Anda di halaman 1dari 3

1.

Nekara

Nekara zaman logam


Nekara merupakan genderang yang terbuat dari perunggu berpinggang bagian tengahnya dan
tertutup di bagian atasnya. Nekara dimungkinkan berfungsi sebagai sarana upacara (kesuburan dan
kematian) dan dijadikan simbol status sosial.
Fungsi lain dari nekara dimungkinkan untuk memanggil roh leluhur untuk turun ke dunia memberi
berkat serta memanggil hujan. Hal ini dapat terlihat dari hiasan yang terdapat dalam beberapa
nekara.
Hiasan-hiasan pada nekara tersebut sangat indah berupa garis-garis lurus dan bengkok, pilin-pilin
dan gambar geometris lainnya, binatang-binatang (seperti burung, gajah, merak, kuda, rusa), rumah,
perahu, orang-orang berburu, tari-tarian, dan lain-lain. Dan berbagai lukisan tersebut dapat
digambarkan tentang penghidupan dan kebudayaan yang ada pada saat itu.
Nekara ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Rote, Selayar, dan Kepulauan Kei. Nekara yang terbesar
terdapat di Pura Penataran Sasih di Desa Intaran daerah Pejeng, Bali. Nekara ini bergaris tengah 160
cm dan tingginya 198 cm. Di Alor ditemuakan sejenis nekara yang kecil dan langsing yang
disebut Moko atau Mako.

2. Kapak corong atau Kapak sepatu

Kapak corong zaman logam


Kapak corong adalah kapak yang bagian tajamnya seperti kapak batu, hanya bagian tangkainya
berbentuk corong. Corong itu digunakan untuk tempat memasang tangkai kayu yang bentuknya
menyiku seperti bentuk kaki. Oleh karena itu, kapak corong sering disebut juga kapak sepatu.
Bentuk dan ukuran kapak corong bermacam-macam. Ada yang bagian tajamnya lurus, melengkung,
atau terbelah dua seperti ekor burung layang-layang.
Kapak corong yang besar berfungsi sebagai cangkul, kapak corong kecil digunakan untuk
mengerjakan kayu.

EDIT BY ONZA CENTRE


Sedangkan kapak corong yang tajamnya melengkung panjang digunakan untuk upacara itu dihiasi
dengan bermacam-macam pola hias. Kapak corong banyak ditemukan di Sumatra, Selatan, Jawa,
Bali, Sulawesi Tengah, Kepulauan Selayar dan dekat Danau Sentani, Papua.

3. Bejana perunggu

Bejana perunggu zaman logam


Bejana perunggu adalah benda berbentuk seperti gitar Spanyol yang tidak bertangkai. Pola hiasan
dalam bejana perunggu adalah hiasan anyaman dan menyerupai
huruf \\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”J\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\”.
Di Indonesia bejana perunggu ditemukan oleh para ahli di daerah Madura dan Sumatra.
Bejana juga ditemukan di Pnom Penh (Kamboja), maka tidak dapat disanksikan lagi bahwa
kebudayaan logam di Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Asia
yang berpusat di Dongson itu. Itulah sebabnya zaman perunggu di Indonesia ini lebih dikenal dengan
nama kebudayaan Dongson.

4. Perhiasan

Biasanya perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Bentuk perhiasan beraneka ragam dan
ditemukan di daerah Bogor, Bali, dan Malang. Benda perhiasan dari besi banyak ditemukan
bersamaan dengan benda-benda dari perunggu.
Manik-manik yang ditemukan di wilayah Indonesia memiliki bermacam-macam bentuk dan biasanya
digunakan sebagai perhiasan atau bekal kubur. Tempat penemuannya antara lain di Sangiran,
Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, Bone, dan lain-lain.

EDIT BY ONZA CENTRE


5. Arca perunggu

Arca perunggu zaman logam

Arca-arca perunggu yang menggambarkan tentang manusia dan binatang ditemukan di Bangkinang
(Riau), Palembang, Bogor, dan Lumajang (Jawa Timur).

Bentuk arca beraneka ragam, seperti menggambarkan orang sedang menari, naik kuda, dan
memegang busur panah dan yang menarik arca tersebut di bagian kepalanya diberi tempat untuk
mengaitkan tali atau menggantung.

EDIT BY ONZA CENTRE

Anda mungkin juga menyukai