Disusun Oleh:
Kelompok 2
Diki Rahman
Muhamad Rafly Agustin
M. Dinar Abdul Jabar
Restu Fauzi Maulana
A. Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman dimana sebagian besar perkakas penunjang
kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang
dugunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi tiga yaitu,
Palaeolithikum, Mesolithikum, dan Neolithikum.
1. Palaeolithikum
Berasal dari kata palaeo yang artinya tua, dan lithos yang artinya batu,
sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak
ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan
temuan dikedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam.
Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah ( nomaden ).
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan,
umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini
terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau
alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging atau
memotong umbi-umbian.
2. Mesolithikum
Berasal dari kata meso yang artinya Tengah dan lithos yang artinya batu
sehingga zaman ini dapat disebut dengan zaman batu tengah. Hasil kebuadayaan
batu tengah sudah lebih maju bila dibandingkan dengan kebuadayaan zaman
palaeolithikum. Pada zaman ini , manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga
kebudayaan yang menjadi cirri dari zaman ini adalah kebudayaan “
kjokkenmoddinger dan kebudayaan abris sous roche “
a. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu
kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi arti sebenarnya
adalah sampah dapur yang merupakan timbunan kulit kerang dan siput yang
menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan
disepanjang pantai timur sumatera yaitu antara langsa dan medan. Dari
timbunan ini ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak
genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan
dengan “pebble” atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya.
Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus. Selain itu
ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu pipisan ( Batu-batu alat
penggiling ).
b. Abris sous rochea
Abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua. Maksudnya adalah gua-gua yang
dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebgai tempat
perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua
tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan
serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini
banyak ditemukan misalnya di besuki, bojonegoro juga didaerah Sulawesi
selatan.
3. Neolithikum
Berasal dari kata Neo yang artinya baru dan lithos yang artinya batu. Berarti
bisa disebut dengan zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan
mendasar pada kehidupan masyarakat Praaksara. Mereka mulai menetap dan
mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam.
Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman ini adalah kapak persegi dan kapak
lonjong.
Kapak persegi bentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk
trapezium. Kapak persegi ada yang berukuran besar dan ada pula yang kecil. Yang
berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebgai cangkul. Adapun
yang ukurannya kecil disebut dengan tarah dan fungsinya sebagai alat pahat.
Gambar Menhir
b. Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri dari batu lebar yang
ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat
persembahan untuk memuja arwah para leluhur. Disamping sebagai tempat
pemujaan, dolmen juga berfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk
kepala suku dan raja.
Gambar Dolmen
c. Kubur Peti Batu adalah tempat penyimpanan mayat. Kubur peti batu ini
dibentuk dari enam buah papan batu dan sebuah penutup peti. Papan-papan
batu ini disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih
dahulu, dan biasanya diletakkan membujur kearah sungai atau gunung.
d. Waruga adalah merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil.
Bentuknya kubus dan bulat, waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah.
Gambar Waruga
e. Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung
dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan didaerah Bali.
Gmabar Sarkopagus
f. Punden Berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan dengan
tanjakan kecil. Berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek
moyang.
Gambar Patung
B. Zaman Logam
1. Zaman Tembaga
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan
dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar
secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia
saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga,
sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
2. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu ini, manusia telah menemukan logam campuran yang
lebih keras dari tembaga. Campuran antara tembaga dan timah putih ini disebut
perunggu. Logam campuran ini dibentuk menjadi peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
a. Arca Perunggu
Arca perunggu / patung yang berkembang pada zaman logam memiliki
bentuk beranekaragaman yang berbentuk manusia,ada juga yang berbentuk
binatang.Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi
cincin pada bagian atasnya.Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat
untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil,arca perunggu yang
kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul kalung.Daerah penemuan arca
perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau).Palembang (Sumsel),dan
Limbangan (Bogor).
Gambar Nekara
Nekara adalah genderang besar berbentuk drum yang dihiasi oleh
logam tumbuhan, beruang, merak, gajah, katak, dan ragam geometis.
Fungsi nekara adalah sebagai alat tatabuhan pada upacara-upacara ritual
nenek moyang.
Gambar Moko
Moko adalah gendang yang berbentuk lebih kecil daripada
nekara. Fungsinya sebagai pendamping di dalam kubur atau sebagai maskawin.
Ragam hias pada moko memiliki corak logam Indochina.
d. Bejana Perunggu
Gambar Bejana
Bejana Perunggu, bentukya seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai.
Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera. Bejana Perunggu di Indonesia
ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura,bentuknya seperti
periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai
hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometrid an
pilin-pilin yang mirip huruf J.Bejana Perunggu dari Kerinci tidak diketahui
secara pasti, kemungkinan disebabkan penemuan bejana yang terbaas makam
mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat
prasejarah.
e. Perhiasan Perunggu
Gambar Candrasa
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai
alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran
kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah
dan penuh dengan hiasan.
3. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.. Zaman besi juga banyak menghasilkan
benda-benda peralatan hidup dan senjata, seperti: tombak, mata panah, sabit, mata
pisau, kapak, pedang dan mata bajak. Benda peninggalan zaman besi tidak banyak
ditemukan karena sifatnya yang mudah berkarat.
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).
a. Mata Tombak
Gambar Kapak
f. Pedang
Gambar Pedang
Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah
panjang.Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam
saja.Di beberapa kebudayaan jika dibandingkan senjata lainnya pedang
biasanya memiliki prestise lebih atau paling tinggi. Bilah pedang biasanya
dibuat dari logam keras seperti besi atau baja.Meski begitu terdapat pedang
dari emas yang digunakan sebagai hiasan saja.Untuk latihan biasanya
pedang kayu yang digunakan, meski pedang dari kayu keras masih
berbahaya.Senjata serupa pedang dan tombak yang menggunakan bilah
obsidian digunakan oleh suku-suku asli amerika tengah dan selatan yang
pada saat kolonisasi Eropa belum mengenal logam.
g. Mata Bajak
Pada intinya, mata bajak singkal berupa baji tiga sisi, dengan
tamping dan bidang mendatar sisi pemotong kejen sebagai sisi datarnya,
sedangkan bagian atas kejen dan singkal berkedudukan sebagai sisi
lengkungnya. Fungsi utama mata bajak tersebut adalah untuk memotong
tanah, meremukkan, serta membaliknya untuk menutupi sampahan.
Ukuran mata singkal ialah lebar pemotongan alur terancangnya.