Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi


Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni
Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang

"Kerajaan

Kutai",

yang

kami

sajikan

berdasarkan

pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun


dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama

pertolongan

dari

Tuhan

akhirnya

makalah

ini

dapat

terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun. Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................

DAFTAR ISI............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................

C. Tujuan Penulisan...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai...............................................

B. Perkembangan Sosial, Ekonomi, Budaya, Dan Politik.................

C. Sejarah Runtuhnya Kerajaan Kutai...............................................

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

9
10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tak dipungkiri bahwa Indonesia sangat mudah menerima masuknya kebudayaan
Hindu dan Budha.
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha dari India ke Indonesia berpengaruh
besar terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Unsure-unsur kebudayaan HinduBudha tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia (terjadi proses akulturasi
budaya dan proses sinkretisme kepercayaan).
Oleh karena itu, masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Budha membawa
perubahan-perubahan diberbagai aspek kehidupan, baik social, ekonomi, budaya
termasuk pada bidang birokrasi pemerintahan dengan munculnya kerajaan-kerajaan
Hindu dan Budha di Indonesia.
Di Indonesia sendiri banyak peninggalan sejarah yang berunsur Hindu seperti candi,
yupa, prasasti dan kerajaan. Salah satu peninggalan dari kebudayaan Hindu adalah
Kerajaan Kutai.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai
diperkirakan muncul pada abad 5 M atau kurang lebih 400 M. Kerajaan ini terletak di
Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong) tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang
menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada
prasasti yang jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sedikit informasi
yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Keberadaan kerjaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang ditemukan yaitu

berupa prasasti yang berbentuk yupa atau tiang batu yang berjumlah 7 buah. Yupa yang
menggambarkan huruf Pallawa dan bahasa sansererta tersebut, dapat disimpulkan tentang
keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan antara lainpolitik, social,
dan budaya.
Adapun isi prasasti tersebut menyatakan bahwa raja pertama kerajaan Kutai bernama
Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Aswarman yang disebut sebagai
wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal Aswarman digantikan oleh
Mulawarman. Penggunaan nama tersebut membuktikan bahwa telah masuknya pengaruh
ajaran hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja raja Kutai
adalah orang asli Indonesia yang telah memeluk agama Hindu.
B. Rumusan masalah
Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kutai ?
Bagaimana perkembangan Kerajaan Kutai dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
kebudayaan
Bagaimana sejarah runtuhnya Kerajjaan Kutai ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejarah di balik berdiri dan runtuhnya kerajaan kutai dan untuk
mengetahui perkembanagan Kerajaan Kutai di segala bidang, baik itu sosial, eonomi,
politik maupun bidang kebudayaannya. Serta mengetahui bagaiman kerajaan Kutai
runtuh.
Setelah disusunnya makalah ini, diharapkan kita semua dapat menarik kesimpulan yang
positif sehingga mampu menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih mencintai
sejarah.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN KUTAI


Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi, ini dibuktikan

dengan ditemukannya 7 buah Yupa (prasasti berupa tiang batu) yang ditulis dengan huruf
pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India yang sudah mengenal Hindu. Yupa
mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti, tiang pengikat hewan untuk upacara
korban keagamaan, dan lambang kebesaran raja.

Dari tulisan yang tertera pada yupa nama raja Kundungga diperkirakan
merupakan nama asli Indonesia, namun penggantinya seperti Aswawarman, Mulawarman
itu menunjukan nama yang diambil dari nama India dan upacara yang dilakukannya
menujukan kegiatan upacara agama Hindu. Dari sanalah dapat kita simpulkan bahwa
kebudayaan Hindu telah masuk di Kerajaan Kutai.
Kerajan Kutai Mulawarman (Martadipura) didirikan oleh pembesar kerajaan
Campa (Kamboja) bernama Kudungga, yang selanjutnya menurunkan Raja
Asmawarman, Raja Mulawarman, sampai 27 (dua puluh tujuh) generasi Kerajaan Kutai.
Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
5

Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)


Maharaja Marawijaya Warman
Maharaja Gajayana Warman
Maharaja Tungga Warman
Maharaja Jayanaga Warman
Maharaja Nalasinga Warman
Maharaja Nala Parana Tungga
Maharaja Gadingga Warman Dewa
Maharaja Indra Warman Dewa
Maharaja Sangga Warman Dewa
Maharaja Candrawarman
Maharaja Sri Langka Dewa
Maharaja Guna Parana Dewa
Maharaja Wijaya Warman
Maharaja Sri Aji Dewa
Maharaja Mulia Putera
Maharaja Nala Pandita
Maharaja Indra Paruta Dewa
Maharaja Dharma Setia
Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri Kerajaan
bercorak Hindu Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah seorang
pembesar dari Kerajaan Singasari yang bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar
Aji Batara Agung Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang Melenu sehingga kemudian
menurunkan putera bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII
dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang
mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana Tungga
salah satu Dinasti Raja Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan
kedua kerajaan tersebut. Baru pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kutai

Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing dengan Kerajaan
Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa pemerintahan Raja Darma Setia.
Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di
tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum Panji, yang kemudian berhasil
menyatukan kedua kerajaan Kutai Tersebut sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan
nama kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura
yang kemudian menurunkan Dinasti Raja-raja Kutai Kertanegara sampai sekarang.
Literatur sejarah menyebutkan bahwa sejak abad XIII sampai tahun 1960 yang
menjadi Raja (sultan) Daerah Swapraja (Kerajaan Kutai Kertanegara) berdasarkan tahun
pemerintahannya adalah sebagai berikut:
1. 1300 - 1325 Aji Batara Agung Dewa Sakti
2. 1350 - 1370 Aji Batara Agung Paduka Nira
3. 1370 - 1420 Aji Maharaja Sultan
4. 1420 - 1475 Aji Raja Mandarsyah
5. 1475 - 1525 Aji Pangeran Tumenggung Jaya Baya (Aji Raja Puteri)
6. 1525 - 1600 Aji Raja Mahkota
7. 1600 - 1605 Aji Dilanggar
8. 1605 - 1635 Aji Pangeran Sinum Panji Mendopo
9. 1635 - 1650 Aji Pangeran Dipati Agung
10. 1650 - 1685 Aji Pageran Mejo Kesumo
11. 1685 - 1700 Aji Begi gelar Aji Ratu Agung
12. 1700 - 1730 Aji Pageran Dipati Tua
13. 1730 - 1732 Aji Pangeran Dipati Anum Panji Pendopo
14. 1732 - 1739 Sultan Aji Muhammad Idris
15. 1739 - 1782 Aji Imbut gelar Sultan Muhammad Muslihuddin
16. 1782 - 1850 Sultan Aji Muhammad Salehuddin
17. 1850 - 1899 Sultan Aji Muhammad Sulaiman
18. 1899 - 1915 Sultan Aji Alimuddin
19. 1915 - 1960 Sultan Aji Muhammad Parikesit
20. 1960 - sekarang, Sultan Haji Aji Muhammad Salehuddin II

B. PERKEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, DAN POLITIK


1. Sosial dan budaya
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada abad ke -4 M
di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesiayang telah banyak menerima
pengaruh hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur
rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur
dari luar dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek
moyangnya.
Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap perubahan dankemajuan
budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yangmenerima dan
mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat. Selain dari itu
masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggispirit keagamaan
dalam kehidupan kebudayaanya. Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan
ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan itu.
2. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India.
Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal
tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
3. Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim, terjadi perubahan

dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan kepala suku menjadi sistem
pemerintahan Raja atau feodal. Raja-raja yang pernah berkuasa pada kerajaan Kutai
adalah sebagai berikut:
Kudungga. Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik pada nama
raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal atau nama yang belum
dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini kemudian melahirkan persepsi para ahli bahwa
pada masa kekuasaan Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk ke Nusantara,
kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya
pengaruh Hindu, ia megubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan
mengangkat dirinya mejadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun
temurun.
Aswawarman. Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja aswawarman merupakan raja
yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai
diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Asmawedha. Upacaraupacara ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan raja Samudragupta, ketika
ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan
tujuan untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai. Dengan kata lain, sampai
dimana ditemukan tapak kaki kuda, maka sampai disitulan batas kerajaan Kutai.
Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit kerajaan Kutai.
Mulawarman. Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa Kerajaan
Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai mengalami masa gemilang.
Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah akhirnya Raja
Mulawarman mengadakan upacara korban emas yang amat banyak.
C. SEJARAH RUNTUHNYA KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum
Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan

Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama
(Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra
Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang
disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.Kerajaan.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya
bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan
hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

10

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu Mahakam. Nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan prasasti, yaitu didaerah Kutai.
kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah
beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang
batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu
merupakan pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Kehidupan social dan budayanya pun sangat menjujung tinggi nilai kebudayaan yang
ada. Kehidupan ekonomi masyarakat kutai sangat makmur, dengan bukti bahwa Kerajaan
Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi
tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan
bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai,
disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Masa keruntuhan Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas ditangan Raja
Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari
Raja Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja Dharma Setia adalah Raja
terakhir diKerajaan Kutai

DAFTAR PUSTAKA

11

http://sasyamsihd.blogspot.co.id/2012/05/kerajaan-kutai.html
http://ratnafitri11ips517.blogspot.com/2012/11/makalah-kerajaan-kutai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai
http://www.koran-artikel.com/2013/04/sejarah-lengkap-tentang-kerajaankutai.html#chitika_close_busstton
http://puputrahadiani.wordpress.com/2012/03/18/kerajaan-kutai-dan-peninggalannya/
http://rangkumsejarah.blogspot.com/p/kerajaan-kutai.html
http://mari-mengetahui-sejarah.blogspot.com/2013/02/raja-raja-kerajaan-kutai.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/12/kerajaan-kutai.html
http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-kerajaan-kutai.html
http://www.sibarasok.com/2013/06/sejarah-kerajaan-kutai.html
http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/09/sejarah-kerajaan-kutai.html

12

Anda mungkin juga menyukai