Anda di halaman 1dari 8

Nama: Pirman Ziaul Hasani

Kelas: X IPS 2

Kerajaan Demak

Sebelum menjadi sebuah kerajaan yang besar, Kerajaan Demak awalnya hanyalah

terdiri dari wilayah Glogoh atau Bintoro yang masih menjadi bagian dari Kerajaan

Majapahit. Namun, setelah Kerajaan Majapahit itu gugur, kerajaan Demak baru mulai

berani menampakan keberadaannya.

Tak lama sebelum Kerajaan itu menjadi kota besar dan pusat perdagangan

berkat campur tangan dari wali Songo kerajaan Demak. Juga merupakan pusat

penyebaran Islam di wilayah Jawa dan Timur.

Raja Kerajaan Demak

1. Raden Patah dari periode 1500-1518

2. Pati Unus dari periode 1518-1521

3. Sultan Trenggono dari periode 1521-1546


Peninggalan Kerajaan Demak

 Pintu Bledek

 Masjid Agung Demak

 Soko Guru atau Soko Tatal

 Bedug dan Kentongan

 Situs Kolam Wudhu

 Makam Sunan Kalijaga

 Maksurah

 Dampar Kencana

 Piring Campa

 Serambi Majapahit

 Mihrab

 Dampar Kencono

 Pawestren

 Surya Majapahit
Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Masa kejayaan Kerajaan Demak adalah pada abad ke-16. Kerajaan Islam terbesar di

Jawa berhasil memperluas kekuasaannya dengan cara menaklukkan banyak kerajaan

Hindu Buddha dari seluruh penjuru pulau Jawa.

Wilayah kekuasaan Demak termasuk kota di sekitarnya, dari Malang, Tuban,

Madiun, Pasuruan hingga Blambangan, salah satu kerajaan Hindu di Jawa.

Sebuah perjuangan yang tidak mudah. Dalam hal perekonomian, orang orang

sangat makmur hal ini di karenaan mereka dapat menanam tanaman di tanah

yang subur. Panenannya juga bisa dijual dengan sendiri karena sangat dekat

dengan pelabuhan.

Raja Terkenal Kerajaan Demak

Nama raja yang sangat terkenal dari kerjaan demak ini adalah : Raden Fatah

Runtuhnya Kerajaan Demak

Sultan Trenggana, raja terbesar di Kerajaan Demak, meninggal pada 1546 dalam

pertempuran yang menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan

Prawoto. Suksesi Sunan Prawoto tidak begitu mulus. Penunjukannya sebagai sunan
ditolak oleh adik Trenggana, Pangeran Sekar Seda Lepen. Pangeran Sekar Seda Lepen

akhirnya tewas terbunuh dalam penindasan pemberontakan. Pada 1561, Sunan

Prawoto dan keluarganya dibunuh oleh putra Arya, Sekar Seda Lepen. Arya kemudian

menjadi penguasa tahta Demak. Orang suruhan dari Arya juga membunuh Pangeran

yang hadir, Adipati Jepara, dan ini menyebabkan para Adipati di bawah Demak, yang

bermusuhan dengan Arya, salah satunya adalah Adipati Pengging.

Arya akhirnya terbunuh di dalam pertempuran Sutawijaya, anak angkat dari Joko

Ationir. Dia memindahkan pusat administrasi ke Pajang, di mana ia mendirikan

Kerajaan Pajang.

Jadi:

Penyebab utama runtuhnya Kerajaan Demak pada pertengahan abad ke-16 adalah

(perang saudara untuk memperebutkan tahta Kerajaan Demak)

Kehidupan Politik Kerajaan Demak

Kerajaan Demak berdiri sekitar 1478. Hal ini didasarkan pada kasus Majapahit, yang

diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan Candrasengkala yang

ditandai, yang hilang di Kertaning bumi (i.e. 1400 Saka tahun atau 1478 masehi). Para

pengawal kemudian setuju untuk memahkotai Raden Patah sebagai raja Kerajaan
Demak dengan gelar Senapati jimdude Ngabdurrahman Panembahan Palembang

Sayidin Panatagama. Untuk posisi patih Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat

Kerajaan Demak berkembang menjadi sebuah kerajaan besar di bawah pimpinan

Raden Patah (1481-1518). Negara bagian di pantai utara Jawa bahwa Demak telah

diasumsikan kedaulatan. Bahkan Demak-Power meluas sampai ke Sukadana

(Kalimantan Selatan), Palembang dan Jambi. Pada 1512 dan 1513, di bawah pimpinan

putranya, Adipati Unus, Demak, dengan kekuatan 90 buah Junks dan 12.000 tentara,

mencoba untuk membebaskan Malaka dari pemerintahan Portugis dan mengendalikan

perdagangan di Selat Malaka. Karena diserang oleh Adipati Unus, ia diberi gelar

Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara).

Setelah Rades patah wafat di 1518 M. Kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati Unus

(1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Saudaranya Sultan

Trenggana (1521-1546) menggantikannya dengan mendapatkan tahta dengan

Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas wilayahnya, Sultan Trenggana

menikahi anak mereka, termasuk Pangeran Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran

Adiwijaya dari Pajang. Sultan Trenggana berhasil memperluas kekuasaannya ke

daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukkan Daha (Kediri), Madiun dan Pasuruan.

Sultan Trenggana terbunuh pada saat peluncuran ekspedisi melawan Panarukan.

Selama masa Sultan Trenggana, wilayah Kerajaan Demak sangat luas, termasuk

Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat), Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur.
Kematian Sultan Trenggana (1546) menyebabkan runtuhnya Kerajaan Demak. Ada

perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan

ARIA Pantorial (keturunan Sekar Sedo Lepen (saudari Sultan Trenggana). Dalam

pertempuran untuk kekuasaan, ARIA Pantorial membunuh Pangeran Prawoto dan

putranya, Pangeran mengambil bagian. Ratu Kalinyamat dan ARIA Pangiri meminta

bantuan Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran tersebut, Adiwijaya berhasil

membunuh Arie dari peran tersebut. Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan

Demak ke Pajang pada 1568. Peristiwa ini adalah akhir dari Kerajaan Demak.

Peran Wali Songo Bagi Kerajaan Demak

Menebar sebuah ajaran Islam di Nusantara (Indonesia). Bagi Kerajaan Demak

Walisongo memainkan peranan penting dalam menyebarkan agama Islam, yang

mereka Sebarkan dengan cara itu adalah mereka dengan seni sastra dan sebagainya,

Wali Songo ada 9 mereka memiliki ciri khas tersendiri untuk setiap dalam

menyebarkan ajaran Islam.

Dukungan dari wali wali untuk Raden Patah adalah salah satu alasan mengapa

Kerajaan Demak dapat bertahan. Pada waktu itu juga ia menjabat Sultan Treggana,

raja Demak, untuk menjadi panglima tertinggi tentara dan mengendalikan Sunda

kelapa dan Cirebon.


Peristiwa Penting Kerajaan Demak

Memberikan dakwah dan perluasan wilayah Islam. Raden Fatah mencoba untuk meng

islam kan Kerajaan Majapahit dengan cara yang damai, dan ia berhasil mematahkan

serangan raja Giriwardahna dari Keiri pada 1486 MASEHI.

Pada 1521 m, ia menyerang bangsa Portugis di Malaka dengan mengirim pasukan di

bawah pimpinan putranya, Adipati Yunus. Hal  ini karena Malaka dari 1511 m telah

diperintah oleh Portugis.

Letak Kerajaan Demak

Kerajaan Demak pada waktu itu berada di tepi laut, berada di desa bintara, menjadi

kota Demak, Jawa Tengah.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kerajaan Demak memiliki posisi yang sangat strategis dalam perdagangan Maritim,

pelabuhan ini sering digunakan untuk menyeberangi kapal dagang dari wilayah Barat

ke Selat Malaka. Perekonomian Demak didukung oleh produk pertanian dan membuat


keuntungan ekonomi yang signifikan. Sadar akan pentingnya penggunaan pertanian,

Demak memperluas wilayahnya ke daerah sekitarnya, termasuk Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai