Sampel serum diperlukan untuk uji virus neutralization (VN) terhadap ILT untuk
menentukan adanya infeksi/penularan sebelumnya. Sampel serum harus disimpan atau
dikirim dalam keadaan dingin.
2. Metode diognosa :
● Isolasi virus
Untuk mengisolasi virus ILT dilakukan dengan cara menginokulasikan bahan
pemeriksaan berupa eksudat trakhea, larynx dan suspensi paru ke dalam telur ayam
berembrio (sebaiknya telur Spesific Pathogenic Free, SPF) yang berumur 9-12 hari ke
bagian membran korio alantoik (CAM). Bahan pemeriksaan eksudat dapat diambil
dengan menggunakan kapas bertangkai yang diulaskan pada bagian eksudat trakhea.
Pengambilan harus sedini mungkin setelah hewan terinfeksi oleh virus ILT dan juga
harus dalam keadaan segar, karena virus ILT tidak dapat terdeteksi bila pengambilan
spesimen melebihi waktu 6 hari dari munculnya gejala klinis penyakit (BAGUST, 1986).
Selain menggunakan telur ayam berembrio, isolasi virus ILT dapat pula
menggunakan biakan jaringan yaitu biakan jaringan hati embrio ayam (CELT), ginjal
ayam (CK) (WILLIAMS et al., 1992; BAGUST dan Guy, 1997), dan ginjal embrio ayam
(CEK) (CLARKE et al., 1980). HUGHEST dan JONES (1988) telah membandingkan
antara isolasi menggunakan . CAM, CEL dan CK, ternyata isolasi dengan biakan jaringan
CELT lebih sensitif bila dibandingkan dengan menggunakan CAM dan CK. Karena itu,
pemakaian biakan jaringan CELT merupakan alternatif yang baik dalam upaya
pengisolasian virus ILT. Setelah virus ILT berhasil diisolasi, kemudian diidentifikasi
dengan serum positif standar anti virus ILT dengan menggunakan uji AGID atau SN
● Serologis
Identifikasi secara tidak langsung dapat dilakukan secara serologis dengan
mengetahui antibodi virus ILT ‘(Jordan, 1990). Tripothy dan Hanson (1989)
menyatakan ada beberapa teknik uji serologis yaitu: uji agar gel presipitasi, uji
netralisasi, uji enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), dan uji antibodi
fluoresen dengan fluoresen-isothiocyanate yang dilabelkan pada antibodi spesifik
terhadap virus ILT.
Identifikasi Serologis :
B. Uji Netralisasi.
Prosedur uji netralisasi mengacu pada Beard (1989), yaitu; serum
anti virus kedua, diinaktivasi dalam penangas air pada suhu 56°C selama 1
jam. Serum tersebut kemudian 'diencerkan secara bertingkat 2 sampai 2
dalam suatu tabung reaksi ukuran 7 ml. Tiap 0,5 ml enceran serum anti
ditambahkan 0,5 ml virus ILT isolat MF yang didalamnya terkandung 10
kali 500 DI-50, Dosis inokulasi yang diberikan adalah 0,1 ml yang berarti
setiap inokulasi mengandung virus 500 DI-50 (Sardjono komunikasi
pribadi). Sebagai kontrol yang digunakan serum normal atau PBS. Uji
netralisasi bekerja secara berpasangan/homolog, dan secara
bersamaan/heterolog. Uji tersebut menggunakan telur ayam berembrio
umur 9-12 hari dengan inokulasi pada membran. Prosedur kerja inokulasi
tersebut mengacu pada metode Burleson et al, korio alantois 1999
C. Uji ELISA
a. Penyiapan antigen ELISA ILT Antigen
ELISA ILT dibuat dan disiapkan mengikuti prosedur
MEULEMANS dan HELEN (1982) dengan beberapa modifikasi. Virus
yang dipergunakan adalah virus ILT yang telah diatenuasi (Laryng-Vac
Intervet). Virus ini ditumbuhkan pada biakan sel yang dibuat dari sel hati
embrio ayam specific pathogenic free (SPF) pada flask plastik ukuran 175
cm2 . Sel ini selanjutnya disebut cell liver (CELi). Sel yang telah diinfeksi
virus ILT diinkubasikan pada suhu 370 C selama 48-72 jam. Bila pada
biakan sel telah terlihat cytopathogenic effect (CPE), sel kemudian
dibeku-cairkan dua kali. Cairan supernatan dari biakan sel diambil dan
dipusing dengan kecepatan 5.000 x g selama 30 menit. Selanjutnya cairan
supernatan tadi dipusing kembali menggunakan sentrifuse ultra dengan
kecepatan 50.000 x g pada suhu 40 C selama 120 menit. Pelet yang
dihasilkan ditambah larutan tris bufferpH7,4dan disimpan pada suhu –300
C. Kontrol antigen disiapkan dari biakan jaringan sel CELi yang tidak
diinfeksi dengan virus ILT. Cel ini dibeku-cairkan dua kali. Selanjutnya
diproses dan disimpan sama seperti pembuatan antigen ELISA ILT dan
disimpan pada suhu –30 derajat C.
Beard, C.W. 1989. Serologic Procedures. Dalam Purchace, H.G., Arp, H. L.,
Domermuth„ C. H., dan Pearson, J.E. (eds). A Laboratory Manual for the
Isolation and Identification of Avian Pathogens. Third edition. Kendall/Hunt
Publishing Company, Iowa. Hal.: 192-200.
Jordan, F.T.W. 1990. Infectious Laryngotracheitis. Dalam Jordan, P.T.W. (ed) . Poultry
Diseases. The University Press, Cambridge, Creat Britain. Hal.: 154-158.
Indriani et al. (2002). Pengembangan Teknik Enzyme Linked Immunosorbent Assay (Elisa)
Untuk Mendeteksi Adanya Antibodi Terhadap Virus Infectious Laryngotracheitis
(Ilt) Dalam Serum Ayam. Jitv, 7(2), 130–137.