Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH

SEJARAH KERAJAAN KUTAI

Di Susun Oleh :
 Ardita Ayu. P
 Aisyah Oktaviani
 Dara Cantika. D
 Kardia Wati
 Nurpadilah
 Maria Ulfatun. S
 Zahra Monica

SMA NEGERI 1 TAMBELANG


2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kerajaan Kutai ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Tambelang, 08 November 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai ....................................................... 2
B. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai ........................................................ 3
C. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kutai ............................................ 4
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai .................................................... 5
E. Kehidupan Keagamaan Kerajaan Kutai ................................................ 5
F. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai ............................................................ 6
G. Keruntuhan Kerajaan Kutai .................................................................. 6
H. Peta Wilayah Kerajaan Kutai ………………………………………..… 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 7
B. Saran ..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha, terjadi
perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari sistem kesukuan menjadi kerajaan. Pada sistem
kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar
datu/datuk atau ratu/raka, tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan gelar
prabu, raja, atau maharaja.
Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah
oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk
menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun-temurun. System
pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Kutai?
2. Bagaimana kehidupan politik kerajaan Kutai?
3. Bagaimana kehidupan sosial budaya kerajaan Kutai?
4. Bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan Kutai?
5. Bagaimana kehidupan keagamaan kerajaan Kutai?
6. Kapan masa kejayaan kerajaan Kutai?
7. Bagaimana runtuhnya kerajaan Kutai?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai


Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan
Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya
tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa
dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad
ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah
berdirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai. Tidak banyak
informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa tersebutlah
sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli
sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa
tersebut.
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang
dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan
bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari
Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan
20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Dari prasasti tersebut didapat bawah
Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan
oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa
Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga
merupakan nama asli pribumi yang belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu.
Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar
kata 'warman' pada namanya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa
Sanskerta.
Berikut di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin
Kerajaan Kutai, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

2
3

4. Maharaja Marawijaya Warman


5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa
15. Maharaja Guna Parana Dewa
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa
18. Maharaja Mulia Putera
19. Maharaja Nala Pandita
20. Maharaja Indra Paruta Dewa
21. Maharaja Dharma Setia.

B. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai


Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja
terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman
adalah putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman
disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai
Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah
menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti
dalam agama Hindu.
Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli
dan masih sebagai kepala suku, yang menurunkan raja-raja Kutai. Dalam
kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/erat antara Raja
Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa,
4

bahwa Raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum
Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara. Istilah
Waprakeswara tempat suci untuk memuja Dewa Siwa di pulau Jawa disebut
Baprakewara. Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim,
terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu dari sistem pemerintahan
kepala suku menjadi sistem pemerintahan Raja atau feodal.

C. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kutai


Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada
abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah
banyak menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan
suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India.
Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur dari luar dan mengembangkannya
sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia. Kehidupan budaya masyarakat Kutai
sebagai berikut:
1. Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya
nenek moyangnya.
2. Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan
kebudayaan. Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan
kebudayaannya.
3. Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respons terhadap perubahan
dan kemajuan budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat
Kutai yang menerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam
kehidupan masyarakat.
4. Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang
menjunjung tinggi spirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan
dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan itu.
5

D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai


Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal
berikut ini:
1. Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina
dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi
para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan
telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, di samping
pertanian.
2. Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana.

E. Kehidupan Keagamaan Kerajaan Kutai


Agama Hindu di Kerajaan Kutai mulai berkembang pada masa
pemerintahan Raja Aswawarman. Agama Hindu yang berkembang adalah
Hindu Syiwa sebagai dewa tertinggi tetapi di luar golongan brahmana dan
ksatria, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan
kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi
kerajaan, masih terdapat kebebasan bagi masyarakatnya untuk menjalankan
kepercayaan aslinya. Dewa Syiwa diyakini sebagai simbol Brahma yang
memiliki kekuatan untuk meleburkan alam semesta. Perkembangan agama
Hindu Syiwa dibuktikan dengan adanya tempat suci yang bernama
Waprakeswara yang digunakan untuk memuja Dewa Syiwa.
Di Kerajaan Kutai, agama Hindu Syiwa menjadi agama resmi, walaupun
hanya berkembang di lingkungan istana. Sedangkan, rakyat Kutai masih pada
kepercayaan kaharingan. Kaharingan adalah kepercayaan suku Dayak di
Kalimantan, yang menyembah Ranying Hatalla Langit sebagai pencipta alam
semesta. Kepercayaan ini memiliki beberapa persamaan dengan agama Hindu
satunya penggunaan sesajen. Oleh karena itu, pada tanggal 20 April 1980,
kaharingan dimasukkan dalam kategori agama Hindu.
6

F. Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi
menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajaan Kutai berada pada masa
pemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.

G. Keruntuhan Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja
Dharma Setia tewas dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji
yang merupakan Raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan
Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah kerajaan yang berbeda.
Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama.
Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut
menimbulkan friksi di antara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan di
antara kedua Kerajaan tersebut.

H. Peta Wilayah Kerajaan Kutai


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kutai Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki
bukti sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara
Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai
diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti
yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara
jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi
yang dapat diperoleh. Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah
kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4
hingga abad ke-7 M.
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja
terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman
adalah putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman
disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai
Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah
menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti
dalam agama Hindu.

B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan
berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://liya2000.blogspot.co.id/2017/02/makalah-kerajaan-Kutai-dan-
tarumanegara_82.html

http://fickyfebryadi97.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-kerajaan-Kutai-dan-
tarumanegara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai

https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara

Anda mungkin juga menyukai