Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur senantiasa kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya
makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Tak lupa kami berterima kasih kepada Ibu Diar Eriviani yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk membuat makalah ini serta teman-teman semua. Makalah ini dibuat dalam rangka
menyelesaikan tugas kelompok kami.

Sebagai manusia biasa, tentunya kami masih memiliki banyak kekurangan. Maka, dengan kemurahan
hati, kami mengharapkan kritik dan sarannya untuk menyempurnakan makalah ini. Kami selaku
penyusun semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar

Daftar Isi

BAB 1 Kerajaan Demak


A. Sejarah
B. Kondisi Masyarakat
C. Raja-Raja Yang Pernah Memerintah Hingga Yang Paling Berjaya
D. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan

BAB 2 Kerajaan Cirebon


A. Sejarah
B. Kondisi Masyarakat
C. Raja-Raja Yang Pernah Memerintah Hingga Yang Paling Berjaya
D. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan

BAB 3 Kerajaan Pajang


A. Sejarah
B. Kondisi Masyarakat
C. Raja-Raja Yang Pernah Memerintah Hingga Yang Paling Berjaya
D. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan

Penutup
KERAJAAN DEMAK

A. Sejarah
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang berdiri
pada awal abad ke-16 yang terletak di daerah Demak, Jawa Tengah. Kerajaan ini didirikan oleh Raden
Patah yang juga menjadi raja pertama di kerajaan tersebut. Raden Patah merupakan salah satu putra
dari Prabu Wijaya yang merupakan raja Majapahit terakhir. Raden Patah awalnya adalah adipati di
Palembang, namun kemudian pindah ke Demak dan mendirikan kerajaan Islam di sana pada tahun 1478.
Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu
untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri.

Raden Patah mendapat dukungan dari Wali Songo. Salah satu Wali Songo yang paling berpengaruh
yaitu Sunan Ampel. Sunan Ampel adalah guru dan mertua dari Raden Patah. Sunan Ampel membantu
Raden Patah dalam menghadapi serangan dari Majapahit yang masih ingin mempertahankan
kekuasannya. Atas bantuan dari Sunan Ampel secara terang-terangan memisahkan diri dari Majapahit
yang berada di ujung keruntuhan. Kemudian berdirilah kerajaan Demak dengan Demak sebagai ibu kota.
Para wali mengangkatnya sebagai raja atau sultan pertama Demak dengan gelar Senopati Jimbun
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin Panotogomo.

B. Kondisi Masyarakat

 Bidang Ekonomi
Perekonomian kerajaan Demak berbasis agraris dan maritim dengan komoditas utama
perdagangan beras dan menjadi Bandar transit perdagangan rempah-rempah dari Maluku.
Selain perdagangan,kerajaan Demak juga didukung komoditas ekspor seperti beras dari
pedalaman yang dihasilkan dari kadipaten-kadipaten seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan
Pajang. Komuditas ini diekspor melalui jalur perdagangan internasional di Nusantara. Kerajaan
Demak menjadi daerah penghubung antara penghasil rempah-rempah di timur dengan Malaka
sebagai Pasar di barat.

 Bidang Sosial
Kehidupan kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan menggunakan hukum Islam.
Meski begitu, norma-norma atau tradisi-tradisilama tidak ditinggalkan . Hasil kebudayaan
kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
 Bidang Pendidikan
Tentang sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak punya kemiripan
dengan yang dilaksanakan di Aceh, yaitu dengan mendirikan masjid di tempat-tempat yang
menjadi sentral di suatu daerah, disana diajarkan pendidikan agama dibawah pimpinan seorang
Badal untuk menjadi seorang guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber
agama Islam.

 Bidang Agama
Lahirnya Kerajaan Demak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah Islam.
Sehingga Demak selalu memperjuangkan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan asing.
Berkat dukungan Wali Songo, Demak berhasil menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa yang
memiliki pengaruh yang cukup luas.

C. Raja-Raja Yang Pernah Memerintah

1. Raden Patah (1500-1518 M)

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, salah satu putra dari raja Majapahit dari istri raja yang
berasal dari Cina yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin sejak 1500 M. Dibawah
kepemimpinan Raden patah, Demak mampu berkembang menjadi pusat agama Islam uyang
dikembangkan melalui peran Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah merupakan periode awal
berkembangnya Islam di Jawa.

2. Adipati Unus (1518-1521 M)

Pasca meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil alih oleh putranya
Adipati Unus (1488-1521 M). Keberaniannya dalam perang membuat Adipati Unus mendapatkan gelar
Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521, Adipati Unus memimpin penyerbuan ke Malaka yang dikuasai
Portugis. Dalam pertempuran tersebut, Adipati Unus gugur dan digantikan oleh Sultan Trenggana,
merupakan raja ketiga Kesultanan Demak.

3. Sultan Trenggono (1521-1546)

Kesultanan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggana. Wilayah
Demak meluas hingga ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada tahun 1527, dibawah pimpinan Fatahillah,
Demak bersama Cirebon mampu mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa diganti
menjadi “Jayakarta” yang berarti kemenangan yang sempurna. Pada tahun 1546 Demak melakukan
penyerangan ke Penarukan Situbondo, yang dikuasai Kerajaan Blambangan, Sultan Trenggana tewas
terbunuh dalam pertempuran ini.
4. Sunan Prawata (1546-1549 M)

Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggana. Pasca terbunuhnya Sultan Trenggana,
perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus. Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar
berusaha untuk menduduki kekuasan Kesultanan Demak dengan mengalahkan Sunan Prawata, putra
Sultan Trenggana. Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang menyebabkan surutnya
dukungan kepada Sunan Prawata. Akibatnya, Sunan Prawata memilih memindahkan pusat kerajaan ke
Pati. Masa kekuasaan Sunan Prawata tidak berlangsung lama setelah Arya Penangsang, putra dari
Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata pada tahun 1549 M.

5. Arya Penangsang (1549-1554 M)

Arya Penangsang menduduki tahta Kerajaan Demak setelah melakukan pembunuhan terhadap Sunan
Prawata. Selain itu, ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri / Kalinyamat sebagai penguasa Jepara yang
dianggapnya berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini membuat para adipati Demak tidak senang, salah
satu diantaranya adalah Hadiwijaya dari Pajang. Kekusaan Demakpun dipindah dari Demak ke Jipang,
wilayah kekuasaan Arya Penangsang. Masa pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554
setelah Hadiwijaya yang dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya melakukan
pemberontakan. Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan Demak diduduki oleh Hadiwijaya yang
memindahkan kekuasannya ke Pajang, menandai berakhirnya Kerajaan Demak.

D. Penyebab kemunduran
Keruntuhan Kerajaan Demak terjadi pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1568 ketika Joko Tingkir
memindahkan ibu kota kerajaan. Kemunduran Kerajaan Demak sendiri sudah terjadi sejak tahun 1546
sejak meninggalnya Sultan Trenggono. Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Sunan Prawoto
sebagai putra sulung Sultan Trenggono untuk menggantikan posisi ayahnya. Sunan Giri dan para
sesepuh kerajaan sudah setuju jika Sunan Prawoto mengganti Sultan Trenggono sebagai raja Kerajaan
Demak tahun 1546. Akan tetapi, selama berkuasa, Sunan Prawoto lebih sibuk sebagai ahli agama
dibandingkan menjadi pemimpin Kerajaan Demak. Hal ini membuat daerah-daerah yang sudah dikuasai
oleh Kerajaan Demak lama-kelamaan mulai melepaskan diri. Hal tersebut kemudian menyebabkan
Kerajaan Demak mengalami kemunduran.Peristiwa inilah yang menjadi awal lahirnya perang saudara di
dalam Kerajaan Demak antara Sunan Prawoto dengan sepupunya, yaitu Arya Penangsang.Arya
Penangsang adalah putra dari Pangeran Sekar Seda Lepen yang merupakan kakak kandung Sultan
Trenggono.Arya Penangsang menolak Sunan Prawoto sebagai raja karena rasa dendamnya terhadap
kematian ayahnya.Hingga kemudian, Arya Penangsang melakukan balas dendam dengan berusaha
untuk merebut kekuasaan Kerajaan Demak.Sejak tahun 1546 sampai 1549, terjadi perang saudara di
Kerajaan Demak. Perang Saudara ini berakhir ketika Sunan Prawoto harus mengakui kekalahannya dari
Arya Penangsang. Di sisi lain, perang saudara di kerajaan Demak mendapat kecaman dari Sultan
Hadiwijaya atau Joko Tingkir yang merupakan menantu Sultan Trenggono.
Kemudian, Joko Tingkir bersama dengan Ki Gede Pemanahan dan Ki Panjawi melakukan berbagai usaha
untuk merebut kekuasaan Kerajaan Demak.Akhirnya Joko Tingkir berhasil mengalahkan Arya
Penangsang dan naik takhta sebagai raja Kerajaan Demak.Pada tahun 1568, Joko Tingkir yang
merupakan raja Kerajaan Demak memindahkan ibu kota Demak ke wilayah Pajang. Pemindahan Ibu
Kota inilah yang menjadi awal runtuhnya Kerajaan Demak.

Anda mungkin juga menyukai