Dosen Pembimbing :
LILIS RAHMAWATI, M.Pd
Disusun Oleh :
Fitria Khofifah
Segala puji bagi Allah yang telah berkenan melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul Hak Anak Dalam
Islam Kebutuhan Jasmani dan Rohani AUD, dalam rangka untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Konsep Dasar Pengasuhan AUD.
Saya sangat berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Hak Anak Dalam Islam Kebutuhan Jasmani dan Rohani AUD.
saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangannya,
Oleh sebab itu, saya berharap kritik, dan saran demi perbaikan makalah yang telah saya
buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi saya dan siapapun yang
membaca dan umumnya bagi dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....…………………………………….………… i
DAFTAR ISI………………...………………………………….……… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan………….……………………………………..…...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan, daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi yang tercakup
dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan
spiritual (SQ) atau kecerdasan agama atau religius (RQ), sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak, karena
merupakan masa pertumbuhan paling hebat dan sekaligus paling sibuk.
Dengan demikian anak membutuhkan pendidikan baik jasmani maupun rohani.
Sebab anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua dan generasi penerus
bangsa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini dapat merumuskan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Islam Memperhatikan Hak Anak ?
2. Kebutuhan Pendidikan Jasmani Anak ?
3. Kebutuhan Pendidikan Rohani Anak?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui Islam Memperhatikan Hak Anak.
2. Mengetahui Kebutuhan Pendidikan Jasmani Anak.
3. Mengetahui Kebutuhan Pendidikan Rohani Anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1
Mansur, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, Mitra Pustaka Yogyakarta, 2004, hlm. 60.
2
Muhammad Baqir Hujjati, Pendidikan Anak Dalam Kandungan, Cahaya, Bogor, 2003, hlm. 163.
3
Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Mitra pustaka, Yogyakarta, 2001, hlm. 175.
masuk ke perut ibu hendaklah makanan dan minumam yang halal dan
baik.
Rasulullah bersabda bahwa bagi anak tidak ada air susu yang
lebih baik daripada air susu ibu. Al-Qur’an menyatakan “Para ibu
hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan” (QS. Al-Baqarah: 233),
dengan demikian, berdasarkan perintah Allah dan tuntunan alam, anak
harus diberi air susu ibu, sebab sebaik air susu adalah air susu ibu.
4
Muhammad Baqir Hujjati, op.cit., hlm.149-150.
5
Ibid., hlm. 153.
6
Ibid., hlm. 167.
Gemar bermain merupakan karakteristik masa anak-anak, baik
manusia maupun bukan manusia alias binatang. Jika menginginkan anak
menjadi sehat dan bahagia, maka harus diberi kesempatan untuk bermain
dan menggerakkan tubuhnya. Oleh karena itu, dalam tahun pertama
kehidupan anak harus memiliki kebebasan penuh dalam berolahraga dan
bermain.
Manfaat anak dalam bermain dan berolahraga adalah dapat meraih
tenaga dan kekuatan. Sebab, bermain, terlebih dalam bentuk olahraga
ringan, bukan merupakan hal yang sia-sia dan buang-buang waktu, namun
justru dapat memberikan hasil dan manfaat yang cukup besar.
Olahraga dan bermain merupkan sarana untuk memperkuat dan
membantu bertumbuhan jasmani, menjaga kesehatan, serta membangkit
kan semangat. Olahraga juga bukan hanya membantu pertumbuhan akal
dan badan, namun juga akan menjadikan manusia kuat dan tegar.
7
Nipan Abdul Halim, op.cit., hlm. 165.
belajar bicara maka diucapkan Allah supaya lidahnya mula-mula
menyebut nama Allah.
3. Anak Diaqiqahi
Setelah pada hari pertama kelahiran bayi diperdengarkan kalimat
tauhid, maka pada hari ketujuh diberikan nama yang baik dan sekaligus
diaqiqahi sebagai bukti kasih sayang orangtua dan sekaligus sebagai
penebus gadaian yang berbentuk ibadah. Anak pada hakikatnya tergadai
dan tebusan satu-satunya adalah dengan aqiqah.
Jadi aqiqah merupakan salah satu ajaran Islam yang harus diperhati
kan oleh pemeluknya. Bentuk kasih sayang dengan melakukan aqiqah
bagi anak yang baru lahir ini tetu saja mengandung unsur pendidian
tersendiri, hanya saja sifatnya yang abstrak.
4. Anak Dikenalkan Keteladanan Yang Baik
Model keteladanan yang tepat yakni dengan akhlak yang mulia,
dan hal itu sangat penting bagi pendidikan. Untuk menumbuhkan
kepribadian anak agar mampu menyesuaikan diri ditengah-tengah
masyarakat, maka Rasul memerintahkan orang tua dan penaggung jawab
anak untuk menghormati anak dan tidak menghinakannya.
Sebab anak yang direndahkan dan dihinakan atau tidak
diperhatikan maka akan merasa rendah diri bahkan menderita tekanan
jiwa. Anak yang senantiasa direndahkan dan dihina dalam hidupnya,
maka tidak akan pernah senang dan bahagia, senantiasa sedih, murung,
dan enggan melakukan aktivitas apapun. Kondisi seperti itu akan tampak
berlebihan pada anak yang memilii persaan yang peka. Rasa rendah diri
disebabkan oleh kurangnya perhatian, sehingga anak menjadi pemarah
dan senantiasa pesimis atas kehidupan itu, serta berburuk sangka
terhadap orang-orang disekitarnya.
Dan janganlah kalian membiasakan untuk secara mudah memenuhi
apa yang diinginkan anak, karena semakin mudah mereka memperoleh
apa yang mereka inginkan maka keinginannya akan semakin banyak.
Cepat atau lambat, lantaran tidak mampu, kalian akan terpaksa untuk
tidak memenuhi keinginannya sehingga mereka yang telah terbiasa
memperoleh keinginannya akan merasa terpukul lantaran keinginannya
tidak dipenuhi. Tentu anak yang telah terbiasa demikian, tidak akan
pernah puas dengan apa yang telah didapatkannya, bahkan akan
merengek-rengek dan meminta apa saja yang dilihatnya.
8
Muhammad Baqir Hujjati, op.cit., hlm.177.
Dengan demikian mencium anak merupakan hal yang mampu memenuhi
kebutuhan akan rasa kasih sayang.
Rasul bersabda yang intinya agar memperbanyak mencium
anaknya karena setiap ciuman adalah satu derajat di syurga dan jarak
antara derajat yang satu dengan yang lain adalah 500 tahun. Jika
seseorang mencium anaknya, maka Allah akan menuliskan untuknya
satu kebaikan. Jika menggembiran anaknya, maka pada hari kiamat Allah
akan menggembirakannya. Jika mengajarkan Al-Qur’an maka pada hari
kiamat ia akan diberi pakaian dari cahaya sehingga wajah para penghuni
surga menjadi terang dan bercahaya.
Kebaikan sebuah keluarga amat bergantung pada cinta dan kasih
sayang secara timbal balik. Oleh karena itu ayah dan ibu harus
menciptakan suasana keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, serta
menanamkan kepada jiwa anak semangat kerjasama dan saling
pengertian. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
penuh kasih sayang, maka akan mampu memindahkan lingkungan itu
kuluar dari rumahnya dan akan mampu bergaul dengan masyarakat
dengan penuh cinta dan kasih sayang.
9
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, hlm. 185.
sebagai makhluk kecil yang sedang mengenal berbagai hal dari
lingkungannya. Tayangan televisi tentang horor atau segala sesuatu yang
mengejutkan dan respon kita terhadap tayangan itu juga dapat
memberikan pelajaran bagi anak bagaimana bersikap terhadap tayangan
itu.
Dalam menghadapi rasa takut anak, orangtua biasanya berusaha
memberikan ketenangan atau merangkul anak sambil memberikan
makanan kecil kesukaan anak agar anak menjadi tenang. Atau sebaliknya
orangtua yang agak disiplin akan memaksa anak untuk mendekatkan
anak dengan obyek yang ditakuti. Ketidakhati-hatian orang tua dalam
mendidik anak, bisa jadi justru malah memperkuat rasa takut anak. Anak
akan merasa bahwa rasa takut ternyata malah membuat anak merasa
makin disayang dan dilindungi orang tua. Atau sebaliknya anak akan
membenci dua hal sekaligus,yaitu obyek yang ditakuti dan orang tua
yang terlalu memaksa. Mengatasi rasa takut anak sebaiknya dilakukan
secara perlahan dengan menjadikan orang tua sebagai contoh. Kalau anak
takut kucing, orang tua bisa memberi contoh memegang kucing dan
biarkan anak menyaksikannya. Bisa juga anak diajak membeli boneka
kucing yang lucu-lucu tanpa merasa terpaksa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tubuh manusia tidak dapat dipisahkan dengan akal dan rohani. Oleh
karena itu islam menganjurkan agar orang tua melakukan pembinaan jasmani
dan rohani anak serta menjaga keseimbangan antara keduanya. Islam amat
memperhatikan pembinaan dan perawatan anak secara detail dan rinci, karena
itu ia mendorong para ibu agar menyusui anaknya. Perlu diketahui, para ibu
yang menyusui anaknya akan merasakan kebahagiaan tersendiri. Akan tetapi
ada sebagian ibu yang enggan melakukannya, mereka tak menyambut ajakan
fitrah dan nalurinya. Padahal para kaisar Rusia menyusui anaknya dengan ASI
ibu mereka dan sama sekali tidak menyewa ibu susu.
Selain diberi kebutuhan jasmani anak juga harus diberi kebutuhan rohani
misal, dikumandangkan adzan di telinga bayi, ketika bayi lahir kemudian
diltelinganya dikumandangkan adzan dan iqomat, berarti pendidikan pertama
begitu anak lahir ialah diperkenal kan kalimat tauhid di telinganya. Dan
diaqiqahi, diberi nama yang baik, diberi teladan yang baik, dan masih banyak
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Nipan Abdul, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Mitra Pustaka, Yogyakarta,
2001.
Hujjati, Muhammad Baqir, Pendidikan Anak Dalam Kandungan, Cahaya, Bogor,
2003.
Mansur, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, Mitra Pustaka, Yogyakarta,
2004.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2009.