Zaman Arkaikum: berlangsung sekitar 2.500 juta tahun yang lalu, bumi masih panas dan belum ada tanda-
tanda kehidupan
Zaman Paleozoikum: berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu, muncul tanda-tanda kehidupan seperti
makhluk ber sel satu, binatang kecil tidak bertulang belakang, ikan, amfibi, reptile
Zaman Mesozoikum: berlangsung sekitar 140 juta tahun yang lalu, kehidupan bumi makin berkembang,
ditemukan jenis Dinosaurus dan jenis burung. Jenis binatang paling banyak adalah jenis reptile
Zaman Neozoikum:berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Terdiri dari dua zaman yaitu
a. Zaman Tertier: Jenis reptile besar mulai punah dan bumi dikuasai oleh jenis mamalia besar misalnya
gajah purba (mammuthus)
b. Zaman Kuartier: berlangsung sekitar 3 juta tahun yang lalu. Diperkirakan mulai ada manusia.
Zaman batu: adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu.
Zaman ini terdiri dari:
a. Paleolithikum (Zaman batu tua)
Berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu. Kehidupan masih nomaden (hidup berpindah-
pindah). Alat-alatnya yang digunakan terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti
kapak perimbas atau alat serpih.
Periodisasi Masa Praaksara
a. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu dan tidak memiliki tangkai. Cara
menggunakannya adalah dengan menggenggamnya. Fungsi
dari kapak perimbas adalah uuntuk menguliti
binatang,memotong kayu,dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di Indonesia dan
termasuk dalam kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas
dibuat oleh manusia puba Pithecantropus.
b. Kapak Genggam
Kapak Genggam memiliki bentuk hampir sama dengan
kapak penetak dan perimbas,namun bentuknya jauh lebih
kecil. Fungsi dari kapak genggam adalah untuk membelah
kayu,menggali umbi – umbian, memotong dagimg hewan
buruan, dan keperluan lainnya. Kapak Genggam ditemukan
pada tahun 1935 di Punung,Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
oleh Ralph von Koenigswald
c. Flakes
Flakes terbuat dari pecahan – pecahan batu kecil,berfungsi
untuk alat penusuk, pemotong daging, dan sebagai pisau.
Flakes banyak ditemukan di Daerah Sangiran,Sragen, Jawa
Tengah. Termasuk kebudayaan Ngandong.
d. Perkakas dari Tulang dan TandukPerkakas tulang dan
tanduk berfungsi sebagai alat penusuk,pengorek dan mata
tombak. Perkakas dari Tulang dan Tanduk banyak di
temukan di Daerah Ngandong, dekat Ngawi ,Jawa Timur.
Alat ini di buat dan digunakan oleh manusia purba jenis
Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
d. Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah liat. Fungsinya
Untuk berbagai keperluan.
e. Perhiasan
Masyarakat pada zaman Neolithikum sudah
mengenal perhiasan diantaranya berupa
gelang,kalung, dan anting – anting. Perhiasan
banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa
Tengah.
Zaman Megalithikum.
Pada masa Neolithikum dan berlanjut ke Zaman logam, dikenal tradisi pendirian bangunan dengan batu-batu
besar yang disebut zaman Megalithikum.Tradisi ini berkaitan dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Contoh bangunan hasil tradisi ini adalah:
a. Menhir
Menhir adalah tugu batu dari batu tunggal yang didirikan
untuk upacara penghormatan roh nenek moyang. Menhir
ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Kalimantan.
b. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu
yang ditangkupkan.Sarkofagus banyak ditemukan di Bali.
c. Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji,tempat
penghormatan kepada roh nenek moyang dan tempat
meletakan jenazah.Ditemukan di daerah Bondowoso,Jawa
Timur
d. Peti Kubur Batu
Peti Kubur batu adalah lempengan batu besar yang
disusun membentuk peti jenazah. Ditemukan di daerah
Kuningan, Jawa Barat
e. Waruga
Waruga adalah peti kubur batu baerukuran kecil berbentuk
kubus atau bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Utara
f. Arca
Arca adalah Patung terbuat dari batu utuh, ada yang
menyerupai manusia, kepala manusia,dan hewan. Arca
banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung,Jawa
Tengah, dan Jawa Tengah.
g. PundenBerundak
Punden Berundak – undak adalah tempat pemujaan.
Bangunan ini dibuat dengan menyusun batu secara
bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak ditemukan
di Lebak Sibeduk, Banten Selatan.
a. Nekara
Nekara adalah tambur besar yang berbentuk seperti
dandang yang terbalik. Benda ini banyak ditemukan di
Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
b. Moko
Nekara yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau
Alor, Nusatenggara Timur. Nekara dan Moko dianggap
sebagai benda keramat dan suci.
c. Kapak Perunggu
Kapak perunggu terdiri beberapa macam, ada yang
berbentuk pahat, jantung, dan tembilang. Kapak perunggu
juga disebut sebagai kapak sepatu atau kapak corong.
Daerah penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali,
Sulawesi Tengah, dan Irian. Kapak perunggu
dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
d. Candrasa
Sejenis kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya
panjang, ditemukan di Yogyakarta. Candrasa
dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan
dan sebagai tanda kebesaran.
e. Perhiasan Perunggu
Benda-benda perhiasan perunggu seperti gelang tangan,
gelang kaki, cincin, kalung, bandul kalung pada masa
perundagian, banyak ditemukan di daerah Jawa Barat,
Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
f. Manik-manik
Manik-manik adalah benda perhiasan terdiri berbagai
ukuran dan bentuk. Manik-manik dipergunakan sebagai
perhiasan dan bekal hidup setelah seseorang meninggal
dunia. Bentuknya ada silider, segi enam, bulat, dan oval.
Daerah penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk,
Bogor, Besuki, dan Buni.
g. Bejana Perunggu
Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari
perunggu berfungsi sebagai wadah atau tempat
menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang dan
menyerupai gitar tanpa tangkai. Benda ini ditemukan di
Sumatera dan Madura.
h. Arca Perunggu
Benda bentuk patung yang terbuat dari perunggu
menggambar orang yang sedang menari, berdiri, naik
kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat penemuan
di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.
Periodisaasi berdasar Perkembangan kehidupan
Bercocok Tanam (diperkirakan Ekonomi Tidak sepenuhnya bergantung pada alam. Mereka mmebuka hutan
terjadi pada masa dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman. Mereka juga
Neolithikum) memelihara dan mengembangbiakkan binatang. Kegiatan berburu dan
mengumpulkan makanan masih dilakukan.
Mereka sudah melakukan barter dari benda-benda hasil pertanian,
kerajinan tangan atau hasil laut.
Sosial Hidup menetap dan menata kehidupan secara teratur. Hidup
berkelompok membentuk perkampungan. Mereka memilih pemimpin
sebagai kepala kampung. Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga
dilakukan oleh laki-laki seperti membangun rumah, menyiapkan lading
dan membuat perahu. Perempuan melakukan kegiatan ynag tidak
memerlukan tenaga besar seperti menabur benih dan merawat
rumah.
Budaya Alat-alat yang dihasilkan sudah halus dan memiliki fungsi
beranekaragam: sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, sebagai
perhiasan, sebagai alat upacara keagamaan.
Perundagian Ekonomi Kehidupan yang mereka lakukan tidak sekedar memenuhi kebutuhan
hidup tetapi sudah diusahakan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Pertanian berkembang dengan system irigasi. Peternakan berkembang
dengan keanekaragaman jenis yang bisa dibiakkan. Kegiatan
pergangan meningkat dengan cara berter ke tempat-tempat yang jauh
hingga antar pulau dengan barang-barang yang lebih beragam
Sosial Membentuk perkampungan yang lebih besar hasil penggabungan
beberapa kampung. jumlah mereka lebih besar dan lebih teratur.
Muncul kelompok-kelompok masyarakat seperti petani, pedagang,
pengrajin.
Budaya Sudah mahir membuat peralatan dari logam. System kepercayaan
makin berkembang. Kesenian berkembang dan beragam seperti seni
lukis, seni ukir/pahat, seni patung dan seni bangunan.
MATARAM KUNO Prasasti Canggal, Prasasti Shangkara, Prasasti Hampran, Prasasti Kalasan, Prasasti
Kedu/mantyasih, Prasasti Kelurak, Prasasti Ratu Baka, Prasasti Kayumwungan
Candi Perwara, Candi Plaosan Lor, Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Pawon,
Candi Mendut
MEDANG • Prasasti Mpu Sindok Jombang
• Prasasti Mpu Sindok Bangil
• Prasasti Mpu Sindok Nganjuk
• Prasasti Kalkuta