapi dengan sering diterapkan diawal pertemuan anak-anak
akan mengingat dengan sendirinya. dengan demikian model pembelajaran ini masih sangat
efektif digunakan di PAUD , tapi seorang pendidik harus banyak memberikan pengalaman
dan motivasi agar anak efektif dalam proses pembelajaran.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran Kelompok adalah proses pembelajaran dimana anak-anak dibagi
menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda dan membantu
meningkatkan anak didik berbagai keterampilan untuk mencapai sasaran serta tujuan sosial
dan hubungan dengan orang lain. Kelebihan pada pembelajaran ini ialah anak tidak terlalu
bergantung pada guru, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang
dilakukan oleh kelompok tersebut. Kekurangan model pembelajaran kelompok siswa yang
memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan kurang,
akibatnya keadaam seperti ini dapat mengganggu kerjasama dalam kelompok.
Model pembelajaran sudut adalah kegiatan belajar mengajar dengan sudut model
pembelajaran menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model
pembelajaran area. Hanya sudut-sudut kegiatan merupakan pusat kegiatan berdasarkan minat
anak. Kegiatan-kegiatan atau jenis-jenis model pembelajaran sudut ada 5 yaitu ; sudut
ketuhanan, sudut kebudayaan, sudut keluarga, sudut pembangunan, dan sudut alam sekitar
dan pengetahuan.
Model pembelajaran klasikal adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik bersama anak didik dilaksanakan dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh
seluruh anak didik dalam satu kelas. Kelebihan model pembelajaran klasikal adalah guru
muduh menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas, guru mudah
menerangkan pembelajaran dengan baik. Kekurangan model pembelajaran klasikal ini adalah
mudah menjadi verbalisme yang visual menjadi rugi dan yang auditif benar-benar
menerimannya.
B. Saran
Demikianlah penulisan makalah yang kami susun tentang bahasan memahami model
pengembangan kurikulum yang ada di Indonesia (Kelompok, Sudut, dan Klasikal) mengenai
definisinya lalu kelebihan dan kekurangan model pengembangan tersebut dsb. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca. Kritik dan saran
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini

10
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful sagala, konsep dan makna pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika
belajar dan mengajar .cet VIII;Bandung:Alfabeta,2010,

Syahrudin, Model pembelajaran pendidikan anak usia dini, ponorogo:2014/.html volume


III.Nomor 1.januari-juni 2017

Direktorat pembinaan pndidikan anak usia dini, pedoman pengelolaan kelas(Jakarta:


Kemendikbud, 2018)

Sujiono dan yuhani nurani, konsep dasar pendidikan anak usia dini (Jakarta: indeks, 2009),

Kementrian pendidikan dan kebudayaan, Direktotar jenderal pendidikan anak usia dini dan
pendidikan masyarakat, Direktorat pembinaan pendidikan anak usia dini. Pengelolaan kelas
pendidikan anak usia dini. tahun 2018

Syamsuardi dan Hajerah.2018. Penggunaan model pembelajaran pada taman kanak-kanak


kota Makassar. Volume 5 nomor 2

Hijriati. pengembangan model pembelajaran anak usia dini. Volume III, Nomor 1, januari-
juni 2017

11

Anda mungkin juga menyukai