kelas: X IPS 2
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak mulanya merupakan sebuah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan
dari Kerajaan majapahit. Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Demak lalu mulai
memisahkan diri dari Ibu Kota di Bintoro. Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam
Kerajaan Demak pertama kali didirikan oleh Raden Patah. Kerajaan demak memiliki
lokasi yang sangat strategis karena terletak antara pelabuhan bergota dari kerajaan
Mataram Kuno dan Jepara, kedua tempat inilah yang telah membuat Demak menjadi
Daerah kekuasaan dari Kerajaan Demak mencakup Banjar, Palembang dan Maluku serta
Raja pertama dari Kerajaan Demak ialah Raden Patah yang bergelar Senapati Jumbung
Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh seorang putranya yang
bernama Pati Unus. Sebelum diangkat menjadi Raja, Pati Unus sebelumnya sudah pernah
memimpin armada laut kerajaan Demak untuk menyerang Portugis yang berada di Selat
Malaka.
Sayangnya, usaha Pati Unus tersebut masih mengalami kegagalan. Namun karena
keberaniannya dalam menyerang Portugis yang ada di Malaka tersebut, akhirnya Pati
1.Raden Patah
2. Pati Unus
3. Trenggana
4. Sunan Prawoto
Setelah berkuasa, lalu Sultan Trenggana mulai melanjutkan upaya dalam menahan
pengaruh dari Portugis yang sedang berusaha untuk mengikat kerjasama bersama
Kala itu, Raja Samiam yang berasal dari kerajaan Sunda sudah memberikan izin untuk
mendirikan kantor dagangnya di Sunda Kelapa. Oleh karena itu, Sultan Trenggana
akhirnya mengutus Fatahillah atau Faletehan untuk bisa mencegah supaya Portugis tidak
membangun benteng yang ada di Sunda Kelapa. Namun, kerajaan Demak tak senang
Akhirnya, Fatahillah lalu berhasil dalam mengalahkan Portugis. Banten dan Cirebon
Karena jasanya ini, untuk mengenang kemenangan tersebut maka Sunda Kelapa lalu
diganti namanya menjadi Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527. Kejadian itu membuat
Pasukan Demak mulai terus bergerak menaklukan pedalaman dan berhasil dalam
Daerah-daerah yang masih memiliki kerajaan Hindu dan Buddha yang berada di Jawa
Timur lalu satu persatu dikalahkan yakni Wirosari dan Tuban pada tahun 1528, Madiun
pada tahun 1529, Lamongan, Blitar, Pasuruan dan Wirosobo pada tahun 1541 sampai
dengan 1542.
Mataram, Madura dan Pajang pun akhirnya jatuh kedalam kekuasaan kerajaan Demak.
Selanjutnya, Putra Bupati Pengging yang bernama Tingkir juga diambil menjadi menantu
keluarga kerajaan.
Pengganti Sultan Trenggana seharusnya ialah Pangeran Mukmin atau Pangeran Prawoto
selaku putra tertua dari Sultan Trenggana , namun kemudian Pangeran Prawoto dibunuh
Kemudian, tahta kerajaan Demak akhirnya diduduki oleh Arya Penangsang. Namun
keluarga kerajaan ternyata tidak menyetujui atas naik tahtanya Arya Penangsang menjadi
Raja. Lalu akhirnya Arya penangsang berhasil dikalahkan oleh kerajaan Demak berkat
bantuan dari Jaka Tingkir. Sejak saat itu wilayah kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang.
Kerajaan Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Nusantara,
Demak memegang peran yang sangat penting dalam aktivitas perekonomian antarpulau.
Demak memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian yang lumayan
luas dan menjadi penghasil bahan makanan seperti beras. Selain itu, perdagangannya juga
semakin meningkat. Barang yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.
dagangan tersebut.
Dalam kehidupan sosial dan budaya, rakyat kerajaan Demak sudah hidup dengan teratur.
Roda kehidupan budaya dan sosial masyarakat Kerajaan Demak sudah diatur dengan
hukum Islam sebab pada dasarnya Demak ialah tempat berkumpulnya para Wali Sanga
Adapun sisa peradaban dari kerajaan Demak yang berhubungan dengan Islam dan sampai
saat ini masih dapat kita lihat ialah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut merupakan
lambang kebesaran kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam Indonesia di masa lalu.
Selain memiliki banyak ukiran islam (kaligrafi), Masjid Agung Demak juga memiliki
keistimewan, yaitu salah satu tiangnya terbuat dari sisa sisa kayu bekas pembangunan
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga adalah yang mempelopori dasar-dasar
perayaan Sekaten yang ada dimasa Kerajaan Demak. Perayaan tersebut diadakan oleh
Sunan Kalijaga dalam untuk menarik minat masyarakat agar tertarik untuk memeluk
Islam.
Perayaan Sekaten tersebut lalu menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan terus menerus
dipelihara sampai saat ini, terutama yang berada didaerah Cirebon, Yogyakarta dan
Surakarta.
Kemunduran
uksesi Raja Demak 3 tidak berlangsung mulus, terjadi Persaingan panas antara P. Surowiyoto
(Pangeran Sekar) dan Trenggana yang berlanjut dengan di bunuhnya P. Surowiyoto oleh Sunan
Prawoto (anak Trenggono), peristiwa ini terjadi di tepi sungai saat Surowiyoto pulang dari
Masjid sehabis sholat Jum’at. Sejak peristiwa itu Surowiyoto (Sekar) dikenal dengan sebutan
Sekar Sedo Lepen yang artinya Sekar gugur di Sungai. Pada tahun 1546 Trenggono wafat dan
tampuk kekuasaan dipegang oleh Sunan Prawoto, anak Trenggono, sebagai Raja Demak ke 4,
akan tetapi pada tahun 1549 Sunan Prawoto dan isterinya dibunuh oleh pengikut P. Arya
penguasa tahta Demak sebagai Raja Demak ke 5. Pengikut Arya Penangsang juga membunuh
Pangeran Hadiri, Adipati Jepara, hal ini menyebabkan adipati-adipati di bawah Demak
memusuhi P. Arya Penangsang, salah satunya adalah Adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo).
Pada tahun 1554 terjadilah Pemberontakan dilakukan oleh Adipati Pajang Joko Tingkir
(Hadiwijoyo) untuk merebut kekuasaan dari Arya Penangsang. Dalam Peristiwa ini Arya
Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya
Penangsang sebagai Raja Demak ke 5, maka berakhirlah era Kerajaan Demak. Joko Tingkir