Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

MATA PELAJARAN SEJARAH MINAT

KERAJAAN BALI

Kelas X IPS 4
Kelompok 3 :
1. Siti Zahra Luthfiah Rahma
2. Muhammad Rifa Adhitya
3. Safana Rihtazkiya

SMA NEGERI 1 GAMBUT


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun
tugas Sejarah Minat ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Irpan
Maulana mata pelajaran Sejarah Minat, Kepada pihak yang sudah menolong
turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan banyak terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan Bali atau Kerajaan Bedahulu adalah kerajaan kuno di Pulau Bali
yang berdiri antara abad ke-8 sampai abad ke-14. Pusat kerajaannya
berada di sekitar Pejeng atau Bedulu, Kabupaten Gianyar, Bali.
Pendiri Kerajaan Bali adalah Sri Kesari Warmadewa dari Dinasti
Warmadewa. Sejak pertama kali didirikan, kerajaan ini diperintah oleh
beberapa keluarga raja.
Namun, pergantian antara satu keluarga raja ke keluarga raja lainnya tidak
disebutkan dengan jelas dalam prasasti Kerajaan Bali.
Salah satu raja yang terkenal adalah Raja Udayana dari Dinasti
Warmadewa, yang berkuasa antara 989-1011 M. Saat Dinasti Warmadewa
berkuasa, agama pertama yang berkembang di Bali adalah Buddha.
Barulah pada periode selanjutnya rakyat Bali memeluk agama Hindu.
Dari sumber sejarah prasasti, diketahui bahwa Kerajaan Bali pernah
dikuasai Singasari pada abad ke-10 dan Majapahit pada abad ke-14.
Ketika ekspansi Kerajaan Majapahit pada 1343 M itulah Kerajaan Bali
akhirnya runtuh.

B. Sistem Politik
1. Kehidupan Politik
Berita tertua mengenai Bali bersumber dari Bali sendiri, yakni berupa
beberapa buah cap kecil dari tanah liat yang berukuran 2,5 cm yang
ditemukan di Pejeng, Bali. Cap-cap itu dibuat pada abad ke-8 M.
Adapun prasasti tertua di Bali berangka tahun 882 M, memberitakan
perintah membuat pertapaan dan pasanggrahan di Bukit Cintamani. Di
dalam prasasti tersebut tidak ditulis nama raja yang memerintah pada
masa itu. Demikian juga prasasti yang berangka tahun 911 M, yang
isinya memberikan izin kepada penduduk Desa Turunan untuk
membangun tempat suci bagi pemujaan Bhattara Da Tonta.
2. Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Bali dititikberatkan pada sektor
pertanian. Hal itu didasarkan pada beberapa prasasti Bali yang memuat
hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bercocok tanam. Beberapa
istilah itu, antara lain sawah, parlak (sawah kering), kebwan (kebun),
gaga (ladang), dan kasuwakan (irigasi).

Di luar kegiatan pertanian pada masyarakat Bali juga ditemukan


kehidupan sebagai berikut:
a) Pande (Pandai = Perajin)
Mereka mempunyai kepandaian membuat kerajaan perhiasan dari
bahan emas dan perak, membuat peralatan rumah tangga, alat-alat
pertanian, dan senjata.
b) Undagi
Mereka mempunyai kepandaian memahat, melukis, dan membuat
bangunan.
c) Pedagang
Pedagang pada masa Bali Kuno dibedakan atas pedagang laki-laki
(wanigrama) dan pedagang perempuan (wanigrami). Mereka sudah
melakukan perdagangan antarpulau (Prasasti Banwa Bharu).
3. Kehidupan Sosial-Budaya

Struktur masyarakat yang berkembang pada masa Kerajaan Bali Kuno


didasarkan pada hal sebagai berikut:
a) Sistem Kasta (Caturwarna)
Sesuai dengan kebudayaan Hindu di India, pada awal
perkembangan Hindu di Bali sistem kemasyarakatannya juga
dibedakan dalam beberapa kasta. Namun, untuk masyarakat yang
berada di luar kasta disebut budak atau njaba.
b) Sistem Hak Waris
Pewarisan harta benda dalam suatu keluarga dibedakan atas anak
laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki memiliki hak waris lebih
besar dibandingkan anak perempuan.
c) Sistem Kesenian
Kesenian yang berkembang pada masyarakat Bali Kuno dibedakan
atas sistem kesenian keraton dan sistem kesenian rakyat.
d) Agama dan Kepercayaan
Masyarakat Bali Kuno meskipun sangat terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar, mereka tetap mempertahankan tradisi
kepercayaan nenek moyangnya.
Dengan demikian, di Bali dikenal ada penganut agama Hindu,
Buddha, dan kepercayaan animisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehidupan Politik Kerajaan Bali


Nama Bali sudah lama dikenal dalam beberapa sumber kuno. Dalam berita
Cina abad ke-7 disebut adanya nama daerah yang bernama Dwa-pa-tan,
yang terletak disebelah timur Kerajaan Holing (Jawa). Menurut para ahli
nama Dwa-pa-tan ini sama dengan Bali. Adat istiadat penduduk Dwa-pa-tan
ini sama dengan di Holing, yaitu setiap bulan padi sudah dipetik,
penduduknya menulis dengan daun lontar, orang yang meninggal dihiasi
dengan emas, dan ke dalam mulutnya dimasukkan sepotong emas serta
diberi harum-haruman, kemudian mayat itu dibakar.
Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, pengaruh Buddha datang
terlebih dahulu dibandingkan dengan pengaruh Hindu. Prasasti yang
berangka tahun 882 M, menggunakan bahasa Bali menerangkan tentang
pemberian ini kepada para biksu untuk mendirikan pertapaan di Bukit
Cintamani. Pengaruh Hindu di Bali berasal dari JawaTimur, ketika Bali
berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika Majapahit runtuh,
adasebagian penduduk yang melarikan diri ke Bali, sehingga banyak
penduduk Bali sekarangyang menganggap dirinya keturunan dari
Majapahit.
Berita Terkait Prasasti Peninggalan Kerajaan Majapahit, Prasasti yang
menceritakan raja yang berkuasa di Bali ditemukan di desa Blanjong, dekat
Sanur. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa raja yang bernama
KhesariWarmadewa, istananya terletak di Sanghadwala. Prasasti ini ditulis
dengan huruf Nagari(India) dan sebagian lagi berhuruf Bali Kuno, tetapi
berbahasa Sanskerta. Prasasti ini berangka tahun 914 M (836 saka), dalam
Candrasengkala berbunyi Khecara-wahni-murti.Raja selanjutnya yang
berkuasa adalah adalah Ugrasena pada tahun 915 M.Ugrasena digantikan
oleh Tabanendra Warmadewa (955-967 M).
Tabanendra kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa, ia
membangun dua buah pemandian di desa Manukraya. Pemandian ini
merupakan sumber air yang dianggap suci. Jayasinghakemudian digantikan
oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah dari tahun 975-983M. Tidak
banyak berita yang menceritakan masa kekuasaannya.

B. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Bali

Kehidupan ekonomi yang berkembang di Bali adalah sektor pertanian. Hal


itu dapat dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat dalam berbagai
prasasti yang menunjukkan usaha dalam sektor pertanian, seperti suwah,
parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), dan kaswakas
(pengairan sawah).

C. Kehidupan Sosial Kerajaan Bali


Struktur masyarakat Bali dibagi ke dalam empat kasta, yaitu Brahmana,
Ksatria, Waisya, dan Sudra. Tetapi pembagian kasta ini tidak seketat
seperti di India. Begitu puladalam pemberian nama awal pada anak-anak di
lingkungan masyarakat Bali memiliki cara yang khas, yaitu:a. Wayan untuk
anak pertama; b. Made untuk anak kedua; c. Nyoman untuk anak ketiga;d.
Ketut untuk anak keempat.Tetapi ada juga nama Putu untuk panggilan anak
pertama dari kasta Brahmanadan Ksatria.

D. Kehidupan Agama Kerajaan Bali


Masyarakat Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India,
terutamaHindu. Sampai sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang
menganut agama Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka anut
telah bercampur dengan budayamasyarakat asli Bali sebelum Hindu.
Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakankelompok masyarakat yang
terikat oleh hubungan keluarga dan memuja roh-roh nenek moyang yang
mereka anggap dapat menolong dan melindungi kehidupan keluarga yang
masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu Bali yang
bernama Hindu Dharma.

E. Silsilah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerajaan Bali ialah Kerajaan yang berdiri dari abad ke-8 sampai abad ke-
14. Agama yang terdahulu sampai di Bali ialah Agama Buddha. Sistem
ekonomi mereka di titikberat kan kepada pertanian.

B. Saran
Pembuatan isi makalah tentang Kerajaan Bali ini masih jauh dari kata
sempurna. Penyusun berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca.

Sekian dari kami, fana yaya dan rifa. Kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai