Anda di halaman 1dari 44

Sejarah Indonesia

Kerajaan
Islam di Jawa
APRIL 2023
Outline

1. Kerajaan Demak
2. Kerajaan Pajang
3. Kesultanan Mataram
4. Kesultanan Cirebon
5. Kesultanan Banten
KESULTANAN DEMAK
Melemahnya kedudukan Majapahit pada akhir abad ke-15
yang diakibatkan oleh banyaknya daerah taklukan Majapahit
yang melakukan perlawanan dan melepaskan diri, sedangkan
pengaruh Islam menjadi semakin kuat di daerah Jawa,
termasuk di Demak (salah satu daerah kekuasaan Majapahit).

Raden Patah adalah salah satu Bupati Majapahit yang


berkedudukan di Demak. Meski masyarakat Majapahit pada saat itu
merupakan kerajaan bercorak Hindu, namun Raden Patah sendiri
sudah memeluk agama Islam. Majapahit memang belum runtuh
pada masa itu, namun Raden Patah sudah mendapat dukungan
untuk mendirikan Kesultanan Islam di Demak.
Berdirinya
Kerajaan Demak
Kesultanan Demak berdiri pada 883 H atau
sekitar tahun 1500 M, sebagai Kesultanan
Islam pertama di Jawa.

Kesultanan Demak terletak di Utara Pulau Jawa dan memiliki ibukota bernama Bintoro.
RADEN PATAH PATI UNUS SULTAN
Memerintah Kesultanan -Berkuasa di Kesultanan
TRENGGONO
Demak sampai 1518 M. demak dari 1518-1521 M. Memerintah sejak tahun
Adipati Unus dijuluki 1521-1546 M.
Beliau wafat pada tahun "Pangeran Sabrang Lor".
1518. Puncak kejayaan Demak
ada pada masa
pemerintahannya.
Sistem
Pemerintan
Raden Patah bekerjasama
dengan para wali untuk
menentukan dasar negara yang
berlandaskan ajaran Islam
murni, yaitu Al-Qur'an dan
Hadist Nabi.
Rolena Park Church | Jan. 2020
Pelaksanaan Hukum di
Kesultanan Demak
Penyusunan kitab undang-undang.
Peraturan pelaksanaan hukum Raja Penghulu Jaksa

berdasarkan:
- Fungsi
- Kedudukan
- Peranan seseorang di masyarakatnya.

Patih Orang biasa


Keberadaan 1513
Demak mengirimkan armada lautnya ke Malaka

Portugis di Malaka untuk melawan Portugis.

Keberadaan Portugis di Malaka menjadi ancaman


bagi perekonomian Kesultanan Demak.
Pemerintah Kesultanan Demak pun khawatir,
setelah Portugis menguasai Malaka, maka setelah
itu Portugis akan menguasai Demak.
Selain itu Kesultanan Demak juga khawatir
Portugis akan memutus jalur perdagangan Penyerangan dipimpin oleh Adipati
Demak dalam mata rantai perdagangan Unus, menantu Raden Patah. Sayangnya
international, sebab Demak dan Malaka memiliki Demak kalah dalar pertempuran
hubungan baik dalam hal perdagangan. melawan Portugis.
Adipati Unus
Berkuasa di Kesultanan Demak dari 1518-1521 M.
Adipati Unus dijuluki "Pangeran Sabrang Lor".

Sabrang = menyebrang
Lor = utara
Panggilan ini disematkan kepadanya karena beliau memimpin armada Demak dalam
penyerangan ke Malaka yang terletak di Utara Pulau Jawa.

Adipati Unus hanya memerintah selama 3 tahun. Hal ini disebabkan saat beliau
melakukan penyerangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka pada tahun 1521,
saat itu kapal yang ditumpangi oleh Adipati Unus terkena tembakan meriam
Portugis, kemudian beliau pun wafat.
SULTAN
TRENGGONO

Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kesultanan Demak berhasil


memperluas wilayah kekuasaan nya dan menduduki daerah Madiun, Gresik,
Tuban dan Malang.

Pada tahun 1546, Sultan Trenggono wafat dalam Pertempuran Pasuruan.


SISTEM EKONOMI KESULTANAN DEMAK
Corak Agraris
Saat dipimpin oleh Raden Patah, Demak berkembang menjadi kesultanan maritim yang kaut. Perdagangan dan
pelayaran menjadi sektor yang diandalkan dalam bihang perekonomiannya. Kesultanan Demak juga memiliki
bandar-bandar penting, seperti di Jepara, Tuban, Sedayu dan Gresik, dengan Jepara sebagai pusat
perekonomian.
Jepara menjadi gudang penyimpanan beras ekspor yang cukup penting di Nusantara, bahkan sejak masa
kejayaan Kerajaan Kalingga. Beras menjadi komoditas andalan Demak terutama untuk Malaka. Selain beras,
komoditas andalan lain;
Kayu jati
Lilin
Rempah-rempah
Garam
Kain tenun Jawa
Demak juga menjadi pelabuhan transit tempat rempah-rempah akan dikirim langsung dari Malaka untuk dijual ke
seluruh Pulau Jawa dan Nusantara melalui perdagangan laut. Barang dagangan tersebut akan diangkut
menggunakan transportasi air bernama Pangjava, sejenis kapal dan Jung, sejenis perahu yang berukuran
besar.
KEMUNDURAN DEMAK
Adanya konflik internal keluarga di dalam pemerintahan
Kesultanan Demak.

Ketika itu perang saudara meletus antara Sunan Prawoto


(anak Sultan Trenggono) melawan Pangeran Sekar Ing
Lapen atau Raden Kikin (kakak dari Sultan Trenggono).
Perang tersebut dimenangkan oleh Sunan Prawoto.

Tidak lama setelah berkuasa, Sunan Prawoto tewas


dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar Kesultanan Demak berganti menjadi
Ing Lapen. Arya Penangsang pun naik tahta dan menjadi Kesultanan Pajang dibawah kepemimpinan
Joko Tingkir yang bergelar Sultan
raja terakhir di Demak.
Hadiwijaya.
KESULTANAN PAJANG
"Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya
dinobatkan menjadi adipati Pajang"

SEJARAH RAJA-RAJA
Sultan Hadiwijaya menggantikan
1. Jaka Tingkir atau Sultan
kedudukan Arya Penangsang dan
Hadiwijaya (1549-1582).
mengganti Kesultanan Demak menjadi
2. Arya Pangiri atau Sultan
Kesultanan Pajang.
Ngawantipura (1582-1286).
3. Pangeran Banawa atau Sultan
Kesultanan Pajang berusia tidak lebih
Prabuwijaya (1586-1587)
dari 50 tahun (1549-1587).
Kesultanan Pajang tidak pernah benar-benar

KESULTANAN PAJANG
memiliki masa kejayaan.
Kesultanan Pajang dalam masa pemerintahan
Sultan Hadiwijaya dinilai cukup baik, namun
kesultanan ini diwarnai oleh konflik keluarga
mulai dări berdiri hingga keruntuhannya .

"Saat Sultan Hadiwijaya memerintah, wilayah Mataram Keinginan Panembahan Senopati tidak
merupakan wilayah bawahan Kesultanan Pajang. pernah terlaksana, bahkan diketahui
Setelah Ki Ageng Mataram meninggal, oleh Sultan Hadiwijaya.
kekuasaan di Mataram digantikan oleh anaknya Sultan Hadiwijaya bertekad menangkap
yang bernama Panembahan Senopati. Panembahan Senopati dan
Panembahan Senopati sangat ingin menyebabkan perang besar antara
membebaskan Mataram dari Kerajaan Pajang. Kesultanan Pajang dengan Mataram.
Setelah perang antara Kesultanan Pajang
dengan Mataram, Sultan Hadiwijaya sakit dan
wafat.

Masa Pemerintahan
Arya Pangiri Tahta kekuasaan Pajang diserahkan kepada
Adipati Demak, Arya Pangiri.
Arya Pangiri adalah anak dari Sunan Prawata
dan menantu dari Sultan Hadiwijaya.
"Arya Pangiri memiliki banyak

MASA PEMERINTAHAN ARYA PANGIRI


kelemahan selama menjadi
KONFLIK ARYA PANGIRI
pemimpin Kesultanan Pajang".
DAN PANGERAN BANAWA
Arya Pangiri memiliki sifat mudah curiga dan tidak Pangeran Banawa mengutus duta ke
peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya. Mataram untuk menyampaikan pesan
Arya Pangiri fokus mempersiapkan Kesultanan kepada Panembahan Senopati.
Pajang untuk menaklukkan Mataram. Pangeran Banawa memimta agar
Ia mendatangkan banyak penduduk dari Panembahan Senopati bersedia menjadi
Demak dan menyingkirkan penduduk asli raja di Pajang dan menggantikan Arya
Pajang. Pangiri.
Sebagian warga Pajang kehilangan pekerjaan. Panembahan Senopati menolak dan
Sebagian warga Pajang berpindah ke Jipang menyarankan Pangeran Banawa bersedia
dan menjadi pengikut Pangeran Banawa. menjadi raja di Kesultanan Pajang
...konflik Hubungan Sultan Prabuwijaya
"Pangeran Banawa menyetujui pesan yang dan Panembahan Senopati
disampaikan oleh Panembahan Senopati dan
menjadi semakin erat.
menyerang Pajang"
Sultan Prabuwijaya menikahkan
Pajang dapat dikalahkan oleh pasukan Dyah Banowati atau Ratu Mas adi
Pangeran Banawa. dengan Raden Mas Jolang.
Arya Pangiri dipulangkan ke Demak. Mereka memiliki anak bernama
Pangeran Banawa dinobatkan menjadi raja Raden Mas Rangsang atau Sultan
Pajang dan bergelar Sultan Prabuwijaya. Agung.
KERUNTUHAN KESULTANAN PAJANG
Ada beberapa versi keruntuhan Kesultanan Pajang:
1. Kesultanan Pajang runtuh setelah Sultan Panembahan Senopati menobatkan
Prabuwijaya wafat pada 1587. Pangeran Gagak Baning sebagai Adipati
2. Sultan Prabuwijaya menjadi ulama di Gunung di Kerajaan Pajang.
Kulakan dan bergelar Sunan Parakan. Kesultanan Pajang hanya sebagai
3. Sultan Prabuwijaya meninggalkan Gunung kadipaten di bawah Mataram.
Kulakan karena membangun pemerintahan di Kesultanan Pajang pun dinyatakan
Pemalang. berakhir.
Para sultan yang memimpin memiliki semangat

KESULTANAN MATARAM memperluas kekuasaan.


Para pemuka agama juga berperan dalam
Sejarah Kesultanan Mataram mengembangkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Setelah Kesultanan Mataram berakhir, pusat pemerintahan


dipindahkan ke Mataram pada tahun 1586 yang dilakukan
oleh Panembahan Senopati. Pemimpin Kesultanan Mataram:
1. Panembahan Senopati (1587-1606).
2. Raden Mas Jolang (1606-1613)
3. Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung
(1613-1645).
4. Amangkurat I (1645-1677)
5. Amangkurat II (1677-1703)
6. Amangkurat III (1703-1708)
7. Pakubawana I (1704-1719)
Ia memiliki gelar Panembahan Senapati Ing Alaga 8. Pakubawanan II (1726-1749)
9. Pakubawana III (1749-1788)
Sayidin Panatagama.
Kesultanan Mataram berpusat di Kota Gede.
M A SA P E ME RINTA HA N P A NE MB A HA N
SE N OPA TI
Panembahan Senopati banyak mendapat tantangan dari para Bupati (Demak,
Jepara, Kudus, Gresik dan Surabaya).
Para bupati ingin melepaskan diri dari Pajang.
Panembahan Senopati mendapatkan perlawanan dari Madiun dan Ponorogo.
Beliau berhasil menundukkan Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Galuh di
Jawa Barat.
Luas Kesultanan Mataram selama dipimpin Panembahan Senopati meliputi
sebagian besar Pulau Jawa.
Kerajaan Galuh yang terletak di Jawa bagian Barat, sampai ke Pasuruan yang
terletak di timur Pulau Jawa.
MASA PEMERINT AHAN
RADEN MAS JOLANG
Raden Mas Jolang tidak setangguh ayahnya saat memimpin Mataram.
Beliau wafat pada tahun 1613.
Luas kekuasaan Mataram tidak bertambah.
Terjadi pemberontahakan kerajaan-kerajaan vassal atau kerajaan bawahan.
MASA PEMERINTAHAN
SULTAN AGUNG
Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Agung.
Ia dikenal memiliki kepribadian yang kuat, ulet dan berani.
Memiliki visi menyatukan Jawa.
Pada tahun 1615, Sultan Agung memulai ekspansi dengan menyerang daerah pesisir yang
belum takluk kepada Mataram.
Pasukan Sultan Agung menguasai Surabaya, Madiun, Ponorogo, Blora, dan Bojonegoro.
Tahun 1625, hampir seluruh Jawa ada di bawah kekuasaan Mataram.
Daerah yang belum dikuasai Mataram; Banten, Cirebon, Blambangan, Batavia.
Usaha beliau merebut Batavia dari VOC pada tahun 1628 dan 1629, namun selalu gagal.
Pembagian Wilayah Kekuasaan
Pemerintahan Sultan Agung
Kutanegara: Daerah pusat keraton.
Pelaksana oleh patih lebet atau patih dalam, dibantu wedana lebet atau wedana dalam.
Negara Agung: Daerah sekitar Kutanegara.
Pelaksana oleh patih jawi atau patih luar, dibantu wedana jawi atau wedana luar.
Mancanegara: Daerah di luar Negara Agung.
Pelaksana oleh para bupati.
Pesisir: Daerah pesisir.
Pemerintahan oleh bupati atau syahbandar.
Sultan Mas Agung memiliki ketertarikan di Muncul kebudayaan Kejawen (mengakui
bidang sastra, filsafat (Jawa), politik dan adanya Tuhan Gusti Allah tetapi juga
agama. mengakui mistik yang berkebang dari
ajaran tasawuf agama-agama yang ada).
Kejawen merupakan akulturasi antara
Ia menyusun Sastra Gending dan Surya
kebudayaan Jawa asli, Hindu, Buddha
Alam.
dan Islam.
Ia menyusun Kalender Jawa dengan
menggunakan perhitungan Islam.

Kesultanan Mataram bercorak agraris


Berkembang menjadi kesultanan pengekspor beras.
Memiliki komoditas kayo, gula, kelapa, kapas dan hasil
palawija.
AMANGKURAT I
"Sultan Agung wafat pada tahun
MASA PEMERINTAHAN AMANGKURAT I
1645". Kesultanan Mataram mengalami kemunduran.
Amangkurat I memerintah sangat kejam.
Amangkurat I menjalin hubungan baik dengan
Belanda.
Belanda diizinkan membangun benteng di
Mataram.
Banyak wilayah taklukan Mataram
memberontak termasuk Trunajaya dari
Madura.
Amangkurat I bersekutu dengan VOC untuk
melawan pemberontakan Trunajaya.
Kepemimpinan Mataram digantikan Tahun 1667, Amangkurat I wafat di Tegalarum.
oleh anaknya, Amangkurat I. Beliau digantikan oleh Amangkurat II.
MASA PEMERINTAHAN
AMANGKURAT II
Amangkurat II memiliki hubungan yang sangat
"Amangkurat II memerintah dari tahun 1677
dekat dengan VOC.
hingga 1703."
Belanda menguasai hampir sebagian besar
wilayah Mataram.
Amangkurat II menyingkir ke daerah pedesaan
dan membangun ibu kota Mataram yang baru di
Wonokerto.
Desa tersebut diberi nama Kartasura.
MASA PEMERINTAHAN
AMANGKURAT III
"Hubungan antara Kesultanan Mataram dengan VOC
mulai merenggang saat dipimpin oleh Amangkurat III"
VOC ikut campur dalam pemerintahan Kesultanan
Mataram.
VOC mengangkat Pakubuwana I atau Pangeran Puger
sebagai sultan (dualisme kepemimpinan).
Perpecahan internal tidak dapat dihindari.
Amangkurat III memberontak.
Pemberontakan gagal dan Amangkurat III tertangkap di
Batavia kemudian diasingkan ke Ceylon, Sri Lanka.
Masa pemerintahan Pakubuwana I
dan Pakubuwanan II
"Kondisi Kesultanan Mataram masih belum stabil saat
diperintah Pakubuwana I".

Pakubuwana II menjabat pada tahun 1726 saat berusia 15


tahun.
Usianya yang sangat muda membuat beberapa tokoh istana
bersaing untuk menguasainya.
MASA PEMERINTAHAN PAKUBUWANA III
"Kekacauan politik baru dapat teratasi saat Pakubuwana III naik takhta."

Tercetus Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang memisahkan


Mataram menjadi Ngayogyakarta dan Kesuhunan Surakarta.
Pada tahun 1757, bekas wilayah Mataram dipecah lagi menjadi
Kesultanan Yogyakarta, Kesuhunan Surakarta dan Mangkunegaran
berdasarkan Perjanjian Salatiga.
Tahun 1813, Kesultanan Yogyakarta dipecah lagi menjadi
Kesultanan Yogyakarta dań Pakualaman.
KESULTANAN CIREBON
SEJARAH KESULTANAN CIRE BON

"Menurut Tome Pires, tahun 1513 Cirebon adalah


salah satu daerah dibawah Kesultanan Demak".

Tome Pires mengungkapkan Islam sudah hadir


di Cirebon 40 tahun sebelum kehadirannya.
Penguasa di Cirebon adalah Lebe Usa
Menurut Tjarita Purwaka Tjaruban Nagari karya
yang merupakan bawahan dari Sultan
Pangeran Arya Cerbon pada 1720 M, Syarif
Trenggana.
Hidayatullah datang ke Cirebon pada tahun
1470 M.
...SEJARAH KESULTANAN Pedukuhan ini banyak dikunjungi pendatang dari beragam
suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan mata
CIREBON pencaharian."

"Menurut Sulendraningrat,
Percampuran tersebut menjadikan pedukuhan ini
Kesultanan Cirebon merupakan
diberi nama Caruban yang berarti campuran.
pedukuhan kecil yang dibangun
Pedukuhan ini dihuni oleh penduduk yang bekerja
oleh Ki Gede Tapa pada 1445."
sebagai penangkap ikan dan udang kecil atau rebon.
...SEJARAH KESULTANAN CIREBON

Pedukuhan Caruban dipimpin oleh Ki Gede Raden Walangsungsang memiliki keinginan


Alang-Alang. mendirikan Istana Pakungwati.
Wakilnya adalah Raden Walangsungsang. Beliau ingin mambentuk pemerintahan Caruban
Setelah Ki Gedeng Alang-Alang wafat, Raden atau Cirebon.
Walangsungsang diangkat oleh masyarakat Beliau dianggap sebagai pendiri Kesultanan
Kuwu dengan gelar Pangeran Cakrabuana. Cirebon.
KEPEMIMPINAN SYARIF
HIDAYATULLAH Kesultanan Cirebon mengalami masa kejayaan semasa
diperintah oleh Syarif Hidayatullah.

Islam semakin berkembang sejak didirikan Masjid


Agung Cipta Rasa.

Syarif Hidayatullah meninggalkan istana untuk

berdakwah wilayah Jawa Barat.


Contohnya Majalengka, Kuningan, Kawali (Galus),

Syarif Hidayatullah menggantikan Sunda Kelapa, dan Banten)


Pangeran Cakrabuanan memimpin
Cirebon.
AKHIR KEPEMIMPINAN SYARIF HIDAYATULLAH
"Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1586 dan dimakamkan di
Bukit Sembung".

Setelah itu, Kesultanan Cirebon dipimpin oleh


Panembahan Ratu, anak Pangeran Suwarga, cicit
Syarif Hidayatullah.
Kepemimpinan digantikan oleh Pangeran Rasmi
atau Pangeran Karim yang bergelan Panembahan
Girilaya atau Panembahan Ratu II.
KEMUNDURAN KESULTANAN
CIREBON Masuknya pengaruh VOC dan adanya
Berawal ketika Panembahan Ratu II perjanjian pada 7 Januari 1681 dimana VOC
meninggal. mendapatkan hak monopoli seperti
Awal tahun 1677 Kesultanan Cirebon pakaian dan opium.
terbagi menjadi dua. Puncak kemunduran Kesultanan Cirebon
1. Keraton Kasepuhan: Pangeran teriadi pada tahun 1906-1926. Pemerintah
Martawidjaja atau Sultan Sepuh. Kesultanan Cirebon dihapuskan secara
2. Keraton Kanoman: Pangeran resmi setelah pengesahan Kota Cirebon
Kertawid aja atau Sultan Anom. atau Gemente Cheribon.
KESULTANAN
BANTEN
SEJARAH KESULTANAN
BANTEN
"Banten dikenal dengan Banten Girang
dan merupakan bagian dari Kerajaan
Sunda Pajajaran."

Pada tahun 1526, Kesultanan Demak bermaksud memperluas kekuasaannya hingga ke kawasan
pesisir barat Pulau Jawa.
Maulana Hasanuddin beserta pasukannya datang dari Demak ke wilayah Banten untuk memperluas
kekuasaan dan menyebarkan ajaran Islam.
MASA PEMERINTAHAN MAULANA HASANUDDIN
"Banten melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang mandiri dan dipimpin
oleh Maulana Hasanuddin".

Maulanan Hasanuddin segera membentuk pemerintahan yang


berkedudukan di Surosowan, dekat Muara Cibanten.
Maulana Hasanuddin memperluas wilayah kekuasaan hingga ke
Lampung (daerah penghasil lada).
Selain Lampung, Maulana Hasanuddin juga berhasil menguasai wilayah
Serang, Pandeglang, Lebak dan Tangerang.
MASA PEMERINTAHAN PANGERAN YUSUF
"Tahun 1570, Maulana Hasanuddin wafat".
Kepemimpinan beliau diteruskan oleh anaknya yang
bernama Pangeran Yusuf.
Pangeran Yusuf berusaha memperluas daerah
kekuasaan Kesultanan Banten.
Tahun 1579, daerah-daerah yang masih berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran berhasil
ditaklukkan.
Tahun 1580, Pangeran Yusuf wafat dan digantikan oleh
Maulana Muhammad.
MASA PEMERINTAHAN MAULANA MUHAMMAD
"Pada tahun 1596, Maulana Muhammad menyerang
Palembang yang sedang dipimpin oleh Ki Gede Ing
Suro".

Kerajaan Palembang memiliki hubungan yang lebih dekat


dengan Mataram yang merupakan saingan dari Kesultanan
Banten.
Maulana Muhammad gugur dalam penyerangan di Palembang.
Serangan tentara Banten diberhentikan dan ditarik mundur ke
Banten.
MASA PEMERINTAHAN ABU MUFAKIR MAHMUD ABDUL KADIR
"Setelah Maulana Muhammad wafat, terjadi berbagai perselisihan di Istana."

Abu Mufakir Mahmud Abdul Kadir, putra Maulana Muhammad masih anak-
anak saat menggantikan ayahnya.
Pemerintahan dipegang oleh Pangeran Manggala, wali dari Abu Mufakir
Mahmud Abdul Kadir.
Pangeran Menggala berhasil mengendalikan kekuasaan di Banten.
Saat dewasa Banten secara penuh diperintah oleh Abu Mufakir Mahmud
Abdul Kadir yang kemudian dikenal sebagai "Pangeran Ratu".
Abu Mufakir merupakan salah satu pangeran terkenal di Kerajaan Banten.
Kepemimpinan beliau berakhir setelah wafat pada tahun 1561.
PEMERINTAHAN ABU MAALI ACHMAD DAN SULTAN AGENG TIRTAYASA
"Setelah Sultan Abu Mufakir wafat, Kesultanan Banten dipimpin oleh Abu Maali Achmad".

Kepemimpinan di Kesultanan Banten dilanjutkan oleh Sultan Abdulfatah atau Sultan Ageng (1651-1682)..

Kesultanan Banten terus melakukan perluasan wilayah dan mampu menaklukan


daerah yang dikuasai Kerajaan Pajajaran.
Terdapat perkembangan di bidang kebudayaan atau seni bangunan.
Di bidang ekonomi, ia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi.
Dibidang Keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan
penasehat Sultan.
Banyak masyarakat Baduy yang tidak mau memeluk agama islam dan
mempertahankan agama nenek moyang.
FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN KESULTANAN BANTEN
Sebelum pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa berakhir, sempat terjadi
konflik dalam Kesultanan Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa sempat menentang VOC. Usaha tersebut kurang
disetujui oleh Sultan Haji.
Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji dimanfaatkan oleh
VOC.
VOC menggunakan politik devide et impera atau politik adu domba. VOC
membantu Sultan Haji mengakhiri kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.
Pada tahun 1682 pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa berakhir.
Pada tahun 1752, Banten menjadi wilayah vassal VOC.
THANK YOU
email: tri.secondary@mahabodhividya.sch.id
SOAL LATIHAN 1. Jelaskan secara singkat faktor yang mendukung kejayaan
dan faktor yang melatarbelakangi runtuhnya setiap
kesultanan, yaitu Demak, Mataram dan Banten.
2. Jelaskan hubungan antara Kesultanan Demak dan
Majapahit!
3. Jelaskan hubungan antara Kesultanan Demak dan
Kerajaan Mataram (Hindu)!
4. Jelaskan hubungan antara Kesultanan Demak dan
Kesultanan Banten!
5. Jelaskan hubungan antara Kesultanan Demak dan
Kerajaan Pajajaran!

Anda mungkin juga menyukai