Anda di halaman 1dari 15

1. Jelaskan tentang artefak,fosil,kjokkenmoddinger,dan abris sousroche!

1. Artefak : Artefak (Inggris: artifact) merupakan benda arkeologi atau peningalan


benda-benda bersejarah, yaitu semua benda yang dibuat atau dimodifikasi oleh
manusia yang dapat dipindahkan. Contoh artefak adalah alat-alat batu, logam dan
tulang, gerabah, prasasti lempeng dan kertas, senjata-senjata logam (anak panah, mata
panah, dll), terracotta dan tanduk binatang.

2. Fosil : Fosil merupakan istilah yang sangat familiar di dalam dunia sejarah. Fosil
merupakan bukti peninggalan dari zaman pra sejarah yang sering digunakan untuk
riset dan penelitian tentang keadaan Bumi masa lampau. Pengertian fosil sendiri
merupakan jejak atau sisa- sisa makhluk hidup atau organisme hidup yang telah
menjadi mineral atau batu
3. Kjokkenmoddinger : Sebuah kjokkenmoddinger atau midden, juga dikenal sebagai
sampah dapur, atau tumpukan kerang dan siput yang menggunung dan sudah menjadi
fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, yakni antara
Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam.

4. Abris sous roche : (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua). Abris sous roche
adalah goa-goa yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba sebagai tempat
perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua
tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, serta
alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan ini banyak ditemukan di Besuki,
Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan.
2. Sebutkan 6 benda benda yang dihasilkan pada zaman logam!

1. Nekara
Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya
dan sisi atapnya tertutup. Benda ini memiliki nilai seni yang tinggi, terdapat pola hias yang
beraneka ragam. Pola hiasnya yaitu pola binatang, geometrik, gambar burung, gambar gajah,
gambar ikan laut, gambar kijang, gambar harimau dan juga gambar manusia. Ada juga nekara
yang tidak diberi hiasan.

Di Indonesia banyak sekali ditemukan Nekara. Pada beberapa tempat, nekara dianggap
sebagai barang suci, misalnya nekara yang ditemukan di Bali, Sumatera, Jawa, Pulau
Sangean dekat Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, Kepulauan Kei, dan Alor. Di Sangean terdapat
nekara yang bergambar orang menunggang kuda beserta pengiringnya yang memakai pakaian
orang Tartar. Gambar ini memberi petunjuk bahwa telah terjadi hubungan bangsa Indonesia
pada saat itu dengan Cina. Jadi sejak zaman peringgu sudah ada hubungan langsung dengan
Cina.
Fungsi Nekara adalah untuk digunakan sebagai salah satu alat dalam upacara untuk
mendatangkan hujan, memanggil roh nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang.

2. Moko

Pada daerah Alor banyak ditemukan nekara dengan bentuk kecil tapi memanjang. Nekara
ini disebut moko. Moko adalah gendang yang berbentuk lebih kecil daripada nekara. Fungsi
Moko adalah digunakan sebagai alat pusaka atau sebagai mas kawin.
ragam hias pada moko memiliki corak logam Indochina.

3. Kapak Corong

Kapak corong disebut juga kapak sepatu karena seolah-olah kapak disamakan dengan
sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki. Bentuk bagian tajamnya kapak corong
tidak jauh berbeda dengan kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong.
Corong tersebut dipakai untuk tempat tangkai kayu.

Bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya. Salah satunya ada yang panjang satu
sisinya yang disebut dengan candrosa, bentuknya sangat indah dan dilengkapi dengan hiasan.
4. Arca Perunggu

Arca perunggu yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk bervariasi, ada
yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang. Pada umumnya, arca perunggu
bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin
tersebut sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu
yang kecil dipergunakan sebagai bandul kalung. Daerah penemuan arca perunggu di
Indonesia adalah Palembang Sumsel, Limbangan Bogor, dan Bangkinang Riau.

5. Bejana Perunggu

Bejana perunggu ditemukan di tepi Danau Kerinci Sumatra dan Madura, bentuknya
seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan
yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip
huruf J.
6. Perhiasan Perunggu

Perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya, yaitu seperti kalung,
gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk perhiasan tersebut
terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari anak-anak.
Untuk itu, para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar. Perhiasan perunggu ditemukan di
Malang, Bali, dan Bogor.

7. Manik-Manik

Manik-manik yang berasal dari zaman perunggu ditemukan dalam jumlah yang besar sebagai
bekal kubur sehingga memberikan corak istimewa pada zaman perunggu.

8. Cendrasa

Sejenis kapak panjang, terbuat dari logam. Kapak ini berfungsi sebagai kapak hiasan
pelengkap upacara ritual zaman nenek moyang dan sebagai alat pelengkap upacara
keagamaan dan tanda kebesaran.
Cendrasa ada yang berbentuk kapak dengan hiasan ornamen ataupun berbentuk seperti
pedang memanjang. Cendrasa ditemukan di daerah Yogyakarta diperindah dengan hiasan
yang sangat menarik.

3. Sebutkan 7 jenis bangunan megalitichum [Gambar dan keterangan]

1. Menhir (men = batu, hir = tegak/berdiri)

Menhir ialah tiang atau tugu yang terbuat dari batu yang didiikan sebagai tanda
peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang, sehingga menjadi benda pujaan dan
ditempatkan pada suatu tempat.

Fungsi menhir adalah sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang, sebagai
tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal, dan sebagai tempat
menampung kedatangan roh.

Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi Tengah. Dalam
upacara pemujaan, menhir juga berfungsi sebagai tempat untuk menambahkan hewan kurban.
Tempat-tempat temuan menhir di Indonesia antara lain di : Pasemah (Sumatra Selatan),
Pugungharjo (Lampung), Kosala dan Lebak Sibedug, Leles, Karang Muara, Cisolok (Jawa
Barat), Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), Trunyan dan Sembiran (Bali), Belu (Timor),
Bada-Besoha, dan Toraja, Sulawesi.
Menhir zaman Megalitikum
2. Dolmen (dol = meja, men = batu)

Dolmen adalah meja batu besar dengan permukaan rata sebagai tempat meletakkan sesaji,
sebagai tempat meletakkan roh, dan menjadi tempat duduk ketua suku agar mendapat berkat
magis dari leluhurnya.

Dolmen ada yang berkakikan menhir seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatra
Selatan, ada juga yang digunakan sebagai kubur batu seperti yang ditemukan di Bondowoso
dan di Merawan, Jember, Jawa Timur.

Gambar Dolmen zaman Megalitikum


3. Kubur peti batu

Kubur peti batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah yang dibentuk
dari enam buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papan-papan batu itu disusun secara
langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya diletakkan
membujur kearah sungai atau gunung. Benda ini banyak ditemukan di daerah Kuningan,
Jawa Barat.

Gambar Kubur peti batu zaman Megalitikum

4. Waruga

Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat dengan tutup berbentuk atap
rumah. Bentuk dan fungsi waruga seperti sarkofagus, tetapi dengan penempatan posisi mayat
jongkok terlipat. Waruga ditemukan di Sulawesi Tengah.
5. Sarkofagus

Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang bentuknya seperti lesung, tetapi
mempunyai tutup. Pembuatannya seperti lesung batu, tetapi bentuknya seperti keranda. Salah
satu tempat penemuan sarkofagus adalah di Bali. Isinya tulang-belulang manusia, barang-
barang perunggu dan besi, serta manik-manik. Sarkofagus juga ditemukan di Bondowoso,
Jawa Timur.

Untuk melindungi roh jasad yang sudah mati dari gangguan gaib, pada sarkofagus sering
dipahatkan motif kedok/topeng dengan berbagai ekspresi. Sarkofagus dapat juga diartikan
sebagai "perahu roh" untuk membawa roh berlayar ke dunia roh.

Gambar Sarkofagus zaman Megalitikum

6. Punden Berundak

Punden berundak adalah salah satu hasil budaya Indonesia pada zaman megalitik
(megalitikum) atau zaman batu besar. Punden berundak merupakan bangunan yang tersusun
bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang. Punden
Berundak pada zaman megalitik selalu bertingkat tiga yang mempunyai makna tersendiri.
Tingkat pertama melambangkan kehidupan saat masih dikandungan ibu, tingkat kedua
melambangkan kehidupan didunia dan tingkat ketiga melambangkan kehidupan setelah
meninggal.
7. Arca atau patung

Arca atau patung adalah bangunan yang terbuat dari batu berbentuk binatang atau
manusia yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan. Bentuk patung masih
sangat sederhana umumnya berbentuk binatang atau manusia. Peninggalan megalitik ini
banyak ditemukan di dataran tinggi Pasemah, yaitu pegunungan antara wilayah Palembang
dan Bengkulu.

Penyelidikan di Pasemah ini dilakukan oleh Dr. Van der Hoop dan Van Heine Geldern.
Di lembah Bada, Sulawesi Tengah ditemukan juga dua buah arca yang melambangkan sosok
lelaki dan perempuan.
4. Jelaskan kapak berimbas, kapak genggam, kapak lonjong, kapak persegi, [
Gambar dan keterangan]

1. Kapak berimbas

Kapak berimbas adalah kapak yang tidak memiliki tangkai dan penggunaannya dengan
cara menggenggamnya langsung dengan tangan. Kapak berimbas juga disebut juga chopper
atau kapak penetak. Kapak berimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan
juga dijadikan sebagai senjata. Kapak perimbas ini ditemukan di daerah Gombong (Jawa
Tengah), Kapak Sumatra selatan (lahat), Sukabumi (Jawa Barat), dan Goa Choukoutieen
(Beijing). Alat ini juga banyak ditemukan di daerah Pacitan (Jawa Timur) sehingga oleh Ralp
Von Koenigswald disebut kebudayan Pacitan.

2. Kapak genggam

Kapak genggam adalah merupakan bagian dari Kapak Perimbas, sering digunakan untuk
berburu serta untuk mengumpulkan makanan. Bentuk Kapak genggam adalah agak panjang
dan meruncing.

Tajamannya kapak ini dibuat melalui penyerpihan terjal pada permukaan atas menuju
pinggiran batu. Kulit batu yang masih melekat hanya disisakan pada pangkal alatnya yang
dijadikan sebagai tempat pegangan. Dapat dikatakan juga kalau kapak genggam ini adalah
bentuk kapak berimbas yang lebih ‘modern’.

Para ahli yang meneliti alat-alat Paleolitikum mengungkapkan bahwa kapak genggam sering
digunakan sebagai alat yang multifungsi. Karena memang sering digunakan untuk membantu
kegiatan manusia pada masa itu
Tidak hanya itu kapak genggam dapat beralih fungsi dari kapak yang ada. Karena sering juga
digunakan untuk menggali, menggores, memotong, menusuk, memalu dan lain-lain.

3. Kapak persegi

Kapak persegi adalah alat terbuat dari batu berbentuk persegi. Kapak persegi dikenal juga
dengan nama beliung. Asal-usul kapak peregi berawal dari migrasinya bangsa Asia ke
Indonesia. Nama kapak persegi sendiri diberikan oleh Von Heine Geldern dengan melihat
penampang dari alat-alatnya.

Terkadang juga kapak ini berbentuk persegi panjang ataupun trapesium. kapak persegi ini
ditemukan Di Indonesia bagian barat seperti di pulau sumatera, jawa dan Bali. Akan tetapi di
Indonesia bagian timur, ditemukan kapak persegi dengan pembuatan kasar.

Kapak persegi ditemukan di daerah Lahat (Sumatra Selatan) , Bogor, Sukabumi,


Karawang dan Tasikmalaya, Pacitan (Jawa Timur). Selain itu juga Diketemukan chalcedon
(batu yang indah) yang dibuat cantik dan halus, besar kemungkinan batu itu dijadikan sebagai
tanda kebesaran ataupun dipakai sebagai alat upacara. Kapak yang sejenis dengan kapak
persegi dinamakan juga sebagai kapak bahu.

Kapak persegi berfungsi sebagai tajak untuk menanam tumbuhan dan pisau untuk
mengetam padi. Selain itu juga kapak persegi berguna sebagai alat pembuat perahu
(memotong, mengerat, memukul) edangkan kapak persegi yang kecil berguna sebagai pahat.
Terkadang juga kapak persegi dijadikan sebagai komoditas dagang (barter).
4. Kapak lonjong

Kapak lonjong adalah salah satu kapak peninggalan dari zaman Neolitikum. Kapak ini
diperkirakan lebih tua daripada kapak persegi. Disebut kapak lonjong karena bentuknya yang
lonjong seperti telur. Selain itu juga kapak lonjong mempunyai ujung yang runcing, akan
tetapi tidak seruncing mata panah.

Kapak lonjong memiliki fungsi yang hampir sama dengan kapak persegi. Seperti halnya
kapak lonjong yang berukuran besar (welzenbei), kapak ini dipakai untuk memotong
makanan dan sering juga dijadikan sebagai pekakas sedangkan kapak lonjong yang berukuran
kecil (kleinbeil) dipakai sebagai benda wasiat dan upacara. Penemuan kapak lonjong di
Indonesia, terdapat di daerah bagian timur, seperti di Sulawesi, Sangihe Talaud, Maluku,
Flores, Leti, Tanimbar, dan Papua. Selain itu ditemukan juga Di daerah Serawak yaitu di Gua
Niah.
TUGAS INDIVIDUAL IPS

Nama : Ni Putu Tara Tirta C


Kelas : VII-C

Anda mungkin juga menyukai