Anda di halaman 1dari 27

Sejarah Bedirinya Kerajaan Demak

Pendiri Kerajaan Demak

Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam

mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”.

Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para

walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak

sebagai sentral segala sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut,

terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah

ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren

di desa glagah wangi.

Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya

menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi

pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama

di jawa.

Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan

dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah


keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu

brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan

( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING

BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati

siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.

Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan

kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) .

dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama

“ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan

merupakan satu-satunya kadipaten yang adipatinya memeluk agam

islam.

Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah

di glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas

saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi

yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam

perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro

menjadi ibu kota Negara.

Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :


1. Menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak.

Yang artinya tanah yang mengandung air ( rawa)

2. Menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo

“ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak

adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata .

menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada

waktu itu.

3. Menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari

bahasa kawi yang artinya pegangan atau pemberian.

Letak Peta Lokasi Kerajaan Demak

Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang

bahan-bahan sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah

dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai letak kesultanan

( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;

 Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan

keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam

di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam.

Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan


lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade

Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah

biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi

sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “

 Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh

dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat

yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah

timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial

ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat

ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang

mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil

( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.

 Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid

agung demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya

dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan

diantara kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK..

menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu

sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).


Raja Raja Kerajaan Demak

1. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Raden Patah ( 1500 – 1518 )

Raden Patah pada masa sebelum mendirikan Kerajaan Demak terkenal

dengan nama Pangeran Jimbun, dan setelah menjadi pendiri kerajaan

Demak raja bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah. kerajaan Demak

menjadi kerajaan besar dan menjadi pusat penyebaran agama Islam

yang penting Pada masa pemerintahan Raden Patah, dan Raden Patah

juga membangun Masjid Agung Demak yang letaknya ditengah kota

Alun-alun Demak.

Kedudukan Demak semakin penting peranannya sebagai pusat

penyebaran agama Islam setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.

Namun, walaupun begitu hal itu suatu saat juga menjadi ancaman bagi

kekuasaan Demak. Karena itu pada tahun 1513, Raden Patah mengutus

putranya sendiri yaitu Pati Unus dan para armadanya diutus untuk

menyerang Portugis di Malaka. Walau Serangan ke Malaka sudah

dibantu oleh Aceh dan Palembang tetapi gagal dikarenakan kualitas

persenjataan yang kurang memadai dibanding Portugis di Malaka.

2. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )


Pada tahun 1518 ketika Raden Patah sudah wafat kemudian

pemerintahan Kerajaan Demak digantikan putranya sendiri yaitu Pati

Unus. Pati Unus sangat terkenal sebagai panglima perang yang gagah

berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis yang telah

menguasai Malaka. dan karena keberaniannya itu Pati Unus

mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Ia juga mengirim Katir

untuk mengadakan blokade terhadap Portugis di Malaka, hal itu

mengakibatkan Portugis kekurangan bahan makanan.

3. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 –

1546 )

Ketika Pati Unus wafat, pati unus tidak memiliki putra.jadi tahta

kerajaan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. dan

di bawah pemerintahan Sultan Trenggono inilah pemerintahan Demak

mencapai masa kejayaannya. Raden Trenggono dikenal sebagai raja

yang sangat bijaksana dan gagah berani. dan berhasil memperlebar

wilayah kekuasaannya yang meliputi dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

Pada turun-temurun berdirinya demak sampai masa pemerintahan

Raden Trenggono Musuh utama Demak adalah Portugis yang mulai

memperluas pengaruhnya ke jawa Barat dan alhasil pihak portugis bisa

mendirikan benteng Sunda Kelapa di jawa barat.


Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim tentaranya ke Sunda

kelapa dibawah pimpinan Fatahillah yang bertujuan untuk mengusir

bangsa Portugis dari sunda kelapa. Tahun 1527 Fatahillah dan para

pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dan Sejak

saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang

artinya kemenangan yang sempurna danampai saat ini dikenal dengan

nama Jakarta.

Sultan Trenggono yang berencana menyatukan pulau Jawa di bawah

kekuasaan Demak dan untuk mewujudkan cita-cita itu Sultan

Trenggono mengambil langkah cerdas sebagai berikut :

 menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu

Supit Urang )

dipimpin Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak

membawa hasil

karena Sultan Trenggono meninggal

 menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon )

dipimpin Fatahillah mengadakan perkawinan politik. Misalnya :

 Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara )

 Fatahillah dijodohkan dengan adiknya


 Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi

Raja Cirebon )

 Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya ( adipati Pajang )

Sumber Sejarah Kerajaan Demak

Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475. Bukti sejarah yang

mengabarkan tentang keberadaan kerajaan ini di masa lalu sudah

cukup banyak didapatkan. Adapun beberapa bukti lain yang berupa

peninggalan bersejarah seperti bangunan atau benda-benda tertentu

juga masih terpelihara hingga sekarang. Beberapa bangunan atau

benda peninggalan kerajaan Demak yaitu sebagai berikut :

1. Masjid Agung Demak

Peninggalan Kerajaan Demak yang paling dikenal tentu adalah Masjid

Agung Demak. Bangunan yang didirikan oleh Walisongo pada tahun

1479 ini masih berdiri kokoh hingga saat ini meski sudah mengalami

beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi salah satu bukti bahwa

kerajaan Demak pada masa silam telah menjadi pusat pengajaran dan

penyebaran Islam di Jawa. Jika Anda tertarik untuk melihat keunikan


arsitektur dan nilai-nilai filosofisnya , datanglah ke masjid ini.

Letaknya berada di Desa Kauman, Demak – Jawa Tengah.

2. Pintu Bledek

Dalam bahasa Indonesia, Bledek berarti petir, oleh karena itu, pintu

bledek bisa diartikan sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat oleh Ki

Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama dari Masjid

Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar, pintu ini dinamai

pintu bledek tak lain karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari

petir yang menyambar. Saat ini, pintu bledek sudah tak lagi digunakan

sebagai pintu masjid. Pintu bledek dimuseumkan karena sudah mulai

lapuk dan tua. Ia menjadi koleksi peninggalan Kerajaan Demak dan

kini disimpan di dalam Masjid Agung Demak.

3. Soko Tatal dan Soko Guru

Soko Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi

sebagai penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada 4

buah soko guru yang digunakan masjid ini, dan berdasarkan cerita

semua soko guru tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Sang

Sunan mendapat tugas untuk membuat semua tiang tersebut sendiri,

hanya saja saat ia baru membuat 3 buah tiang setelah masjid siap

berdiri. Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa kemudian


menyambungkan semua tatal atau potongan-potongan kayu sisa

pembuatan 3 soko guru dengan kekuatan spiritualnya dan

mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru yang terbuat dari

tatal.

4. Bedug dan Kentongan

Bedug dan kentongan yang terdapat di Masjid Agung Demak juga

merupakan peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak

boleh dilupakan. Kedua alat ini digunakan pada masa silam sebagai

alat untuk memanggil masyarakat sekitar mesjid agar segera datang

melaksanakan sholat 5 waktu setelah adzan dikumandangkan.

Kentongan berbentuk menyerupai tapal kuda memiliki filosofi bahwa

jika kentongan tersebut dipukul, maka warga sekitar harus segera

datang untuk melaksanakan sholat 5 waktu secepat orang naik kuda.

5. Situs Kolam Wudlu

Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid Demak.

Situs ini dahulunya digunakan sebagai tempat berwudlu para santri

atau musyafir yang berkunjung ke Masjid untuk melaksanakan sholat.

Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk

berwudlu dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.


6. Maksurah Maksurah

adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan

Masjid Demak. Maksurah tersebut dibuat sekitar tahun 1866 Masehi,

tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat menjabat sebagai Adipati

Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut bermakna tentang

ke-Esa-an Alloh.

7. Dampar Kencana

Dampar kencana adalah singgasana para Sultan yang kemudian dialih

fungsikan sebagai mimbar khutbah di Masjid Agung Demak.

Peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini hingga kini masih terawat

rapi di dalam tempat penyimpanannya di Masjid Demak.

8. Piring Campa

Piring Camapa adalah piring pemberian seorang putri dari Campa yang

tak lain adalah ibu dari Raden Patah. Piring ini jumlahnya ada 65 buah.

Sebagian dipasang sebagai hiasan di dinding masjid, sedangkan

sebagian lain dipasang di tempat imam.


Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak

Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan

pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang

dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut

Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak

antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah pelabuhan

yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ),

sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang

penting bagi kerajaan Demak.

Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk

perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara

Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan

Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi

kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan penting dalam

rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena

Demak berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke

tangan Portugis 1511.


Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya

Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di

wilayah yang sangat strategis yaitu di jalur perdagangan nusantara

memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam

kegiatan perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung

daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian timur

dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat.

Dengan demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan

hal in juga didukung oleh pengusaan Demak terhadap

pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai

kerajaan islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga

memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah

satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian,

kegiatan perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang

mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan

pada agama dan budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah
pusat penyebaran Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat

penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali

seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang.

Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa

perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan

Kudus yang memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat

siasat[1][1][1] menghancurkan kekuatan potugis dan membuat

pertahanan yang kuat di Indonesia.

Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan,

para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta

melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid

maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta kebersamaan atau

Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )

Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang

merupaka peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah

Masjid Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari

pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak

dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Majid

( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan

Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang


masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut

menunjukan adanya akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan

Islam.

Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa

hasil peradaban Demak yang sampai saat ini masih dapat dirasakan.

Misalnya :

 Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu

himpunan undang-undang dan peraturan di bidang pelaksanaan

hukum. Namanya : Salokantara, sebagai kitab hukum, maka di

dalamnya antara lain menerangkan tentang pemimpin

keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka disebut

dharmahyaksa dan kertopapatti.

 Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah

dipakai Imam di Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan orang

yang terpenting disana, yaitu nama Sunan Kalijaga. Kata Kali

berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu juga dikaitkan

dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata

istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh

imam-imam masjid.
 Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan

ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI.

 Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan

Kerajaan Islam pertama di Jawa. Dengan Masjid, umat Islam di

Jawa daapt mengadakan hubungan dengan pusat-pusat Islam

Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci, maka dengan

kekhalifahan Ustmaniyah di Turki ).

 Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng,

gamelan, tembang macapat, pembuatan keris, dan

hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan para

wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.

 Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar

pantai utara dan pantai timur Jawa yang mungkin sebelumnya

tidak di islami, maupun pada masa-masa selanjutnaya

“diislamkan”.

Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa

dilepaskan dari peran serta Islam dalam menyusun dan membentuk

fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih Unggul, disamping itu


peran serta para pemimpin dan para Wali juga turut membantu

kejayaan Kerajaan Demak.

Perang Saudara Kerajaan Demak

Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden

Patah yaitu Adipati Unus yang manjadi putra mahkota. Akhirnya

terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah.

Persaingan ketat anatara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen

(Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh Trenggana

dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran

Seda Lepen.

Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan kedua di Demak. Pada

masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai

puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat

sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak

memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan


Cirebon akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi

kesultanan pajang.

Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri.

Anak pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran Langgar,

anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga

perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat

perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima

perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir

adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh

Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin

atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan kekuasaan.

Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai

Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh. Pada

tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak,

anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di

Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung

menggerakan pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu

posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke

Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi

hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan Klenteng.


Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke

Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan prawoto gugur dalam

pertempuran ini. Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum

menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang lagi yang

kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka

Tingir adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah

Majapahit di daerah Surakarta.

Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan

Prawoto dan Pangeran Kalinyamat, sehingga tersisa Jaka Tingkir.

Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran kalinyamat

membuat saembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang,

maka dia akan mendapatkan aku dan harta bendaku. Begitulah

sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat. Mendengar hal

tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar

dari Pangeran Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu

oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pamanahan. Akhirnya Arya

Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng

Panjawi mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan

mendapat tanah mataram.


Kehidupan Politik Kerajaan Demak

Raja pertama dari Kerajaan Demak ialah Raden Patah yang bergelar

Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin

Panatagama.

Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh seorang

putranya yang bernama Pati Unus. Sebelum diangkat menjadi Raja,

Pati Unus sebelumnya sudah pernah memimpin armada laut kerajaan

Demak untuk menyerang Portugis yang berada di Selat Malaka.

Sayangnya, usaha Pati Unus tersebut masih mengalami kegagalan.

Namun karena keberaniannya dalam menyerang Portugis yang ada di

Malaka tersebut, akhirnya Pati unus mendapat julukan sebagai

Pangeran Sabrang Lor.

Lalu pada tahun 1521, Pati Unus wafat dan tahtanya digantikan oleh

adiknya yang bernama Trenggana. Pada masa inilah kerajaan Demak

mencapai pusak kejayaannya.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak


Kerajaan Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada

di Nusantara, Demak memegang peran yang sangat penting dalam

aktivitas perekonomian antarpulau.

Demak memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian

yang lumayan luas dan menjadi penghasil bahan makanan seperti beras.

Selain itu, perdagangannya juga semakin meningkat. Barang yang

banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.

Barang-barang tersebut lalu diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan

Jepara. Aktivitas perdagangan Maritim tersebut telah menyebabkan

kerajaan demak mendapat keuntungan sangat besar. Banyak kapal

yang melewati kawasan laut jawa dalam memasarkan barang dagangan

tersebut.

Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang

kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu

menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya


dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di

nusantara.

Di bawah Pimpinan Pati Unus( Pangeran sabrang Lor )

Demak di bawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan nusantara.

Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim

yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam

dengan pendudukan Portugis di Malaka. Kemudian beberapa kali ia

mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.

Di bawah Pimpinan Sultan Trenggana

Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa

Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa

lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau

tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527),

Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan

Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527,

1546).

Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran

menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto.

Salah seorang panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah,


pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja

Trenggana. Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati

diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan Banten Girang.

Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten

sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam

di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit

sebelum pindah ke Kudus.

Runtuhnya Kerajaan Demak

Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15

hingga awal abad ke 16. Tatkala perjuangan Raden Patah melawan

Portugis belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan

oleh puteranaya, Adipati Unus ( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal

denagan nama tersebut, karena dia pernah dia menyebrang ke utara

untuk menyerang Portugis yang ada disebelah utara( Malaka ).

Disamping itu, dikenal dengan nama Cu Cu Sumangsang atau Aria

Penangsang. Namun sayang, dia hanya memerintah selam tiga tahun

sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak diceritakan. Konon,

dia mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal juang yang
berasal dari daerah-daerah taklukan, terutama yang diperoleh dari

Jepara.

Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara

Adipati Unus. Dia memerintah tahun 1512-1546. Tatkala memerintah,

kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau pada

saat ini dikenal dengan kota Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam,

Masjid Demak pun dibangun kembali.

Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono

tidak kalah oleh para pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di

Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan bahaya.Untuk menggempur

langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan

daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil

menguasai pula daerah pase di Sumatra Utara. Seorang ulam

terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari

kepungan orang Portugis, di terima oleh Trenggono.

Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat

menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut

kunci-kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran di Jawa Barat yang belum

masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu, Trenggono

sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan


juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan

dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali

yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada

tahun 1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono,

timbulah pertengkaran yang maha hebat di Demak tentang siapa yang

menggantikannya.

Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran

antara para calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur

karenanya. Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah anak

Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran

Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh

Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut tahta Demak. Arya

penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk

merebut takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama

Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.

Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam

Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto.

Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen.

Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad


Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam

kamar tidur Sunan Prawoto.

Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen.

Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia

lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan

sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang berlindung di balik

punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya meninggal,

Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan

sisa-sisa tenaganya.

Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar

pengaruhnya, istri adipati Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat

senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan Arya

Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ),

menantu Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang ( Boyolali ).

Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada tahun

1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.

Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas

Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat

menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari

dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya


runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-berai

dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Anda mungkin juga menyukai