“KERAJAAN DEMAK”
35/X7
Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota. Diperkirakan masjid
ini didirikan pada tahun 1479 M. Hingga kini Masjid Demak masih kokoh berdiri di pusat
kota Demak setelah beberapa renovasi.
3. Pawastren
Pawastren merupakan tempat berwudhu untuk jamaah perempuan. Pawastren memiliki
dinding yang sangat indah dengan ukiran berupa motif majapahitan atau dinamakan
maksurah.
4. Makam Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak. Makam Sunan
Kalijaga menjadi situs yang sering didatangi peziarah dari berbagai wilayah tanah air dan
menjadi peninggalan Kerajaan Demak.
Pasca meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil alih oleh
putranya Adipati Unus (1488-1521 M). Keberaniannya dalam perang membuat Adipati Unus
mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521, Adipati Unus memimpin
penyerbuan ke Malaka yang dikuasai Portugis. Dalam pertempuran tersebut, Adipati Unus
gugur dan digantikan oleh Sultan Trenggana, merupakan raja ketiga Kesultanan Demak.
3. Sultan Trenggana (1521-1546)
Kesultanan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggana.
Wilayah Demak meluas hingga ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada tahun 1527, dibawah
pimpinan Fatahillah, Demak bersama Cirebon mampu mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Nama Sunda Kelapa diganti menjadi “Jayakarta” yang berarti kemenangan yang sempurna.
Pada tahun 1546 Demak melakukan penyerangan ke Penarukan Situbondo, yang dikuasai
Kerajaan Blambangan, Sultan Trenggana tewas terbunuh dalam pertempuran ini.
4. Sunan Prawata (1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggana. Pasca terbunuhnya Sultan
Trenggana, perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus. Pangeran Surowiyoto
atau Pangeran Sekar berusaha untuk menduduki kekuasan Kesultanan Demak dengan
mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana. Sunan Prawata membunuh Pangeran
Surowiyoto yang menyebabkan surutnya dukungan kepada Sunan Prawata. Akibatnya,
Sunan Prawata memilih memindahkan pusat kerajaan ke Pati. Masa kekuasaan Sunan
Prawata tidak berlangsung lama setelah Arya Penangsang, putra dari Surowiyoto melakukan
pembunuhan terhadap Sunan Prawata pada tahun 1549 M.
5. Arya Penangsang (1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Kerajaan Demak setelah melakukan pembunuhan
terhadap Sunan Prawata. Selain itu, ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri / Kalinyamat
sebagai penguasa Jepara yang dianggapnya berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini membuat
para adipati Demak tidak senang, salah satu diantaranya adalah Hadiwijaya dari Pajang.
Kekusaan Demakpun dipindah dari Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang.
Masa pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554 setelah Hadiwijaya yang
dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya melakukan
pemberontakan. Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan Demak diduduki oleh
Hadiwijaya yang memindahkan kekuasannya ke Pajang, menandai berakhirnya Kerajaan
Demak.