Anda di halaman 1dari 17

Ulas Lengkap Sejarah Kerajaan

Demak, Silsilah, Masa Kejayaan


Hingga Runtuh
Februari 3, 2018 Oleh admin
KERAJAAN DEMAK – Ir. Soekarno mengatakan tentang “Jasmerah” yang
artinya jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Penting bagi kita memahami
tentang sejarah apalagi sejarah berdirinya bangsa ini. Kerajaan Demak
merupakan salah satu kerajaan yang menjadi awal mula berdirinya Bangsa
Indonesia.
Kerajaan ini bahkan merupakan kerajaan pertama yang beragama Islam. Para
pemimpinnya beragama Islam. Salah satu dari sekian kerajaan di tanah Jawa ini
ternyata menjadi tonggak penting pusat penyebaran Agama Islam.

Pengaruh Wali Songo di Kerajaan Demak memang sangat kental. Dari mulai
pendirinya hingga raja-rajanya memiliki pertalian yang kuat dengan Wali Songo.
Maka dari itu tidak heran jika Kerajaan ini tumbuh menjadi kerajaan yang
menjadi pusat penyebaran Agama Islam.

Bahkan diketahui menantu dari salah satu rajanya adalah anak dari salah satu
Wali Songo. Yang membuat elemen Masjid Agung Demak juga merupakan salah
satu Wali Songo. Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati dan Sunan Giri merupakan
beberapa Wali Songo yang ikut andil di Kerajaan Demak.

Kerajaan Demak : Sejarah, Masa Kejayaan,


Kemunduran dan Peninggalan
histori.id
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Sebagai
kerajaan Islam pertama Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan yang
sangat berpengaruh. Tahukah anda bagaimana latar belakang berdirinya
Kerajaan Demak hingga kemundurannya? Berikut akan dipaparkan mengenai
Kerajaan Demak:

Sejarah Kerajaan Demak


Kerajaan Demak berdiri berkat adanya keinginan Raden Patah. Sebelum
menjadi Kerajaan Demak hanya terdiri dari wilayah Glogoh atau Bintoro yang
masih menjadi wilayah Kerajaan Majapahit. Setelah Kerajaan Majapahit
mengalami kemunduran Kerajaan Demak mulai menampakkan diri.

Tidak butuh waktu lama bagi Kerajaan Demak menjadi pusat perdagangan
sekaligus kota besar. Karena adanya andil dari Wali Songo Kerajaan Demak
tumbuh menjadi pusat penyebaran Agama Islam di Wilayah Jawa dan Nusantara
Wilayah Timur.

Letak Kerajaan Demak


pinterpandai.com
Secara geografis Kerajaan Demak merupakan kerajaan yang berada di daerah
Jawa Tengah. Pada awalnya Kerajaan Demak berdiri melalui bantuan Bupati
pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dulunya daerah Demak bernama Bintoro
yang merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit.

Tampuk kekuasaan diberikan kepada Raden Patah yang ibunya beragama Islam
dari Jeumpa Pasai. Letak Kerajaan Demak sangat strategis dari segi pertanian
dan perdagangan. Demak dulu terletak di tepi selat antara Pegunungan Muria
dan Jawa. Sebelumnya selat itu lebar dan mampu dilayari kapal dagang Dari
Semarang menuju Rembang.

Silsilah Kerajaan Demak


idsejarah.net
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah. Raden Patah memiliki lima orang anak
yakni Pati Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen, Sultan Trenggana, Raden
Kanduwuran dan Raden Pamekas. Dari kelima orang anaknya yang pernah
menjabat sebagai raja adalah Pati Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen dan
Sultan Trenggana.

Namun yang paling memiliki jejak adalah pemerintahan Raden Patah sebagai
pendiri dan kedua anaknya. Kedua anaknya itu yakni Pati Unus dan Sultan
Trenggana. Ketika berada di tangan Pangeran Sekar Seda Lepen hanya
bertahan sejenak karena anak Sultan Trenggana membunuhnya.

Sultan Trenggana memiliki anak bernama Sultan Prawoto. Akan tetapi kemudian
Sultan Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Seda
Lepen. Tak selang berapa lama ia juga dibunuh oleh Sutawijaya anak angkat
Jaka Tingkir.

Masa Pemerintahan Raden Patah


Raden Patah mendapat gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Di bawah
kepemimpinannya Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dan pusat
penyebaran Agama Islam. Selama kurang lebih 18 tahun yakni sejak 1500
hingga 1518 Raden Patah menjabat. Beliau juga membangun Masjid Agung
Demak serta Alun-alun di tengah Kota Demak.

Kedudukan Kerajaan Demak dalam pusat penyebaran agama Islam semakin


baik setelah jatuhnya Malaka ke Portugis. Namun kekuasaan Portugis menjadi
ancaman tersendiri bagi Kerajaan Demak. Maka dari itu Raden Patah mengutus
Pati Unus untuk merebut Malaka. Mereka mendapat bantuan dari Aceh dan
Palembang namun tetap saja gagal. Kelengkapan persenjataan menjadi alasan
utama kenapa misi Pati Unus gagal.

Masa Pemerintahan Pati Unus


Pati Unus memerintah Kerajaan Demak dalam sekejap. Hanya 3 tahun sejak
tahun 1518 hingga 1521. Meskipun begitu Pati Unus mampu memberikan
gertakan kepada Portugis. Anak dari Raden Patah ini menggantikan ayahnya
setelah ayahnya wafat.

Beliau mendapat gelar Pangeran Sebrang Lor karena gagah berani melawan
Portugis demi merebut Malaka. Meskipun gagal Pati Unus pernah mengirim Katir
untuk melakukan blokade kepada Portugis. Karenanya Portugis sampai
kekurangan bahan makanan.

Masa Pemerintahan Sultan Trenggana


Pemerintahan Sultan Trenggana merupakan yang paling lama. Setelah 25 tahun
memerintah barulah beliau wafat. Beliau mulai memerintah sejak tahun 1521
hingga 1546. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana Kerajaan Demak
mengalami kejayaan. Karakter beliau yang bijaksana dan gagah berani mampu
membuat rakyat patuh padanya.

Wilayah kekuasaan juga diperlebar dari Jawa Timur menuju Jawa Barat. Tahun
1522 Sultan Trenggana mengirim pasukannya menuju Sunda Kelapa untuk
mengalahkan Portugis di bawah pimpinan Fatahillah. Pada tahun 1527 barulah
Sunda Kelapa bisa direbut oleh Kerajaan Demak. Maka sejak saat itu dinamakan
Jayakarta maknanya kemenangan yang sempurna.

Sultan Trenggana memiliki cita-cita menyatukan Pulau Jawa di bawah Kerajaan


Demak. Beberapa langkah ia lakukan antara lain menyerang daerah Pasuruan,
menyerang Jawa Barat dan juga mengadakan perkawinan politik. Menyerang
Pasuruan yakni Kerajaan Hindu Supit Urang namun gagal karena Sultan
Trenggana meninggal dunia.
Setelah itu menyerang Jawa Barat yakni Banten, Sunda Kelapa serta Cirebon.
Penyerangan ini di bawah pimpinan Fatahillah. Ketiganya berhasil ditaklukkan
oleh Fatahillah. Mengadakan perkawinan politik juga dilakukan Sultan
Trenggana. Pangeran Hadiri adipati Jepara dinikahkan dengan putrinya.
Fatahillah dengan adiknya. Pangeran Pasarehan (Raja Cirebon) dengan
putrinya. Serta Jaka Tingir adipati Pajang dengan putrinya.

Kehidupan Politik Kerajaan Demak

sejarahkerajaandemaklengkap.blogspot.co.id
Kerajaan Demak dimulai dari pendirinya yakni Raden Patah. Dengan gelarnya
Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Panatagama Kerajaan
Demak diperintahnya. Sistem Kerajaan Demak Kesultanan atau Kerajaan yang
menganut Agama Islam. Setelah wafat Raden Patah digantikan oleh Pati Unus.
Pati Unus sendiri dulunya adalah panglima armada laut Kerajaan Demak.

Dengan berani beliau menyerang Portugis yang ada di Malaka. Meskipun gagal
beliau mendapat julukan Pangeran Sebrang Lor karena sangat pemberani. Pati
Unus yang wafat kemudian digantikan oleh adiknya bernama Sultan Trenggana.
Pada saat di bawah pemerintahan Sultan Trenggana Kerajaan Demak
mengalami masa kejayaan.

Masa Kejayaan Kerajaan Demak


lovermoslem.blogspot.co.id
Kerajaan ini merupakan kerajaan yang berkembang sangat pesat. Bahkan tidak
ada kerajaan yang bisa menandingi Kerajaan Demak. Perluasan wilayah
Kerajaan Demak tepat berada di bawah kepemimpinan Pati Unus dan Sultan
Trenggana.

1. Pati Unus
Pada masa kepemimpinan Pati Unus perluasan wilayah lebih kepada
kemaritiman. Pati Unus mengirimkan beberapa pasukannya untuk menguasai
Malaka. Namun armada lautnya masih kalah dengan Portugis. Dalam
kepemimpinan Pati Unus berpendapat bahwa keberadaan Portugis di Malaka
bisa membuat cita-cita menjadi kerajaan maritim terganggu.

2. Sultan Trenggana
Sultan Trenggana merupakan pemimpin yang berperan dalam penyebaran Islam
di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana
Kerajaan Demak mampu menguasai daerah-daerah di Jawa.

Daerah tersebut antara lain Sunda Kelapa dari Padjajaran dan menghalau
Portugis untuk mendarat di Sunda Kelapa, Madiun, Surabaya dan Pasuruan. Tak
hanya itu saja Sultan Trenggana juga menghalau Portugis mendarat di Malang,
Blambangan dan Kerajaan Hindu terakhir yang berada di ujung timur Pulau
Jawa.

Setelah Sultan Trenggana wafat ia digantikan oleh Sunan Prawoto. Fatahillah


juga menjadi menantu dari Sultan Trenggana. Sementara Putra Sunan Gunung
Jati Maulana Hasanuddin diperintah oleh Sultan Trenggana untuk menundukkan
Banten.

Sejak saat itulah Banten dijadikan sebagai kerajaan yang mandiri. Sunan Kudus
pun menjadi imam di Masjid Agung Demak. Beliau juga pimpinan utama dalam
misi menghancurkan Kerajaan Majapahit. Ini dilakukan sebelum beliau pindah ke
Kudus.

Runtuhnya Kerajaan Demak


tubanjogja.org
Kerajaan Demak mulai runtuh setelah Sultan Trenggana Wafat. Terjadi
perebutan kekuasaan semenjak Sultan Trenggana wafat. Sultan Trenggana
mulanya digantikan oleh saudaranya Pangeran Sedo Lepen. Namun anak Sultan
Trenggana yang tidak terima akhirnya membunuh Pangeran Sedo Lepen. Anak
Sultan Trenggana bernama Pangeran Prawoto.

Perebutan kekuasaan tidak berhenti di situ saja. Putra Pangeran Sedo Lepen
yakni Arya Penangsang membunuh Pangeran Prawoto. Jatuhlah kekuasaan
Kerajaan Demak di tangannya. Namun Arya Penangsang mampu dikalahkan
oleh anak angkat Joko Tingkir Sutawijaya. Setelah itu kekuasaan Kerajaan
Demak jatuh ke tangan Joko Timgkir dan dipindahkan ke Pajang. Sejak saat
itulah Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir.
Peninggalan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan Kerajaan yang lumayan lama berdiri. Kerajaan
Islam pertama di Pulau Jawa ini menjadi pusat penyebaran Agama Islam yang
mahsyur. Bahkan sejak didirikannya Masjid Agung Demak semakin menambah
kedudukannya yang sakral. Karenanya Kerajaan Demak memiliki beberapa
peninggalan sebagai berikut:

1. Masjid Agung Demak

idsejarah.net
Peninggalan Kerajaan Demak terhistoris, bernilai filosofis dan menjadi simbol
keislaman adalah Masjid Agung Demak. Masjid yang didirikan oleh Walisongo di
tahun 1479 sudah mengalami beberapa renovasi. Meskipun telah mengalami
renovasi masjid ini masih berdiri sangat kokoh.

Bukti sejarah paling autentik bahwa Kerajaan Demak tumbuh menjadi kerajaan
yang menjadi pusat penyebaran umat Islam di Jawa. Arsitekstur serta nilai
filosofis yang ada di Masjid Agung Demak sangat memukau. Jika anda hendak
berkunjung ke sana anda bisa datang di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah.
Aksesnya sangat mudah dan anda tidak akan kebingungan.
2. Pintu Bledek

sejarahkerajaandemaklengkap.blogspot.co.id
Bagian dari Masjid Agung Demak yang tidak kalah bernilai filosofis adalah pintu
bledek. Pintu yang berarti pintu petir merupakan pintu yang terbentuk dari petir
yang menyambar. Ki Ageng Selo merupakan pembuat pintu ini. Entah
bagaimana kejadiannya tapi yang jelas beliau membuat pintu ini melalui petir
yang menyambar.

Sejak tahun 1466 Pintu Bledek sudah digunakan. Saat ini Pintu Bledek yang
dulunya menjadi pintu utama Masjid Agung Demak sudah tidak digunakan lagi.
Pintu ini telah lama digunakan dan menjadi berbagai saksi sejarah. Anda bisa
melihat pintu bledek di dalam Masjid Agung Demak. Pintu Bledek menjadi pintu
yang bernilai filosofis tinggi dan fungsi yang sangat baik.

3. Soko Tatal Atau Soko Guru

dedlee30.blogspot.co.id
Soko Guru merupakan tiang yang memiliki diameter 1 meter yang berguna
sebagai tiang penyangga. Digunakan sebagai tiang penyangga Masjid Agung
Demak yang jumlahnya empat buah. Menurut cerita Soko Guru merupakan
buatan Sunan Kalijaga sendiri.

Pada saat pendirian Masjid Agung Demak Soko Guru masih jadi 3 buah saja.
Maka untuk mengejar ketertinggalan kurangnya 1 Soko Guru dibuatlah Soko dari
Tatal. Beliau menyambungkan sisa-sisa ketiga soko sebelumnya dengan
kekuatan spiritual beliau. Dan jadilah Soko Guru yang berasal dari tatal.
4. Bedug Dan Kentongan Masjid Agung Demak

mohamadfudi.blogspot.co.id
Kedua alat ini merupakan alat bersejarah di Masjid Agung Demak. Kentongan
yang bentuknya seperti tapal kuda ternyata memiliki nilai filosofis. Maknanya jika
kentongan dibunyikan maka warga harus segera menuju masjid secepat kuda.

Memang pada zaman dahulu bedug dan kentongan merupakan dua item yang
digunakan untuk mengingatkan warga untuk sholat lima waktu. Nilai filosofis
kedua benda ini sangat tinggi. Hingga sekarang walaupun sudah tidak digunakan
lagi masih bisa anda nikmati di Masjid Agung Demak.

5. Situs Kolam Wudlu Masjid Demak


mohamadfudi.blogspot.co.id
Dulunya kolam wudlu dijadikan sebagai tempat berwudlu musafir dan juga para
santri ketika datang waktu sholat. Namanya juga kolam tidak seperti bentuk
tempat wudlu zaman sekarang. Bentuknya masih sangat jaman dulu sekali
karena berbentuk kolam. Namun sekarang fungsi dari kolam wudlu sudah tidak
seperti dulu.

Sekarang kolam wudlu tidak digunakan lagi dan hanya dijadikan sebagai
peninggalan. Nilai filosofis dari kolam wudlu ini juga sangat tinggi. Bagaimana
saja tidak karena pernah digunakan oleh berbagai orang. Anda bisa melihat situs
kolam wudlu sebagai bentuk peninggalan yang masih ada di Masjid Agung
Demak.
6. Maksurah-maksurah

nurromadlon.blogspot.co.id
Maksurah-maksurah adalah dinding yang terukir kaligrafi yang ada di Masjid
Agung Demak. Kaligrafi yang terletak dinding-dinding Masjid Agung Demak ini
berbahasa Arab. Yang namanya kaligrafi bentuknya sangat indah sekali. Selain
arsitekstur Masjid Agung Demak yang bagus kaligrafi yang ada semakin
menambah indah Masjid Agung Demak.

Dinding ini dibuat sekitar tahun 1866. Pada saat itu Adipati Demak dijabat oleh
Aryo Purbaningrat. Tulisan pada dinding tersebut bermakna ke-Esa-an Allah
SWT. Dengan membaca makna dinding ini akan semakin menambah keimanan
anda kepada Allah.

7. Dampar Kencana
Dampar Kencana adalah singgasana Sultan Kerajaan Demak. Yang namanya
singgasana ya hanya digunakan oleh raja-raja. Sebagai salah satu bentuk
kehormatannya dijadikan sebagai mimbar Masjid Agung Demak. Singgasana ini
kemudian dijadikan sebagai mimbar khutbah di Masjid Agung Demak.

Mimbar khutbah ini masih terjaga kekokohannya hingga saat ini. Meskipun
sudah tidak dipakai namun nilai sejarah singgasana ini sangat kental.
Singgasana ini diletakkan di museum Masjid Agung Demak.

8. Piring Campa
Piring Campa merupakan piring yang diberikan Putri dari Campa. Putri dari
Campa itu sendiri adalah Ibu dari Raden Patah. Beliau merupakan keturunan
dari Pasai yang beragama Islam. Nilai keislaman Raden Patah diturunkan dari
Ibunya ini.

Jumlahnya mencapai 65 buah piring. Piring Campa sebagian dipasang di dinding


Masjid Agung Demak. Sedangkan sebagian piring campa diletakkan di tempat
Imam. Keindahan piring Campa semakin menambah nilai filosofis Masjid Agung
Demak.

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Penyebaran Agama Islam dimulai salah satunya melalui Kerajaan Demak. Tidak
bisa dipungkiri bahwa pengaruh kerajaan Demak sangatlah tinggi. Para Raja
turun tangan langsung dalam penyebaran Agama Islam. Baik dengan meluaskan
wilayah atau memerangi Kerajaan Hindu lainnya.

Tak hanya itu saja peran Wali Songo juga menjadi pendorong Kerajaan Demak
bisa tetap bertahan. Meskipun akhir dari Kerajaan Demak diwarnai perebutan
kekuasaan namun pengaruhnya memang sangat besar bagi Islam. Bahkan
peninggalan paling berpengaruh yakni Masjid Agung Demak bernilai filosofis
sangat tinggi.

Bagikan ini:

Anda mungkin juga menyukai