keruntuhannya
Pendiri kerajaan Demak, Beberapa kerajaan dan juga kesultanan memang menjadi bagian
yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah indonesia. Saat ini, mungkin yang kita tahu tentang
kesultanan adalah kesultanan yang ada diyogyakarta. Tapi perlu kamu ketahui bahwa masih
banyak kerajaan ataupun kesultanan yang pernah berkembang di Indonesia. Salah satu nya
adalah “Kerajaan Demak”. Kerajaan yang satu ini ternyata merupakan kerjaan Islam pertama
yang ada di wilayah jawa, khususnya Jawa Tengah.
Selain itu, kerajaan demak juga menjadi salah satu pusat penyebaran agama islam yang ada di
Indonesia. Pastinya, kerajaan demak mempunyai sejarah yang cukup kompleks. Mulai dari
proses berdirinya sampai berakhirnya kerajaan tersebut.
Di dalam proses perjalanannya, kerajaan demak mempunyai peristiwa, atau kejadian yang
sangat penting didalamnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa pembahasan
mengenai sejarah berkuasanya kerajaan atau kesultanan Demak sebagai kerajaan islam
pertama di Indonesia Jawa Tengah.
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak berdiri pada awal abad ke 16 yang didirikan oleh
Raden Patah. Pusat Kerajaan Demak berada di Demak, Jawa Tengah. Dalam hal penyebaran
agama Islam, Kerajaan Demak dibantu oleh Wali Songo.
Soko Tatal
Soko Tatal berbentuk tiang penyangga dari Masjid Agung Demak. Selain Soko Tatal juga ada
Soko Guru. Soko Guru merupakan tiga buah tiang berdiameter sakitar satu meter untuk
menyangga Masjid Agung Demak. Sedangkan Soko Tatal sendiri terbuat dari potongan kayu
yang berasal dari kayu siswa pembuatan dari Soko Guru.
Pawastren
Pawastren merupakan tempat berwudhu untuk jamaah perempuan. Pawastren memiliki
dinding yang sangat indah dengan ukiran berupa motif majapahitan atau dinamakan
maksurah.
Makam Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak. Makam Sunan
Kalijaga menjadi situs yang sering didatangi peziarah dari berbagai wilayah tanah air dan
menjadi peninggalan Kerajaan Demak.
Sultan Hadiwijaya mampu membawa Pajang mencapai puncak kejayaan. Dengan letaknya
yang berada di daerah pedalaman, Pajang menerapkan sistem agraris berupa pertanian
sebagai mata pencaharian utama di Kerajaan Pajang. Setelah 21 tahun berdiri, Pajang
mengalami kemunduran hingga runtuh pada tahun 1587.
Diceritakan Ki Anggeng Pengging wafat karena dibunuh oleh Sunan Kudus. Ki Anggeng
Pengging meninggalkan seorang putra dengan nama Mas Karebet yang kemudian diangkat
sebagai anak dari Nyi Ageng Tingkir. Mas Karebet yang kemudian lebih dikenal dengan
nama Jaka Tingkir memutuskan untuk mengabdi kepada Kesultanan Demak.
Singkat cerita, Kesultanan Demak meminta Jaka Tingkir untuk mendirikan Kerajaan Pajang
dan menjadi raja pertama dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Ketika Kesultanan Demak
mengalami kemunduran dan pemberontakan Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya
melakukan penumpasan atas pemberontakan tersebut. Sultan Hadiwijaya membunuh Arya
Penangsang dan menjadi pewaris tahta Kesultanan Demak serta memindahkan ibu kota
Demak ke Pajang. Dengan demikian, Pajang resmi menjadi kerajaan pada 1568 M.
Masa Kejayaan
Kerajaan Pajang mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya yang
menjabat sebagai raja selama 15 tahun. Pada masa kepemimpinannya, wilayah kekuasaan
Pajang mencapai wilayah Madiun, Blora dan Kediri. Pertanian Pajang juga mengalami
kemajuan yang pesat hingga menjadi lumbung beras utama di Jawa. Hal ini didukung oleh
letak wilayah Pajang yang berada di dataran rendah yang dipertemukan Sungai Pepe dan
Dengkeng.
Arya Pangiri berhasil mengambil tahta raja Kerajaan Pajang pada 1583, sedangkan Pangeran
Benawa tersingkir ke wilayah Jipang. Selama masa pemerintahan Arya Pangiri, disibukkan
dengan usaha balas dendam kepada Mataram hingga rakyatnya terabaikan. Hal tersebut
membuat Pangeran Benawa prihatin dan melancarkan serangan pada 1586 yang dibantu oleh
Sutawijaya dari Mataram.
Dalam serangan ke Pajang tersebut, Arya Pangiri kalah dan dikembalikan ke Demak. Raja
Kerajaan Pajang beralih ke Pangeran Benawa sebagai raja ketiga. Masa pemerintahan
Pangeran Benawa berlangsung singkat karena memilih untuk menjadi penyebar agama Islam.
Pada tahun 1587, kekuasaannya pun berakhir dan digantikan putranya. Kerajaan Pajang atas
kebijakan Sutawijaya dijadikan bawahan Mataram hingga akhirnya benar – benar berakhir
pada 1618 setelah dihancurkan oleh pasukan Sultan Agung dari Mataram.