Anda di halaman 1dari 12

KERAJAAN

KALINGGA
Kelompok 3 :

Deva Vernanda Abroor (06)


Dimas Zufar Pratama (07)
Fathan Rafif Ryansyah (10)
Marsa Mutiara Premeisella (19)
Nabila Krisna Putri Dewi (23)
 
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Kalingga
Awal berdirinya kerajaan kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke 6 hingga abad ke
7. Nama kalingga sendiri berasal dari kerajaan india kuno yang bernama kaling, mengidekan
bahwa ada tautan antara india dan indonesia. Bukan hanya lokasi pasti ibu kota dari daerah
ini saja yang tidak di ketahui , tapi juga catatan sejarah dari periode ini amatlah langka.
Salah satu tempat yang dicurigai menjadi lokasi ibu kota dari kerajaan ini ialah pekalongan
dan jepara. Jepara dicurigai karena adanya kabupaten keling di pantai utara jepara,
sementara pekalongan dicurigai karena masa lalunya pada saat awal dibangunnya kerajaan
ini ialah sebuah pelabuhan kuno. Beberapa orang juga mempunyai ide bahwa Pekalongan
merupakan nama yang telah berubah dari Pe-Kaling-an
Perkembangan hingga Masa Kejayaan

Masa kejayaan Kerajaan Kalingga terjadi pada era kepemimpinan Ratu Shima yang
mulai bertahta pada 674 M. Kala itu, Kerajaan Kalingga mencapai kemajuan di berbagai
bidang, termasuk ekonomi, militer, agama, perdagangan, pertanian, dan lainnya. Bahkan,
Kerajaan Kalingga kala itu sudah sudah menjalin relasi perdagangan dengan Cina.
Kemajuan Kalingga di sektor perniagaan ditopang dengan keberadaan pelabuhan
terbesarnya yang berada di Pekalongan. Kerajaan Kalingga juga mengembangkan sistem
subak yaitu sistem pengairan atau irigasi untuk lahan bertani. Masa kejayaan ini tentunya
tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kerjasama yang baik antara pemimpin kerajaan
dengan rakyatnya.
Kehidupan Politik Kerajaan Kalingga
Pada abad ketujuh masehi kerajaan kalingga dipimpin oleh Ratu Shima, hukum di
kalingga ditegakkan dengan baik sehingga ketertiban dan ketentraman di kalingga berjalan
dengan baik.

Menurut naskah parahhayang, Ratu Shima memiliki cucu bernama Sanaha yang
menikah dengan Raja Brantasenawa dari kerajaan galuh. Sanaha memiliki anak bernama
Sanjaya yang kelas akan menjadi raja mataram kuno. Sepeninggalan Ratu sima, kerajaan
Kalingga ditaklukan oleh kerajaan Sriwijaya.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kalingga
Perekonomian Kerajaan Kalingga bertumpu pada sector perdagangan dan pertanian.
Letaknya yang dekat dengan pesisir pantai utara Jawa Tengah menyebabkan kalingga
mudah di akses oleh pedagang luar negeri. Kalingga merupakan daerah penghasil kulit
penyu, emas, perak, culabadak, dan gading gajah untuk dijual.

Sementara itu, wilayah pedalaman yang subur dimanfaatkan untuk mengembangkan


kegiatan pertanian dengan hasil utama berupa padi. Penduduk kalingga dikenal pandai
membuat minuman yang berasal dari bunga kelapa dan bunga aren.
Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Kalingga
Kerajaan kalingga hidup dengan teratur, berkat kepemimpinan Ratu Shima
ketentraman dan ketertiban di kerajaan kalingga berlangsung dengan baik. Dalam
menegakkan hukum, Ratu Shima tidak membeda-bedakan antara rakyat dengan
kerabatnya sendiri.
Berita tentang ketegasan hukum Ratu Shima, raja yang bernama T-shih ia adalah
kaum muslim arab dan persia, ia menguji kebenaran berita yang ia dengar. Beliau
memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah
kerajaan kalingga. Selama tiga tahun kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada
yang melihat kantong itu ia berusaha menyingkir.
Mayoritas masyarakat Kalingga memeluk agama Buddha. Faktor kepercayaan inilah
yang banyak berpengaruh terhadap kebudayaan mereka. Budaya India sangat kental terasa
pada setiap budaya yang dimiliki.
Keruntuhan Kerajaan Kalingga
Penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga ialah karena ditaklukan oleh kerajaan lain
yaitu Kerajaan Sriwijaya. Runtuhnya Kerajaan Kalingga (Holing) kira-kira terjadi tahun
752 M.
Setelah ditaklukan, Kerajaan Kalingga menjadi bagian dari jaringan perdagangan
Hindu bersama Kerajaan Tarumanegara dan juga Kerajaan Malayu yangsebelumnya telah
ditaklukan Kerajaan Sriwijaya.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
1. Prasasti Tuk Mas
Prasasti Tukmas bertuliskan huruf Pallawa yang menggunakan bahasa Sansekerta. Prasasti ini
ditemukan di Dusun Dakawu, yaitu Desa Lepak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah atau tepatnya di lereng Barat Gunung Merapi.
Prasasti ini bertuliskan tentang mata air yang jernih dan juga bersih. Sungai yang mengalir dari
sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga yang berada di India. Pada Prasasti Tuk Mas
terdapat gambar-gambar seperti kendi, trisula, cakra, kelasangka, bunga teratai dan juga kapak.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerjo bersifat keagamaan Siwais dan juga ditemukan di Desa Sojomerto,
Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti Sojomerjo bertuliskan huruf Kawi dan
juga berbahasa Melayu Kuno juga berasal dari kira-kira abad ke-7 M.
Prasasti ini berisi keluarga dari tokoh utama Dapunta Selendra yaitu ayahnya yang bernama
Santanu sedangkan ibunya bernama Bhadrawati lalu istrinya bernama Sampula. Menurut Prof. Drs.
Boechari, Dapunta Selendra adalah cikal bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang kemudian
berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
3. Candi Angin
Candi Angin adalah candi yang ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Mengutip dari portal resmi Kabupaten Jepara, peninggalan arkeologis ini
dinamakan Candi Angin karena para ahli spiritual yang datang ke candi ini bisa melihat sebuah
pusaran angin di lubang candi.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
4. Candi Bubrah
Candi Bubrah juga ditemukan tepatnya di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara,
Jawa Tengah. Kedua temuan candi ini bisa menunjukan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengah pada
zaman itu berkembang kerajaan bercorak Hindu Siwais.
Candi Bubrah ditemukan di lokasi sekitar Candi Angin. Dinamakan Candi Bubrah karena pada
saat ditemukan, kondisinya sudah luluh lantak termakan usia. Candi ini diperkirakan dibangun pada
sekitar abad ke-9 Masehi.
SEKIAN, TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai