Anda di halaman 1dari 2

Keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan (Peristiwa Mahapralaya)

A. Keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan (peristiwa Mahapralaya)


Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur berdasarkan berita
dalam prasasti Pucangan. Tahun terjadinya peristiwa tersebut tidak dapat dibaca dengan jelas
sehingga muncul dua versi pendapat. Sebagian sejarawan menyebut Kerajaan Medang runtuh pada
tahun 1006, sedangkan yang lainnya menyebut tahun 1016.
Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Kronik Cina dari
Dinasti Sung mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa mengirim pasukan untuk menggempur
ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991. Permusuhan antara Jawa dan Sumatra semakin
memanas saat itu.
Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan
putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan
sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.
Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran Jawa–Bali yang lolos dari
Mahapralaya tampil membangun kerajaan baru sebagai kelanjutan Kerajaan Medang. Pangeran itu
bernama Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok. Kerajaan yang ia
dirikan kemudian lazim disebut dengan nama Kerajaan Kahuripan.

B. Kehidupan Ekonomi
Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas, dengan tujuan
menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa pemerintahan
Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi berkembang ke luar wilayah
jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat
aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat serangan dari Kerajaan
Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan mengalami kehancuran.

C. Peninggalan
1. Prasasti
a. Prasasti Kalasan
peninggalan Wangsa Sanjaya dari kerajaan Mataram Kuno pada tahun 778 masehi. Prasasti ini
menggunakan tulisan dengan huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Prasasti ini
ditemukan di Kecamata Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Saat ini, prasasti ini disimpan di
Museum Nasional, Jakarta.
b. Prasasti Kedu (Mantyasih
Prasasti Mantyasih atau Prasasti Tembaga Kedu merupakan prasasti peninggalan Wangsa
Sanjaya, kerajaan Mataram Kuno pada tahun 907 masehi. Prasasti ini berisisi tentang daftar
silsilah raja Mataram Kuno sebelum Raja Balitung. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh,
Magelang Utara, Jawa Tengah.
c. Prasasti Ratu Boko
Prasasti Ratu Boko merupakan prasasti yang berisi tentang kekalahan Balaputeradewa dalam
peperangan dengan saudaranya sendiri yaitu Pramodawardhani. Prasasti ini ditemukan di
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Candi
a. Candi Borobudur
Candi ini merupakan candi Budha yang didirikan pada pemerintahan wangsa Syailendra. Para
pendiri candi ini menganut kepercayaan Budha Mahayana. Para peneliti memperkirakan candi
Borobudur ini didirikan pada tahun 800-an masehi.
b. Candi Pawon
Candi Pawon merupakan candi yang terletak di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur.
Dalam bahasa jawa, pawon memiliki arti dapur. Namun, nama Candi Pawon bukan berarti
bermakna candi dapur.
c. Candi Sewu
Candi Sewu merupakan salah satu candi Budha yang terletak di kawasan candi Prambanan,
tepatnya di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jwa
Tengah. Candi ini merupakan candi Budha terbesar ke-2 setelah candi Borobudur
d. Candi Mendut
Candi yang terletak di Jalan Mayor Kusen Kota Mungkid, Magelang, Jawa Tengah ini didirikan
pada masa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra.
e. Candi Bima
Candi Bima merupakan candi yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. Arsitektur bangunannya mirip dengan candi yang ada di India.
f. Candi Arjuna
Candi Arjuna merupakan candi yang mirip dengan candi di kompleks Gedong Sanga. Candi ini
merupakan salahsatu jandi yang terletak di kompleks Percandian Arjuna yaitu kelompok candi
peninggalan kerajaan Hindu di dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah
g. Candi Semar
Candi Semar letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Candi ini sebenarnya berbentuk
segiempat yang membujur ke arah utara-selatan. tangga menuju pintu masuk candi berada di
sisi timur dan batur candi memiliki ketinggian sekitar 50 cm
h. Candi Puntadewa
Candi Puntadewa merupakan salah satu candi peniggalan kerajaan Mataram Hindu yang
terletak di kompleks candi Arjuna. Candi ini memiliki ukuran yang kecil.
i. Candi Srikandi
Candi Srikandi juga merupakan candi yang didirikan di kawasan komleks candi Arjuna. Candi
ini sebenarnya berbentuk kubus dengan ketinggian batur candi sekitar 50 meter.

Anda mungkin juga menyukai