Ir. Soekarno mengatakan tentang “Jasmerah” yang artinya jangan sekali-sekali melupakan
sejarah. Penting bagi kita memahami tentang sejarah apalagi sejarah berdirinya bangsa ini.
Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan yang menjadi awal mula berdirinya Bangsa
Indonesia.
Kerajaan ini bahkan merupakan kerajaan pertama yang beragama Islam. Para pemimpinnya
beragama Islam. Salah satu dari sekian kerajaan di tanah Jawa ini ternyata menjadi tonggak
penting pusat penyebaran Agama Islam.
Pengaruh Wali Songo di Kerajaan Demak memang sangat kental. Dari mulai pendirinya hingga
raja-rajanya memiliki pertalian yang kuat dengan Wali Songo. Maka dari itu tidak heran jika
Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan yang menjadi pusat penyebaran Agama Islam.
Bahkan diketahui menantu dari salah satu rajanya adalah anak dari salah satu Wali Songo.
Yang membuat elemen Masjid Agung Demak juga merupakan salah satu Wali Songo. Sunan
Kudus, Sunan Gunung Jati dan Sunan Giri merupakan beberapa Wali Songo yang ikut andil di
Kerajaan Demak.
histori.id
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Sebagai kerajaan Islam
pertama Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan yang sangat berpengaruh. Tahukah
anda bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Demak hingga kemundurannya? Berikut
akan dipaparkan mengenai Kerajaan Demak:
Tidak butuh waktu lama bagi Kerajaan Demak menjadi pusat perdagangan sekaligus kota
besar. Karena adanya andil dari Wali Songo Kerajaan Demak tumbuh menjadi pusat
penyebaran Agama Islam di Wilayah Jawa dan Nusantara Wilayah Timur.
Tampuk kekuasaan diberikan kepada Raden Patah yang ibunya beragama Islam dari Jeumpa
Pasai. Letak Kerajaan Demak sangat strategis dari segi pertanian dan perdagangan. Demak
dulu terletak di tepi selat antara Pegunungan Muria dan Jawa. Sebelumnya selat itu lebar dan
mampu dilayari kapal dagang Dari Semarang menuju Rembang.
Namun yang paling memiliki jejak adalah pemerintahan Raden Patah sebagai pendiri dan
kedua anaknya. Kedua anaknya itu yakni Pati Unus dan Sultan Trenggana. Ketika berada di
tangan Pangeran Sekar Seda Lepen hanya bertahan sejenak karena anak Sultan Trenggana
membunuhnya.
Sultan Trenggana memiliki anak bernama Sultan Prawoto. Akan tetapi kemudian Sultan
Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Seda Lepen. Tak selang
berapa lama ia juga dibunuh oleh Sutawijaya anak angkat Jaka Tingkir.
Kedudukan Kerajaan Demak dalam pusat penyebaran agama Islam semakin baik setelah
jatuhnya Malaka ke Portugis. Namun kekuasaan Portugis menjadi ancaman tersendiri bagi
Kerajaan Demak. Maka dari itu Raden Patah mengutus Pati Unus untuk merebut Malaka.
Mereka mendapat bantuan dari Aceh dan Palembang namun tetap saja gagal. Kelengkapan
persenjataan menjadi alasan utama kenapa misi Pati Unus gagal.
Beliau mendapat gelar Pangeran Sebrang Lor karena gagah berani melawan Portugis demi
merebut Malaka. Meskipun gagal Pati Unus pernah mengirim Katir untuk melakukan blokade
kepada Portugis. Karenanya Portugis sampai kekurangan bahan makanan.
Wilayah kekuasaan juga diperlebar dari Jawa Timur menuju Jawa Barat. Tahun 1522 Sultan
Trenggana mengirim pasukannya menuju Sunda Kelapa untuk mengalahkan Portugis di bawah
pimpinan Fatahillah. Pada tahun 1527 barulah Sunda Kelapa bisa direbut oleh Kerajaan
Demak. Maka sejak saat itu dinamakan Jayakarta maknanya kemenangan yang sempurna.
Sultan Trenggana memiliki cita-cita menyatukan Pulau Jawa di bawah Kerajaan Demak.
Beberapa langkah ia lakukan antara lain menyerang daerah Pasuruan, menyerang Jawa Barat
dan juga mengadakan perkawinan politik. Menyerang Pasuruan yakni Kerajaan Hindu Supit
Urang namun gagal karena Sultan Trenggana meninggal dunia.
Setelah itu menyerang Jawa Barat yakni Banten, Sunda Kelapa serta Cirebon. Penyerangan ini
di bawah pimpinan Fatahillah. Ketiganya berhasil ditaklukkan oleh Fatahillah. Mengadakan
perkawinan politik juga dilakukan Sultan Trenggana. Pangeran Hadiri adipati Jepara dinikahkan
dengan putrinya. Fatahillah dengan adiknya. Pangeran Pasarehan (Raja Cirebon) dengan
putrinya. Serta Jaka Tingir adipati Pajang dengan putrinya.
sejarahkerajaandemaklengkap.blogspot.co.id
Kerajaan Demak dimulai dari pendirinya yakni Raden Patah. Dengan gelarnya Senapati
Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Panatagama Kerajaan Demak diperintahnya.
Sistem Kerajaan Demak Kesultanan atau Kerajaan yang menganut Agama Islam. Setelah wafat
Raden Patah digantikan oleh Pati Unus. Pati Unus sendiri dulunya adalah panglima armada laut
Kerajaan Demak.
Dengan berani beliau menyerang Portugis yang ada di Malaka. Meskipun gagal beliau
mendapat julukan Pangeran Sebrang Lor karena sangat pemberani. Pati Unus yang wafat
kemudian digantikan oleh adiknya bernama Sultan Trenggana. Pada saat di bawah
pemerintahan Sultan Trenggana Kerajaan Demak mengalami masa kejayaan.
lovermoslem.blogspot.co.id
Kerajaan ini merupakan kerajaan yang berkembang sangat pesat. Bahkan tidak ada kerajaan
yang bisa menandingi Kerajaan Demak. Perluasan wilayah Kerajaan Demak tepat berada di
bawah kepemimpinan Pati Unus dan Sultan Trenggana.
1. Pati Unus
Pada masa kepemimpinan Pati Unus perluasan wilayah lebih kepada kemaritiman. Pati Unus
mengirimkan beberapa pasukannya untuk menguasai Malaka. Namun armada lautnya masih
kalah dengan Portugis. Dalam kepemimpinan Pati Unus berpendapat bahwa keberadaan
Portugis di Malaka bisa membuat cita-cita menjadi kerajaan maritim terganggu.
2. Sultan Trenggana
Sultan Trenggana merupakan pemimpin yang berperan dalam penyebaran Islam di Jawa Timur
dan Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana Kerajaan Demak mampu
menguasai daerah-daerah di Jawa.
Daerah tersebut antara lain Sunda Kelapa dari Padjajaran dan menghalau Portugis untuk
mendarat di Sunda Kelapa, Madiun, Surabaya dan Pasuruan. Tak hanya itu saja Sultan
Trenggana juga menghalau Portugis mendarat di Malang, Blambangan dan Kerajaan Hindu
terakhir yang berada di ujung timur Pulau Jawa.
Setelah Sultan Trenggana wafat ia digantikan oleh Sunan Prawoto. Fatahillah juga menjadi
menantu dari Sultan Trenggana. Sementara Putra Sunan Gunung Jati Maulana Hasanuddin
diperintah oleh Sultan Trenggana untuk menundukkan Banten.
Sejak saat itulah Banten dijadikan sebagai kerajaan yang mandiri. Sunan Kudus pun menjadi
imam di Masjid Agung Demak. Beliau juga pimpinan utama dalam misi menghancurkan
Kerajaan Majapahit. Ini dilakukan sebelum beliau pindah ke Kudus.
tubanjogja.org
Kerajaan Demak mulai runtuh setelah Sultan Trenggana Wafat. Terjadi perebutan kekuasaan
semenjak Sultan Trenggana wafat. Sultan Trenggana mulanya digantikan oleh saudaranya
Pangeran Sedo Lepen. Namun anak Sultan Trenggana yang tidak terima akhirnya membunuh
Pangeran Sedo Lepen. Anak Sultan Trenggana bernama Pangeran Prawoto.
Perebutan kekuasaan tidak berhenti di situ saja. Putra Pangeran Sedo Lepen yakni Arya
Penangsang membunuh Pangeran Prawoto. Jatuhlah kekuasaan Kerajaan Demak di
tangannya. Namun Arya Penangsang mampu dikalahkan oleh anak angkat Joko Tingkir
Sutawijaya. Setelah itu kekuasaan Kerajaan Demak jatuh ke tangan Joko Timgkir dan
dipindahkan ke Pajang. Sejak saat itulah Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir.
idsejarah.net
Peninggalan Kerajaan Demak terhistoris, bernilai filosofis dan menjadi simbol keislaman adalah
Masjid Agung Demak. Masjid yang didirikan oleh Walisongo di tahun 1479 sudah mengalami
beberapa renovasi. Meskipun telah mengalami renovasi masjid ini masih berdiri sangat kokoh.
Bukti sejarah paling autentik bahwa Kerajaan Demak tumbuh menjadi kerajaan yang menjadi
pusat penyebaran umat Islam di Jawa. Arsitekstur serta nilai filosofis yang ada di Masjid Agung
Demak sangat memukau. Jika anda hendak berkunjung ke sana anda bisa datang di Desa
Kauman, Demak, Jawa Tengah. Aksesnya sangat mudah dan anda tidak akan kebingungan.
2. Pintu Bledek
sejarahkerajaandemaklengkap.blogspot.co.id
Bagian dari Masjid Agung Demak yang tidak kalah bernilai filosofis adalah pintu bledek. Pintu
yang berarti pintu petir merupakan pintu yang terbentuk dari petir yang menyambar. Ki Ageng
Selo merupakan pembuat pintu ini. Entah bagaimana kejadiannya tapi yang jelas beliau
membuat pintu ini melalui petir yang menyambar.
Sejak tahun 1466 Pintu Bledek sudah digunakan. Saat ini Pintu Bledek yang dulunya menjadi
pintu utama Masjid Agung Demak sudah tidak digunakan lagi. Pintu ini telah lama digunakan
dan menjadi berbagai saksi sejarah. Anda bisa melihat pintu bledek di dalam Masjid Agung
Demak. Pintu Bledek menjadi pintu yang bernilai filosofis tinggi dan fungsi yang sangat baik.
Pada saat pendirian Masjid Agung Demak Soko Guru masih jadi 3 buah saja. Maka untuk
mengejar ketertinggalan kurangnya 1 Soko Guru dibuatlah Soko dari Tatal. Beliau
menyambungkan sisa-sisa ketiga soko sebelumnya dengan kekuatan spiritual beliau. Dan
jadilah Soko Guru yang berasal dari tatal.
Memang pada zaman dahulu bedug dan kentongan merupakan dua item yang digunakan untuk
mengingatkan warga untuk sholat lima waktu. Nilai filosofis kedua benda ini sangat tinggi.
Hingga sekarang walaupun sudah tidak digunakan lagi masih bisa anda nikmati di Masjid
Agung Demak.
Sekarang kolam wudlu tidak digunakan lagi dan hanya dijadikan sebagai peninggalan. Nilai
filosofis dari kolam wudlu ini juga sangat tinggi. Bagaimana saja tidak karena pernah digunakan
oleh berbagai orang. Anda bisa melihat situs kolam wudlu sebagai bentuk peninggalan yang
masih ada di Masjid Agung Demak.
6. Maksurah-maksurah
nurromadlon.blogspot.co.id
Maksurah-maksurah adalah dinding yang terukir kaligrafi yang ada di Masjid Agung Demak.
Kaligrafi yang terletak dinding-dinding Masjid Agung Demak ini berbahasa Arab. Yang namanya
kaligrafi bentuknya sangat indah sekali. Selain arsitekstur Masjid Agung Demak yang bagus
kaligrafi yang ada semakin menambah indah Masjid Agung Demak.
Dinding ini dibuat sekitar tahun 1866. Pada saat itu Adipati Demak dijabat oleh Aryo
Purbaningrat. Tulisan pada dinding tersebut bermakna ke-Esa-an Allah SWT. Dengan
membaca makna dinding ini akan semakin menambah keimanan anda kepada Allah.
7. Dampar Kencana
Dampar Kencana adalah singgasana Sultan Kerajaan Demak. Yang namanya singgasana ya
hanya digunakan oleh raja-raja. Sebagai salah satu bentuk kehormatannya dijadikan sebagai
mimbar Masjid Agung Demak. Singgasana ini kemudian dijadikan sebagai mimbar khutbah di
Masjid Agung Demak.
Mimbar khutbah ini masih terjaga kekokohannya hingga saat ini. Meskipun sudah tidak dipakai
namun nilai sejarah singgasana ini sangat kental. Singgasana ini diletakkan di museum Masjid
Agung Demak.
8. Piring Campa
Piring Campa merupakan piring yang diberikan Putri dari Campa. Putri dari Campa itu sendiri
adalah Ibu dari Raden Patah. Beliau merupakan keturunan dari Pasai yang beragama Islam.
Nilai keislaman Raden Patah diturunkan dari Ibunya ini.
Jumlahnya mencapai 65 buah piring. Piring Campa sebagian dipasang di dinding Masjid Agung
Demak. Sedangkan sebagian piring campa diletakkan di tempat Imam. Keindahan piring
Campa semakin menambah nilai filosofis Masjid Agung Demak.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa. Penyebaran
Agama Islam dimulai salah satunya melalui Kerajaan Demak. Tidak bisa dipungkiri bahwa
pengaruh kerajaan Demak sangatlah tinggi. Para Raja turun tangan langsung dalam
penyebaran Agama Islam. Baik dengan meluaskan wilayah atau memerangi Kerajaan Hindu
lainnya.
Tak hanya itu saja peran Wali Songo juga menjadi pendorong Kerajaan Demak bisa tetap
bertahan. Meskipun akhir dari Kerajaan Demak diwarnai perebutan kekuasaan namun
pengaruhnya memang sangat besar bagi Islam. Bahkan peninggalan paling berpengaruh yakni
Masjid Agung Demak bernilai filosofis sangat tinggi.