A. Zaman Paleolitikum
Pengertian
B. Zaman Mesolitikum
Pengertian
Zaman neolitikum atau kerap disebut sebagai zaman batu muda adalah
periode sejarah dimana manusia sudah memiliki teknologi dan kebudayaan yang
cukup berkembang. Pada zaman ini, manusia sudah mampu mengolah dan
mengasah batu dengan baik, mengembangkan sistem pertanian dan peternakan
sederhana, serta mulai hidup menetap.
Selain itu, manusia juga sudah mulai menguasai teknik pengolahan tanah
liat untuk membuat tembikar sebagai alat penyimpanan. Gaya hidup yang
menetap dan aktivitas yang semakin beragam ini pun tentu saja menyebabkan
perubahan kebudayaan dimana manusia purba semakin dituntut untuk
berkerjasama sehingga muncul sistem sosial.
1. Kapak Persegi
Diketahui istilah kapak persegi mulanya digunakan oleh Van Heine
Helderm. Penamaan tersebut didasarkan pada penampang lintang yang
bentuknya menyerupai persegi panjang serta trapesium. Penampang ini
mempunyai ukuran bervariasi, untuk yang besar (beliung) dipakai
mencangkul, sedangkan yang kecil (tarah) dipakai memahat kayu. Kapak
ini terbuat dari batu biasa dan sebagian dari batu api. Banyak yang meyakini
bahwa kapak persegi yang terbuat dari batu api hanya digunakan untuk
keperluan upacara keagamaan dan juga sebagai tanda kebesaran.
2. Kapak Lonjong
Terbuat dari batu kali dengan warna kehitaman. Bentuknya
menyerupai bulat telur dengan ujung lancip yang berfungsi sebagai tempat
tangkai, sedangkan ujung yang lain dibuat setajam mungkin. Fungsi dari
kapak lonjong sendiri sama dengan kapak persegi.
4. Perhiasan
Perhiasan juga sudah mulai dikenal manusia zaman neolitikum. Hal
ini terbukti dengan adanya penemuan berbagai jenis gelang yang terbuat
dari batu indah di wilayah Jawa dalam jumlah yang cukup besar. Selain itu
ada pula kalung yang terbuat dari bebatuan yang dicat atau dari batu akik.
5. Tembikar
Tembikar atau periuk belanga pertama kali ditemukan di puncak bukit
kerang di wilayah Sumatera. Saat ini tembikar hanya berupa serpihan kecil
yang berserakan, tetapi pada serpihan tersebut sudah ada gambar-gambar.
6. Dolmen
Dolmen adalah meja batu yang dijadikan sebagai tempat meletakkan
sesaji dan juga pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan leluhur.
Dolmen biasanya diletakkan di atas sarkofagus dan berfungsi sebagai
penutup peti tersebut.
7. Kubur Batu
Kubur batu adalah peti yang terbuat dari batu dan berfungsi sebagai
tempat penyimpanan jenazah. Wilayah penemuan kubur batu antara lain
adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Winosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa
Tengah), dan Cirebon (Jawa Barat).
8. Sarkofagus
Sarkofagus juga merupakan peti penyimpanan jenazah yang berbentuk
menyerupai lesung atau palung. Peti ini terbuat dari batu utuh dan
mempunyai penutup yaitu dolmen. Kebanyakan sarkofagus ditemukan di
Bali dan Bondowoso (Jawa Timur).
9. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang bentuknya bisa bulat ataupun kubus.
Kubur ini terbuat dari batu berukuran besar yang utuh. Wilayah penemuan
waruga adalah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
10. Menhir
Menhir adalah batu tunggal berukuran besar yang bentuknya
menyerupai tiang atau tugu. Batu ini berfungsi sebagai tanda peringatan
akan arwah nenek moyang dan leluhur.
11. Arca
Arca atau juga disebut patung adalah batu yang berbentuk manusia
atau binatang. Batu ini menjadi lambang terhadap nenek moyang yang
menjadi tokoh pujaan. Umumnya arca ditemukan di wilayah Pasemah
(Sumatera Selatan) dan Lembah Bada Lahat (Sumatera Selatan).
Peninggalan atau hasil kebudayaan zaman logam yang ditemukan pada masa itu
adalah sebagai berikut:
1. Kapak Corong atau Kapak Sepatu
Kapak Corong atau disebut juga dengan kapak sepatu adalah alat
kebesaran dan digunakan pada upacara-upacara adat. Kapak ini berbentuk
seperti corong, oleh sebab itu disebut dengan nama kapak corong. Lokasi
penemuan kapak corong atau kapak sepatu ini berada di Bali, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Selatan.
2. Arca Perunggu
Arca adalah semacam patung, dalam hal ini terbuat dari perunggu. Pada
zaman ini, arca perunggu ada yang berbentuk manusia maupun binatang.
Biasanya memiliki bentuk yang kecil dan terdapat cincin di bagian atasnya
yang berfungsi untuk menggantungkan arca tersebut.
Di Indonesia, arca perunggu ditemukan di Limbangan (Bogor),
Bangkinang (Riau) dan Palembang (Sumatera Selatan).
3. Bejana Perunggu
Bejana perunggu di Indonesia banyak ditemukan di tepian Danau Kerinci
(Sumatera) dan Madura. Bejana-bejana yang sudah ditemukan tersebut
memiliki hiasan yang mirip atau serupa dan sangat indah yaitu berupa
gambar geometri dan pilin-pilin mirip huruf J.
Bejana perunggu itu sendiri adalah semacam periuk tetapi bentuknya lebih
langsing dan gepeng.
4. Candrasa
Candrasa merupakan alat semacam senjata yang berbentuk seperti kapak,
tetapi alat ini tidak digunakan untuk perang atau bertani. Hal ini
dikarenakan candrasa tidak terlalu kokoh dan kuat.
Alat yang disebut candrasa ini ditemukan di Bandung dan diperkirakan
memiliki fungsi untuk keperluan upacara.
5. Nekara
Nekara merupakan genderang berukuran besar yang biasanya digunakan
pada kegiatan upacara ritual, terutama sebagai pengiring pada upacara
ritual kematian atau upacara pemanggil hujan.
Selain itu, nekara ini juga digunakan sebagai genderang perang yang
sempit di bagian pinggangnya. Nekara terbesar yang ada di Indonesia
ditemukan di Bali dan dinamakan nekara ‘The Moon of Pejeng’.
6. Moko
Moko merupakan alat sejenis nekara yang ukurannya lebih kecil dan
fungsinya sebagai benda pusaka kepala suku. Moko ini akan diwariskan
kepada anak laki-laki dari kepala suku dan juga digunakan sebagai mas
kawin.
Peninggalan berupa moko lebih bayak ditemukan di Pulau Alor dan Pulau
Flores atau Manggarai
7. Benda Lainnya
Masih ada benda-benda lainnya yang ditemukan seperti perhiasan
misalnya kalung, gelang, manik-manik untuk penguburan mayat dan benda
lain semacam senjata. Beberapa ditemukan di pulau Flores dan Jawa
Timur.