Anda di halaman 1dari 30

Kerajaan Mataram Kuno dan

Medang Kamulan

Oleh Siti Hodijah, S.Pd, M.Pd.


SMAN 2 KOTA SERANG
Letak Kerajaan Mataram Kuno & Medang
Kamulan
Kerajaan Mataram Kuno
berada di wilayah aliran
sungai Bogowonto, Elo,
Progo dan Bengawan
Solo, Jawa Tengah.
Watu Galuh, di tepi
Sungai Brantas, Jawa
Timur
Sumber Sejarah
● Berita Cina ● Prasasti Sankhara
● Prasasti Canggal ● Prasasti Ngadoman
● Prasasti Klurak ● Prasasti Kalasan
● Prasasti Mantyasih/Balitung ● Prasasti Ratu Boko/
● Prasasti Sojomerto Abhayagiriwihara
● Prasasti Tri Tepusan ● Candi Borobudur
● Prasasti Wanua Tengah III ● Candi Prambanan
● Prasasti Rukam ● Candi Kalasan
● Prasasti Plumpungan ● Candi Sewu
● Prasasti Siwargrha ● Candi Mendut
● Prasasti Gondosuli ● Candi Bima
● Prasasti Kayumwungan/Karang ● Candi Arjuna
Tengah ● Candi Semar
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
● Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan julukan Bumi
Mataram.
● Daerahnya dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung, seperti
Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung
Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu.
● Wilayahnya menjadi subur karena dikelilingi gunung yang
menghasilkan sumber mata air yang bermanfaat bagi pertanian.
● Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerajaan
Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa
Isyana.
Awal Berdirinya Kerajaan Mataram
• Dalam prasasti Sojomerto disebutkan Dapunta Hyang
Syailendra yang berasal dari Sriwijaya menurunkan Sanna
sebagai raja di Jawa bagian tengah.
• Menurut penafsiran naskah Carita Parahyangan disebutkan
kalau Ratu Shima dari kerajaan Kalingga, menikah dengan
Mandiminyak (raja Galuh II, 702-709 M), kemudian cucunya
yang bernama Sanaha (saudara perempuannya Raja Sanna),
menikah dengan Bratasenawa (raja Galuh III), yang kemudian
hari melahirkan Sanjaya yang melanjutkan kekuasaan Raja
Sanna/Senna.
Perkembangan Pemerintahan
• Berdasarkan prasasti Canggal disebutkan tentang pendirian
Lingga (lambang Siwa) oleh Raja Sanjaya, yang dapat
disimpulkan bahwa Wangsa Sanjaya memiliki kepercayaan
agama Hindu Siwa.
• Sanjaya dikenal sebagai raja yang arif dalam memerintah, cakap
dan memahami isi kitab suci.
• Sanjaya menerapkan penarikan pajak dan pembagian kekayaan
sebagai dasar bagi sistem ekonomi politik dari pemerintahan
kerajaan-kerajaan Jawa Kuno. 
• Prasasti Canggal juga menyebutkan sifat agraris dari Kerajaan
Mataram Kuno yang dipimpin Sanjaya
• Setelah Sanjaya wafat, dia digantikan oleh putranya Rakai
Panangkaran, pada masa ini ia memberi kesempatan agama
Budha untuk berkembang, terbukti dengan adanya pembangunan
candi Kalasan sebagai hadiah untuk Dewi Tara dan biara bagi para
Bhiksu.
• Rakai Panangkaran kemudian memindahkan ibukotanya ke arah
timur dan banyak mendirikan bangunan candi.
• Setelah kekuasaan Rakai Panangkaran berakhir, terjadi perpecahan
dalam keluarga Syailendra antara yang sudah memeluk agama
Budha dengan keluarga yang masih memeluk Hindu Siwa.
• Perpecahan ini menyebabkan kerabat istana yang beragama Hindu
berkuasa di Jawa Tengah bagian utara, sedangkan yang beragama
Budha berkuasa di Jawa tengah bagian selatan.
Silsilah Dinasti Sanjaya
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Sri Maharaja Rakai Pananggalan (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856 – 882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882 – 899 M)
9. Sri Maharaja Watukumara Dyah Balitung (898 – 915 M)
10. Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)
11. Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)
12. Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)
13. Sri Maharaja Rakai Empu Sindok (929 – 930 M
Silsilah Dinasti Syailendra
1. Bhanu (752 – 775 M)
2. Wisnu (775 – 782 M)
3. Indra (782 – 812 M)
4. Samaratungga ( 812 – 833 M)
5. Pramodhawardhani (833 – 856 M)
• Perpecahan kedua kerajaan dapat dipersatukan kembali
melalui perkawinan Rakai Pikatan yang beragama Hindu
dengan Putri Pramodawardani yang beragama Budha,
putrinya Raja Samaratungga pada tahun 832 M.
• Setelah Samaratungga wafat, Balaputradewa, putranya
berselisih dengan Rakai Pikatan. Dalam perang ini
Balaputradewa membangun benteng pertahanan yang
sekarang dikenal sebagai candi Ratu Boko.
• Dalam pertempuran ini Balaputradewa terdesak dan
melarikan diri ke Sriwijaya, kemudian disana dia menjadi
raja yang paling terkenal.
• Keluarga kerajaan Hindu meninggalkan bangunan candi di sebelah utara yang
bercorak Hindu sementara keluarga kerajaan Budha meninggalkan bangunan
candi di sebelah selatan yang bercorak Budha. .
• Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga yang dilanjutkan oleh
putrinya Pramodhawardhani. Candi Prambanan dibangun pada masa Raja
Dyah Balitung.
• Kekuasaan Mataram semakin luas, kehidupan keagamaannya makin
berkembang pesat, pemerintahan diteruskan secara turun-temurun.
• Raja yang paling terkenal adalah Raja Dyah Balitung, pemerintahannya
mengalami kemajuan di berbagai bidang, daerah-daerah di sebelah timur
Mataram berhasil ditaklukkannya. Oleh karena itu, daerah kekuasaan Mataram
semakin luas, yang meliputi Bagelen (Jawa Tengah) sampai Malang (Jawa
Timur).
• Sesudah Dyah Balitung wafat, kerajaan Mataram mulai mengalami
kemundurannya, sehingga pada tahun 929 M Mpu Sindok memindahkan
ibukotanya dari Medang ke Daha (Jawa Timur)
• mundurnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu
permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang dimulai
saat pengusiran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan.
• Balaputradewa yang kemudian menjadi Raja Sriwijaya
menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan.
• Perselisihan antara kedua raja ini berkembang
menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi
selanjutnya.
• Selain itu, Mataram dan Sriwijaya juga bersaing untuk
menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
● Penyebab perpindahan Kerajaan
dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
• Disebabkan oleh letusan gunung Merapi.
• Adanya krisis politik dan gangguan dari ker.
Sriwijaya
• Lokasinya terletak di pedalaman
• Lokasi baru di aliran Sungai Brantas dianggap
lebih strategis untuk jalur perdagangan
Prasasti Peninggalan Mataram Kuno
Prasasti Canggal
Ditemukan pada tahun 732
M. Prasasti ini ditulis
menggunakan aksara
Pallawa dan bahasa
Sansekerta
Carita Parahyangan
Dibuat pada Abad ke-16,
menceritakan sejarah tanah Sunda,
terutama mengenai kekuasaan di
dua ibukota Kerajaan Sunda yaitu
Kitab Cerita
Keraton Galuh dan Keraton Pakuan
Parahyangan
Prasasti Balitung Prasasti Kalasan
Prasasti Nalanda

Prasasti Kelurak Prasasti Ratu Boko


Candi Bercorak Budha

Candi Kalasan Candi Mendut

Candi Sewu Candi Borobudur


Candi Sojiwan Candi Barong

Candi Ratu Boko Candi Pawon


Candi Sari
Candi Bercorak Hindu

Candi Semar Candi Prambanan

Candi Arjuna Candi Bima


Candi Barong Candi Punta Dewa

Candi Sambisari
Sumber Sejarah Medang Kamulan
• Prasasti Mpu Sindok/Cunggrang
• Prasasti Tengaran
• Prasasti Lor/Anjuk Ladang
• Prasasti Bangil
• Prasasti Kalkuta/Pucangan
• Kronik Dinasti Sung
• Berita India
Sejarah kerajaan Medang Kamulan

• Kerajaan Medang Kamulan ada yang menyebutnya sebagai kelanjutan


dari kerajaan Mataram Kuno yang berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa
Timur oleh Mpu Sindok.
• Lazimnya penggunaan nama Medang hanya untuk periode kerajaan di
Jawa Timur.
• Menurut sumber berita prasastinya, kerajaan Medang pertama kalinya
didirikan di Jawa Tengah oleh keturunan dari kerajaan Mataram Kuno.
• Sebenarnya ibukota kerajaan Mataram Kuno/Mataram Hindu adalah
Medang Kamulan, kata Kamulan artinya kamulyaan atau kemuliaan.
• Namun para peneliti ada yang mengatakan bahwa Medang Kamulan
adalah ibukota dari Jenggala/Kediri
• Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok yang
menjabat sebagai Rakryan Mapatih Hino.
• Keruntuhan Mataram Kuno memberi kesempatan pada Mpu
Sindok untuk mendirikan kerajaan Medang Kamulan dengan
membentuk dinasti/wangsa baru yang bernama Dinasti
Isyana.
• Dinasti ini dianggap sebagai dinasti ketiga dalam sejarah
kerajaan Mataram Kuno/Mataram Hindu, setelah Mpu Sindok
mendirikan istana baru di Tawulang pada tahun 929 M.
• Mpu Sindok menegaskan kalau kerajaannya merupakan
kelanjutan dari kedatwan Rahyangta I Medang I Bhumi
Mataram (Dyah Wawa).
● Diyah Wawa sebagai raja terakhir dari Mataram Kuno pada mulanya
adalah seorang pejabat pengadilan yang melakukan kudeta.
● Sebab utama pemindahan Mataram pada abad ke 10, terutama karena
faktor topografi, disebabkan kehancuran ibukota Mataram kuno akibat
letusan gunung Merapi.
● Peristiwa kehancuran tersebut dinamakan peristiwa Pralaya atau
kehancuran dunia.
● Pembangunan candi yang terus-menerus dilakukan juga membuat
sektor pertanian jadi terabaikan.
● Wilayah Medang Kamulan meliputi Malang bagian selatan, Pasuruan
sebelah timur, Nganjuk sebelah barat dan Surabaya sebelah utara,
bahkan sampai berhasil mempengaruhi wilayah Indonesia bagian
timur.
Silsilah Dinasti Isyana
1. Mpu Sindok bersama istrinya Sri Wardani/putri
Dyah Wawa (929 – 949 M)
2. Sri Isyana Tunggawijaya bersama suaminya Sri
Lokapala (947 M)
3. Sri Makutawangsawardhana (900 M)
4. Dharmawangsa Teguh (990-1016 M)
5. Airlangga (1019-1042 M)
Perkembangan Pemerintahan
• Dharmawangsa dikenal sebagai raja yang tegas dengan pandangan politiknya yang tajam.
• Pada masa pemerintahannya, Dharmawangsa bertekad ingin menguasai ekonomi di Jawa
Timur hingga ke seluruh Asia Tenggara, namun ambisinya terhalang oleh kekuatan
ekonomi kerajaan Sriwijaya di Sumatra.
• Kedua kerajaan ini akhirnya bersaing ketat untuk menguasai perdagangan Asia Tenggara,
keduanya kemudian sama-sama mengirim utusan ke Cina pada masa pemerintahan
Dinasti Song.
• Tahun 988 M pasukan Sriwijaya berangkat ke Cina, ketika pulang, mereka tertahan di
pelabuhan Kanton karena kerajaannya sedang diserang Medang.
• Tahun 992 M kepulangan pasukan Sriwijaya tertahan lagi di Campa karena kerajaannya
sedang diserang oleh Medang pada saat dipimpin oleh Dharmawangsa Teguh dari
Medang.
• Prasasti Hunjung Langit (997 M) menyebutkan kalau kerajaannya kembali mendapat
serangan dari kerajaan di Jawa.
Peristiwa Pralaya keluarga Dharmawangsa
• Raja Dharmawangsa Teguh meninggal pada saat sedang
dilaksanakan pesta pernikahan putrinya yang bernama
Galuh Sekar dengan Airlangga, putra raja Udayana dari
Bali, sekaligus ponakan dari Dharmawangsa, karena
ibunya Airlangga (Putri Mahendradatta) adalah adiknya
Dharmawangsa (masih keturunan dari Mpu Sindok).
• Dalam peristiwa tersebut, kerajaan Medang diserang
oleh Raja Wura-wari dari Lwaram yang dibantu oleh
Sriwijaya, karena Wura-wari dendam akibat lamarannya
ditolak oleh Dharmawangsa.
● Peristiwa penghancuran keluarga Medang Kamulan
menyebabkan kematian raja Dharmawangsa Teguh bersama
putrinya, untungnya Airlangga bisa menyelamatkan diri
bersama pengikut setianya, yang bernama Mpu Narotama.
● Lebih dari 3 tahun Airlangga kemudian bersembunyi.
● Tahun 1019 Airlangga kemudian naik tahta untuk
menyelamatkan kerajaannya dengan menaklukkan kerajaan-
kerajaan di sekitarnya, bahkan pada tahun 1035 Airlangga
berhasil membalas dendam pada Raja Wura-wari yang
menyebabkan kematian keluarganya pada saat pesta
pernikahannya berlangsung.
Kehidupan Politik Sosial Budaya
• Mpu Sindok pernah menyusun kitab Sanghyang Kamahayanikan (kitab Budha,
padahal dia seorang penganut Hindu).
• Airlangga sangat peduli pada rakyatnya termasuk karya sastra para pujangga.
• Munculnya kitab Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwa.
• Berkembangnya seni pewayangan mengambil sastra Ramayana dan
Mahabarata yang sudah dipengaruhi budaya Jawa.
• Mpu Sindok menganut agama Hindu Siwa seperti leluhurnya dari dinasti
Sanjaya, namun pada saat Airlangga berkuasa menjadi Hindu
Waisnawa/mengutamakan dewa Wisnu.
• Kejayaan kerajaan Medang terjadi pada masa pemerintahan raja Airlangga.
• Airlangga menikahi putri Sanggrawijaya dari Sriwijaya dengan tujuan untuk
menjaga keamanan kerajaannya.
• Airlangga memindahkan ibukota pemerintahannya ke Kahuripan
Penyebab kehancuran Medang Kamulan
• Airlangga mengundurkan diri menjadi seorang pertapa.
• Putri mahkota Sanggramawijaya Tunggadewi menolak jadi
pengganti dan mengikuti jejak sang ayah menjadi pertapa.
• Airlangga membagi kerajaan untuk 2 orang anaknya yang
berasal dari selir.
• Sri Samarawijaya mendapat bagian di barat yang disebut
Kediri dengan ibukotanya Daha, sedangkan Mapanji
Garasakan mendapatkan bagian sebelah timur dengan
nama Jenggala dengan ibukotanya Kahuripan.

Anda mungkin juga menyukai