0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
100 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang belajar verbal yang mencakup berbagai situasi belajar mulai dari asosiasi hingga pemecahan masalah kompleks. Terdapat empat prosedur belajar verbal yaitu pembelajaran berseri, gabungan berpasangan, panggilan bebas, dan pengenalan. Teori asosiasi menekankan pentingnya asosiasi dan frekuensi dalam belajar verbal. Tahap-tahap belajar verbal meliputi respon dan stimulus learning, stimulus dan diskriminasi
Dokumen tersebut membahas tentang belajar verbal yang mencakup berbagai situasi belajar mulai dari asosiasi hingga pemecahan masalah kompleks. Terdapat empat prosedur belajar verbal yaitu pembelajaran berseri, gabungan berpasangan, panggilan bebas, dan pengenalan. Teori asosiasi menekankan pentingnya asosiasi dan frekuensi dalam belajar verbal. Tahap-tahap belajar verbal meliputi respon dan stimulus learning, stimulus dan diskriminasi
Dokumen tersebut membahas tentang belajar verbal yang mencakup berbagai situasi belajar mulai dari asosiasi hingga pemecahan masalah kompleks. Terdapat empat prosedur belajar verbal yaitu pembelajaran berseri, gabungan berpasangan, panggilan bebas, dan pengenalan. Teori asosiasi menekankan pentingnya asosiasi dan frekuensi dalam belajar verbal. Tahap-tahap belajar verbal meliputi respon dan stimulus learning, stimulus dan diskriminasi
Nazhifahh Nurul Zalfa Fani Kurniasih PENGERTIAN BELAJAR VERBAL Belajar verbal adalah semua situasi belajar yang menghendaki pelajar melakukan respon terhadap materi verbal, seperti kata atau memberikan respon yang bersifat verbal. Ia mencakup berbagai rentangan situasi belajar mulai dari asosiasi terhadap sesuatu yang tidak bermakna apa-apa, seperti mengingat daftar huruf acak, sampai ke pemecahan masalah verbal yang bersifat kompleks, misalnya proses pemecahan masalah, proses berpikir, dan pembentukan konsep yang keseluruhannya bersifat kompleks dan abstrak. PROSEDUR DALAM BELAJAR VERBAL 1. Serial Learning (Pembelajaran Berseri) Pembelajaran Serial merupakan unit verbal yang diberikan dalam susunan yang sama dari hasil proses mencoba secara berulang-ulang. Pembelajaran serial melibatkan pembelajaran serangkaian item pada urutan tertentu contohnya alphabet, nama sembilan planet dalam tata surya.
Berpasangan) Pada pembelajaran ini tugas peserta didik adalah mengumpulkan pasangan-pasangan dari soal-soal, satu anggota pasangan menjadi stimulus dan anggota yang kedua menjadi responnya. Dengan langkah ini orang yang mencoba mendesain yang mana soal-soal berfungsi sebagai stimulus dan mana yang respon, sedangkan pada pembelajaran serial sebuah soal dapat berfungsi Pada pembelajaran gabungan berpasangan melibatkan pembelajaran berpasangan untuk item-itemnya, misalnya pembelajaran kosa kata bahasa inggris dengan bahasa lainnya.
3. Free Recall (Pembelajaran Panggilan Bebas)
Pembelajaran panggilan bebas yaitu subjek atau peserta didik mengingat kembali dan menyatakan kembali pada satu waktu tentang apa kata-kata yang dipelajarinya, dan ia harus mengingat tanpa memperhatikan tata urutan dari sejumlah item kata-kata tersebut. 4. Recognition Learning (Pembelajaran Pengenalan) Pembelajaran ini peserta didik diperlihatkan item didalam fase belajar dan kemudian diuji untuuk mengingat dalam urutan latihan tertentu. Pada dasarnya tahap belajar ini sama dengan free call learning pada tahap belajar, ia berbeda pada tahap pemberian ujian. Jadi recognization learning merupakan proses dimana kita menjadi mampu membedakan peristiwa yang sudah akrab dengan peristiwanya. ASOSIANISME BELAJAR VERBAL Kajian pendekatan klasikal dalam belajar verbal berasal dari teori asosiasi. Prinsip-prinsip yang menekankan pada asosiasi dan frekuensi pengalaman adalah penting dalam pendekatan asosiasi. Metode pembelajaran asosiasi, baik secara serial maupun berpasangan, merupakan metode yang sangat dominan bagi para ahli teori asosiasi. Tujuan utamanya adalah menentukan variabel-variabel yang mempengaruhi belajar verbal. Variabel-variabel yang dianggap penting yaitu : 1. Kebermaknaan Pembelajaran Verbal
Clyde Noble menyatakan bahwa salah satu cara
yang bisa digunakan untuk memahami tentang kebermaknaan adalah dengan mengukur jumlah asosiasi yang diberikan terhadap sebuah kata atau terhadap unit verbalnya. Jadi kebermaknaan bisa dikatakan sebagai asosiasi yang ditunjukan oleh sebuah unit verbal, dengan semakin banyak item- item kebermaknaan semakin banyak pula asosiasi.Dalam pembelajaran asosiasi kebermaknaan bisa dibagi terdiri dari stimlus dan respon. 2. Kesamaan Pembelajaran Verbal Kesamaan adalah faktor lain yang berpengaruh terhadap upaya pemahaman verbal. Efeknya tergantung pada jenis upaya pemahaman verbal yang dilakukan, kada juga pada upaya pemahaman terhadap alat bantu kesamaan. Kesamaan formal dan bahan –bahan verbal ditentukan oleh jumlah huruf yang digunakan dalam membentuk sebuah kelompok item. Semakin banyak elemen yang ada maka semakin besar tingkat kesamaan item tersebut. Ada beberapa jenis kesamaan yaitu : a. Kesamaan Formal.
b. Kesamaan makna berkaitan dengan sinonim.
c. Kesamaan konseptual berkaitan dengan
kesamaan konsep dari serangkaian kata. ANALISIS TAHAP BELAJAR VERBAL Kajian tentang pembelajaran verbal mulai menjadi semakin detail selama tahun 1950-an sampai 1960-an, dengan kajian dan temuan tentang berbagai tahap atau komponen didalam proses pembelajaran verbal. Tahap-tahap dari proses tersebut antara lain : 1. Response and Stimulus learning
Di dalam Response and Stimulus learning, respon-
respon yang masih bisa kita ingat dipelajari kembali secara langsung, kemudian menyangkutkannya respon tersebut terhadap stimulus. Dengan demikian respon menjadi terintegrasi sehingga dapat diingat, kemudian dilanjutkan dengan tahap asosiasi yakni mengaitkan suatu respon pada stimulus tertentu. Respon-respon yang memiliki tingkat kebermaknaan rendah atau sulit dalam pengucapan, perlu dipelajari dengan tekun. 2. Stimulus and Descrimination Dalam proses ini peserta didik harus mampu membedakan antara satu stimulus dengan stimulus yang lain dengan respon tertentu. Semakin besar tingkat kemiripan stimulus, semakin baik proses pembelajaran. Sebaliknya jika stimulus sudah jelas berbeda, maka proses tidak begitu bermakna. 3. Stimulus Selection
Tahap seleksi stimulus merupakan upaya melakukan
pemilihan stimulus yang berfungsi untuk pembelajaran yang lebih efesien. Pada tahap ini pelajar/ individu bertindak sebagai pengolah informasi yang aktif darisejumlah organism yang pasif. Pada tahap seleksi stimulus ini, individu dapat mengenali objek yang utuh (nominal stimuli) hanya dengan melihat atau mengingat beberapa bagian (functional stimuli) dari objek tersebut.