Anda di halaman 1dari 25

MATA KULIAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


ANILISIS VIDIO PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu :

Drs. Syarial, M.Ed.,Ph.D.

Disusun Oleh Kelompok 10 :

Nani Widayanti (AD118157)


Wintan Pareza (A1D118162)
Noviana Efrina (A1D118166)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
2021
1. Iklim Pembelajaran
Iklim pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu suatu
kegiatan belajar mengajar yang efektif. Jika kegiatan belajar mengajar
efektif, maka prestasi belajar mengajar siswa akan meningkat. Iklim
pembelajaran yang diartikan sebagai rasa belajar dimana siswa merasakan
suasana pembelajaran di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah.
Siswa yang merupakan pelaku utama pada proses pembelajaran selalu
berinteraksi dengan siswa lain, guru, kepala sekolah, penjaga kantin,
penjaga sekolah, karyawan sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Interaksi tersebut yang dinamakan interaksi sosial. Hubungan yang baik
antar pribadi (hubungan interpersonal) tersebut yang mampu
mempengaruhi iklim pembelajaran efektif.
Hubungan antar pribadi (interpersonal) yang baik yang terjalin
pada saat pembelajaran menjadi motivasi bagi siswa untuk saling bekerja
sama secara produkif. Siswa saling membantu dalam belajar, sehingga
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan semakin cepat.
Terbinanya hubungan interpersonal yang baik dapat meminimalisir
terjadinya konflik antar siswa, ketika terjadi masalah diantara siswa dapat
diselesaikan secara kekeluargaan, diantara siswa saling menghargai dan
percaya, sehingga suasana belajar diliputi oleh suasana santai dan penuh
keakraban.
Iklim pembelajaran yang efektif juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan fisik tempat belajar siswa. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan kondisi lingkungan fisik antara lain kondisi bangunan kelas,
kelengkapan sumber belajar, kerapian, kebersihan, keamanan, dan
keteraturan lingkungan kelas atau sekolah. Keberadaan sekolah yang jauh
dari pusat keramaian menjadikan sekolah terasa lebih konduif dan nyaman
untuk belajar. Karena siswa lebih mudah untuk konsentrasi belajar.
Cooper (1982: 1-3) dalam Anisatul Farida (2011: 1-2)
mengemukakan bahwa interaksi yang baik antar semua warga sekolah
dapat menumbuhkan iklim belajar yang kondusif. Iklim yang kondusif di
suatu sekolah itulah yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang efektif. Pembentukan
lingkungan sekolah yang kondusif menjadikan seluruh anggota sekolah
melakukan tugas dan peran secara optimal.
Analisis Video :
Berdasarkan video model pembelajaran tematik pada siswa kelas 5
SD Negeri Dibee, Kecamatan Kali Tengah, Kabupaten Lamongan.
Didalam video tersebut memperlihatkan kebersihan lingkungan sekolah
dan kedisiplinan dari guru dan siswa. Ketika siswa-siswi berangkat ke
sekolah, mereka disambut dengan bapak dan ibu guru yang menunggu di
depan gerbang untuk bersalaman. Siswa-siswi juga memperhatikan
lingkungan sekolah nya, dan membersihkan dan mengambil sampah yang
ada, dan dimasukkan kedalam tempat sampah. Setelah itu siswa-siswi
baris-berbaris di depan kelas sebelum masuk ke kelas. Didalam kelas Guru
membuka pembelajaran, dan tidak lupa mengajak siswa untuk ice breaking
terlebih dahulu, agar siswa-siswi bersemangat dalam pembelajaran. Iklim
belajar yang terdapat dalam pembelajaran tersebut juga sangat efektif
dimana siswa merasakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
saling berinteraksi antara siswa dan siswa lainnya, dan siswa dan guru di
dalam kelas. Di dalam video tersebut juga memperlihatkan guru yang
menggunakan media interaktif dan sumber belajar yang menarik, sehingga
siswa sangat antusias dalam pembelajaran dan memupuk rasa ingin tahu
mereka.
Kelebihan :
Iklim pembelajaran yang terdapat pada video tersebut adalah
suasana kelas yang nyaman, bersih, dan kondusif. Dimana siswa-siswi
terlihat sangat bersemangat dan antusias terhadap pembelajaran. Di dalam
video juga terlihat aktivitas pembelajaran yang sangat menyenangkan dan
saling berinteraksi satu sama lain. Guru sebagai pendidik dapat
mengorganisasikan kelas nya dengan baik, sehingga membuat siswa
menjadi aktif, kreatif, dan inovatif. Dalam hal ini guru juga memberi
penguatan pembelajaran dan perhatian kepada siswa-siswi, sehingga
pengetahuan yang di dapatkan dari pembelajaran dapat di optimalkan.
Kekurangan :
Adapun kekurangan yang terlihat didalam video adalah pengaturan
tempat duduk siswa-siswi, karena dalam hal ini guru menggunakan media
pembelajaran berbasis media interaktif. Untuk itu siswa-siswa yang posisi
duduk nya dibelakang akan kesulitan dalam melihat video di depan kelas.
Solusi :
Sebaiknya dalam pengaturan tempat duduk, guru menyesuaikan
dengan pembelajaran. Jika pembelajaran seperti yang terdapat dalam video
tersebut, seharusnya guru diawal mengatur tempat duduk membentuk
perkelompok seperti video yang terakhir, yaitu siswa-siswi mencoba
membuat bagan. Karena, pengaturan tempat duduk juga menjadi
pendukung dari keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.
Catatan : *
- Pada waktu 00:46-01:45 = Terlihat lingkungan sekolah yang sangat
bersih, rapi dan juga indah, siswa-siswi juga sangat disiplin ke sekolah
dan memerhatikan lingkungan sekitar ketika ada sampah.
- Pada waktu 10:20 = Suasana pembelajaran mulai terlihat aktif dari
siswa-siswi seiring dengan mulainya aktivitas pembelajaran.
- Pada waktu 13:45 = Siswa-siswi mulai terlibat dalam proses
pembelajaran dengan cara memberikan pendapat.
- Pada waktu 24:55 = Terlihat suasana pembelajaran yang kondusif,
dimana siswa-siswi sangat fokus dalam proses pengerjaan bagan yang
ditugaskan oleh guru.
- Pada waktu 32:37 = Siswa-siswi mulai menunjukkan keaktfan dalam
menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
2. Manajemen Kelas
Manajemen kelas berasal dari dua kata yaitu manajemen dan kelas.
Manajemen berasal dari kata dalam bahasa inggris management yang
berarti mengelola, menjalankan, atau membina. Dalam hal ini manajemen
berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif demi mencapai
tujuan yang diinginkan. Sedangkan kelas merupakan suatu kesatuan
organisasi yang menjadi unit kerja, yang secara dinamis
menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk
mencapai suatu tujuan. Jadi, Manajemen kelas merupakan usaha yang
dilakukan secara sadar untuk mengatur proses pembelajaran agar berjalan
secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan belajar,
penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan
situasi dan kondisi proses pembelajaran, dan pengaturan waktu, sehingga
proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikulum dapat
tercapai .
Mulyasa (dalam Karwati, 2015:6) mendefinisikan manajemen
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran
yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, Nawawi (dalam Djamarah, 2006:177)
menyatakan bahwa manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan
guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan
yang seluas- luasnya pada setiap individu untuk melakukan kegiatan yang
kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas
yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
Manajemen kelas adalah kegiatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengaktualisasikan, serta melaksanakan pengawasan
atau supervisi terhadap program dan kegiatan yang ada di kelas sehingga
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, efektif dan
efisien, sehingga segala potensi peserta didik mampu dioptimalkan.
Arikunto (dalam Novan, 2013:11) berpendapat bahwa manajemen
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapainya
kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti
yang diharapkan. (Djamarah, 2006:13) juga berpendapat bahwa
manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas
yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif
guna mencapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat para ahli di
atas, maka ditarik kesimpulan bahwa manajemen kelas merupakan upaya
mengelola siswa di dalam kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan
mempertahankan suasana/kondisi kelas yang menunjang program
pengajaran dengan jalan menciptakan suasana yang menyenangkan dan
mempertahankan motivasi siswa untuk selalu ikut terlibat dan berperan
serta dalam proses pembelajaran di sekolah.
Manajemen kelas yang baik, dapat menyokong terwujudnya
lingkungan belajar atau kelas yang efektif. Manajemen kelas yang efektif
adalah manajemen kelas yang dapat menumbuhkan kelas yang efektif.
Ciriciri kelas yang efektif adalah, (1) suasana kelas yang tertib, (2)
kebebasan belajar anak yang maksimal, (3) berkembangnya tingkah laku
anak sesuaidengan tingkah laku yang diinginkan, (4) iklim sosio-
emosional kelas yang positif, dan (5) organisasi kelas yang efektif.

Analisis Video
Manajemen kelas yang terdapat dalam video pembelajaran tersebut
adalah, guru mengorganisasikan pembelajaran secara sistematis, mulai dari
persiapan belajar, penyiapan sarana, dan media pembelajaran, pengaturan
ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses pembelajaran, dan
pengaturan waktu, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
tujuan kurikulum dapat tercapai. Adapun persiapan pembelajaran yang
terdapat dalam video dimulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Adapun dalam hal ini media pembelajaran yang digunakan oleh guru
adalah media interaktif, sumber belajar berupa buku, dan kertas karton.
Dalam hal ini guru juga menggunakan pendekatan saintifik yaitu dimulai
dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
Dalam proses pembelajaran guru sangat ramah terhadap siswa dan
menjelaskan materi pembelajaran dengan sangat menarik sehingga siswa
sangat antusias dalam pembelajaran, dan juga dalam proses pembelajaran
tersebut membuat siswa menjadi aktif, kreatif, serta inovatif.

Kelebihan :
Dari video model pembelajaran tematik tersebut, manajemen kelas
yang terlihat sangatlah tepat dan efektif, dimana guru mengorganisasikan
kelas dengan sangat baik, guna mengoptimalkan kegiatan pembelajaran
dan pengetahuan peserta didik terhadap materi pembelajaran. Guru juga
memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam
mengekspresikan pendapat serta terlibat aktif dalam pembelajaran.

Kekurangan :
Setelah melihat video model pembelajaran tematik tersebut, tidak
ditemukan kekurangan yang ada. Karena guru sudah mempersiapkan dan
merencanakan pembelajaran dengan sangat baik, sehingga peserta didik
sangat antusias dalam pembelajaran.

Solusi :
Semoga pembelajaran menjadi lebih baik lagi, dari yang baik.
Sehingga guru dapat mencerdaskan dan menghasilkan siswa-siswi yang
unggul di masa yang akan datang.

Catatan : *
- Pada waktu 01:55-06:20 = Guru mengorganisasikan siswa-siswi dalam
baris-berbaris, berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan periksa
kerapian sekaligus salam PPK.
- Pada waktu 07:28 = Guru memberikan arahan kepada siswa-siswi
untuk literasi sebelum memulai pelajaran.
- Pada waktu 08:00 = Guru memberikan arahan kepada siswa-siswi
untuk melakukan peregangan sebelum memulai aktivitas pembelajaran
dengan cara ice breaking.
- Pada waktu 13:10 = Guru meminta siswa-siswi mengumpulkan
pekerjaan rumah yang telah dikerjakan.
- Pada waktu 23:44 = Guru mengorganisasikan siswa-siswi dalam
pembuatan bagan bersama teman kelompok dengan materi faktor-
faktor yang mempengaruhi sistem pernafasan manusia.
- Pada waktu 25:45 = Guru meminta siswa-siswi mempresentasikan
hasil tugas kelompok dalam pembuatan bagan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi sistem pernafasan.
- Padawaktu 30:20 = Siswa-siswi membuat pertanyaan sekaligus
jawaban dari teks bacaan.
- Pada waktu 35:00 = Guru mengorganisasikan siswa-siswi dalam
menyanyikan lagu daerah sekaligus membacakan doa sebelum pulang
kerumah.

3. Kejelasan Pelajaran 
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Udin S. Winataputra, bahwa
keterampilan menjelaskan terkandung makna menyajikan informasi secara
lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, hubungan antara
teori dengan praktik atau hubungan teori misalnya antara sebab dan akibat,
atau dalil dan contoh. Sedangkan menurut Nurhasnawati memberi
pengertian bahwa penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
disampaikan sesuai dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan.Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek
yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di
dalam kelas dan biasannya guru cendrung lebih mendominasi pembicaraan
dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam mmberikan fakta,
ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi
untukditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari
penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru agar materi
pengajaran yang disajikan kepada peserta didiknya mempunyai arti bagi
peserta didik, di antaranya:
1) Guru hendaknya berbicara kepada peserta didiknya dengan susunan
kata yang sesuai dengan tingkat mereka.
2) Guru menghubungkan topik pelajaran baru dan pengalaman-
pengalamannya dengan apa yang telah dicapai anak didiknya .
3) Hendaknya guru menonjolkan hubungan antara bermacam materi dan
berbagai pengertian satu sama lain.
4) Hendaknya guru menjaga agar menjadikan setiap pelajaran
mengandung berbagai pengalaman dan kegiatan yang sesuai dengan
bakat dan berbagai kepentingan anak didik. Maka guru yang
menyampaikan pelajarannya dengan lisan tanpa memberi kesempatan
bagi murid- muridnya, kecuali mendengar dan duduk tenang, maka
tidak akan memberi manfaat bagi peserta didiknya dan tidak akan
mempunyai arti bagi peserta didik.
Analisis Video :
Dalam video pembelajaran tersebut memperlihatkan guru yang
sangat kreatif dalam memberikan materi pembelajaran. Dalam hal ini guru
mengajarkan pelajaran Tema 2 “Udara Bersih Bagi Kesehatan”, Subtema 2
“Pentingnya Udara Bersih Bagi Pernapasan, Pembelajaran 1, Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. Dalam materi Bahasa Indonesia
yaitu menemukan informasi tentang penyebab terjadinya gangguan pada
organ pernafasan manusia, guru juga menggunakan sumber belajar berupa
buku, dan media interaktif, dalam menjelaskan materi pembelajaran guru
menggunakan pendekatan saintifik dimulai dari mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Terlihat dalam pembelajaran
tersebut siswa dengan seksama melihat dan memahami materi
pembelajaran dengan menggunakan media interaktif. Dalam penjelasan
materi guru mengajak siswa berinteraksi atau menanya, sehingga
menimbulkan hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik. Setelah
guru menjelaskan materi yang ditampilkan di depan kelas menggunakan
media interaktif, guru mengorganisasikan peserta didik membuat
kelompok untuk membuat bagan/diagram tentang penyebab terjadinya
gangguan pernafasan pada manusia. Setelah peserta didik membuat
bagan/diagram, guru menyuruh masing-masing kelompok untuk presentasi
dan memaparkan hasil kerja nya.
Dalam hal ini guru menerapkan pendekatan saintifik yaitu
mengkomunikasikan. Setelah peserta didik menyelesaikan presentasi
bersama teman kelompok nya, guru menanyakan materi kepada peserta
didik, dan siapa yang berhasil menjawab akan mendapatkan reward atau
bintang harian, sehingga peserta didik sangat bersemangat dan memiliki
motivasi yang tinggi terhadap pembelajaran. Dan setelah itu guru
memberikan penguatan kepada peserta didik dan memberikan kesimpulan
terhadap proses pembelajaran dari awal sampai akhir.
Kelebihan :
Kejelasan pelajaran yang terdapat pada video tersebut, sangatlah
jelas. Dimana guru menjelaskan materi mengenai penyebab terjadinya
gangguan pada organ pernafasan manusia dengan sistematis dan
menggunakan media interaktif sebagai pendukung proses pembelajaran,
sehingga peserta didik tidak berimajinasi terlebih dahulu dalam materi
yang diajarkan. Guru juga mengaktualisasikan pengetahuannya kepada
peserta didik, dan menggunakan sumber belajar yang bervariasi,
diharapkan siswa-siswi dapat mengekspresikan pengetahuannya dan
terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
Kekurangan :
Setelah melihat video model pembelajaran tematik tersebut, tidak
ditemukan kekurangan yang ada. Karena guru menjelaskan pelajaran
dengan sistematis. Ketika ada kata-kata yang kurang jelas, yang baru
ditemui siswa-siswi guru langsung memberi penjelasan kata-kata tersebut,
dan guru juga memberikan peluang yang sama kepada siswa-siswi dalam
bertanya mengenai materi yang guru ajarkan.
Solusi :
Semoga guru dapat memberikan dan mengaktualisasikan
pemahaman nya kepada siswa-siswi dengan sangat baik, sehingga prestasi
belajar dari siswa-siswi bisa ditingkatkan dan menjadikan siswa-siswi
unggul dalam pengetahuan maupun keterampilan.
Catatan : *
- Pada waktu 10:20 = Guru memulai aktivitas pembelajaran mengenai
pembelajaran minggu lalu, supaya siswa-siswi dapat mengingat dan
memahami materi pelajaran yang telah di sampaikan.
- Pada waktu 13:45 = Guru menstimulasi pengetahuan siswa-siswi
mengenau materi polusi udara.
- Pada waktu 15:50 = Guru menggunakan media pembelajaran interaktif
dalam proses pembelajaran mengenai polusi udara.
- Pada waktu 19:30 = Guru menggunakan media interaktif dalam proses
pembelajaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pernafasan manusia.
- Pada waktu 22:30 = Guru menjelaskan materi yang ada di video
interaktif.
- Pada waktu 26:20 = Masing-masing kelompok yang telah dibentuk
mempresentasikan hasil dari tugas nya, dalam hal ini siswa-siswi telah
mengerti dan cukup jelas dalam pembelajaran, sehingga hanya ada
beberapa kesalahan kecil saja dalam pengerjaan bagan yang
dipresentasikan. (Pendekatan Saintifik)
- Pada waktu 28:20 = Guru menjelaskan kembali mengenai penjelasan
yang telah di presentasikan siswa-siswi.
- Pada waktu 31:00 = Guru bertanya kepada siswa-siswi mengenai teks
bacaan yang telah dibaca.
- Pada waktu 32:17 = Guru memberikan apresiasi berupa bintang harian
kepada siswa-siswi, karena telah menjawab pertanyaan dengan benar.
- Pada waktu 33:30 = Guru memberikan refleksi sekaligus penguatan
kepada siswa-siswi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan.

4. Variasi Instruksional 
Menurut Sulchan Yasyin variasi berarti selingan.Wina Sanjaya
mengatakan bahwa variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk
menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan,
penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan
pembelajaran.Sedangkan menurut Moh Uzer Usman ia mengatakan bahwa
keterampilan mengajar mengadakan variasi merupakan keterampilan yang
harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan
peserta didik, agar selalu antusias, tekun dan penuh partisifasi.
Disisi lain JJ. Hasibuan, dkk mengatakan bahwa variasi dapat juga
diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang
menyangkut tiga komponen, yaitu gaya mengajar yang bersifat personal,
penggunaan media dan bahan-bahan instruksional, dan polaserta tingkat
interaksi guru dengan siswa.Menurut Hamid Darmadi, dalam pembelajaran
pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang
disengaja ataupun spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat
perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru
mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk mengurangi
kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.

Analisis Video:
Terlihat jelas dalam video pembelajaran guru menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi, sehingga meminimalisir rasa kejenuhan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Di dalam kurikulum 2013
menerapkan literasi, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Dalam hal
ini guru menggunakan sumber belajar berupa buku, karton, dan media
interaktif. Pada media interaktif ini guru dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi peserta didik dalam memahami materi pelajaran.
Peserta didik juga langsung melihat dan mengamati video secara langsung
tanpa berimajinasi terlebih dahulu. Oleh karena itu media pembelajaran
yang dipakai oleh guru dalam vidoe tersebut sangatlah efektif dalam
mengatasi rasa bosan peserta didik. Dan dalam hal ini juga guru
menggunakan pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Sehingga proses
pembelajaran diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kelebihan :
Guru sudah Menggunakan variasi media yang dapat dilihat seperti
menggunakan video dalam prosese pembelajaran, selain menggunakan
vidio guru juga menggunakan sumber belajar berupa buku, karton, dan
media interaktif. Dengan demikian siswa akan tidak merasa bosan dan
jenuh dalam mengikuti proses pembelajran.
Kekurangan :
Tidak semua siswa dapat menerima variasi yang diberikan oleh guru,
sehingga kadang siswa malah binggung dengan adanya variasi. Apabila
guru berlebih-lebihan dalam mengadakan variasi, maka pelajaran akan
tergangu dan tujuan pembelajaran pun tidak dapat tercapai secara efektif
dan efisien.

Solusi :
Dalam menggunakan variasi sebaiknya semua variasi digunakan
agar tercapai tujuan yang diinginkan, karena pada dasarnya prinsip-prinsip
penggunaan variasi ini harus relevan dengan tujuan pengajaran, lancar dan
berkesinambungan, fleksibel dan spontan (sesuai dengan situasi dan proses
belajar mengajar).
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan peserta didik, sebaiknya
mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas menatap mata setiap peserta
didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif. variasi hendaknya
digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang
akan dicapai dalam proses pembelajaran dan variasi juga harus digunakan
dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan menggangu
perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan saat pembelajaran.
Variasikan peserta didik menjawab pertanyaan tidak pada orang tertentu
saja

Catatan
- Pada waktu menit 14.19 -15.40 guru bertanya sambil menunjukkan inti
dari pembelajaran dan memerintahakan siswa untuk membaca teks
- Pada waktu menit 15.48 Guru sudah Menggunakan variasi media
yang dapat dilihat seperti menggunakan video dalam prosese
pembelajaran, selain menggunakan vidio guru juga menggunakan
sumber belajar berupa buku, karton, dan media interaktif
- Pada wakti menit 15.51 guru memaparkan materi pembelajaran
menampilkan video menjelaskan secara singkat isi video selanjutnya
guru menampilkan pembelajaran dua dan memberikan penjelasan
mengenai isi video serta betanya kepada siswa .
- Pada waktu menit 23.38 guru menyuruh siswa membentuk kelompok
untuk mengerjakan tugas pembuatan bagan, setelah membuat bagan
- Pada waktu menit 24.17 selain menggunakan vidio guru juga
menggunakan sumber belajar berupa buku, karton, dan media
interaktif
- Pada waktu menit 25.39 guru memerintahkan perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas
- Pada waktu menit 28.22 guru membacakan hasil kesimpulan meteri
pembelajaran hari ini
- Pada waktu menit 29.00 guru memerintahakn untuk menbaca teks

5. Orientasi Tugas Guru Dan Presentasi Konten 


Kinerja guru merupakan aktualisasi dari pekerjaannya dalam
peranannya sebagai pendidik, pengajar, pelatih dan pembimbing siswa
dalam melaksanakan tugas pembelajaran dan pelatihan sebagai komitmen
pada profesinya.Gaffar ( 1987:159) mengemukakan bahwa performance:
a. Penguasaan content knowledge, yaitu menguasai materi/badan
pengetahuan yang harus disampaikan kepada siswa,
b. Behavioural skill, merupakan keterampilan perilaku untuk menguasai
didaktik metodologi yang bersifat pedagogi sebagai keahlian dan
keterampilan dalam proses pembelajaran/pelatihan, dan
c. Human relation skill, yaitu kemampuan untuk melakukan komunikasi
dan sosialisasi terhadap siswa, sesama guru dan pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pendidikan dan latihan.
Analisis Video :
Pada video pembelajaran terlihat guru memberikan materi
pembelajaran yang sesuai dengan Tema, Subtema, dan menjelaskan
kepada peserta didik mengenai penyebab terjadinya gangguan pada organ
pernafasan manusia. Dan dalam hal ini guru melakukan proses pendekatan
saintifik, dimana membuat siswa dan siswa, siswa dan guru mengalami
interaksi dan adanya hubungan timbal balik. Pendekatan saintik dimulai
dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan. Dan
juga, pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, peserta didik
sangat antusias dalam mengamati ataupun memahami dam proses
memupuk rasa keingintahuannya. Dan juga dalam hal ini guru
menggunakan sumber belajar berupa buku, karton, dan media interaktif,
sehingga peserta didik cepat memahami materi pembelajaran dan
tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Kelebihan :
Terlihat guru memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan
Tema, Subtema, dan menjelaskan kepada peserta didik mengenai
penyebab terjadinya gangguan pada organ pernafasan manusia. Situasi
belajar sebagaimana yang dipaparkan tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan bervariasi dalam
pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Siswa
menunjukkan kemampuan pemahaman mereka yang semakin baik ketika
siswa berdiskusi bersama kelompok masing masing lebih bersemangat
karena mereka merasa lebih mudah dalam memahami materi yang
diajarkan. Siswa juga menjadi lebih berani berbicara baik mengajukan
pendapat.
Kekurangan :
Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat
dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru. Murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan mendengarkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif sehingga
inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang muncul secara temporer
tidak bisa diselesaikan oleh siswa.
Solusi :
Konsep alat pernapasan pada manusia apabila disampaikan dengan
menggunakan strategi dan didukung dengan alat bantu yang bervariasi,
diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menguasai dan memahaminya
sehingga pencapaian tujuan pembelajaran akan lebih maksimal.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat, diharapkan dapat membantu
serta memudahkan guru dalam melakukan proses pembelajaran.
Optimalisasi aktifitas siswa dan penggunaan media pembelajaran yang
tepat juga dapat menjadikan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan
dan kesannya akan tersimpan lebih lama dalam memori ingatan siswa.
Catatan
- Pada waktu menit 13.52 guru juga menggunakan media pembelajaran
berupa video pembelajaran Dan yang membantu dalam penyampaian
materi yang di ajarkan guna mencapai pembelajaran
- Pada waktu menit 15.13 guru juga menggunakan pendekatan saintifik
- Pada waktu menit 19.44 Pada video pembelajaran terlihat guru
memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan Tema, Subtema,
dan menjelaskan kepada peserta didik mengenai penyebab terjadinya
gangguan pada organ pernafasan manusia didalam video tersebut.
- Pada waktu dimenit 21.20 peserta didik sangat antusias dalam
mengamati ataupun memahami dalam proses memupuk rasa
keingintahuannya
- Pada waktu 24.28 Siswa menunjukkan kemampuan pemahaman
mereka yang semakin baik ketika siswa berdiskusi bersama kelompok
masing masing lebih bersemangat karena mereka merasa lebih mudah
dalam memahami materi yang diajarkan

6. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran


Keterlibatan siswa adalah siswa yang terlibat secara aktif di
sekolah yang terwujud dalam perilaku yang ditunjukkan dalam
pembelajaran seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, semangat dalam
mengerjakan tugas, memiliki perasaan terikat pada sekolah, dan juga
mampu memikirkan cara untuk memahami pembelajaran.
Aspek-aspek Keterlibatan Siswa :
Menurut Fredricks, dkk (2004) keterlibatan siswa memiliki tiga
aspek yaitu terlibat secara perilaku, kognitif, dan emosi:
a. Keterlibatan Perilaku (Behavioral Engagement) Keterlibatan perilaku
adalah ketika siswa menunjukkan tingkah laku positif, seperti
mengikuti aturan di sekolah, menaati norma-norma yang ada di kelas
atau tidak melakukan tindakan yang berlawan seperti membuat
masalah di sekolah, atau tidak masuk sekolah.
b. Keterlibatan Emosi (Emotional Engagement) Keterlibatan emosi lebih
mengacu kepada reaksi siswa secara emosi di sekolah. Hal ini
mengacu pada ketertarikan, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh siswa,
sehingga siswa memiliki perasaan bosan, bahagia, sedih atau cemas.
Termasuk kepada teman, guru atau pembelajaran yang diberikan.
c. Keterlibatan Kognitif (Cognitive Engagement) Keterlibatan kognitif
adalah keterlibatan yang spesifik terkait dengan hal-hal yang
berhubungan dengan investasi psikologis dalam pembelajaran seperti
mencoba memahami pembelajaran, fleksibel dalam penyelesaian
masalah, memiliki coping yang positif dalam menghadapi kegagalan
dan menekankan pada strategi dalam pembelajaran.
Analaisi video :
Keterlibatan siswa dalam prosess pembelajaran guru memberi
pertanyaan tentang materi yang telah dijelaskan minggu lalu dan siswa
menjawab pertanyaaan guru tersebut dengan benar. Karna siswa
memahami dan menguasai materi yang lalu. Andil terhadap perintah atau
tugas yang di berikan guru dalam pembelajaaran usaha siswa dalam
mengikutu kegiatan pembelajaran dan bersungguh sunggunh dalam
mengerja tugas. Memiliki emosi positif siswa antusias dan tidak jenuh
perilaku keterlibatan siswa dapat menunjang prosese pembelajaran
sehingga dapat berlangsung dengan baik . guru mengintruksi siswa untuk
membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas berkejasama dengan
anggota kelompok kemudia salah satu perwakilan kelompok
mempresentasi kan hasila diskusi kelompok mengenai materi
pembelajaran

Kelebihan :
Memperhatian penjelasan guru atau teman kerjasama dalam
kelompok bertanya kepada guru atau siswa lain bila tidak menegerti
berusaha mencari berbgai informasi yang diperlukan untuk mencari
jawaban pertanyaan berpartisipasi dalam menyimpulkan materi pertanyaan
dan melatih dalam mengerjakan tugas tugas yang di berikan oleh guru.
Dalam pembelajaran penguasaan kelas yang di perlihatkan oleh guru
sudah baik terutama pada kegiatan belajar dalam kelompok sudah dapat
dikoordinasikan dengna baik oleh guru.
Kekurangan :
Ketika pembelajarna sedang berlangsung masih ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan ketika pembelajaran sedang berlangsung yang
masih belum terpantau oleh guru. Ketika guru sedang menjelaskan
mengenai materi maupun mengenai intruksi utnuk mengerjakan tugas .
Solusi :
Keterlibatan secara aktif didalam proses pembelajaran khususnya
sikap respon perlu dilakukan siswa karena paradigma yang berkembang
saat ini adalah kontrol belajar sepenuhnya ada pada diri siswa. Dapat
dijadikan motivasi untuk menerapkan model-model pembelajaran yang
dapat merangsang proses pembelajaran khususnya sikap respon pada diri
siswa.
Catatan
- Pada waktu menit 11. 25. Keterlibatan siswa terlihat jelas pada
kegiatan Tanya jawab yang dilakukan oleh guru mengenai
pembelajaran yang di ajarakn sebelumnya meningat terkait dengan
kemampuan siswa dengan materi sebelumnya
- Pada waktu dimenit 15.10 Keterlibatan secara aktif didalam proses
pembelajaran dalam menjawab pertanyaan dari guru tersebut dengan
antusias dan semangat
- Pada waktu menit 15.53Keterlibatan yang dimakud yang lebih
mengarah kepada kemampuan siswa
- Pada waktu dimenit 21.52 siswa merespon apa yang di sampaikana
guru saat menjelaskan materi dan menanggapinya
- Pada waktu dimenit 26.05 perwakilan siswa masing masing dua orang
maju kedepan kelas untuk mempresentasi kan hasil kerja kelompok.

7. Keberhasilan siswa
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak factor baik
yang berasal dari dalam (intern) maupun yang berasal dari luar (ekstern).
Factor dari dalam antara lain: minat, motivasi, kesehatan, kedisiplinan dan
kemandirian belajar; sedangkan factor dari luar antara lain: guru, materi
pelajaran, kelengkapan fasilitas pembelajaran, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Diantara factor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar tersebut maka masing-masing factor juga
dapat berkontribusi satu terhadap yang lain. Misalnya factor kedisiplinan
akan dipengaruhi oleh minat dan motivasi. Factor kemandirian akan
dipengaruhi oleh minat, motivasi dan kedisiplinan. Factor kedisiplinan
juga dipengaruhi oleh guru, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
dan fasilitas kelengkapan belajar. Dan yang terakhir, factor minat,
kedisiplinan dan kelengkapan fasilitas belajar juga diduga akan
berkontribusi terhadap kemandirian belajar.
Keberhasilan program pembelajaran sangat ditentukan oleh tinggi
rendahnya kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, aktivitas dan kreativitas
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar
akan berkualitas apabila didukung oleh guru yang professional memiliki
kompetensi professional, pedagogik, kepribadian, dan sosial (UU Guru
dan Dosen Pasal 10). Di samping itu, kualitas pembelajaran juga dapat
maksimal jika didukung oleh siswa yang berkualitas (cerdas, memiliki
motivasi belajar yang tinggi dan sikap positif dalam belajar), dan didukung
sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Guru yang profesional
akan memungkinkan memiliki kinerja yang baik, begitu pula dengan siswa
yang berkualitas memungkinan siswa memiliki perilaku yang positif
dalam kegiatan belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar antara guru
dan siswa yang positif akan mewujudkan budaya kelas yang positif dan
impresif atau iklim kelas (classroom climate) yang mendukung untuk
proses belajar siswa.
Secara garis besar, terdapat dua variabel yang dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa, yakni ketersediaan dan dukungan input dan
serta kualitas proses pembelajaran. Input terdiri dari siswa, guru, dan
sarana serta prasarana pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah ukuran
yang menunjukkan seberapa tinggi kualitas interaksi guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Kegiatan belajar mengajar tersebut dilaksanakan dalam suasana tertentu
dengan dukungan sarana dan prasarana pembelajaran tertentu pula. Oleh
karena itu, keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada: guru,
siswa, sarana pembelajaran, lingkungan kelas, dan budaya kelas. Semua
indikator tersebut harus saling mendukung dalam sebuah sistem kegiatan
pembelajaran yang berkualitas.
Analisis video :
Penggunaan media video sebagai media tambahan dalam proses
pembelajaran, media video merupakan media pembelajaran tidak
tercantum di dalam buku siswa sehingga media ini cukup menarik dan
efektif jika digunakan sebagai media tambahan.
Pengaruh pengguna media vidio terhadap keberhasilan siswa
sebagai alternatif media pembelajaran dalam mendukung keberhasilan
siswa. Efektivitas penggunan video terhadap keberhasilan belajar siswa.
Guru menampilkan media pembelajaran dalam bentuk video tersebut
sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran dan guru tersebut
memberikan tugas kelompok sesuai dengan media pembelajaran dalam
bentuk video.dan siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok
tersebut. Juga terdapat didalam video tersebut guru memberikan soal
kepada siswa secara individu dan siswa yang bisa menjawab pertanyaan
guru tersebut akan mendapat reward/hadiah itu juga merupakan contoh
motivasi agar siswa lainnya berlomba untuk bisa mendapatkan
reward/hadiah didapatkan dan itu juga merupakan terdapatnya interaksi
antar siswa dan guru yang. Keberhasilan siswa dengan menggunakan
video pembelajaran pada materi pernapasan manusia, media yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi belajar mengajar hal ini
membuktikan tingginya tingkat pengaruh pada video terhadap
keberhasilan belajar. Hasil aktivitas belajar siswa yang juga bisa di
pengaruhi oleh keberhasilan aktivitas guru dengan menggunakan media
video pembelajaran.

Kelebihan :
Keberhasilan siswa bisa terlihat ketika siswa tersebut mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan dari guru tersebut. Keberhasilan
siswa salah satu faktornya yaitu kedisplinan, kedisplinan juga terlihat pada
awal video terdapat siswa yang berbaris terlebih dahulu sebelum
memasuki ruang kelas. Didalam video terdapat fasilitas kelengkapan
belajar siswa salah satunya buku tema dan buku bacaan yang dikhususkan
dibaca pada awal sebelum pembelajaran dimulai/ literasi sehingga siswa
tersebut memiliki minat baca.

Kekurangan :
Didalam video ada yang menjawab pertanyaan gurunya yang
masih melihat buku catatan, itu juga merupakan siswa lupa materi yang
diajarkan atau kurang memahami apa yang diajarkan.
Solusi :
Guru lebih meningkatkan lagi pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan agar siswa tersebut tidak lupa dengan pembelajaran yang
disampaikan.
Catatan :
- Pada waktu 7:30-7:56 = Guru meminta pada siswa-siswa untuk
melakukan literasi selama 10 menit (semua siswa-siswa memiliki
buku untuk dibaca)
- Pada waktu 14:51-14:59 = Guru tersebut meminta kepada siswa-
siswa untuk membaca buku tematik pada hal.51 (semua siswa
memiliki buku tematik
- Pada waktu 15:50-18:32 = Guru menampilkan video pembelajaran
mengenai polusi udara (alat peraga yang menunjukkan mengenai
polusi udara)
- Pada waktu 19:47-20:58 = Guru juga menampilkan sebuah video
mengenai udara bersih bagi kesehatan.
- Pada waktu 32:00 = Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai pembelajaran hari ini (terjadinya interaksi antara guru
dan siswa)
- Pada waktu 32:16 = Guru tersebut memberikan reward kepada
siswanya yang bisa menjawab pertanyaan (reward bisa membuat
teman yang lainnya termotivasi agar siswa teman lain mau
berlomba untuk menjawab pertanyaan guru tersebut)
8. Proses berpikir siswa yang lebih tinggi
Kemampuan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam diri siswa
karena melalui kemampuan berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah
memahami konsep, peka akan masalah, yang terjadi sehingga dapat
memahami dan meyelesaikan masalah, dan mampu mengaplikasikan
konsep dalam situasi yang berbeda. Pendidikan perlu mengembangkan
peserta didik agar memiliki keterampilan hidup, memiliki kemampuan
bersikap dan berperilaku adaptif dalam menghadapi tantangan dan
tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Pengembangan kemampuan
berpikir kritis dalam proses pembelajaran memerlukan keahlian guru.
Keahlian dalam memilih media yang tepat merupakan salah satu faktor
yangmenentukan keberhasilan pengembangan kemampuan berpikir kritis
siswa. Model pembelajaran yang selama ini dilakukann secara konseptual
dapat dikembangkanuntuk lebih menekankan pada peningkatan
menumbuhkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis yang sesuai dengan
tingkat perkembangan usianya. MenuruSutisyana dalam Susanto (2015:
127) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dapat
ditumbuhkan melalui proses mengamati, membandingkan,
mengelompokkan, menghipotesis, mengumpulkan data, menafsirkan,
menyimpulkan menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi ranah menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi. Adapun indikator dalam penelitian ini
adalah menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Adapun indikator
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis Deskriptor: Mampu memeriksa dan mengurai informasi,
memformulasikan masalah, serta memberikan langkah penyelesaian
dengan tepat.
b. Mengevaluasi Deskriptor: Mampu menilai, menyangkal, ataupun
mendukung suatu gagasan dan memberikan alasan yang mampu
memperkuat jawaban yang diperoleh.
c. Mengkreasi Deskriptor: Mampu merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah atau memadukan informasi menjadi strategi
yang tepat.
Bahwa pemahaman guru tentang kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang baik memberikan pengaruh yang signifikan untuk persiapan
guru dalam mengajarkan materi pengembangan berpikir tingkat tinggi bagi
siswanya. Lewy, Zulkardi, dan Aisyah (2009) melalui penelitiannya
menyarankan agar guru menggunakan soal-soal berlevel kemampuan
berpikir tingkat tinggi karena soal-soal tersebut memiliki efek potemsial
terhadap hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Analisis video :
Media pembelajaran sebagai pilihan, media yang berpontensi
mampu untuk merangsang berpikir siswa, yaitu media pembelajaran video
dan media cetak (berupa buku tematik) Karena Media pembelajraan video
mempunyai nilai keefektifan dan keefesienan. Siswa akan berpikir kritis
dengan bantuan media pembelajaran video disaat menyaksikannya atau
mengamati dan membaca buku tematik, kemudian mencoba untuk
mengkritisi apa yang telah disaksikannya dan dibaca dengan berpikir
masuk akal atau berpikir secara logis. Didalam video tersebut terdapat
guru membagi beberapa kelompok siswanya. Dan selama berkelompok
siswa tersebut proses , membandingkan, mengelompokkan, menghipotesis,
mengumpulkan data, menafsirkan, menyimpulkan menyelesaikan masalah,
dan mengambil keputusan.
Kelebihan:
Dengan bantuan video pembelajaran tersebut siswa terbantu untuk
berpikir kritis contoh salah satunya melakukan kerja sama bersama
temannya)
Kekurangan:
Tidak terdapatnya kekurangan dalam video tersebut karena guru
tersebut dapat memanfaatkan video pembelajaran dengan baik dan sesuai
dengan apa yang akan diajarkan.
Solusi :
Agar guru bisa menjadi baik dan lebih baik lagi agar pembelajaran
berlangsung dengan baik dan tidak ada kendala.
Catatan :
- Pada waktu 19:47-20:58 = Guru juga menampilkan sebuah video
mengenai udara bersih bagi kesehatan (Guru meminta kepada
siswa untuk mengamati video yang telah disediakan)
- Pada waktu 32:00 = Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
mengenai pembelajaran hari ini.
- Pada waktu 14:51-14:59 = Guru tersebut meminta kepada siswa-
siswa untuk membaca buku tematik pada hal.51 (semua siswa
memiliki buku tematik (mengamati buku pembelajaran tematik)
- Pada waktu 23:41 = Guru meminta kepada siswa membuat bagan
diagaram penyebab terjadinya alat pernapasan (ini dilakukan secara
berkelompok/ guru sudah membagi siswanya beberapa kelompok)
(selama siswa bekerja sama terdapat unsur membandingkan,
mengelompokkan, menghipotesis, mengumpulkan data,
menafsirkan, menyimpulkan menyelesaikan masalah, dan
mengambi keputusan)
- Pada waktu 26:08-28:12 = Guru meminta kepada siswa untuk
melakukan presentasi hasil dari kerja sama dengan temannya
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI WAKTU

PENDAHULUAN  Guru memberi salam dan


mengajak semua peserta didik
berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
Religius
 Peserta didik menyanyikan lagu
Indoenesia Raya.
 Guru menginstrusikan peserta
didik untuk melihat kebersihan
tempat belajaran atau dimeja
masing-masing.
 Guru meminta peserta didik untuk
melakukan tepuk PPK dan salam
PPK.
 Guru mengecek kesiapan diri
dengan mengisi lembar kehadiran.
 Pembiasaan membaca materi non
pelajaran15 menit. Literasi
 Guru meminta peserta didik
melakukan Ice Breaking agar
pembelajaran tambah semangat.
 Guru menjelaskan arti penting
pendidikan anti korupsi.
 Guru mengadakan tanya jawab
untuk mengingatkan kembali
tentang pembelajaran. Apersepsi
 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran pada hari ini.
INTI  Siswa membaca teks dan mengamati 180 menit
gambar pada buku siswa sebagai
pembuka kegiatan pembelajaran.
Literasi
 Guru menunjuk dua atau tiga siswa
untuk ke depan kelas dan secara
bergantian menceritakan kembali teks
yang telah dibaca.
Mandiri
 Siswa mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan pada buku siswa.
Collaboration
 Diskusi dapat dilakukan dalam
kelompok-kelompok kecil atau secara
klasikal. Gotong Royong
 Diskusi tersebut digunakan untuk
menstimulus rasa ingin tahu siswa
tentang topik yang akan dipelajari.
 Hasil yang Diharapkan:
Sikap rasa ingin tahu siswa tentang topik
pembelajaran.
Mandiri
 Siswa membaca teks tentang
penyebab terjadinya gangguan pada
alat pernapasan manusia. Literasi
 Siswa membuat bagan/diagram/model
tentang penyebab terjadinya gangguan
pada alat pernapasan manusia dari
informasi pada teks bacaan. Critical
Thinking and Problem Solving
 Siswa juga dapat mencari informasi
tambahan dari sumber lain.
Mandiri
 Guru menunjuk beberapa siswa untuk
ke depan kelas dan secara bergantian
menunjukkan dan menceritakan
bagan/diagram/model yang dibuatnya.
 Siswa membaca salah satu teks berita
pada Buku Siswa.
Literasi
 Siswa membuat daftar kosakata baru
dari teks bacaan, selanjutnya mencari
artinya dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia lalu menuliskan dalam
buku catatannya.
 Catatan:
 Kuldesak artin ya jalan buntu.
 Jerebu adalah asap bercampur
partikel.
 Siswa melengkapi tabel pertanyaan
menggunakan kata apa, siapa, di
mana, bagaimana, dan mengapa
beserta jawabannya dari teks bacaan
pada Buku Siswa. Hasil pekerjaan ini
dapat saling ditukarkan untuk
diperiksa antarsiswa.
 Hasil yang Diharapkan:
 Sikap cermat dan teliti siswa pada saat
membaca teks bacaan.
Mandiri
 Pengetahuan tentang penyebab
terjadinya gangguan pada alat
pernapasan manusia.

 Keterampilan siswa dalam


menuliskan informasi yang mereka
temukan dari teks bacaan. Creativity
and Innovation
 Keterampilan siswa membuat
bagan/diagram/model tentang
penyebab terjadinya gangguan pada
alat pernapasan manusia.

PENUTUP  Siswa membaca teks tentang


penyebab terjadinya gangguan pada
alat pernapasan manusia. Literasi
 Siswa membuat bagan/diagram/model
tentang penyebab terjadinya gangguan
pada alat pernapasan manusia dari
informasi pada teks bacaan. Critical
Thinking and Problem Solving
 Siswa juga dapat mencari informasi
tambahan dari sumber lain. Mandiri
 Guru menunjuk beberapa siswa untuk
ke depan kelas dan secara bergantian
menunjukkan dan menceritakan
bagan/diagram/model yang dibuatnya.
 Siswa membaca salah satu teks berita
pada Buku Siswa. Literasi
 Siswa membuat daftar kosakata baru
dari teks bacaan, selanjutnya mencari
artinya dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia lalu menuliskan dalam
buku catatannya.
 Catatan:
 Kuldesak artin ya jalan buntu.
 Jerebu adalah asap bercampur
partikel.
 Siswa melengkapi tabel pertanyaan
menggunakan kata apa, siapa, di
mana, bagaimana, dan mengapa
beserta jawabannya dari teks bacaan
pada Buku Siswa. Hasil pekerjaan ini
dapat saling ditukarkan untuk
diperiksa antarsiswa.
 Hasil yang Diharapkan:
 Sikap cermat dan teliti siswa pada saat
membaca teks bacaan. Mandiri
 Pengetahuan tentang penyebab
terjadinya gangguan pada alat
pernapasan manusia.
 Keterampilan siswa dalam
menuliskan informasi yang mereka
temukan dari teks bacaan. Creativity
and Innovation
 Keterampilan siswa membuat
bagan/diagram/model tentang
penyebab terjadinya gangguan pada
alat pernapasan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Hannele Niemi, 2006 Auli toom and arto kallioniemi (Eds) The practies of
teaching end learning in finnish school
Miracle of Education The Principles and Practices of Teaching and Learning in
Finnish Schools by Pasi Reinikainen (auth.), Hannele Niemi, Auli Toom, Arto
Kallioniemi (eds.)
Learning to Teach in the Primary School by James Arthur
Joyful Teaching and Learning in the Primary School (Teaching Handbooks) by
Denis Hayes (z-lib.org).
Supporting Childrens Learning in the Early Years by Linda Miller (z-lib.org)
Joyful teaching and learning in the primary school by Denis Hayes (z-lib.org)
Dean, John, 2000. Improving Children’s Learning. London dan New York :
Roudtledge
Wragg, E.C, 2001. Class Management in The Primary School. London :
Routledger
Thornes, Nelson, 2009. Effective Teaching in Schools. London : British Library
Johnston, Jane, dkk, 2007. Devoloping Teaching Skills. New York :Britsh Library
Pratt, Nick, 2006. Interactive Maths Teaching In The Primary School. London :
British Libary

BUKTI SCREEN SHOOT KERJA KELOMPOK


LINK VIDEO PEMBELAJARAN
https://youtu.be/opJK4y3jexY

Anda mungkin juga menyukai