KELOMPOK 11 :
- FADIA AZ-ZAHRA
- AHMAD ROHIMI
- M.AKBAR MAULANA
LETAK GEOGRAFIS
2. Patih Unus
Raden Patah memiliki anak bernama Pati Unus yang kemudian naik tahta setelah masa pemerintahan sang ayah berakhir di tahun 1518.
Namun Pati Unus hanya berkuasa selama 3 tahun saja. Pati Unus didapuk dengan gelar Pangeran Sabrang Lor berkat perlawanannya pada
Por tugis dalam upaya merebut Malaka. Pati Unus gugur dalam upaya penyerbuan Por tugis yang kedua ke Malaka tahun 1521.
3. Sultan Trenggana
Sultan Trenggana menjadi raja dalam silsilah Kerajaan Demak yang terkenal akan per tempurannya merebut Sunda Kelapa dari jerat tangan
Por tugis di bawah pasukan pimpinan Fatahillah. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, kerajaan besar di Jawa seper ti Mataram,
Blambangan, Madura, ser ta Pajang berhasil dikuasai Demak. Pemerintahan Sultan Trenggana berakhir usai beliau wafat saat peperangan di
Pasuruan tahun 1546.
4. Sunan Prawoto
Setelah Pati U nus turun tahta, pergolakan mulai terjadi di Kerajaan Demak karena tidak ada keturunan langsung dari permaisuri yang menjadi
pemimpin. Alhasil Sultan Trenggana yang menjadi raja s etelah Pati Unus. Selanjutnya, sepeninggal S ultan Trenggana digantikan oleh Sunan
Prawoto yang hanya berkuasa selama beberapa tahun s aja, karena beliau lebih mendalami kehidupan sebagai ulama yang mensyiarkan Islam
ke penjuru Jawa.
5. Arya Penangsang
Dalam sejarah tercatat bahwa S unan Prawoto meninggal dibunuh orang suruhan Arya Penangsang yang hendak mengambil alih tahta. Maka
Arya Penangsang menjadi raja Demak selanjutnya dan memindahkan pemerintah ke Jipang. Berbagai konfl ik mulai terjadi, apalagi setelah
pemindahan Kerajaan De mak menuju Pajang di tahun 1586 akibat Hadiwijaya mengalahkan Arya Penangsang. Masa itu pun menjadi akhir
Kerajaan Demak.
KEHIDUPAN EKONOMI
Kerajaan Demak terletak di pesisir utara Jawa, sehingga sumber ekonomi utama
masyarakat Demak adalah perdagangan laut. Tidak adanya kerajaan sahabat di Jawa
juga menjadi faktor mengapa Demak sangat aktif berdagang di laut. Kerajaan demak
mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, berhasil
memperluas wilayah dan menguasai pelabuhan utama seperti Surabaya, Madura, Tuban,
Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Selain itu, kadipaten-kadipaten di
pedalaman seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan Pajang juga merupakan sumber
utama pertanian dan peternakan sebagai komoditas dagang. Beras Jawa merupakan
komoditas penting dalam perdagangan internasional di Nusantara.
KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA
Dalam Kehidupan Sosial Kerajaan Demak tidak mengenal kasta dalam
bergaul
Sistem sosial kerajaan Islam bersifat lebih egaliter, seperti
dilaksanakannya Salat Jum’at yang bersamaan antara pejabat dengan
rakyat biasa.
Hampir seluruh masyarakat Demak, terutama di pusat kekuasaan
beragama Islam. Ditunjang dengan dakwah oleh berbagai ulama yang
dekat dengan kekuasaan yaitu Wali Songo.
PENINGGALAN-PENINGGALAN KERAJAAN
DEMAK
DAMPAR
KENCONO
PAWESTREN
PINTU BLEDEG
PIRING CAMPA MAKAM SUNAN
KALIJAGA
MAKSURAH
MIHRAB
SOKO MAJAPAHIT
RUNTUHNYA KERAJAAN DEMAK
Setelah Sultan Trenggana wafat, Kerajaan Demak
perlahan mulai memudar kekuatannya dan terjadi
perebutan kekuasaan semenjak Sultan Trenggana wafat.
Pada awalnya jabatan Sultan Trenggana diambil alih oleh
saudaranya Pangeran Sedo Lepen, namun anak kandung
dari sultan yang bernama Pangeran Prawoto tidak terima
sehingga Pangeran Sedo Lepen dibunuh.
Tak hanya sampai situ saja, putra dari Pangeran Sedo
Lepen yang bernama Arya Penangsang tidak terima lalu
membunuh Pangeran Prawoto, sehingga jatuhlah
kekuasaan Kerajaan Demak di tangannya.
Namun selang beberapa waktu, Arya Penangsang
dikalahkan oleh anak angkat Joko Tingkir Sutawijaya
sehingga kekuasaannya jatuh ke tangan Joko Timgkir dan
dipindahkan ke Pajang. Dan sejak saat itulah Kerajaan
Demak berakhir.