Anda di halaman 1dari 12

BAB 4.

KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PRAAKSARA, HINDU-BUDDHA,


DAN ISLAM

A. Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara


Pengertian masa praaksara/prasejarah/nirleka adalah suatu periode dalam kehidupan manusia ketika
manusia belum mengenal tulisan.
Masa praaksara dimulai sejak manusia ada hingga manusia tersebut mengenal tulisan. Antara daerah
yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan waktu berakhirnya masa praaksara menjadi masa
sejarah (manusia telah mengenal tulisan). Contoh: Bangsa Mesir dan Mesopotamia mengakhiri masa
praaksara sejak 3.000 tahun Sebelum Masehi sedangkan bangsa Indonesi baru mengakhiri masa
praaksara sekitar abad ke- 5 Masehi (500 tahun setelah Masehi). Artinya jika dibandingkan, masyarakat
Mesir dan Mesopotamia telah mengenal tulisan sekitar 3.500 tahun lebih dulu dari Indonesia.
Bagaimana cara para ahli mengetahui kehidupan manusia praaksara? Karena tidak ada tulisan yang
ditinggalkan sebagai bukti sejarah, maka cara yang dilakukan untuk mengetahui kehidupan mereka
adalah meneliti:
a. Fosil: sisa-sisa kehidupan yang telah membatu misalnya tengkorak dan tulang manusia, tumbuh-
tumbuhan dan binatang yang membatu, sampah dapur
b. Artefak: peninggalan-peninggalan berupa peralatan kehidupan manusia praaksara
c. Tempat tinggal: biasanya ditemukan goa-goa bekas tempat tinggal manusia purba

Contoh fosil Contoh artefak Contoh tempat tinggal

Zaman Arkaikum: berlangsung sekitar 2.500 juta tahun yang lalu, bumi masih panas dan belum ada tanda-
tanda kehidupan
Zaman Paleozoikum: berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu, muncul tanda-tanda kehidupan seperti
makhluk ber sel satu, binatang kecil tidak bertulang belakang, ikan, amfibi, reptile
Zaman Mesozoikum: berlangsung sekitar 140 juta tahun yang lalu, kehidupan bumi makin berkembang,
ditemukan jenis Dinosaurus dan jenis burung. Jenis binatang paling banyak adalah jenis reptile
Zaman Neozoikum:berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Terdiri dari dua zaman yaitu
a. Zaman Tertier: Jenis reptile besar mulai punah dan bumi dikuasai oleh jenis mamalia besar misalnya
gajah purba (mammuthus)
b. Zaman Kuartier: berlangsung sekitar 3 juta tahun yang lalu. Diperkirakan mulai ada manusia.
Zaman batu: adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu.
Zaman ini terdiri dari:
a. Paleolithikum (Zaman batu tua)
Berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu. Kehidupan masih nomaden (hidup berpindah-
pindah). Alat-alatnya yang digunakan terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti
kapak perimbas atau alat serpih.
Periodisasi Masa Praaksara

a. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu dan tidak memiliki tangkai. Cara
menggunakannya adalah dengan menggenggamnya. Fungsi
dari kapak perimbas adalah uuntuk menguliti
binatang,memotong kayu,dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di Indonesia dan
termasuk dalam kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas
dibuat oleh manusia puba Pithecantropus.

b. Kapak Genggam
Kapak Genggam memiliki bentuk hampir sama dengan
kapak penetak dan perimbas,namun bentuknya jauh lebih
kecil. Fungsi dari kapak genggam adalah untuk membelah
kayu,menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan
buruan, dan keperluan lainnya. Kapak Genggam ditemukan
pada tahun 1935 di Punung,Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
oleh Ralph von Koenigswald

c. Flakes
Flakes terbuat dari pecahan – pecahan batu kecil,berfungsi
untuk alat penusuk, pemotong daging, dan sebagai pisau.
Flakes banyak ditemukan di Daerah Sangiran,Sragen, Jawa
Tengah. Termasuk kebudayaan Ngandong.
d. Perkakas dari Tulang dan TandukPerkakas tulang dan
tanduk berfungsi sebagai alat penusuk,pengorek dan mata
tombak. Perkakas dari Tulang dan Tanduk banyak di
temukan di Daerah Ngandong, dekat Ngawi ,Jawa Timur.
Alat ini di buat dan digunakan oleh manusia purba jenis
Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

b. Mesolithikum (zaman batu tengah)


Sebagian manusia sudah ada yang menetap, dibuktikan dengan penemuan Kjooenmoddinger (sampah
dapur yang menggunung terdiri dari ) dan Abris sous Roche (gua-gua yang dijadikan tempat tinggal)
a. Pebble
Pebble adalah kapak bulat (kapak genggam yang sudah
dihaluskan), terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak
jenis ini banyak ditemukan di Sepanjang Pantai Timur
Pulau Sumatra, antara Langsa(Aceh) dan Medan.

b. Hache Courte (Kapak Pendek)


Kapak pendek ini adalah termasuk dalam jenis kapak
genggam dan berbentuk setengah lingkaran. Sama seperti
Pebble,Kapak Pendek juga banyak ditemukan Sepanjang
Pantai Timur Pulau Sumatra.

c. Kjokkenmoddinger( sampah dapur)


Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang terdiri dari
kulit - kulit kerang dan siput pada masa Mesolithikum yang
tertumpuk selama beribu – ribu tahun sehingga
membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter
tingginya. Kjokkenmoddinger banyak ditemukan di
Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.

d. Abris Sous Roche (gua batu karang)


Abris sous roche adalah gua – gua batu karang atau ceruk
yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia Purba.
Berfungsi sebagai tempat tinggal.

e. Lukisan di Dinding Gua


Lukisan di Dinding Gua terdapat di dalam abris sous roche.
Lukisan ini menggambarkan hewan buruan dan cap tangan
berwarna merah . Lukisan di dinding gua ditemukan di
Leang Leang, Sulawesi Selatan,di Gua Raha,Pulau
Muna,Sulawesi Tenggara, dan di Danau Sentani,Papua.

c. Neolithikum (zaman batu muda)


Manusia sudah menetap dan mengenal bercocok tanam/beternak. Alat-alat yang dihasilkan beragam
dengan bentuk ynag sudah dihaluskan. Contoh alat-alat kehidupan mereka adalah kapak persegi dan
kapak lonjong
a. Kapak Persegi
Kapak persegi terbuat dari batu persegi.
Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan
kayu,menggarap tanah, dan melaksanakan
upacara. Di Indonesia kapak persegi banyak
ditemukan di Jawa,Kalimantan
Selatan,Sulawesi ,dan Nusa Tenggara
Pada masa paleolitikum, kapak ini digunakan
dengan digenggam langsung, namun pada
masa neolitikum digunakan dengan dipasang
pada tangkai/gagang.
b. Kapak Lonjong
Kapak ini ukurannya ada yang besar dan ada
yang kecil. Digunakan sebagi cangkul untuk
menggarap tanah dan memotong kayu atau
pohon. Jenis kapak ini banyak ditemukan di
Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.
c. Mata Panah
Mata Panah terbuat dari batu yang diasah
dengan halus. Gunanya umtuk berburu.
Penemuan mata panah terbanyak di Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan.

d. Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya
Untuk berbagai keperluan.

e. Perhiasan
Masyarakat pada zaman Neolithikum sudah
mengenal perhiasan diantaranya berupa
gelang,kalung, dan anting – anting. Perhiasan
banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa
Tengah.

f. Alat Pemukul Kulit Kayu


Alat ini berfungsi untuk memukul kulit kayu
yang akan digunakan untuk bahan pakaian.
Dari peninggalan ini kita dapa mengetahui
bahwa manusia pra-aksara sudah mengenal
pakaian.

Zaman Megalithikum.
Pada masa Neolithikum dan berlanjut ke Zaman logam, dikenal tradisi pendirian bangunan dengan batu-batu
besar yang disebut zaman Megalithikum.Tradisi ini berkaitan dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Contoh bangunan hasil tradisi ini adalah:
a. Menhir
Menhir adalah tugu batu dari batu tunggal yang didirikan
untuk upacara penghormatan roh nenek moyang. Menhir
ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Kalimantan.

b. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu
yang ditangkupkan.Sarkofagus banyak ditemukan di Bali.

c. Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji,tempat
penghormatan kepada roh nenek moyang dan tempat
meletakan jenazah.Ditemukan di daerah Bondowoso,Jawa
Timur
d. Peti Kubur Batu
Peti Kubur batu adalah lempengan batu besar yang
disusun membentuk peti jenazah. Ditemukan di daerah
Kuningan, Jawa Barat

e. Waruga
Waruga adalah peti kubur batu baerukuran kecil berbentuk
kubus atau bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Utara

f. Arca
Arca adalah Patung terbuat dari batu utuh, ada yang
menyerupai manusia, kepala manusia,dan hewan. Arca
banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung,Jawa
Tengah, dan Jawa Tengah.
g. PundenBerundak
Punden Berundak – undak adalah tempat pemujaan.
Bangunan ini dibuat dengan menyusun batu secara
bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak ditemukan
di Lebak Sibeduk, Banten Selatan.

Zaman logam (paleometalik)


Kebudayaan perunggu di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah bernama Dongson di Tonkin,
Vietnam. Kebudayaan Dongson datang ke Indonesia kira-kira abad ke 300 SM di bawa oleh manusia
sub ras Deutro Melayu (Melayu Muda) yang mengembara ke wilayah Indonesia. Hasil-hasil
kebudayaan zaman logam, antara lain.

a. Nekara
Nekara adalah tambur besar yang berbentuk seperti
dandang yang terbalik. Benda ini banyak ditemukan di
Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
b. Moko
Nekara yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau
Alor, Nusatenggara Timur. Nekara dan Moko dianggap
sebagai benda keramat dan suci.

c. Kapak Perunggu
Kapak perunggu terdiri beberapa macam, ada yang
berbentuk pahat, jantung, dan tembilang. Kapak perunggu
juga disebut sebagai kapak sepatu atau kapak corong.
Daerah penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali,
Sulawesi Tengah, dan Irian. Kapak perunggu
dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.

d. Candrasa
Sejenis kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya
panjang, ditemukan di Yogyakarta. Candrasa
dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan
dan sebagai tanda kebesaran.

e. Perhiasan Perunggu
Benda-benda perhiasan perunggu seperti gelang tangan,
gelang kaki, cincin, kalung, bandul kalung pada masa
perundagian, banyak ditemukan di daerah Jawa Barat,
Jawa Timur, Bali dan Sumatera.

f. Manik-manik
Manik-manik adalah benda perhiasan terdiri berbagai
ukuran dan bentuk. Manik-manik dipergunakan sebagai
perhiasan dan bekal hidup setelah seseorang meninggal
dunia. Bentuknya ada silider, segi enam, bulat, dan oval.
Daerah penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk,
Bogor, Besuki, dan Buni.

g. Bejana Perunggu
Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari
perunggu berfungsi sebagai wadah atau tempat
menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang dan
menyerupai gitar tanpa tangkai. Benda ini ditemukan di
Sumatera dan Madura.

h. Arca Perunggu
Benda bentuk patung yang terbuat dari perunggu
menggambar orang yang sedang menari, berdiri, naik
kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat penemuan
di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.
Periodisaasi berdasar Perkembangan kehidupan

Masa Aspek Deskripsi Perkembangan


Berburu dan mengumpulkan Ekonomi Pemenuhan kebutuhan manusia masih sangat bergantung pada alam,
makanan tingkat sederhana dilakukan dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan umbi-
(diperkirakan terjadi pada umbian, buah-buahan serta dedaunan jika sumber makanan di sekitar
masa Paleolithikum) tempat mereka habis, mereka pindah ke tempat lain
Sosial Hidup secara berkelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil.
Laki-laki melakukan perburuan, perempuan mengumpulkan makanan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan kecil. Hidup mereka berpindah-
pindah.
Budaya Membuat alat-alat sederhana dari batu, tulang dan kayu:
1. Alat-alat batu inti: kapak perimbas, kapak penetak, pahat
genggam, kapak genggam
2. Alat serpih dari batu yang digunakan sebagai: pisau, peraut, mata
panah dan unutk menguliti umbi-umbian
3. Alat dari tulang dan kayu
Berburu dan mengumpulkan Ekonomi Mengenal cara bercocok tanam dengan system berladang yaitu
makanan tingkat lanjut membuka hutan dan menanaminya beberapa kali. Jika tanah sudah
(diperkirakan terjadi pada tidak subur, mereka pindah ke tempat lain. Mereka juga mengenal
masa mesolithikum) memelihara dan mengembangbiakkan binatang.
Sosial Hidup berkelompok dan mulai menetap dengan memilih goa-goa
sebagai tempat tinggal. Biasanya dipilih goa pada tempat yang tinggi
atau dekat dengan mata air.
Budaya Mengenal budaya membuat lukisan-lukisan pada dinding goa tempat
tinggal mereka yang menandakan perkembangan system kepercayaan
pada masa itu. Alat-alat kehidupan dari batu dibuat lebih halus dari
masa sebelumnya: misalnya kapak bulat dan kapak pendek

Bercocok Tanam (diperkirakan Ekonomi Tidak sepenuhnya bergantung pada alam. Mereka mmebuka hutan
terjadi pada masa dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman. Mereka juga
Neolithikum) memelihara dan mengembangbiakkan binatang. Kegiatan berburu dan
mengumpulkan makanan masih dilakukan.
Mereka sudah melakukan barter dari benda-benda hasil pertanian,
kerajinan tangan atau hasil laut.
Sosial Hidup menetap dan menata kehidupan secara teratur. Hidup
berkelompok membentuk perkampungan. Mereka memilih pemimpin
sebagai kepala kampung. Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga
dilakukan oleh laki-laki seperti membangun rumah, menyiapkan lading
dan membuat perahu. Perempuan melakukan kegiatan ynag tidak
memerlukan tenaga besar seperti menabur benih dan merawat
rumah.
Budaya Alat-alat yang dihasilkan sudah halus dan memiliki fungsi
beranekaragam: sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, sebagai
perhiasan, sebagai alat upacara keagamaan.
Perundagian Ekonomi Kehidupan yang mereka lakukan tidak sekedar memenuhi kebutuhan
hidup tetapi sudah diusahakan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Pertanian berkembang dengan system irigasi. Peternakan berkembang
dengan keanekaragaman jenis yang bisa dibiakkan. Kegiatan
pergangan meningkat dengan cara berter ke tempat-tempat yang jauh
hingga antar pulau dengan barang-barang yang lebih beragam
Sosial Membentuk perkampungan yang lebih besar hasil penggabungan
beberapa kampung. jumlah mereka lebih besar dan lebih teratur.
Muncul kelompok-kelompok masyarakat seperti petani, pedagang,
pengrajin.
Budaya Sudah mahir membuat peralatan dari logam. System kepercayaan
makin berkembang. Kesenian berkembang dan beragam seperti seni
lukis, seni ukir/pahat, seni patung dan seni bangunan.

Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia


A. Nilai Religius (Kepercayaan)
Memiliki kepercayaan pada roh halus yang mempengaruhi kejadian-kejadian alam seperti hujan, banjir,
gunung meletus, dsb.
Mereka juga mempercayai kekuatan ghaib dari benda-benda yang dikeramatkan seeprti kapak, mata
tombak, dll
B. Nilai Gotong Royong
Mereka melakukan kerja sama berkelompok untuk kepentingan bersama. Gotong royong ini dilakukan
misalnya saat membangun rumah dan bangunan-bangunan batu besar.
C. Nilai Musyawarah
Masyarakat pada masa ini telah mengembangkan nilai musyawarah misalnya saat memilih pemimpin
yang dianggap paling tua untuk mengatur dan memecahkan persoalan yang dihadapi bersama
D. Nilai Keadilan
Penerapan keadilan sudah tampak pada pembagian tugas sesuai kemampuan dan keahlian masing-
masing. Ini menunjukkan setiap orang memperoleh hak dan kewajiban sesuai kemampuannya.
E. Tradisi Bercocok Tanam
Tradisi bercocok tanam dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
F. Tradisi Bahari (pelayaran)
Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi yang digunakan dalam pelayaran dari pulau ke
pulau. Perahu yang mereka gunakan adalah perahu bercadik yaitu perahu yang di kanan dan kiri
dipasang alat dari kayu atau bambo untuk menjaga keseimbangan perahu.

Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Beberapa Ras yang mendiami Indonesia:
1. Ras yang berasal dari suku bangsa Vedda yang awalnya mendiami Asia bagian Tenggara. Ciri-
cirinya:berkulit gelap dan bertubuh kecil. Pada akhir masa glasial, mereka menyebar ke timur dan
mendiami wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Timor Barat, Flores Barat hingga Kepulauan
Melanesia.
2. Ras Proto Melayu yang berasal dari wilayah Cina Selatan yang sekarang menjadi provinsi Yunnan.
Mereka melakukan migrasi ke Indonesia melalui dua jalur yaitu jalur Barat ( Yunnan-Indocina-Siam-
Semenanjung Melayu-Sumatra-kepulauan lain di Indonesia) dan jalur Timur ( Yunnan-kepulauan Ryuku
Jepang-Filipina-Sangir-Sulawesi). Mereka membawa kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong
3. Ras Deutro Melayu yang berasal dari Indochina bagian Utara. Mereka membawa kebudayaan perkakas
dan senjata dari logam. Mereka juga mengembangkan pertanian padi yang dibawa dari Birma Utara.
4. Ras Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau sebelah timur Irian dan Australia.
Mereka melakukan perpindahan ke wilayah Papua, Nusa Tenggara Timur dan Maluku
Dalam perkembangannya, terjadi percampuran dari berbagai ras ini ,menjadi penduduk Indonesia seperti
sekarang.

Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia


1. Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ. Krom)
Menurut teori ini, masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dibawa oleh para pedagang India. Dalam
waktu tertentu mereka menetap di Indonesia dan beberapa melakukan perkawinan dengan penduudk
asli. Kehidupan mereka memberikan pengaruh kebudayaan India terhadap Indonesia.
2. Teori Ksatria (dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens)
Ksatria dari India terlibat konflik dengan perebutan kekuasaan di Indonesia. Beebrapa dari mereka
mendapatkan hadiah pernikahan dengan putri Kepala suku yang dibantu. Melalui perkawinan ini, para
ksatria menyebarkan tradisi Hindu-Buddha di Indonesia. Pendapat lain mengatakan persebaran oleh
para ksatria ini dilakukan dengan membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi kerajaan.
3. Teori Brahmana (dikemukakan oleh Jc. Van Leur)
Para Brahmana yang yang menguasai huruf palawa dan bahasa Sansekerta mengajarkan kebudayaan
Hindu-Buddha ke Indonesia.
4. Teori Arus Balik (dikemukakan oleh F.D.K. Bosch)
Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu-Buddha ke India. Setelah memperoleh ilmu yang
banyak, mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.
Pengaruh Hindu – Buddha terhadap masyarakat Indonesia
1. Bidang Pemerintahan
Semula masyarakat Indonesia dipimpin kepala suku yang dipilih oleh anggota masyarakatnya. Sejak
kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, kepala suku digantikan oleh Raja. Kedudukannya tidak
berdasarkan pilihan masyarakat tetapi berdasar keturunan.
2. Bidang Sosial
Sejak kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia, muncul pembagian yang tegas antarkelompok
masyarakat menjadi beberapa kasta yaitu Brahmana, ksatria, waisya dan Sudra.
3. Bidang Ekonomi
Perdagangan di Indonesia berkembang pesat sejak terbentuk jalur perdagangan laut India-Cina. Pusat-
pusat perdagangan berkembang menjadi pusat kerajaan.
4. Bidang Agama
Banyak masyarakat yang menganut agama Hindu dan Buddha yang tetap berbaur dengan system
kepercayaan terhadap roh halus.
5. Bidang kebudayaan
a. Seni bangunan mengenal bangunan Candi, punden berundak, patung-patung dan stupa yang
berunsur dari India
b. Seni rupa dan seni ukir tampak pada relief candi yang menceritakan riwayat dang Buddha tetapi
lingkungan di sekitarnya adalah lingkungan alam Indonesia
c. Sastra dan aksara
Dikenal bahasa sansekerta dan huruf palawa. Karya sastra berkembang terutama yang bersumber
dari Mahabarata dan Ramayana melahirkan seni pertunjukan wayang kulit. Cerita dalam
pertunjukan ini berasal dari India tetapi wayang yang digunakan merupakan kebudayaan asli
Indonesia. Muncul juga tokoh-tokoh pewayangan khas Indonesia seperti tokoh Semar, Gareng,
Petruk, Bagong.

KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

NAMA KERAJAAN WILAYAH PENDIRI RAJA BESAR SEBAB CORAK


DAN PERIODE KERUNTUHAN AGAMA
KUTAI Martadipura Muara Kaman Kundungga Mulawarman Diperkirakan karena Hindu
Kalimantan diserang oleh
Timur kerajaan Kutai
( 400-500 Kartanegara
Masehi atau
Abad V)
TARUMANEGARA Jawa Barat, Rajadiraja Purnawarman Tidak diketahui pasti Hindu
Bogor, Jakarta Jayasingawarman tetapi pada akhir beraliran
( 400-700 M abad VII M, wilayah Wisnu
atau abad V – Tarumanegara
VII) berubah menjadi
daerah kekuasaan
kerajaan Sunda
KALINGGA/HOLING Jawa Tengah Tidak diketahui Ratu His-mo Terjadi perebutan Buddha
Utara ( Abad namanya (Sima) kekuasaan. Selain itu Hinayana
VI) pada abad VIII (th
752 M) menjadi
daerah takhlukan
Sriwijaya
SRIWIJAYA Muara Takus Dapunta Hyang Balaputradewa Diserang kerajaan Buddha
Riau (abad Colamandala dari
VII) Koromandel India
MATARAM KUNO Jawa Tengah Sanjaya Dyah Balitung Terjadi bencana Hindu-
(abad VIII) besar dan mendapat Buddha
serangan dari
Sriwijaya
MEDANG Tepi Sungai Mpu Sindok Airlangga Pemberontakan raja Hindu
Brantas Jawa Wurawari Shiwa
Timur (833-
1042 M)
KEDIRI Sungai Sri Samarawijaya Jaya Baya Mendapat serangan Hindu
Brantas Jawa dari Raja Rajasa
Timur (1040- kerajaan Tumapel
1222 M)
SINGASARI Jawa Timur Ken Angrok/ Ken Kertanegara Pemberontakan Hindu-
(1222 M - Arok Jayakatwang yang Buddha
1292 M) ingin mendirikan lagi
Kerajaan Kediri
MAJAPAHIT Sungai Raden Wijaya Hayam Wuruk Perebutan Hindu -
Brantas jawa kekuasaan dari Buddha
Timur ( 1293 intern dan serangan
M – 1429 M) kerajaan Islam di
jawa

Peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu-Buddha


Kerajaan Peninggalan/Sumber sejarah
KUTAI Martadipura • Yupa berjumlah 7 buah ditemukan di Muara Kaman Kalimantan Timur.
• Lukisan cap tangan pada dinding gua di sepanjang Sungai Jelai, Tepian Langsat,
Kutai Timur
• Arca Siwa dan arca Nandiswara, Gunung Kombeng Kalimantan Timur
• Batu peripih, Muara Kaman Kalimantan Timur
TARUMANEGARA • Prasasti berjumlah 7 prasasti yaitu: Jambu, Kebon Kopi, Muara Cianten,
Lebak, Tugu, Ciaruteun, Pasirawi.

Cara mudah mengingat:


Ada Jambu di Kebon Kopi, sebelahnya Muara Cianten. Jambu jatuh ke Lebak,
menggelinding nabrak Tugu, diambil sama Ciaruteun, tapi jambu sudah kotor
kena Pasirawi.
• Arca Rajarsi, Arca Wisnu Cibuaya 1 dan 2.
• Candi Jiwa, Candi Blandongan
• Materai tanah liat berelief

KALINGGA/HOLING Berita Cina dari zaman Dinasti Tang (618-906 M)


Berita Cina tulisan I-Tsing
Prasasti Tuk Mas
SRIWIJAYA Prasasti Kedukan bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Karang
Berahi, Prasasti Kota kapur, Prasasti Palas Pasemah, Prasasti Bukit Siguntang,
Prasasti Ligor, Prasasti Kanton, Prasasti Nalanda

Cara mudah mengingat:


Ligor dan Kanton suka Nalanda, gadis cantik dari Kota kapurdi atas Bukit Siguntang.
Ayahnya Palas Pasemahbikin sayembara siapa yang bisa Kedukan Bukitpake Talang
Tuo sampai menemukan Karang Berahiuntuk bikin Telaga Batu

MATARAM KUNO Prasasti Canggal, Prasasti Shangkara, Prasasti Hampran, Prasasti Kalasan, Prasasti
Kedu/mantyasih, Prasasti Kelurak, Prasasti Ratu Baka, Prasasti Kayumwungan
Candi Perwara, Candi Plaosan Lor, Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Pawon,
Candi Mendut
MEDANG • Prasasti Mpu Sindok Jombang
• Prasasti Mpu Sindok Bangil
• Prasasti Mpu Sindok Nganjuk
• Prasasti Kalkuta

KEDIRI • Prasasti Sirah keting


• Prasasti Tulungagung
• Prasasti Kertosono
• Prasasti Ngantang
• Prasasti Jaring
• Prasasti Kamulan
SINGASARI • Kitab Pararaton
• Kitab Negarakertagama
• Prasasti Mula Malurung

MAJAPAHIT • Sastra: kitab Sutasoma, Kitab Negarakertagama, Kitab Arjunawiwaha, Kitab


Pararaton
• Bangunan: Candi Panataran, Candi Tegalwangi, Candi Tikus, Candi Jabung,
Candi Sukuh

PENDAPAT PROSES MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA


1. Agama Islam di Indonesia berasal dari Arab atau Mesir yang dibawa oleh para Musafir (kaum
pengembara) yang datang ke Indonesia pada sekitar abad VII Masehi.
2. Agama Islam di Indonesia berasal dari Persia.
3. Agama Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India) ynag menyebar ke Indonesia pada abad 13
Masehi

Proses persebaran agama Islam di Indonesia terjadi melalui cara-cara:


1. Perdagangan
Secara geografis, Indonesia menjadi jalur pelayaran dan perdagangan dunia. Indonesia banyak
dikunjungi para pedagang dari bangsa Arab, Persia, Cina, India. Para pedagang ini berdagang sambil
menyebarkan agamanya terutama ketika mereka sedang menetap sementara menunggu datangnya
angin untuk berlayar
2. Pernikahan
Para pedagang muslim yang menetap di sekitar pelabuhan melakukan perkawinan dengan penduduk
setempat baik masyaraakt biasa maupun bangsawan. Kekerabatan yang terbentuk melalui perkawinan
ini menjadi sarana untuk penyebaran agama Islam.
3. Pendidikan
Para ulama dan guru-guru agama Islam mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti Surau,
Dayah dan Pesantren.
4. Kesenian
Beberapa tokoh Islam menyebarkan agama yang diselipkan melaui pertunjukan kesenian misalnya
pertunjukan wayang kulit.
Pengaruh Islam terhadap Masyarakat Indonesia
1. Bidang Politik
Kerajaan-kerajaan yang semula bercorak Hindu-Buddha berubah menjadi kerajaan Islam dengan
system kesultanan.
2. Bidang Sosial
Pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat yang semula menerapkan sisitem kasta menjadi
pudar. Penggolongan terhadap kelompok hanya terjadi misalnya penggolongan terhadap penyebar
agama Islam dengan status sosial yang tinggi disebut Sunan, penggolongan terhadap ulama disebut
Kyai.
3. Bidang Agama
Sebagian besar masyarakat Indonesia yang semula menganut Hindu-Buddha berubah menjadi pemeluk
agama Islam
4. Bidang Kebudayaan
Terjadi akulturasi budaya Islam dengan kebudayaan yang sudah ada di Indonesia misalnya:
- Pada bangunan Masjid masih menggunakan atap tumpang seperti kebudayan Hindu-Buddha.
- Penempatan makam di tempat-tempat tinggi untuk orang-orang terhormat menunjukkan
kesinambungan tradisi yang mengandung unsur kepercayaan kepada roh nenek moyang dna
merupakan perwujudan punden berundak megalithikum
- Dikenal seni ukir kaligrafi berupa ragam hias dari huruf Arab.
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

NAMA WILAYAH DAN PENDIRI RAJA BESAR SEBAB


KERAJAAN PERIODE KERUNTUHAN
SAMUDERA Lhokseumawe, Sultan Malik As- Sultan Malik As- Saleh Dikuasai Portugis
PASAI Aceh Saleh (Marah Silu)
(1270-1275 M)
ACEH Banda Aceh Sultan Ali Sultan Iskandar Muda Mengalami
DARUSSALAM Sumatera Mughayat Syah kemunduran
(1513 M) karena berbagai
penjajahan
bangsa Eropa
DEMAK Daerah Bintoro Raden Patah Sultan Trenggana Perebutan Takhta
dekat sungai
Demak
( abad XV M)
BANTEN Banten M. Fatahillah Sultan Ageng Tirtayasa Perselisihan
( abad XVI) dengan putra
Sultan Ageng
Tirtayasa
MAKASSAR Sulawesi Selatan Daeng Manrabia Sultan Hasanuddin Kalah dalam
(GOWA-TALLO) (abad XVI) (Sultan Alaudin perselisihan
dengan kerajaan
Bone yang
dibantu Belanda
MATARAM ISLAM Kota Gede Sutawijaya Sultan Agung Dipecah-belah
Yogyakarta (Panembahan oleh Belanda
( 1586) Senopati)
TERNATE-TIDORE Kepulauan Zaenal Abidin Sultan Baabullah Diduduki Belanda
Maluku
(abad 13)
BANJAR Kalimantan Raden Samudera Sultan Mustain Billah Campur tangan
Selatan (Sultan Suriansyah) Belanda dalam
(abad 16) pergantian-
pergantian Sultan
Banjar

Peninggalan-peninggalan Sejarah Islam di Indonesia


1. Masjid, Contoh : Masjid Demak, Masjid Ampel Surabaya, Masjid Banten
2. Keraton ( tempat kediaman raja/istana)
Contoh: Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Keraton Kanoman di Cirebon, Istana Maimun di
Sumatera Utara
3. Makam
Terdiri atas:
• Jirat (kijing): bangunan terbuat dari batu atau tembok berbentuk persegi panjang
• Nisan: tonggak pendek dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah
• Cungkup: bangunan mirip rumah yang berada diatas jirat
Contoh makam kuno bercorak Islam: makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Makam Fatimah binti
Maimun di Gresik, Makam Sultan Malik al-Saleh di Aceh, makam sultan-sultan Mataram di Imogiri
Yogyakarta
4. Kaligrafi
Adalah seni menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik menggunakan huruf Arab. Hiasan-
hiasan ini banyak ditemukan pada dinding Masjid atau batu nisan.
5. Karya Sastra
• Babad: karya sastra berupa cerita berlatarbelakang sejarah, namun bukan sejarah yang berdasar
bukti dan fakta. Contoh: Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon
• Hikayat : karya sastra berupa cerita/dongeng yang dibuat sebagai pelipur lara/pembangkit
semangat. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Hikayat raja-raja Pasai
• Suluk: kitab-kitab yang berisi masalah gaib, ramalan tentang hari baik atau buruk, dan makna
atau symbol tertentu yang dihadapi manusia. Contoh: Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang
• Syair: puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang
sama. Contoh: Syair Perahu, Syair Si Burung Pingai
6. Seni Tari, Contoh: Tari Saman dari Aceh
7. Debus: merupakan kesenian bela diri dari Banten
8. Sekaten dan Grebeg: merupakan upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang
dilaksanakan di alun-alun Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini ditandai dengan perarakan sebuah
gunungan terbuat dari makanan, buah-buahan dan sayuran

Anda mungkin juga menyukai