Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG

PENDIDIKAN PRASEKOLAH ATAU PAUD DARI MASA KE MASA

Dosen Pengampu :
Yeni setiawati , M.T.Pd

Disusun Oleh :
Dentri Santika Putri (21511002)
Shinta Agustina (21511019)
Nia Nopita Sari (21511017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN CURUP
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Tugas dan Fungsi kebijakan kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek)
B. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
C. Kebijakan pemerintah tentang pendidikan prasekolah atau PAUD dari masa ke masa
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya serta berkat petunjuk dan kekuatan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Model-model Pembelajaran Pendidikan Islam AUD kami ini yang berjudul “Kebijakan
pemerintah tentang pendidikan prasekolah atau PAUD dari masa ke masa”. Alhamdulillah
makalah ini selesai tepat waktu.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wasallam, yang telah meletakkan peradaban kemanusiaan yang diridhoi Allah Subhana Wa
Ta’ala.
Penulis tahu, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dari isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak dari kesadaran itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif sebagai penambahan pengetahuan
bagi penulis dalam menyusun makalah ini.
Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang telah
memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik, dan pada teman saya yang turut menyumbangkan pikiran serta
tenaga dalam penyusunan makalah ini.

Curup, 30 Maret 2023

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini sudah menjadi komitmen internasional. Dimulai dari
komitmen Jomtien Thailand tahun 1990 yang menyepakati perlunya memperjuangkan
anak. Lantas deklarasi Dakkar Senegal tahun 2000 tentang pendidikan untuk semua.
PAUD menjadi komitman nasional, antara lain tertuang dalam amandemen UU 1945
pasal B ayat (2) bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk
merealisasikan UU telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan akses layanan
PAUD. Meskipun upaya untuk peningkatan akses layanan PAUD mengalami
peningkatan terutama jika dibandingkan sebelumnya, namun belum dapat mencapai hasil
optimal karena tidak semua anak usia dini memperoleh kesempatan layanan PAUD. Hal
ini disebabkan karena masih terbatasnya jumlah layanan PAUD, masih terbatasnya
kuantitas dan kualitas pendidik PAUD yang memiliki sertifikasi dan kompetensi, dan
juga dikarenakan PAUD belum menjadi pendidikan wajib.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Tugas dan fungsi Kementrian Pendidikan kebudayaan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)?
3. Kebijakan apa sajakah yang di buat Kemendikmudristek untuk Pendidikan Anak Usia
Dini dari masa ke masa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Tugas dan fungsi Kementrian Pendidikan kebudayaan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
3. Untuk mengetahui Kebijakan apa sajakah yang di buat Kemendikmudristek untuk
Pendidikan Anak Usia Dini dari masa ke masa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tugas dan Fungsi kebijakan kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan


Teknologi (Kemendikbudristek)
a. Tugas Kemendikbudristek
Kemendikbudristek mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
b. Fungsi Kemendikbudristek
Dalam melaksanakan tugasnya, Kemendikbudristek menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan,
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
vokasi, pendidikan tinggi, dan kebudayaan;
2. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma
perguruan tinggi;
4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian formasi pendidik, pemindahan
pendidik, dan pengembangan karir pendidik serta pemindahan pendidik dan
tenaga kependidikan lintas daerah provinsi;
5. Penyusunan standar, kurikulum, dan asesmen di bidang pendidikan;
6. Penetapan standar nasional pendidikan dan kurikulum nasional pendidikan
menengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan
nonformal; pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan tinggi;
7. Pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan
tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
8. Pelaksanaan fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan dan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
vokasi, pendidikan tinggi, riset, teknologi, dan kebudayaan;
9. Pelaksanaan kebijakan di bidang pelestarian cagar budaya dan pemajuan
kebudayaan;
10. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan perfilman nasional;
11. Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
12. Pelaksanaan pengelolaan sistem perbukuan;

2
13. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan pendidikan
dan kebudayaan di daerah;
14. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
15. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian;
16. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian; dan
17. pelaksanaan dukungan substantif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
strategis Kementerian.1

B. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 


Secara umum PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan berusia enam
tahun. PAUD  bertujuan  untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pada pasal 28 menyebutkan bahwa:
(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-
kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB),
taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Upaya pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini dapat dilakukan melalui sebuah
lembaga satuan pendidikan formal dan non formal yang menyelenggarakan program
pendidikan anak usia dini. Satuan pendidikan tersebut adalah:
1. Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak
usia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
2. Kelompok Bermain
1
Budaya, S. (2014). KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

3
Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam
bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang
memperhatikan aspek kesejahteraan sosial anak.
3. Taman Penitipan Anak
Taman Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam
bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun dengan
prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan
kesejahteraan sosial anak.
4. Satuan PAUD Sejenis
Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam
bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun yang
dapat diselenggarakan dalam bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan
berbagai layanan anak usia dini dan lembaga keagamaan yang ada di masyarakat.
Bagi lembaga satuan pendidikan nonformal atau satuan PAUD yang
menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini akan mendapat bantuan dari
pemerintah dalam program Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini (BOP-PAUD). Pemerintah akan membantu menyediakan dana biaya
operasional non personalia yaitu biaya bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,
dan biaya penyelenggaraan pendidikan tak langsung. Komponen biaya operasional
penyelenggaraan PAUD akan diatur sesuai peraturan yang berlaku.2

C. Kebijakan pemerintah tentang pendidikan prasekolah atau PAUD dari masa ke


masa
a. Kebijakan Kementrian Pendidikan Ki Hajar Dewan Tara (Agustus 1945-
November 1945)
Proses Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Ki Hajar Dewantara Dipengaruhi
pemikiran pada anak yang diatur secara tertib dan pemikiran Montessori yang
membebaskan anak-anak secara tak terbatas, maka Ki Hajar Dewantara merumuskan
memberi kebebasan yang luas selama tidak ada bahaya yang mengancam kanak-

2
Wijaya, M. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Film Kartun Islami Omar dan Hana (Kajian Materi
Pendidikan Agama Islam Prasekolah PAUD/PIAUD) (Doctoral dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).

4
kanak. Inilah sikap yang terkenal dalam hidup kebudayaan bangsa Ki Hajar
Dewantara didasarkan pada pola pengasuhan yang berasal dari kata mengelola,
membimbing. Pendidikan dilaksanakan dengan memberi contoh teladan, memberi
semangat dan mendorong anak untuk berkembang. Pemikiran ini sesuai dengan
pernyataan Bandura, bahwa anak mengobservasi perilaku orang dewasa dan
menirunya.
Lebih lanjut teori kognitif sosial Bandura menyatakan bahwa perilaku,
lingkungan dan orang merupakan faktor penting di dalam perkembangan. Perilaku
dapat mempengaruhi individu dan sebaliknya individu tersebut dapat mempengaruhi
lingkungan, lingkungan mempengaruhi seseorang dan seterusnya. Oleh sebab itu,
keteladanan mutlak dibutuhkan oleh anak-anak, Ki Hajar Dewantara menyebutnya
Ing Ngarsa Sung Tulada, dimana guru harus menjadi teladan untuk anak didiknya.
Teori yang mendukung pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah teori Rousseau, yaitu
orang dewasa berperan sebagai pendidik dengan dukungan (support) kepada anak
untuk dapat berkembang secara alami. Elkind juga percaya bahwa anak-anak
membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan kegiatan yang dipilihnya
sendiri dengan tujuan untuk dapat bertahan dalam stres yang ada sekarang dalam
lingkungan anak . Dukungan yang diberikan dapat berupa motivasi dan penyediaan
media belajar. Dalam sistem among, hal ini disebut sebagai Ing Madya Mangun
Karsa. Jadi, kebebasan yang diberikan pada anak usia dini sesungguhnya memerlukan
bimbingan yang bersifat keteladanan sebagai bentuk perwujudan kepemimpinan
orang dewasa dan membutuhkan dorongan atau motivasi orang dewasa kepada anak
dalam menjalani proses hidupnya secara alami yaitu ketika anak bermain atau
kegiatan-kegiatan yang diminati anak.
Proses pembelajaran yang dilakukan Ki Hajar Dewantara kepada anak usia dini
dilakukan dengan pendekatan budaya yang ada dilingkungan anak-anak. Menurutnya
untuk menyempurnakan perkembangan budipekerti anakanak jangan dilupakan dasar
mementingkan segala unsur-unsur kebudayaan yang baik-baik dimasing-masing
daerah kanakkanak sendiri, dengan maksud pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi
seperlunya, menuju kearah persatuan kebudayaan Indonesia secara evolusi.
Sesuai dengan alam dan jaman (Ki Hajar Dewantara, 1977). Ki Hajar
Dewantara membentuk sistem pendidikan yang bersumber pada kebudayaan sendiri
dan kepercayaan atas kekuatan sendiri untuk tumbuh. Pendekatan budaya yang
digunakan Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan anak usia dini adalah dengan

5
melalui permainan, nyanyian, dongeng, olaraga, sandiwara, bahasa, seni, agama dan
lingkungan alam.
Sejalan dengan teori Bronfenbrenner yang mangatakan bahwa perkembangan anak
yang dipengaruhi oleh konteks mikrosistem (keluarga, sekolah dan teman sebaya),
konteks mesosistem (hubungan keluarga dan sekolah, sekolah dengan sebaya dan
sebaya dengan individu), konteks ekosistem (latar sosial orang tua dan kebijakan
pemerintah) dan konteks makrosistem (pengaruh lingkungan budaya, norma, agama,
dan lingkungan sosial di mana anak dibesarkan. Ki Hajar Dewantara juga menyatakan
bahwa mendidik anak kecil itu bukan atau belum memberi pengetahuan akan tetapi
baru berusaha akan sempurnanya rasa pikiran.
Segala tingkah laku dan segala keadaan hidupnya anakanak sudah diisi oleh Sang
Maha Among (Tuhan) dengan segala alatalat yang bersifat mendidik si anak. Proses
pembelajaran pada anak usia dini menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara
berlangsung secara alamiah dan membebaskan. Namun dalam kebebasannya tersebut
terdapat tuntunan dan bimbingan dari pendidik kepada anak yang bersumber pada
kebudayaan lingkungan anak, dimana nilai budi pekerti, nilai seni, nilai budaya,
kecerdasan, ketrampilan dan agama yang menjadi kekuatan diri anak untuk tumbuh
berkembang melalui panca inderanya. Kebudayaan yang dimaksud adalah
kebudayaan seharihari yang mengelilingi kehidupan si anak seperti nyanyian,
permainan, dongeng, alam sekitar dan sebagainya.3
b. Kebijakan Kementrian Pendidikan Anies Baswedan (27 Oktober 2014- 26 Juli
2016)
PAUD merupakan pendidikan yang diselenggarakan sebelum anak masuk SD. Namun
materi yang diberikan kepada anak usia dini harus berkaitan dengan kehidupan anak
setiap harinya karena anak usia dini masih pada tahap konkrit dimana segala sesuatu
itu harus ada contohnya. Misalnya, memberi contoh kerapihan, cara menyusun buku,
membereskan mainan, dan lain sebagainya. pembelajaran di TK harus ditanamkan
nilai-nilai moral seperti penanaman karakter jujur, mandiri, gotong royong dan
sejenisnya. Oleh karenanya Mendikbud akan mewajibkan siswa mengikuti PAUD
yakni TK dan kelompok bermain, sebelum masuk SD.4

3
Magta, M. (2013). Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara pada anak usia dini. Jurnal pendidikan usia
dini, 7(2), 221-229.

4
JM Tedjawati K, J. M., Sari, L. S., Juanita M, F., Astuti, R., & Rahmadi, U. T. (2018). Model Pendidikan
Anak Usia Dini satu tahun sebelum sekolah dasar: kajian Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan informal

6
c. Kebijakan Kementrian Pendidikan Nadiem Anwar Makarim ( 23 Oktober
2019-sekarang)
Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru yang dicanangkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI)
yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet
Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Sebelum memaknai merdeka belajar
secara keseluruhan haruslah mengetahui apa yang dimaksud dengan merdeka dan
belajar. Esensi merdeka belajar adalah kemerdekaan berfikir dan bertindak dalam
kegiatan pembelajaran. Anak diberi kebebasan untuk mengekspresikan dan
mengeksplorasi ide, gagasan dan imajinasinya dalam diskusi maupun karya.
Penyajian pembelajaran bagi anak usia dini harus mengutamakan proses yang
dikemas dalam kegiatan bermain dan permainan. Anak usia dini melaksanakan
kegiatan belajar sambil bermain, dan bermain seraya belajar. Dengan demikian
anak selalu senang, nyaman, dan merdeka dalam belajar. Kurikulum merdeka adalah
kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler yang beragam dimana konten akan
lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan dan menguatkan kompetensi.5

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

dan pendidikan masyarakat.

5
Munawar, M. (2022). Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Tinta Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 65-72.

7
Kemendikbudristek mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 
Fungsi Kemendikbudristek yaitu sebagai berikut :
Dalam melaksanakan tugasnya, Kemendikbudristek menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan,
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
vokasi, pendidikan tinggi, dan kebudayaan;
2. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian formasi pendidik, pemindahan
pendidik, dan pengembangan karir pendidik serta pemindahan pendidik dan tenaga
kependidikan lintas daerah provinsi;
5. Penyusunan standar, kurikulum, dan asesmen di bidang pendidikan;
6. Penetapan standar nasional pendidikan dan kurikulum nasional pendidikan menengah,
pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal;
7. Pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan tinggi;
8. Pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi
dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
9. Pelaksanaan fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan dan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
vokasi, pendidikan tinggi, riset, teknologi, dan kebudayaan;
10. Pelaksanaan kebijakan di bidang pelestarian cagar budaya dan pemajuan kebudayaan;
11. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan perfilman nasional;
12. Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra;
13. Pelaksanaan pengelolaan sistem perbukuan;
14. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan pendidikan dan
kebudayaan di daerah;
15. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian;

8
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian; dan pelaksanaan
dukungan substantif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis
Kementerian.
Secara umum PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan berusia enam tahun.
Kebijakan pemerintah tentang pendidikan prasekolah atau PAUD dari masa ke masa yaiu
sebagai berikut :
1. Kebijakan Kementrian Pendidikan Ki Hajar Dewan Tara (Agustus 1945-November
1945)
2. Kebijakan Kementrian Pendidikan Anies Baswedan (27 Oktober 2014- 26 Juli 2016)
3. Kebijakan Kementrian Pendidikan Nadiem Anwar Makarim ( 23 Oktober 2019-
sekarang)

DAFTAR PUSTAKA

Budaya, S. (2014). KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

9
Wijaya, M. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Film Kartun Islami Omar dan
Hana (Kajian Materi Pendidikan Agama Islam Prasekolah PAUD/PIAUD) (Doctoral
dissertation, UIN Raden Fatah Palembang).

Magta, M. (2013). Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara pada anak usia dini. Jurnal
pendidikan usia dini, 7(2), 221-229.
JM Tedjawati K, J. M., Sari, L. S., Juanita M, F., Astuti, R., & Rahmadi, U. T. (2018). Model
Pendidikan Anak Usia Dini satu tahun sebelum sekolah dasar: kajian Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal dan informal dan pendidikan masyarakat.
Munawar, M. (2022). Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini. Tinta Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, 1(1), 65-72.

10

Anda mungkin juga menyukai