Kehidupan Sosial-budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.
Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau
tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.
B. Saran
Kehidupan Sosial-budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.
Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma
atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali
Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa
Kerajaan Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk
menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian
menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai
sekarang.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerajaan Aceh merupakan
kerajaan bercorak Islam yang letaknya sangat strategis di jalur pelayaran dan perdagangan
internasional. Aceh juga memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas, sehingga Kerajaan ini
sangan maju terutama di bidang perekonomiannya. Perkembangannya sangat pesat terlebih saat
pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Dibawah kepemimpinannya, kerajaan Aceh tumbuh
menjadi kerajaan yang besar dan berkuasa atas perdagangan Islam. Bahkan telah menjadi Bandar
transito yang dapat menghubungkan seluruh pedagang dunia barat.
Saran
Makalah yang ditulis adalah makalah yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dari pembaca demi kemajuan dari makalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Edukatif HTS, Modul Sejarah IPS, Surakarta, CV Hayati Tumbuh Subur
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan kerajaan Aceh Darussalam
2.2.1 Komposisi dan Struktur Masyarakat Aceh
Komposisi masyarakat Kerajaan Aceh dalam bidang pemerintahan terdiri atas sultan1[5],
hulubalang2[6] besar (teuku) yang mengepalai setiap sagi yang memiliki kekuasaan yang otonom
diwilayah kekuasaannya. Uleebalang (datuk) mengepalai setiap distrik. Tiap distrik dibagi
dalam mukim-mukim yang dikepalai oleh imam (ulama). Tiap mukim terdiri atas gampong yang
dikepalai keuci’ ataupun yang disebut dengan datu’. Dalam gampong terdiri atas wijk yang
dikepalai teungku mandrasah atau teungku meunasah. Dalam gampong juga ada ulama dan leube
1[5] Sultan lebih berfungsi sebagai lambing pemersatu yang diakui oleh para hulubalang.
2[6] Diangkat oleh raja dengan surat ketetapan yang diubuhi materai kerajaan.
yang ahli hukum islam dan juga pejabat keagamaan seperti kali, imeum, hatib dan bileue.
(Kartodirjo, 1975: 35)
Sultan dibantu oleh mangkubumi yang membawahi mantra hari-hari sebagai penasehat
raja. Urusan keuangan diserahkan ke syah Bandar. Lalu lintas sungai oleh kapala kreung. Penarik
cukai adalah panglima lasot. Pejabat yang mengurusi buku dan surat menyurat adalah krani.
Pada abad ke 17 dan 18 jabatan diistana lebih lengkap yaitu hulubalang rama setia sebagai
kepala pengawal pribadi raja, raja udah na laila sebagai pembedaharaan istana, kerkun katib al-
muluk sebagai sekertaris kerajaan, sri maharaja laila sebagai kepala kepolisian, laksamana.
Panglima sagi XXII yang terkemuka berkedudukan sebagai patih. (Kartodirjo, 1975: 37-38)
Selain golongan pejabat juga terdapat golongan lain seperti nelayan yang lalu lalang di
teluk, diatas perahu bercadik dua untuk menangkap ikan. penangkapan ikan ada yang dilakukan
secara besar-besaran “industry”, ada juga yang mengail ikan dengan naik perahu kecil.
(Lombard, 2006: 79-80). Selain nelayan juga ada pengrajin logam, pandai besi andal yang
mengerjakan segala macam pekerjaan besi3[7] baik berat maupun yang berupa pisau, keris, mata
lembing dan senjata lain. Ada juga tukang-tukang meriam yang menuangkan berbagai macam
alat dari kuningan seperti kandil, lampu bokor4[8]. Golongan yang tak kalah menonjol adalah
golongan tukang kayu. Pekerjaan tukang kayu membangun rumah kediaman, kapal nelayan dan
kapal perang. Selain itu, juga ada pedagang dalam jumlah besar. Mereka terdiri dari orang-orang
Aceh sendiri dan pedagang-pedagang asing5[9]. Disamping pedagang besar, ada pula pedagang
perantara dan penukaran uang. Pertukaran uang ditangani oleh perempuan yang duduk dipasar
maupun dipojok jalan dengan uang timah yang dinamakan cash. Sebagian pula ada para pegawai
dan abdi untuk istana dan pemerintahan, para pengawal pribadi sultan dan budak. (Lombard,
2006: 80-82)
Dalam penduduk Aceh terdapat segolongan orang yang mempunyai hak-hak istemewa
bagi orang kaya.mereka mempunyai lumbung-lumbung cadangan beras dan lada yang dijual
dengan harga tinggi. Orang-orang kaya memiliki tanggung jawab atas keluasan tanah yang
4[8] Terbukti bahwa meriam yang dipakai oleh Aceh tidak semua dari Negara Asing (hasil rampasan dari
Portugis maupun hadiah dari sultan Turki)
5[9] Pedagang asing yang melakukan perdagangan di Aceh adalah bangsa Cina, Jawa, Siam, India, Turki,
Prancis, Inggris, Belanda.
penduduknya tunduk kepada mereka dan juga pada peradilan mereka. Kekuasaan materi dan
ekonomi dirangkap dengan wibawa yang tidak boleh diremehkan. Wibawa orang kaya dimata
rakyat biasa seperti kekayaan. Pada rakyat Aceh antara yang kaya dan rakyat biasa dapat
dibedakan yaitu orang kaya membiarkan kuku ibu jari dan kelingking tumbuh panjang sebagai
tanda bahwa mereka tidak bekerja dengan tangan. Orang-orang kaya juga sangat berarati dimata
sultan. Sultan menghargai jasa mereka dalam pengangkatan tahta ‘Ala ad-Din Ri’ayat Syah
menjadi sultan. Karena itu,sultan banyak memberikan kepada orang kaya berbagai jabatan baik
militer maupun sipil. Kedudukan social penduduk lain yaitu nelayan, pengrajin, pemilik toko,
penukar uang dan budak6[10]. Mereka ini, tidak ikut langsung dalam keuntungan perniagaan
2.2.2 Silsilah Raja-raja Aceh
Kerajaan Aceh telah berdiri sejak akhir abad ke 15M – 20 M. Dalam kurun waktu empat
abad, Kerajaan Aceh telah diperintah oleh 38 sultan dan sultanah7[11]. Sultan maupun sultanah
dari kerajaan Aceh tidak hanya berasal dari Aceh. Tetapi berasal dari daerah di luar Aceh dan
dari dinasti-dinasti yang ada saat itu.
Sultan Aceh dari Dinasti Makota Alam
No. Nama Masa Pemerintahan Keterangan
1. Sultan Ali Mughayat Syah 1496-1528 / 7 Agustus 1530 Pendiri kerajaan, putera
dari Syamsu Syah
2. Sultan Salahuddin 1528 / 1530-1537 / 1539 putra dari No. 1. Wafat
tanggal 25 November
1548.
3. Sultan Alauddin al-Qahhar 1537-1568 / 28 September 1571 putra dari No. 1 dan
adik dari No. 2.
4. Sultan Husain Ali Riayat Syah 1568 / 1571-1575 / 8 Juni 1579 putra dari No. 3.
5. Sultan Muda 1575 / 1579 putra dari No. 4. Baru
berumur beberapa bulan
pada saat dijadikan
sultan.
6. Sultan Sri Alam 1575-1576 / berkuasa hanya putra dari No. 3. Juga
pada 1579 merupakan raja Priaman
7. Sultan Zainal Abidin 1576-1577 / berkuasa hanya cucu dari No. 3.
pada 1579
6[10]Yang status sosialnya sebagai tawanan perang ataupun orang yang berutang.
Sultan Aceh peleburan dari Dinasti Makota Alam dan Dinasti Darul-Kamal
No. Nama Masa Pemerintahan Keterangan
12. cucu (melalui ibu) dari
Sultan Iskandar Muda Johan
1607-27 Desember 1636 No. 10 dan cicit dari
Pahlawan Meukuta Alam
No. 3 melalui ayah.
Sultanah Aceh
No. Nama Masa Pemerintahan Keterangan
14. Sri Ratu Safiatuddin Tajul 1641-1675 Putri dari No. 12 dan
Alam istri dari No. 13
15. Sri Ratu Naqiatuddin Nurul 1675-1678
Alam
16. Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat 1678-1688
Syah
17. Sri Ratu Zainatuddin Kamalat 1688-1699 Saudari angkat dari No.
Syah 16, istri dari No.
18,serta ibu dari No. 19
dan No. 20
Sultan Aceh
No. Nama Masa Pemerintahan Keterangan
18. Sultan Badrul Alam Syarif 1699-1702 Suami dari No. 17
Hasyim Jamaluddin
19. Sultan Perkasa Alam Syarif 1702-1703
Lamtui
20. Sultan Jamalul Alam Badrul 1703-1726
Munir
21. Sultan Jauharul Alam 1726
Aminuddin
22. Sultan Syamsul Alam 1726-1727
31. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam 1795-1823 putra dari No. 28.
32. Sultan Syarif Saif al-Alam 1815-1820
33. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam 1795-1823 Dikembalikan
posisinya dengan
bantuan Raffles, Inggris
34. Sultan Muhammad Syah 1823-1838 putra dari No. 29
35. Sultan Sulaiman Syah 1838-1857 putra dari No. 31.
36. Sultan Mansur Syah 1857-1870 putra dari No. 29
37. Sultan Mahmud Syah 1870-1874 putra dari No. 32
38. Sultan Muhammad Daud Syah 1874-1903 cucu dari No. 33..
Menyerah kepada
Belanda dan turun
takhta pada 1903.
Table 1.2. Silsilah Raja Aceh
Pendiri kerajaaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang merupakan sultan
pertama kerajaan Aceh setelah berhasil menaklukan kerajaan Samudra Pasai pada tahun
1524,beliau bertahta dari tahun 1514 sampai meninggal tahun 1530. Sultan ini, berhasil
memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya. Pada tahun 1511
M, kerajaan kecil-kecil seperti Peuleak (Aceh timur), Pedir (Piddie), Daya (Aceh Barat Daya),
dan Aru (Sumatra utara) berada dibawah pengaruh Portugis. Pada mei 1524, beliau mengalahkan
armada Portugis yang dipimpin oleh Jorge de Brito dilaut lepas. (Lombard, 2006: 65). Sultan Ali
Mughayat Syah menguasai daerah-daerah yang telah dikuasai oleh Portugis sekaligus memukul
mundur pasukan Portugis hingga kembali ke Goa, India. Dari penyerangan terhadap portugis
tersebut, Aceh mendapatkan senjata dari portugis yang tidak sempat mereka bawa karena
kewalahan menghadapi serangan Aceh. Beliau berusaha mengusir Portugis dari seluruh bumi
Aceh8[12].
8[12] Bukti bahwa Sultan Ali Mughayat Syah benci terhadap Portugis. Dalam referensi lain disebutkan
bahwa adanya hubungan kerjasama antara Aceh dengan Portugis.
luas hamper mencakup separuh Pulau Sumatra, Semenanjung Malaya hingga Pattani 9[13].
Selanjutnya melebarkan sayap sampai ke pantai timur yang terkenal kaya akan rempah-rempah
dan emas. Untuk memperkuat perekonomian rakyat dan kekuatan militer laut didirikanlah
banyak pelabuhan. (Ricklefs, 2005: 81-82). Aceh melebarkan sayap kekuatannya ke Sumatra
timur. Untuk mengatur daerah Sumatra timur, beliau menempatkan panglima-panglima salah
satunya Gocah yang merupakan pahlawan yang telah menurunkan sultan Deli dan Serdang.
(Yatim, 2008: 209). Sultan Ali Mughayat Syah berhasil membangun Aceh menjadi besar dan
kokoh. Dalam masa pemerintahannya, dasar-dasar politik luar negeri kerajaan Aceh yang
dijalankan yaitu:
a. Mencukupi kebutuhan sendiri sehingga tidak bergantung pada pihak luar.
b. Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan Islam di nusantara.
c. Bersikap waspada terhadap colonial barat.
d. Menerima bantuan tenaga ahli dari luar.
e. Menjalankan dakwah islam keseluruh kawasan Nusantara.
Pada tahun 1530, beliau mangkat dan digantikan oleh putranya, Salahuddin.Sultan
Salahuddin adalah penguasa yang lemah. Pada tahun 1537, suatu serangan yang dilancarkan oleh
pihak Aceh terhadap Malaka mengalami kegagalan dan pada masa itulah Salahuddin diturunkan
dari tahta10[14] (Ricklefs, 2005: 82). Kemudian digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-
Kahar.
9[13] Setelah berhasil memukul mundur Portugis dari wilayah Aceh, Kerajaan Aceh melanjutkan
Ekspansinya dengan menaklukan Johor,Pahang dan Pattani.
10[14] Tidak jelas alasan Salahuddin turun dari tahtanya. Menurut Djadjaningrat, Salahuddin sudah
digulingkan oleh Saudaranya sendiri, Alauddin Riayat Syah Al-Kahar sebelum melakukan serangan ke
Malaka. Sedangkan Lombard berpendapat bahwa Salahuddinlah yang melakukan serangan itu dan ia
baru digulingkan saudaranya pada tahun 1539 (Ricklefs,2001 82)
Gambar 2.10. Sultan Alauddin Al-Kahhar
Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahar memerintah dari tahun 153711[15] sampai 1571.
Ia merupakan anak lelaki kepada Sultan Alauddin al-Kahhar Sejak Alauddin berhasil
menyelamatkan kesultanan Aceh dari Salahuddin yang telah membawa kesultanan Aceh dalam
bayang kemerosotan, Sultan Alauddin Riayat syah Al-Kahhar tampil menyelamatkan kesultanan
Aceh menuju kejayaan. Dimana pada masa Alauddin, kerajaan Aceh berpusat dan beribukota di
Banda Aceh Darussalam. Sultan Alaudin Riayat Syah menyerang Malaka sampai dua kali yaitu
tahun 1547 dan 1568. Beliau juga menaklukkan Aru pada tahun 1562.(Lombard, 2006: 66).
Namun usahanya tersebut gagal. Pada tahun 1564/1565 beliau merampok Johor, membawa serta
Sultan Alauddin Riayat Syah I ke Aceh dan membunuhnya kemudian mengambil-alih kekuasaan
atas Aru Pada tahun 1570 Sultan mengirim lagi pasukan armada untuk menyerang Johor agar
tunduk.Karena putra dari raja yang telah dibunuh tadi memberontak.(Ricklefs, 2005: 82-83).
Pada tahun 1562 perutusan Aceh sampai di Istambul, Turki, untuk meminta bala bantuan
kepada kaisar Salim II, bantuan yang diberikan oleh Turki adalah meriam sebanyak 400 buah,
dan mengirim ahli senjata ke Aceh yang kemudian ditempakan di kampung Pande, Banda Aceh
Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahhar wafat pada 28 September 1571, ia dimakamkan di
Kandang XII ia meninggalkan beberapa anak dan cucu. Yang menimbulkan perselisihan
dikemudian hari (Lombard, 2006: 66). Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahar dikenang dalam
tradisi Aceh bukan hanya sebagai seorang pejuang saja, melainkan juga sebagai penguasa yang
melembagakan pembagian masyarakat Aceh menjadi kelompok-kelompok garis keturunan
administrative12[16] Selanjutnya Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Kahar digantikan oleh
puteranya Sultan Husein Ali Riayat Syah.
Sultan Husein ternyata tidak disukai oleh saudara-saudaranya yang telah menjadi sultan
dari Pariaman dan Aru13[17] juga oleh sultan Fansur dari Barus. Ketiga sultan tersebut
mengadakan perlawanan terhadap sultan Husain yang dibantu oleh dato-dato dari Batak. Dalam
pertempuran tersebut sultan Aru dan sultan Husein meninggal yang tertinggal adalah sultan
11[15] Menurut Lombard ia memerintah mulai tahun 1539 karena pada tahun tersebut ia mengulingkan
sultan Salahuddin.( Ricklefs,2001 82)
13[17] Pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah, dua putranya diangkat menjadi sultan Aru
dan sultan Pariaman dengan nama resmi sultan Ghori dan sultan Munghal.
Munghal dari Pariaman. (Poesponegoro, 1984: 33). Dimasa kesultanannya, kembali terjadi
penyerangan terhadap Portugis di Malaka sebanyak dua kali pada 1573 dan 1575. sultan-sultan
penggantinya, masa pemerintahannya cukup singkat. Pada masa ini mulai kedatangan pedagang
dari eropa.Pada masa Sultan Alauddin Mansyur Syah terjadi ekspansi ke johor. Namun, beliau
wafat karena dibunuh oleh jenderalnya, bekas budak yang bernama “Mora Ratisa” (sekitar tahun
1586) ketika sedang mempersiapkan diri untuk menyerang Malaka dengan 300 kapal layar
(Lombard, 2006: 66-67). Kerajaan Aceh mencapai masa keemasan pada masa Sultan Iskandar
Muda14[18].
14[18] Dalam tradisi aceh beliau disebut perkasa alam.Perkasa Alam adalah pemimpin Barisan Muda yang
mengepung kotaraja yang jarak 10 km terdapat gudang-gudang Portugia.kemudian merampas senjata-
senjata Portugis dan mengusir Portugis dari pantai Aceh. Tidak berselang lama, sultan Ali Rakyat Syah
mangkat. Dengan Barisan Muda tersebut, Perkasa Alam dilantik menjadi sultan pada tahun 1607 dengan
julukan sultan Iskandar Muda.(runtuhnya ,280)
15[19] Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi cakra dunia “terror dunia”
16[20] Tukang-tukang tuang Aceh pandai menuang sendiri namun sultan ingin memperoleh meriam dari
bangsa eropa dan tuki Osmani
timur Sumatera.Pada tahun 1612 , beliau berhasil merebut Deli ,Aru, Rohan, Siak, Kampar 17[21]
pada tahun 1613. Pada tahun 1613 sultan Iskandar muda mengalahkan Johor, membawa sultan
Johor Alauddin Riayat Syah II bersama anggota keluarga dan sekelompok pedagang VOC ke
Aceh. Pada tahun 1614 giliran Bintan yang diserang Aceh. Sultan juga menyerang Pahang tahun
1618, Kedah tahun 1619 Kedah yang merupakan saingan lada dan, Ni-s18[22] tahun 1624/25
(Kartodjirdjo, 1999: 81). Raja Indragiri dan Jambi dipaksa menjual lada kepada pedagang Aceh.
Selain itu, Iskandar Muda merusaka kebun lada di Pahang. Sedangkan Pattani menyerah tanpa
adanya penyerangan. Pada, pada 21 dan 22 juli 1621, sultan mengirimkan kapal-kapal perang ke
Perlak dan Langkawi untuk mencabut tanaman lada.Oleh karena itu, pasaran lada pindah ke
Aceh yang dikuasai oleh Iskandar Muda. Kemudian bandar Aceh ditingkatkan menjadi bandar
Internasional dan sultan memainkan monopoli atas lada.(Ricklefs,2001:86)
Iskandar Muda juga merusak kantor dagang Belanda dan tidak membiarkan portugis
menetap di puing-puing Batu Sawar. (Lombard, 2006: 135). Akhirnya, ia berhasil menguasai
daerah pesisir sebagian besar Sumatera, dibarat sampai Mokomoko (Bengkulu) dan disebelah
timur sampai keselatan Sungai Indragiri. Semua kerajaan Kedah, Perak, Pahang, dan Trengganu
di semenanjug Malaysia menjadi sebagian dari kerajaan Aceh. (Ismail Suny, 1980: 33). Selain
melakukan ekspansi politik, Sultan Iskandar Muda menaruh perhatian besar pada agama. Hal ini
dibuktikan dengan pembangunan masjid besar Baitur-Rahman yang berdasar perkataan Bustan
dilakukan oleh Iskandar muda.
17[21] Hal tersebut merupakan balasan terhadap sultan Johor yang tahun 1610 terang-terangan
memusuhi Aceh dan mengadakan perjanjian persahabatan dengan portugis.
18[22] Ni-s yang dimaksud adalah pulau nias yang merupakan pulau kecil.
kepada rakyatnya untuk sembahyang lima waktu, puasa sunah, puasa ramadhan serta menjauhi
diri dari minum arak dan bermain judi. Aceh pada masa sultan Iskandar Muda dijuluki sebagai
serambi mekkah. Seperti yang dirumuskan dalam hukum dana adat bahwa ulama dalam sejarah
Aceh menjadi perumus realitas dan pengesahan kekuasaan. (Yatim, 2008: 228).
PENDAHULUAN
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan
kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan
ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam
paling awal di pulau jawa.
Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi.
Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Fatah menjadi Sultan Demak Bintoro
yang pertama.
Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menganut islam seperti Jepara,
Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai adipati Islam di Demak memutuskan ikatan dengan
Majapahit saat itu, Majapahit memang tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah. Dengan
proklamasi itu, Radeh Patah menyatakan kemandirian Demak dan mengambil gelar Sultan Syah
Alam Akbar.
Letak kerjaan Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini sering
dikunjungi pedagang-pedagang Islam dan pedagang asing untuk membeli beras, madu,lilin dan
lain-lain. Sampai abad ke 15, Demak di bawah kekuasaan Majapahit. Akan tetapi setelah
Majapahit mundur, Demak berkembang pesat sebagai tempat penyebaran agama Islam dan
tempat perdagangan yang ramai. Sebagai penguasa pertama adalah Raden Fatah. Selain menjadi
penguasa (bupati), Raden Fatah juga sebagai penyiar agama Islam. Raden Fatah memisahkan diri
dari Majapahit sekitar tahun 1500. Dengan bantuan para wali, Raden Fatah mendirikan kerajaan
Islam yang pertama di Pulau Jawa yaitu kerajaan Demak.
Kerajaan Demak menjalankan sistem pemerintahan teokrasi, yaitu pemerintahan yang
berdasarkan pada agama Islam. Kerajaan Demak memperluas kekuasaannya dengan menaklukan
kerajaan-kerajaan pesisir Pulau Jawa, seperti Lasem, Tuban, Sedayu, Gresik, cirebon dan Banten
Cepatnya kota demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat
kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja
dari Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah
islam ke seluruh Jawa.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak Islam adalah sisi tak
terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara. Kegiatan walisanga yang berpusat di Masjid itu. Di
sanalah tempat kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan.
PEMBAHASAN
KERAJAAN DEMAK
Adnan Sekecake, Peta dan Kerajaan Demak, http:// warungbaca9.blogspot.com, Senin 09 January
2012, Jam 20:00
Ahmad al-Usairy, 2003, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana
Habib Mustopo dkk, 2007, Sejarah SMA Kelas XI, Jakarta : Yudhistira
H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, 2003, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti
Ignaz Kingkin Teja Angkasa dkk, 2007, Sejarah untuk SMA/SMA kelas XI IPS, Jakarta: Grasindo
I Wayan Badrika, 2006, Sejarah untuk SMA kelas XI, Jakarta:Erlangga
Nana Supriatna, 2007, Sejarah untuk kelas XI SMA, Bandung : Grafindo Media Pratama
Ridwanaz, Sejarah Agama Islam Di Indonesia (Kerajaan Demak), http//ridwanaz.com, Minggu 08
January 2012, jam 14:00
Syafi’i dan Sabil Huda, 1987, Sejarah dan Kebudayaan Islam untuk MTs kelas 3, Bandung: CV.
ARMICO
[1] Syafi’i dan Sabil Huda, Sejarah dan Kebudayaan Islam untuk MTs kelas 3, (Bandung:
CV. ARMICO, 1987), hal 39-40
[2] I Wayan Badrika, Sejarah untuk SMA kelas XI, (Jakarta:Erlangga, 2006), hal 51
[3] H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, (Jakarta: PT.
Pustaka Utama Grafiti, 2003), hal38-39
[4] Adnan Sekecake, Peta Kerajaan Demak,http:// warungbaca9.blogspot.com, Senin 09
January 2012, Jam 20:00
[5] Ridwanaz, Sejarah Agama Islam Di Indonesia (Kerajaan Demak),
http://ridwanaz.com, Minggu, tanggal 08 January 2012, jam 14:00
[6] Nana Supriatna, Sejarah untuk kelas XI SMA, (Bandung : Grafindo Media Pratama,
2007), hal 27
[7] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2003), hal450
[8] I Wayan Badrika, Sejarah untuk SMA kelas XI, (Jakarta:Erlangga, 2006), hal 51-52
[9] H.J. De Graaf dan TH. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, (Jakarta: PT.
Pustaka Utama Grafiti, 2003), hal 47
[10] Adnan Sekecake, Kerajaan Demak,http:// warungbaca9.blogspot.com, Senin 09
January 2012, Jam 20:00
B. Saran
Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun
makalah ini, menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang
tidak dapat kami hindari. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para penulis
khususnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………........................................................
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………….. 1
kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah
(1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang
menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak Pamor kesultanan ini didapatkan dari
Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di
pulau jawa. Letak kerjaan Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini
sering dikunjungi pedagang-pedagang Islam dan pedagang asing untuk membeli beras,
madu,lilin, dan sebagainya.
BAB
II
PEMBAHASAN
a. Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Kerajaan demak mulai berdiri sekitar tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat
jatuhnya Majapahit yang diperintahkan oleh Prabu Kertabumi. Para wali kemudian
sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi Sultan Demak Bintoro yang pertama.
Raden Patah adalah putra prabu kertabumi. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka
Raden Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama
Islam.Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu
agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan
akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro).
Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya
dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya
tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama
kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat
ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan
akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena ramainya akhirnya
menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak. Setelah tahta ayahnya jatuh ke
tangan Girindra Wardhana dari keling (daha) dan Demak menjadi terancam, maka
terjadilah perang antara Demak dan Majapahit yang dipimpin oleh Girindra Wardhana
dan keturunannya, Prabu Udara, hingga tahun 1518. Majapahit mengalami kekalahan dan
pusat kekuasaan bergeser ke Demak. Sejak itu Demak berkembang menjadi besar dan
menguasai jalur perdagangan di Nusanatara. Wilayah kekuasaan Demak cukup luas, yaitu
meliputi daerah sepanjang pantai utara Pulau Jawa, sedangkan daerah pengaruhnya
sampai ke Palembang, Jambi, Banjar dan Maluku.
Pada tahun 1518, Raden Patah digantikan oleh putranya yag bernama Pati Unus.
Sultan ini dikenal dengan sebutan Sabrang Lor karena pada tahun 1512 dan 1513
menyerang Malaka dan menjalankan politik ekspansi nya untuk menguasai perdagangan
di Selat Malaka dan Laut Jawa. Pati Unus meninggal pada tahun 1521 dan digantikan
oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. Setelah naik tahta, Sultan Trenggono
melakukan usaha membendung masuknya Portugis ke Jawa Barat. Pada tahun 1522,
Gubernur Portugis di Malaka, Jorge Albuquerque telah mengirimkan Henrique d’Lame
kepada Raja Samiam di Sunda. Utusan itu diterima baik, bahkan Portugis diberi izin
untuk medirikan kantor dagangnya di Sunda Kelapa. Mendengar kabar itu Sultan
Trenggono mengutus Fatahillah beserta pasukanny untuk menguasai Jawa Barat agar
Portugis tidak dapat masuk kesana.
Fatahillah adalah seorang guru besar Islam dari Pasai dan seorang panglima militer
yang cakap. Dengan semangat juang yang tinggi, Banten dapat ditaklukan dan berhasil di
kuasai seluruhnya pada tahun1527, kemudian menyusul Sunda Kelapa yang jatuh pada
tangan Pasukan Demak. Tentara Portugis yang baru saja tiba dari Malaka dan akan
memberikan bantuan kepada pasukan Sunda dapat pula dihancurkan. Atas kemenangan
itu Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta. Setelah itu menyusul Cirebon dapat
dikuasai Demak pada tahun 1528. Akhirnya, seluruh pantai utara Jawa mulai dari Banten
Gresik dibawah kekuasaan Demak. Atsa jasanya yang beasar itu, Fatahilah dikawinkan
dengan adik Sultan Trenggono dan diangkat menjadi raja di Cirebon.
Pasukan Demak terus bergerak kedaerah perdalaman dan berhasil menundukkan
Pajang dan Mataram. Setelah itu Madura jatuh pula pada kekuasaan Demak. Untuk
memperkuat kedudukannya, putrid Sultan Trenggono dikawinkan dengan Langgar,
Bupati Madura. Kemudian Jaka Tingkir, putra bupati Pengging, diambil menantu oleh
Sultan Trenggono dan diangkat menjadi adipati di Pajang.
Sementara itu, kawasan Pasuruan di Jawa Timur sedang berkembang sebagai kota
pelabuhan dan pusat perdagangan yang mepunyai hubungan dagang dengan Bali, pulau
pulau di Indonesia bagian Tengah dan Timur serta dengan Bangsa Portugis. Hal itu
merupakan saingan bagi Demak sehingga pada tahun 1546 Demak menyerang Pasuruan
dengan dipimpin langsun dengan Sultan Trenggono dan Fatahilah. Terjadilah pertemuan
dahsyat hingga menewaskan Sultan Trenggono. Setelah rajanya gugur, pasukan Demak
patah semangat dan seluruh pasukannya di tarik mundur kembali ke Demak.
Wafatnya sultan Trenggono menimbulkan kekacauan politik yang hebat di
Kerajaan Demak. Negeri negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak
mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan diantara ahli
waris yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan
Trenggono adalah Pangeran Sekar Sedo ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan
Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang bernama Arya
Panangsang, anak laki laki Pangeran Sekar Sedo ing Lepen, tidak tinggal diam karena ia
lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya
berhasil dibunuh dan Arya Panangsang berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Panangsang
tidak berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan oleh Jaka Tingkir. Pusat kerajaan
kemudian dipindahkan ke Pajang dan berakhirlah kekuasaan Kerajaan Demak pada tahun
1568.
b. Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526),
yakni raja ketiga setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah
yang tidak lain adik Pati Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda
Kelapa dari Pajajaran serta menghalau para tentara Portugis yang mendarat disana
(1527), Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan (1527), Madiun (1529), Malang (1945),
dan dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546).
Kemudian pada tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran
menaklukkan Pasuruan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kerajaan ini hanya berumur pendek. Namun, para rajanya merupakan pahlawan-
pahlawan mujahid terbaik. Raja pertama mereka adalah Raden Fatah, yang berhasil
menjadikan negerinya sebagai sebuah negara independen pada masanya. Setelah itu
anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus) berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan
wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindhu, yang
pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 H/1531 M, memerintahlah raja paling
terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono (Sultan Trenggana). Dia adalah seorang
mujahid besar yang di antara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya Islam ke
daerah Jawa Barat. Dia wafat pada tahun 953 H/1546 M.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kopi-ireng.com/2015/04/sejarah-kerajaan-demak.html
http://noviapingkanita.blogspot.co.id/
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-demak.html
A. Kehidupan Politik
Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya
Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai
candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478
Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di
Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan
Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan
gelar Mangkurat
Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati
Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Kemudian ia digantikan
oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana (1521- 1546) melalui perebutan takhta
dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan
Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri
dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan Trenggana
berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukkan Daha
(Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan ekspedisi melawan Panarukan,
Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan Kerajaan
Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat), Jawa Tengah, dan
sebagian Jawa Timur.
Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak.
Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana)
dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan Trenggana)).
Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan
putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan
kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh
Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke
Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.
B. Kehidupan Ekonomi
Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai daerah pertanian
yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu,
perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan
lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan demikian,
kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.
Sebagai negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau
transito antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka, dan
dari Malaka kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan Barat. Berkembangnya
perekonomian Demak di samping faktor dunia kemaritiman, juga faktor perdagangan
hasil-hasil pertanian.
C. Kehidupan Sosial-budaya
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga
meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan itu
digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam.
Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai
sekarang.
Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca artikel di atas tentang Sejarah
Kerajaan Demak, semoga bisa menambah pengetahuan sobat sekalian tentang
khasanah budaya dan sejarah yang ada di Indonesia. Apabila ada kesalahan baik berupa
penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun
untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. ^^ Maju Terus
Pendidikan Indonesia ^^