Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Faisal Ariyan Chandra

Kelas : X MIPA 4
Absen : 24

Jelaskan kehidupan Politik, Ekonomi, Agama dan Sosial Budaya di kerajaan Sriwijaya (pdf times new
roman 12)

KERAJAAN SRIWIJAYA

 Nama Sriwijaya diambil dari salah satu kerajaan terbesar di wilayah Sumatra dan Indonesia,
yaitu Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha yang memiliki
pengaruh di wilayah Indonesia bagian barat sekira abad VII-XIII Masehi. Beberapa prasasti
yang menginformasikan tentang keberadaan Kerajaan Sriwijaya antara lain prasasti Kedukan
Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi.

 Letak Geografis
Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan anatara Asia
Timur dan Asia Selatan. Pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang yang
terletak di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi atau sekitar Bukit Siguntang dan Kota
Palembang. Sungai Musi menjadi sarana transportasi utama bagi masyarakat Sriwijaya. Dari
daerah ini Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim terbesar di kawasan Asia
Tenggara.

 Kehidupan Politik
Pada awalnya Sriwijaya hanya berupa kerajaan kecil. Keterangan ini diperoleh dari
catatan I-Tsing yang mengunjungi Sriwijaya pada 671 Masehi. Raja-raja yang memerintah di
Kerajaan Sriwijaya melaksanakan politik ekspansi. Pada masa pemerintahan Raja Dapunta
Hyang Sri Jayanasa, Sriwijaya berhasil memperluas wilayah kekuasaan hingga Jambi.
Perluasan wilayah ini dilakukan dengan menaklukkan daerah Minangatamwan yang
sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Melayu.
Pada pemerintahan Raja Balaputradewa (856-861 Masehi), Kerajaan Sriwijaya mencapai
puncak kejayaannya. Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim terbesar di
Asia Tenggara. Sriwijaya juga berhasil menguasai jalur-jalur perdagangan laut yang
menghubungkan wilayah Timur Tengah-India-Tiongkok. Pada 860 Masehi Raja Balaputradewa
menjalin hubungan persahabatan dengan Raja Dewapaladewa dari India.

 Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang menguasai lalu lintas pelayaran dan
perdagangan internasional di Asia Tenggara. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya berhasil
menguasai Selat Malaka, Tanah Genting Kra, dan Selat Sunda yang menjadi urat nadi
perdagangan di Asia Tenggara. Perkembangan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di
Asia Tenggara didorong oleh faktor-faktor berikut
1) Letak strategis di jalur perdagangan internasional.
2) Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Tiongkok dan India melalui Asia Tenggara.
3) Keruntuhan Kerajaan Funan di Indo-Cina. Runtuhnya Funan memberi kesempatan bagi
Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara maritim menggantikan Kerajaan Funan.
4) Kemampuan Angkatan Laut Sriwijaya dalam melindungi pelayaran dan perdagangan di
perairan Asia Tenggara.
Sebagai kerajaan yang mengembangkan kegiatan perdagangan, Kerajaan sriwijaya memiliki
komoditas unggulan, diantaranya rempah- rempah, kayu cendana, kayu kapur, kemenyan, besi,
timah, dan emas.

 Kehidupan Agama
Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi pusat pengajaran agama Buddha terbesar di Asia
Tenggara. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya adalah aliran Mahayana. Raja
Sriwijaya juga peduli dengan perkembangan agama Buddha di kerajaannya. Dalam prasasti
Nalanda disebutkan bahwa Raja Dewapaladewa menghadiahkan sebidang tanah untuk
mendirikan biara bagi para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Buddha di India.
Menurut laporan I-Tsing, pada abad VII Masehi di Sriwijaya terdapat seribu biksu yang
belajar agama Buddha di bawah bimbingan Sakyakirti. Sakyakirti merupakan salah satu dari
tujuh cendekiawan agama Buddha yang diceritakan dalam catatan I-Tsing. Selain Sakyakirti,
beberapa cendekiawan Buddha yang hebat dari Kerajaan Sriwijaya yaitu Wajraboddhi dan
Dharmakirti.

 Kehidupan Sosial dan Budaya


Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra adalah terdapat Candi Takus,
Candi Muaro Jambi, dan Candi Biaro Bahal. Candi Muara Takus merupakan salah satu bukti
keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Meskipun dianggap sebagai kerajaan maritim
terbesar di Asia Tenggara, Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit monumen di Sumatra. Selain
candi Muara Takus, candi peninggalan Sriwijaya yaitu candi Muaro Jambi dan Biaro Bahal
Candi-candi tersebut terbuat dari batu bata merah.
Menurut prasasti Talang Tuo yang dibuat pada 684 Masehi, hubungan raja dan rakyat
Sriwijaya pada masa itu berlangsung harmonis. Prasasti tersebut menyebutkan bahwa raja
mengadakan peresmian taman Sriksetra. Taman ini dianggap sebagai anugerah dari Maharaja
Sriwijaya bagi rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai