Anda di halaman 1dari 9

ZAMAN PRAKASARA

A. Zaman Paleolitikum
Pengertian

Zaman paleolitikum merupakan periode awal yang menandai adanya


zaman batu di masa Zaman paleolitikum sendiri dikenal dengan sebutan zaman
batu tua, karena secara bahasa memiliki arti paleo (tua) dan lithos (batu).
Manusia purba di zaman paleolitikum dianggap memiliki tatanan
kehidupan yang masih sangat sederhana dimana segala kebutuhanya digantungkan
pada keadaan alam sekitar. Misalnya saja untuk mendapatkan makanan, maka
mereka akan berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering). Dengan cara
hidup seperti ini, maka tak jarang manusia paleolitikum akan berpindah-pindah
tempat tinggal atau guna mencari kebutuhan pangannya.
Selain memiliki ciri-ciri yang sudah disebutkan tadi, ciri lain dari kebudayaan
zaman paleolitikum juga dapat terlihat dari bentuk peninggalannya yang berupa
alat-alat berbahan dasar batu kasar. Adapun bentuk-pentuk peninggalan
paleolitikum ialah sebagai berikut:

1. Kebudayaan Pacitan. Sesuai namanya, peninggalan paleolitikum


ditemukan di Pacitan dengan adanya Kapak gengam atau chopper untuk
memotong dan menguliti binatang, kapak berimbas umtuk memahat kayu
ataupun senjata dan alat-alat serpih (flakes) untuk mengupas makanan.
2. Kebudayaan Ngandong. Peninggalan jenis ini ditandai dengan adanya
penemuan alat-alat yang terbuat dari tulang rusa sebagai penusuk untuk
menangkap ikan ataupun menggali umbi-umbian. Pada kebudayaan ini
juga ditemukan flakes serupa dengan kebudayaan Pacitan

Secara umum manusia purba di zaman paleolitikum dikenal hidup dalam


kelompok kecil. Adapun jenis-jenis manusia pendukung di zaman ini diantaranya
ialah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus,
dan Homo Soloensis. (HAI)

B. Zaman Mesolitikum
Pengertian

Zaman Mesolitikum merupakan zaman batu yang berlangsung antara


periode Paleolitikum dan Neolitikum. Zaman Mesolitikum dikenal juga sebagai
Zaman Batu Tengah atau Batu Madya. Periode Mesolitikum memiliki rentang
waktu yang berbeda di berbagai belahan dunia. Begitu pula dengan hasil
kebudayaan, yang dapat bervariasi di berbagai wilayah. Di Indonesia, peninggalan
dari Zaman Mesolitikum dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, dan Flores. Salah satu ciri Zaman Mesolitikum adalah ditemukan
kjokkenmoddinger di pesisir pantai timur pulau Sumatera yang diteliti oleh Dr. P.
V. van Stein Callenfels. Dari peninggalan itu, dapat diketahui tentang
kepercayaan, kebiasaan sehari-hari, dan cara manusia purba bertahan hidup.
C. Zaman Neolitikum

Pengertian Zaman Neolitikum

Zaman neolitikum atau kerap disebut sebagai zaman batu muda adalah
periode sejarah dimana manusia sudah memiliki teknologi dan kebudayaan yang
cukup berkembang. Pada zaman ini, manusia sudah mampu mengolah dan
mengasah batu dengan baik, mengembangkan sistem pertanian dan peternakan
sederhana, serta mulai hidup menetap.

Selain itu, manusia juga sudah mulai menguasai teknik pengolahan tanah
liat untuk membuat tembikar sebagai alat penyimpanan. Gaya hidup yang
menetap dan aktivitas yang semakin beragam ini pun tentu saja menyebabkan
perubahan kebudayaan dimana manusia purba semakin dituntut untuk
berkerjasama sehingga muncul sistem sosial.

Pada dasarnya, neolitikum adalah zaman batu yang terakhir sebelum


manusia masuk ke zaman perundagian yaitu zaman besi dan zaman perunggu.
Zaman megalitikum sebenarnya berada didalam neolitikum ini, yang menjelaskan
mengenai konsep bangunan-bangunan batu besar yang dibangun oleh manusia
purba pada zaman tersebut.
Peninggalan Zaman Neolitikum

Ada cukup banyak peninggalan dari zaman neolitikum dan umumnya


terbuat dari batu. Contoh peralatan pada zaman neolitikum adalah kapak persegi,
kapak lonjong, perhiasan, pakaian yang terbuat dari kulit kayu, dan juga tembikar.

1. Kapak Persegi
Diketahui istilah kapak persegi mulanya digunakan oleh Van Heine
Helderm. Penamaan tersebut didasarkan pada penampang lintang yang
bentuknya menyerupai persegi panjang serta trapesium. Penampang ini
mempunyai ukuran bervariasi, untuk yang besar (beliung) dipakai
mencangkul, sedangkan yang kecil (tarah) dipakai memahat kayu.  Kapak
ini terbuat dari batu biasa dan sebagian dari batu api. Banyak yang meyakini
bahwa kapak persegi yang terbuat dari batu api hanya digunakan untuk
keperluan upacara keagamaan dan juga sebagai tanda kebesaran.

Kapak ini banyak dijumpai di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,


Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. 

2. Kapak Lonjong
Terbuat dari batu kali dengan warna kehitaman. Bentuknya
menyerupai bulat telur dengan ujung lancip yang berfungsi sebagai tempat
tangkai, sedangkan ujung yang lain dibuat setajam mungkin. Fungsi dari
kapak lonjong sendiri sama dengan kapak persegi.

Ukuran kapak lonjong bervariatif, untuk yang berukuran besar disebut


sebagai walzenbeil dan yang berukuran kecil disebut kleinbeil. Wilayah
penemuan kapak lonjong paling besar di Indonesai adalah dari Irian.

3. Pakaian Kulit Kayu


Pada zaman neolitikum manusia sudah bisa membuat pakaian sendiri
dengan bahan dasar kulit kayu. Hal ini ditandai dengan ditemukannya alat
pemukul kulit kayu di beberapa wilayah. Biasanya yang bertugas
melakukan ini adalah kaum wanita.

4. Perhiasan
Perhiasan juga sudah mulai dikenal manusia zaman neolitikum. Hal
ini terbukti dengan adanya penemuan berbagai jenis gelang yang terbuat
dari batu indah di wilayah Jawa dalam jumlah yang cukup besar. Selain itu
ada pula kalung yang terbuat dari bebatuan yang dicat atau dari batu akik.

5. Tembikar
Tembikar atau periuk belanga pertama kali ditemukan di puncak bukit
kerang di wilayah Sumatera. Saat ini tembikar hanya berupa serpihan kecil
yang berserakan, tetapi pada serpihan tersebut sudah ada gambar-gambar.

6. Dolmen
Dolmen adalah meja batu yang dijadikan sebagai tempat meletakkan
sesaji dan juga pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan leluhur.
Dolmen biasanya diletakkan di atas sarkofagus dan berfungsi sebagai
penutup peti tersebut.

Wilayah yang menjadi tempat penemuan dolmen adalah Besuki, Jawa


Timur.

7. Kubur Batu
Kubur batu adalah peti yang terbuat dari batu dan berfungsi sebagai
tempat penyimpanan jenazah. Wilayah penemuan kubur batu antara lain
adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Winosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa
Tengah), dan Cirebon (Jawa Barat).

8. Sarkofagus
Sarkofagus juga merupakan peti penyimpanan jenazah yang berbentuk
menyerupai lesung atau palung. Peti ini terbuat dari batu utuh dan
mempunyai penutup yaitu dolmen. Kebanyakan sarkofagus ditemukan di
Bali dan Bondowoso (Jawa Timur).

9. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang bentuknya bisa bulat ataupun kubus.
Kubur ini terbuat dari batu berukuran besar yang utuh. Wilayah penemuan
waruga adalah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

10. Menhir
Menhir adalah batu tunggal berukuran besar yang bentuknya
menyerupai tiang atau tugu. Batu ini berfungsi sebagai tanda peringatan
akan arwah nenek moyang dan leluhur.

Wilayah penemuan menhir adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Lahat


(Sumatera Selatan), Rembang (Jawa Tengah), dan Ngada (Flores).

11. Arca
Arca atau juga disebut patung adalah batu yang berbentuk manusia
atau binatang. Batu ini menjadi lambang terhadap nenek moyang yang
menjadi tokoh pujaan. Umumnya arca ditemukan di wilayah Pasemah
(Sumatera Selatan) dan Lembah Bada Lahat (Sumatera Selatan).

12. Punden Berundak


Punden berundah adalah begunan berteras yang menjadi tempat untuk
melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Punden berundak
kemudian dikenal sebagai cikal bakal candi di Indonesia.
D. Pengertian Zaman Logam

Zaman logam merupakan masa di mana peradaban sudah berkembang dan


masyarakatnya sudah berpikir maju. Disebut zaman logam karena pada masa ini
masyarakat sudah mulai mengenal logam dan memanfaatkannya untuk membuat
berbagai macam alat untuk kebutuhan sehari.
Hal ini juga dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin kompleks,
sehingga membutuhkan keterampilan pada masing-masing bidang kehidupan.
Zaman ini juga disebut dengan zaman perundagian karena banyak undagi
atau orang terampil yang berkarya mengolah logam. Teknik pengolahan logam itu
sendiri sebenarnya lebih mudah daripada pengolahan batu.
Caranya yaitu dengan meleburkan logam menjadi cairan lalu dimasukkan ke
dalam cetakan.

Hasil Kebudayaan Zaman Logam/Peninggalan Zaman Logam

Peninggalan atau hasil kebudayaan zaman logam yang ditemukan pada masa itu
adalah sebagai berikut:
1. Kapak Corong atau Kapak Sepatu
Kapak Corong atau disebut juga dengan kapak sepatu adalah alat
kebesaran dan digunakan pada upacara-upacara adat. Kapak ini berbentuk
seperti corong, oleh sebab itu disebut dengan nama kapak corong. Lokasi
penemuan kapak corong atau kapak sepatu ini berada di Bali, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Selatan.
2. Arca Perunggu
Arca adalah semacam patung, dalam hal ini terbuat dari perunggu. Pada
zaman ini, arca perunggu ada yang berbentuk manusia maupun binatang.
Biasanya memiliki bentuk yang kecil dan terdapat cincin di bagian atasnya
yang berfungsi untuk menggantungkan arca tersebut.
Di Indonesia, arca perunggu ditemukan di Limbangan (Bogor),
Bangkinang (Riau) dan Palembang (Sumatera Selatan).
3. Bejana Perunggu
Bejana perunggu di Indonesia banyak ditemukan di tepian Danau Kerinci
(Sumatera) dan Madura. Bejana-bejana yang sudah ditemukan tersebut
memiliki hiasan yang mirip atau serupa dan sangat indah yaitu berupa
gambar geometri dan pilin-pilin mirip huruf J.
Bejana perunggu itu sendiri adalah semacam periuk tetapi bentuknya lebih
langsing dan gepeng.
4. Candrasa
Candrasa merupakan alat semacam senjata yang berbentuk seperti kapak,
tetapi alat ini tidak digunakan untuk perang atau bertani. Hal ini
dikarenakan candrasa tidak terlalu kokoh dan kuat.
Alat yang disebut candrasa ini ditemukan di Bandung dan diperkirakan
memiliki fungsi untuk keperluan upacara.
5. Nekara
Nekara merupakan genderang berukuran besar yang biasanya digunakan
pada kegiatan upacara ritual, terutama sebagai pengiring pada upacara
ritual kematian atau upacara pemanggil hujan.
Selain itu, nekara ini juga digunakan sebagai genderang perang yang
sempit di bagian pinggangnya. Nekara terbesar yang ada di Indonesia
ditemukan di Bali dan dinamakan nekara ‘The Moon of Pejeng’.
6. Moko
Moko merupakan alat sejenis nekara yang ukurannya lebih kecil dan
fungsinya sebagai benda pusaka kepala suku. Moko ini akan diwariskan
kepada anak laki-laki dari kepala suku dan juga digunakan sebagai mas
kawin.
Peninggalan berupa moko lebih bayak ditemukan di Pulau Alor dan Pulau
Flores atau Manggarai
7. Benda Lainnya
Masih ada benda-benda lainnya yang ditemukan seperti perhiasan
misalnya kalung, gelang, manik-manik untuk penguburan mayat dan benda
lain semacam senjata. Beberapa ditemukan di pulau Flores dan Jawa
Timur.

Anda mungkin juga menyukai