Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 Letak Geografis Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak


ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota
Tenggarong.
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara
Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi
para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan
telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

1
BAB 2 Sumber-Sumber Sejarah Kerajaan Kutai
Peninggalan sejarah yang membuktikan Kerajaan Kutai adalah Kerajaan
Hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan
bahasa sanskerta dan huruf pallawa. (Yupa adalah tiang batu pengikat hewan
korban untuk dipersembahakan kepada
Beberapa adalah peninggalan kerajaan Kutai:
1.) Tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman
2.) Kalung Cina yang terbuat dari emas
3.) Satu arca bulus
4.) Dua belas arca batu.
Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudunga adalah raja Kutai
pertama. Digantikan oleh putranya Aswawarman kemudian lagi digantikan
oleh Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, kerajaan kutai
berkembang pesat sebagai pemeluk adama Hindu yang taat. Beliau
menyembah Dewa Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan
20.000 ekor sapi kepada Brahmana (ahli agama). Peristiwa ini ditandai dengan
berdirinya sebuah Yupa. Raja Mulawarman dikenal bijaksana. Rakyatnya pun
hidup sejahtera dan makmur.

2
BAB 3 Sistem Politik Kerajaan Kutai

Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja
terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman
adalah putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman
disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai
Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah
menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti
dalam agama Hindu. Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama
Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku, yang menurunkan raja-raja
Kutai. Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/erat antara
Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam
yupa, bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada
kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara. Istilah
Waprakeswara–tempat suci untuk memuja Dewa Siwa di pulau Jawa disebut
Baprakewara.

3
BAB 4 Sistem Sosial Ekonomi

Dari berbagai peninggalan yang ditemukan diketahui bahwa kehidupan


masyarakatnya Kutai sudah cukup teratur. Walau tidak secara jelas
diungkapkan, diperkirakan masyarakat Kutai sudah terbagi dalam pengkastaan
meskipun tidak secara tegas. Dari penggunaan bahasa Sansekerta dan
pemberian hadiah sapi, disimpulkan bahwa dalam masyarakat Kutai terdapat
golongan brahmana, golongan yang sebagaimana juga di India memegang
monopoli penyebaran dan upacara keagamaan. Di samping golongan
brahmana, terdapat pula kaum ksatria. Golongan ini terdiri dari kerabat dekat
raja. Di luar kedua golongan ini, sebagian besar masyarakat Kutai masih
menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu
telah menjadi agama resmi kerajaan, namun masih terdapat kebebasan bagi
masyarakat untuk menjalankan kepercayaan aslinya.

Diperkirakan bahwa pertanian, baik sawah maupun ladang, merupakan


mata pencarian utama masyarakat Kutai. Melihat letaknya di sekitar Sungai
Mahakam sebagai jalur transportasi laut, diperkirakan perdagangan
masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin
berjualan di Kutai, mereka harus memberikan “hadiah” kepada raja agar
diizinkan berdagang. Pemberian “hadiah” ini biasanya berupa barang dagangan
yang cukup mahal harganya; dan pemberian ini dianggap sebagai upeti atau
pajak kepada pihak Kerajaan. Melalui hubungan dagang tersebut, baik melalui
jalur transportasi sungai-laut maupun transportasi darat, berkembanglah
hubungan agama dan kebudayaan dengan wilayah-wilayah sekitar. Banyak
pendeta yang diundang datang ke Kutai. Banyak pula orang Kutai yang
berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut.

4
BAB 5 Sistem Budaya

Sistem budaya masyarakat kutai erat kaitannya dengan agama yang di


anutnya yaitu hindu, dimana ada banyak kebudayaan yang bercorak hindu di
kerajaan Kutai.
Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai, yaitu tugu
batu yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman
Megalitikum, yakni bentuk menhir.

5
BAB 6 Sistem Kepercayaan

Kehidupan kebudayaan masyarakat Kutai erat kaitannya dengan


kepercayaan/agama yang dianut.
Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai, yaitu tugu
batu yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman
Megalitikum, yakni bentuk menhir.
Salah satu yupa itu menyebutkan suatu tempat suci dengan nama
Waprakeswara (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Kutai adalah pemeluk agama Siwa (hindu).

Anda mungkin juga menyukai