1. Kerajaan Demak
Dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang merupakan peninggalan dari kerajaan
Demak. Salah satunya adalah Masjid Demak, yang salah satu tiang utamanya terbuat dari
pecahan- pecahan kayu (soko tatal), atap tumpang, dan di belakangnya terdapat makam raja-
raja Demak. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga.
'Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga
menciptakan dasar-dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi
Muhammad saw) yang sampai sekarang masih berlangsung di
Surakarta, Yogyakarta dan Cirebon."
Pada upacara sekaten, dibunyikan gamelan dan rebana di depan serambi masjid, sehingga
masyarakat berduyun-duyun mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Lalu para wali
mengadakan semacam pengajian akbar, hingga rakyat pun secara sukarela dituntun
mengucapkan dua kalimat syahadat.
Pada masa berkembangnya Kerajaan Demak, kesenian juga berkembang pesat, seperti wayang
orang, wayang topeng, gamelan, tembang macapat, pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa.
'Selain itu, Raden Fatah, sebagai Sultan Demak juga pernah menuliskan sebuah kitab hukum
yang disebut dengan salokananta. Di dalamnya antara lain dijelaskan tentang pemimpin
keagamaan yang sekaligus menjabat sebagai hakim yang disebut dharmahyaksa dan
kertopapatti.
c. kehidupan ekonomi
Demak merupakan kerajaan agraris dan maritim, Pada abad ke-16
Demak menjadi pusat penimbunan beras hasil dari daerah-daerah
sebelah Selat Muria. Demak berkembang menjadi lumbung padi
yang penting di Jawa. 'Demak merupakan pemasok beras utama
dalam perdagangan internasional di Malaka. Selain beras, komoditi
perdagangan yang diekspor Demak antara lain, garam, kayu jati,
madu, dan lilin. Dengan demikian, kegiatan perdagangan yang
ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh
keuntungan besar dalam bidang ekonomi.
Demak menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian
barat dengan Indonesia bagian Timur. Bahkan dengan datangnya
pedagang asing jaringan perdagangan Demak juga telah mencapai
kawasan di sebelah barat Selat Malaka hingga dunia Arab. Menurut
Tome Pires, pelabuhan Demak banyak dikunjungi oleh pedagang-
pedagang Persia, Arab, Gujarat, dan Melayu. Dengan kegiatan
dagangnya mereka menjadi kelompok sosial yang kaya.
RADEN PATAH
Raden Patah adalah putra Brawijaya V dari istri seorang putri
China (Campa) hadiah dari Raja Palembang. Setelah takhta
ayahnya jatuh ke tangan Girindrawardhana dari Keling (Daha),
Demak menjadi terancam.
Akibatnya terjadi peperangan antara Demak dan Majapahit
pimpinan Girindrawardhana dan keturunannya yang bernama
Prabu Udara hingga 1518. Demak menang kemudian menjadi
kerajaan Islam terbesar di Jawa.
Demak berhasil menggantikan posisi Majapahit sebagai kerajaan
yang berpengaruh di Jawa karena Majapahit hancur setelah
peperangan. Perkembangan Islam di Jawa secara intensif terjadi
pada masa kerajaan Demak.
Raden Patah mulai berkuasa pada 1478 dengan pusat
pemerintahan Di Demak Bintoro, pesisir utara Jawa Tengah. Dalam
menjalankan pemerintahan, Raden Patah didampingi dewan wali
yang dikenal sebagai
Wali Songo. Wali Songo berjasa mengislamkan Jawa sampai ke
daerah pedalaman.