Ketika Hayam Wuruk ingin menjadikan Diah Pitaloka sebagai permaisuri, Gajah
Mada tidak menyetujuinya. Gajah Mada menginginkan putri Sri baduga Maharaja
dipersembahkan kepada Majapahit sebagai upeti. Terjadilah salah paham yang melahirkan
peperangan yang pada akhirnya Sri Baduga gugur dan putri Sunda bunuh diri.Runtuhnya
Kerajaan Majapahit akibat terjadi perang saudara antara Wirabhumi melawan
Wikramawardhana pada tahun tahun 1405-1406 M. Selain itu, adanya pergantian raja yang
menjadi perdebatan pada tahun 1450-an dan terjadi pemberontakan besar-besaran pada
tahun1468 M oleh seorang bangsawan. Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran pada
akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15.
Di bawah Trenggana
Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di
Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak
mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti
merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau
tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527),
juga menaklukkan hampir seluruh Pasundan/Jawa Barat
(1528 - 1540) serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di
Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528),
Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527 - 1529),
Kediri (1529), Malang (1529 - 1545), dan Blambangan,
kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa
(1529 - 1546). Trenggana meninggal pada tahun 1546
dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan
kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah
seorang panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatra),
yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Sementara Maulana Hasanuddin putra Sunan
Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan Banten Girang. Kemudian hari
keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri.
Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam
penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus.
C. PERPINDAHAN KEKUASAAN KERAJAAN DEMAK KE PAJANG
Kerajaan Pajang merupakan Kerajaan yang mewarisi Demak. Diperoleh melalui
politik dan Genealogi, sebagai keturunan Majapahit serta sebagai menantu Sultan
Trenggana, Sultan terakhir Demak. Pergantian kekuasaan dari Demak ke Pajang tentu
saja penuh dengan konflik yang menimbulkan pertikaian dan pembunuhan di dalam
keluarga kerajaan demi meraih takhta. Pertikain ini diakhiri oleh pertarungan antara
Jaka Tingkir dan Arya Panangsang. karena pemenangnya adalah Jaka Tingkir, maka
Demak Jatuh ke tangan Jaka Tingkir dan kemudian memindah wilayah kekuasaan
berpusat di Pajang.
Penelitian ini menggunakan metode Heuristik dengan menggunakan sumber
skunder yaitu sumber pustaka sebagai rujukan, kritik sumber dilakukan baik kritik
ekstern dan intern sebagai dasar pertanggungjawaban keabsahan tulisan. Metode
berikutnya adalah mengintepretasi yang digunakan untuk menganalisa maupun
mensintesiskan tulisan sehingga menjadi karya sejarah secara utuh dan
berkesinambungan. Terakhir adalah historiografi yang digunakan untuk pemaparan hasil
penelitian.
Penitikberatan tulisan ini adalah : proses peralihan kekuasaan dari kesultanan Demak ke
Pajang dan masa kesultanan Hadiwijaya di Pajang tahun 1546-1586M. Detail
pembahasan meliputi proses keruntuhan Demak yang disebabkan oleh beberapa
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Demak. Pembahasan berikutnya adalah
konflik dan pertikaian yang terjadi dalam keluarga kerajaan demi memperoleh
kekuasaan. Kemudian pepindahan Kesultanan ke Pajang yang membawah banyak
perubahan corak agama dan mata pencaharian. Perpindahan ini mengakibatkan
beralihnya sistem Negara maritim berpindah menjadi Negara yang agraris, hal ini
didukung oleh wilayah geografis antara Demak dan Pajang. peralihan aliran agama juga
terlihat dengan berpindahnya aliran syariat ke makrifat (aliran Syeikh Siti Jenar).
Dengan dasar Manunggaling Kawulo Gusti yang mampu menyebar cepat karna dirasa
cocok dan sesuai dengan kehidupan dan keyakinan masyarakat Jawa sebelumnya yang
mayoritas beragama Hindu-Budha.
D. KRONOLOGI BERDIRINYA KERAJAAN MATARAM ISLAM
Kerajaan Mataram Islam menjadi salah satu Kerajaan Islam yang ada di wilayah
Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada abad 16, tepatnya pada tahun 1582 dengan pusat
pemerintahan di wilayah Kutagedhe yang sekarang dikenal sebagai Yogyakarta.
BERDIRINYA KERAJAAN MATARAM
Pada awalnya, Kerajaan Mataram adalah bagian dari daerah Kadepaten di bawah
pemerintahan Kerajaan Pajang. Itu karena Ki Ageng Pemanahan berhasil menumpas
kawanan perang Aria Penangsang yang kemudian mendapatkan imbalan dari Sultan
Adiwijaya yaitu Hutan Mentaok. Sepeninggalan Ki Ageng Pemanahan, putranya yang
bernama Sutawijaya memegang kendali atas kawasan Hutan Mentaok. Pusat
pemerintahannya berpindah dari Banguntapan ke Kotagede. Karena ketidakpuasan dari
Sutawijaya, ia melakukan pemberontakan dan berusaha menjadi raja yang menguasai seluruh
Pulau Jawa. Pada akhirnya, hal tersebut menimbulkan peperangan dan mangkatnya Sultan
Adiwijaya.
MASA KEJAYAAN
Kerajaan Mataram Islam berganti kepemimpinan seiring berjalannya waktu. Mereka
mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Raden Mas Rangsang atau yang
dikenal dengan sebutan Sultan Agung pada tahun 1713-1645. Kejayaan Sultan Agung dapat
dilihat melalui bidang perdagangan dan budaya yang mengalami kemajuan pesat. Ia berhasil
mengekspansi dan menguasai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa. Ia juga berani menumpas
perlawanan VOC bekerjasama dengan Kerajaan Banten dan Kerajaan Cirebon.