Anda di halaman 1dari 14

PERIODISASI SECARA ARKEOLOGIS

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Diki Rahman
Muhamad Rafly Agustin
M. Dinar Abdul Jabar
Restu Fauzi Maulana

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANTARUJEG


Jl. Lapang Olahraga Babakasari Bantarujeg, Majalengka 45464
2018
Periodisasi Secara Arkeologis

Periodisasi secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan benda-benda


peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa praaksara. Berdasarkan
penelitian terhadap benda-benda tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu
zaman batu dan zaman logam.

A. Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman dimana sebagian besar perkakas penunjang
kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang
dugunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi tiga yaitu,
Palaeolithikum, Mesolithikum, dan Neolithikum.

1. Palaeolithikum
Berasal dari kata palaeo yang artinya tua, dan lithos yang artinya batu,
sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak
ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan
temuan dikedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam.
Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah ( nomaden ).
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan,
umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini
terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau
alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging atau
memotong umbi-umbian.
2. Mesolithikum
Berasal dari kata meso yang artinya Tengah dan lithos yang artinya batu
sehingga zaman ini dapat disebut dengan zaman batu tengah. Hasil kebuadayaan
batu tengah sudah lebih maju bila dibandingkan dengan kebuadayaan zaman
palaeolithikum. Pada zaman ini , manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga
kebudayaan yang menjadi cirri dari zaman ini adalah kebudayaan “
kjokkenmoddinger dan kebudayaan abris sous roche “
a. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu
kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi arti sebenarnya
adalah sampah dapur yang merupakan timbunan kulit kerang dan siput yang
menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan
disepanjang pantai timur sumatera yaitu antara langsa dan medan. Dari
timbunan ini ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak
genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan
dengan “pebble” atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya.
Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus. Selain itu
ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu pipisan ( Batu-batu alat
penggiling ).
b. Abris sous rochea
Abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua. Maksudnya adalah gua-gua yang
dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebgai tempat
perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua
tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan
serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini
banyak ditemukan misalnya di besuki, bojonegoro juga didaerah Sulawesi
selatan.
3. Neolithikum
Berasal dari kata Neo yang artinya baru dan lithos yang artinya batu. Berarti
bisa disebut dengan zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan
mendasar pada kehidupan masyarakat Praaksara. Mereka mulai menetap dan
mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam.
Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman ini adalah kapak persegi dan kapak
lonjong.

Kapak persegi bentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk
trapezium. Kapak persegi ada yang berukuran besar dan ada pula yang kecil. Yang
berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebgai cangkul. Adapun
yang ukurannya kecil disebut dengan tarah dan fungsinya sebagai alat pahat.

Kapak lonjong bentuknya lonjong. Pada ujungnya yang lancip ditempatkan


tangkai dan pada bagian ujungnya
yang lain di asah sehingga tajam.
ukurannya ada yang besar dan ada
yang kecil. Yang berukuran besar
disebut dengan walzenbeil dan
yang kecil disebut kleinbeil.
Fungsinya keduanya sama dengan
kapak persegi. Selain dari kapak
lonjong dan kapak persegi, pada zaman neolithikum juga terdapat barang-barang
yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian. Perhiasan yang banyak
ditemukan umunya terbuat dari batu dan kulit kerang.
4. Tradisi Megalithik
Berasal dari kata Mega yang artinya besar dan lithos yang artinya batu maka
disebut dengan zaman batu besar. Yang dimaksud dengan tradisi megalithic adalah
pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar. Tradisi ini muncul pada
zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada zaman
itu, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Adapun jenis-jenis dari bangunan megalithic adalah sebagai berikut :
a. Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan untuk orang yang
telah meninggal.

Gambar Menhir

b. Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri dari batu lebar yang
ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat
persembahan untuk memuja arwah para leluhur. Disamping sebagai tempat
pemujaan, dolmen juga berfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk
kepala suku dan raja.

Gambar Dolmen
c. Kubur Peti Batu adalah tempat penyimpanan mayat. Kubur peti batu ini
dibentuk dari enam buah papan batu dan sebuah penutup peti. Papan-papan
batu ini disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih
dahulu, dan biasanya diletakkan membujur kearah sungai atau gunung.

Gambar Kubur Peti Batu

d. Waruga adalah merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil.
Bentuknya kubus dan bulat, waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah.

Gambar Waruga

e. Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung
dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan didaerah Bali.

Gmabar Sarkopagus
f. Punden Berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan dengan
tanjakan kecil. Berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek
moyang.

Gambar Punden Berundak


g. Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana dan umumnya berbentuk
binatang atau manusia.

Gambar Patung
B. Zaman Logam
1. Zaman Tembaga
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan
dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar
secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia
saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga,
sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
2. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu ini, manusia telah menemukan logam campuran yang
lebih keras dari tembaga. Campuran antara tembaga dan timah putih ini disebut
perunggu. Logam campuran ini dibentuk menjadi peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan.
a. Arca Perunggu
Arca perunggu / patung yang berkembang pada zaman logam memiliki
bentuk beranekaragaman yang berbentuk manusia,ada juga yang berbentuk
binatang.Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi
cincin pada bagian atasnya.Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat
untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil,arca perunggu yang
kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul kalung.Daerah penemuan arca
perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau).Palembang (Sumsel),dan
Limbangan (Bogor).

Gambar Arca Perunggu


b. Kapak Corong (Kapak Perunggu)

Gambar Kapak Corong


Kapak corong dapat ditemukan di Sumatera Selatan,Jawa,Balio,Sulawesi
dan kepulauan Selayardan Irian.Kegunaannya sebagai alat perkakas.
c. Nekara Perunggu (Moko)

Gambar Nekara
Nekara adalah genderang besar berbentuk drum yang dihiasi oleh
logam tumbuhan, beruang, merak, gajah, katak, dan ragam geometis.
Fungsi nekara adalah sebagai alat tatabuhan pada upacara-upacara ritual
nenek moyang.

Gambar Moko
Moko adalah gendang yang berbentuk lebih kecil daripada
nekara. Fungsinya sebagai pendamping di dalam kubur atau sebagai maskawin.
Ragam hias pada moko memiliki corak logam Indochina.
d. Bejana Perunggu

Gambar Bejana
Bejana Perunggu, bentukya seperti gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai.
Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera. Bejana Perunggu di Indonesia
ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura,bentuknya seperti
periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang ditemukan mempunyai
hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometrid an
pilin-pilin yang mirip huruf J.Bejana Perunggu dari Kerinci tidak diketahui
secara pasti, kemungkinan disebabkan penemuan bejana yang terbaas makam
mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat
prasejarah.
e. Perhiasan Perunggu

Gambar Perhiasan Perunggu


Perhiasan perunggu,antara lain berbentuk gelang,kalung,anting-anting
dan cincin.Pada umumnya,barang-barang perhiasan tersebut tidak diberi hiasan
ukiran.Peninggalan ini banyak ditemukan,antara lain di Anyer
(Banten).Plawangan dekat Rembang (Jawa Tengah) Gilimanuk (Bali),dan
Malelo (Sumba).
f. Candrasa

Gambar Candrasa
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai
alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran
kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah
dan penuh dengan hiasan.
3. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.. Zaman besi juga banyak menghasilkan
benda-benda peralatan hidup dan senjata, seperti: tombak, mata panah, sabit, mata
pisau, kapak, pedang dan mata bajak. Benda peninggalan zaman besi tidak banyak
ditemukan karena sifatnya yang mudah berkarat.
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).
a. Mata Tombak

Gambar Mata Tombak


Mata tombak ternyata diciptakan jauh lebih lama daripada yang
diduga. Alat tersebut diciptakan sejak zaman Homo heidelbergensis atau
sekitar 500.000 tahun lalu, 200.000 tahun lebih tua dari dugaan.Riset
mengungkap, mata tombak dikembangkan untuk mengefektifkan fungsi
tombak dalam membunuh.Spesies manusia Neanderthals dan Homo sapiens
memiliki keahlian membuat mata tombak pada zaman berikutnya karena
kemampuan yang diturunkan dari Homo heidelbergensis. Dari bentuk,
patahan dan pola kerusakan yang ada pada artefak mata tombak, peneliti
yakin bahwa mata tombak itu berasal dari masa 500.000 tahun lalu.Di masa
lalu, artefak itu digunakan untuk membunuh antelop.
b. Mata Panah
Mata Panah memiliki fungsi ekonomi: antara lain sebagai alat untuk
menangkap ikan. Terbuat dari batu serpih, tulang, dan kemunginan besar juga
kayu yang diruncing bagian ujungnya dan dibuat bergerigi pada bagian
pinggirnya.Jadi memiliki bentuk yang berbeda dengan mata panah untuk
berburu.Banyak ditemukan di dalam gu-gua yang ada di daerah patai atau
sungi.

Gambar Mata Panah


c. Sabit
Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan.

Gambar Mata Sabit


d. Mata Pisau

Gambar Mata Pisau


Pisau ialah alat yang digunakan untuk memotong sebuah benda.Pisau
terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah pisau dan gagang atau pegangan
pisau.Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam; tepi
yang tajam ini disebut mata pisau.Pegangan pisau umumnya berbentuk
memanjang agar dapat digenggam dengan tangan. Bentuk umum pisau mirip
dengan pedang, bedanya adalah bahwa bilah pedang lebih panjang daripada
bilah pisau. Bila pisau terlalu kecil untuk memotong sesuatu, gergaji atau
kapak mungkin diperlukan.
e. Kapak
Kapak (atau kadang disebut dengan kampak) adalah sebuah alat yang
biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat pada sebuah tangkai,
biasanya dari kayu. Kapak adalah salah satu alat manusia yang sudah sangat
tua usianya, sama umurnya dengan saat manusia pertama kali membuat alat
dari batu dan kayu.
Zaman dahulu kapak dibuat dari batu pada zaman batu dan pada zaman
besi lalu dibuat dari besi.Kapak sangat berguna dan penggunaannya cukup
luas dimulai dari sebagai perkakas pemotong kayu sampai sebagai senjata
perang.

Gambar Kapak
f. Pedang

Gambar Pedang
Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah
panjang.Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam
saja.Di beberapa kebudayaan jika dibandingkan senjata lainnya pedang
biasanya memiliki prestise lebih atau paling tinggi. Bilah pedang biasanya
dibuat dari logam keras seperti besi atau baja.Meski begitu terdapat pedang
dari emas yang digunakan sebagai hiasan saja.Untuk latihan biasanya
pedang kayu yang digunakan, meski pedang dari kayu keras masih
berbahaya.Senjata serupa pedang dan tombak yang menggunakan bilah
obsidian digunakan oleh suku-suku asli amerika tengah dan selatan yang
pada saat kolonisasi Eropa belum mengenal logam.
g. Mata Bajak

Gambar Mata Bajak

Pada intinya, mata bajak singkal berupa baji tiga sisi, dengan
tamping dan bidang mendatar sisi pemotong kejen sebagai sisi datarnya,
sedangkan bagian atas kejen dan singkal berkedudukan sebagai sisi
lengkungnya. Fungsi utama mata bajak tersebut adalah untuk memotong
tanah, meremukkan, serta membaliknya untuk menutupi sampahan.
Ukuran mata singkal ialah lebar pemotongan alur terancangnya.

Anda mungkin juga menyukai