PENDAHULUAN
1
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
a. Restrain Fisik :
Dilakukan dengan menggunakan bantuan alat atau menggunakan fisik hewan
itu sendiri sebagai sarana.
b. Restrain kimiawi :
Dapat dilakukan dengan menggunakan bahan – bahan kimia, misalnya yang
tergolong dalam sedativa dan tranquilizer. Yang perlu diperhatikan dalam
pemberian restrain secara kimiawi, karena ada kemungkinan obat – obatan
yang di gunakan bisa berpengaruh fatal terhadap pasien karena obat yang di
gunakan merupakan kontraindikasi.
3
adalah proses pencegahan suatu aksi atau gerakan dan pengekangan pasien adalah hal
pertama yang harus dilakukan oleh seorang dokter hewan.
1. Mudah aplikasinya
2. Aman bagi hewan
3. Memberikan cukup waktu bagi pelaksana
4. Efek samping tidak ada atau minimal
4
5. Ada antidotumnya
6. Dosisnya kecil, spektrumnya luas
7. Stabil susunannya, tahan lama disimpan dan tahan terhadap keadaan lingkungan
(Sudisma, et al. 2006)
Kedua macam obat ini menyebabkan sedasi, hewan acuh, kurang responsif, dan terjadi
pengurangan aktivitas lokomotor, diberikan dengan cara PO (per-oral), IP (intra-
peritoneum), IM (intra-muscular), IV (intra-vena), dan SC (sub-cutan) (Rock, 2007).
5
Gambar 2. Pemberian obat via IM (intra-muscular) dan SC (sub-cutan)
3. Xylazyne, obat ini terkenal dengan merek dagang rompun (bayer). Berupa
Kristal tak berwarna, rasa pahit larut dalam air. Larutanya cukup stabil, non
narkotik dengan efek analgesika dan relaksasi otot. Pelaksanaannya harus
hati-hati apabila mendekat, karena kadang-kadang seperti sudah tidur, tetapi
6
sekonyong-konyong dapat bangkit kembali. Aplikasi dapat dilakukan IM
atau IV mulai bekerja 3-5 menit setelah aplikasi. Efek analgesic antara 15-30
menit dan kelihatan tidur selama 1-2 jam.
Gambar 4. Xylazine
Gambar 5. Prometazine
7
7. Fetanyl dan Droperidol, Fentanyl adalah derivate morphine sedangkan
Droperidol adalah transquilizer. Efeknya analgesika 180 x dari morphine.
Kombinasi Fentanyl dengan Droperidol mempunyai efek terhadap tekanan
darah (menurun). Kecuali efek anelgesiknya juga berefek sedatif dan
anesthesik. Daya kerjanya singkat yaitu 10-15 menit, analgesika ±40 menit
dan transquilizer dapat beberapa jam. Antidotumnya adalah Naloxone
dengan dosis 0,006 mg per kg berat badan dengan aplikasi per i.m atau per
i.v (Dharmojono, 2002).
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10