Kehidupan Kebudayaan
Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan
banyaknya peninggalan berupa prasasti dan candi. Prasasti peniggalan dari Kerajaan Mataram Kuno,
seperti prasasti Canggal (tahun 732 M), prasasti Kelurak (tahun 782 M), dan prasasti Mantyasih
(Kedu). Selain itu, juga dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula, candi
Prambanan, candi Sambisari, candi Ratu Baka, dan candi Sukuh. Selain candi Hindu, dibangun pula
candi Buddha, misalnya candi Borobudur, candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, dan
candi Mendut. Mereka juga telah mengenal bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Selain itu,
masyarakat kerajaan Mataram Kuno juga mampu membuat syair.
Medang Kamulan pada hakekatnya merupakan Lanjutan dari kerajaan Mataram Kuno.
Meskipun sebenarnya penguasa di kerajaan ini bukan wangsa atau dinasit yang memerintah di
Mataram Kuno. Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan
ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang
memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri
kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang. Dinasti Isana
memerintah selama 1 abad sejak tahun 929 M. Pemindahan pusat kerajaan tersebut diduga dilatar
belakangi karena letusan Gunung Merapi, kemudian Raja Mataram Kuno Mpu Sindok pada tahun 929
memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Menurut catatan sejarah
(beberapa prasasti), dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di
Watu Galuh, tepi sungai Brantas. Ibu kotanya bernama Watan Mas. Sekarang kira-kira adalah wilayah
Kabupaten Jombang ( Jawa Timur ).
Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup :
Daerah Nganjuk disebelah barat
Daerah Pasuruan di sebelah timur
Daerah Surabaya di sebelah utara,
Daerah Malang di sebelah selatan
Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir
seluruh wilayah Jawa Timur.
Sumber Sejarah
1.Berita Asing
Berita India. Mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan
Kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan untuk membendung dan menghalangi kemajuan
Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina. Berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan
Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan
Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari
Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda.
Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itu Kerajaan
Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan.
2. Prasasti
Prasasti Tangeran (933 m) dari Desa Tangeran ( daerah Jombang ), isinya Mpu Sindok
memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani;
Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat
peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang
Prasasti Lor (939 M) dari Lor ( dekat Ngajuk ), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun
Candi Jayamrata dan Jayamstambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang;
Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat
silsilah raja-raja Medang Kamulan.
Kehidupan Politik
Mpu Sindok ( 929 M – 949 M ). Merupakan raja pertama yang memerintah selama 20 tahun.
Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Dan
dalam pemerintahannya di bantu oleh permaisurinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kbin.
Kekuasaan dia jalani dengan penuhrasa adil dan bijaksana. Kebijakan: Membangun
bendungan/tanggul untuk pengairan; Melarang rakyat menangkap ikan pada siang hari guna
pelestarian sumber daya alam; Mpu Sindok memperhatikan usaha pengubahan kitab budha
mahayana menjadi kitab sang hyang kamahayanikan
Dharmawangsa Teguh ( 990M-1016M). Menjadi raja karena menjadi cucu Mpu Sindok.
Memiliki tekat untuk memperluas daerah perdagangan yang dikuasai oleh sriwijaya. Kebijakan.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertanian dan perdagangan akan
tetapi terhalang kekuasaan sriwijaya maka kerajaan medang menyerang sriwijaya.Tetapi
serangan itu tidak berhasil bahkan sriwijaya dapat membalas melalui Kerajaan Wurawari
,serangan tersebut di beri nama Pralaya Medang. Pada peristiwa itu, Dharmawangsa gugur
Airlangga/Erlangga ( 1019M-1042) Airlangga adalah putera dari Raja Bali Udayana dan
Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa
Teguh Saat pernikahan itulah, terjadi Pralaya Medang Tetapi Airlangga dapat melarikan diri ke
hutan Wonogiri hingga pada tahun 1019 M ia dinobatkan sebagai raja. Airlangga dapat
memulihkan kewibawaan Medang dengan menaklukan raja-raja terdahulu yaitu: Raja
Bisaprabhawa (1029); Raja Wijayawarman (1030); Raja Adhamapanuda (1031); Raja Wuwari
(1035). Kebijakan Airlangga: Memperbaiki pelabuhan Hujung Galung yang letaknya di Kali
Brantas; Membangun waduk waringin sapta guna mencegah banjir; Membangun jalan antara
pesisir dengan pusat kerajaan. Berkat jerih payah Airlangga, Medang Kamulan mencapai
kejayaan dan kemakmuran.
Kehidupan Ekonomi
Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana dilihat dari usaha yang ia lakukan, seperti banyak
membangun bendungan dan kebijaka yang lainnya.
Dharmawangsa yakni dengan meningkatkan perdagangan dan pertanian rakyat.
Begitu pula pada masa pemerintahan Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung
Galuh di muara Sungai Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir dan
kebijakan lainnya
Kehidupan sosial-budaya
Dalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok mengizinkan penyusunan kitab Sanghyang
Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Pada
masa pemerintahan Airlangga tercipta karya sastra Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa.
Begitu pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan
Mahabharata yang ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa dan banyak karya sastra yang
dihasilkan.